BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Gambaran Populasi dan Sampel Populasi dari penelitian ini adalah seluruh perusahaan dalam sektor pertambangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia dengan sub sektornya antara lain batu bara, minyak dan gas bumi, logam dan mineral, batu-batuan, dan lainnya. Berdasarkan publikasi data per 5 Juli 2013 pada http://sahamok.com diperoleh data jumlah perusahaan dalam sektor pertambangan sebanyak 40 perusahaan dengan rincian per sub sektornya sebagai berikut: 1. Sub sektor batu bara : 22 perusahaan 2. Sub sektor minyak dan gas bumi : 8 perusahaan 3. Sub sektor logam dan mineral : 8 perusahaan 4. Sub sektor batu-batuan : 2 perusahaan Metode sampling yang digunakan adalah non probability sampling, dengan teknik purposive sampling yaitu peneliti berdasarkan kriteria tertentu memilih sampel yang diharapkan memiliki informasi yang akurat (Supramono dan Haryanto, 2003). Adapun kriteria yang dimaksud adalah: (1) perusahaan listing di Bursa Efek Indonesia secara berturut-turut dalam periode tahun 2011-2012, (2) perusahaan 38
mempublikasikan laporan tahunan (annual report) dalam periode tahun 2011-2012. Berdasarkan kriteria di atas maka proses pemilihan sampel ditunjukkan pada Tabel 3.1. Tabel 3.1 Penentuan Jumlah Sampel Keterangan Jumlah Perusahaan 1. Perusahaan pertambangan 40 yang listing di BEI tahun 2011-2012 2. Perusahaan pertambangan 34 mempublikasikan laporan tahunan berturut-turut dari tahun 2011-2012 3. Perusahaan pertambangan 6 tidak mempublikasikan laporan tahunan berturutturut dari tahun 2011-2012 4. Jumlah sampel yang 34 memenuhi kriteria 3.2 Jenis Data dan Sumber Data Data yang dikumpulkan dalam penelitian ini berupa data sekunder. Data sekunder adalah data yang diperoleh dalam bentuk sudah jadi, yaitu diolah dan disajikan oleh pihak lain (Supramono dan Sugiarto, 1993). Data sekunder yang dimaksud adalah data atau informasi tentang dewan komisaris, komite audit, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, kepemilikan saham publik dan pengungkapan lingkungan yang dilakukan perusahaan. 39
Data sekunder ini diperoleh dari laporan tahunan perusahaan sampel. Laporan tahunan yang dipergunakan sebagai sumber data adalah laporan tahunan tahun 2011 dan 2012. Untuk mendapatkan laporan tahunan perusahaan, peneliti men-downloadnya di website masing-masing perusahaan sampel dan website Indonesia Stock Exchanges (IDX) yang dimiliki oleh Bursa Efek Indonesia. 3.3 Definisi Operasional dan Pengukuran Konsep Definisi operasional dan pengukuran konsep ukuran dewan komisaris, proporsi dewan komisaris independen, ukuran perusahaan, profitabilitas dan pengungkapan lingkungan ditampilkan dalam Tabel 3.2. berikut ini. Tabel 3.2 Definisi Operasional dan Pengukuran Konsep Variabel Definisi Skala Indikator Operasional Ukur Ukuran dewan Jumlah seluruh komisaris dalam anggota melakukan dewan komisaris aktivitas monitoring dengan lebih baik Dewan Komisaris Komite audit Ukuran komite audit yang bertugas membantu dewan komisaris dalam melakukan mekanisme Jumlah seluruh anggota Komite audit 40
Variabel Definisi Operasional pengawasan terhadap manajemen Ukuran Skala yang perusahaan digunakan dalam menentukan besar kecilnya suatu perusahaan Profitabilitas Kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba atau profit dalam upaya meningkatkan nilai pemegang saham Leverage Seberapa besar perusahaan tergantung pada kreditur dalam membiayai aset perusahaan Jumlah saham yang dimiliki oleh publik Indikator total aset Return On Equity (ROE) Debt to Equity Ratio (DER) Kepemilikan Prosentase Saham Publik jumlah saham yang dimiliki publik Pengungkapan Pengungkapan Banyaknya item lingkungan informasi yang pengungkapan berkaitan dengan lingkungan pada lingkungan annual dalam laporan report yang tahunan diukur dengan perusahaan indeks CED menurut Eugenio (2009) Catatan: Sumber data untuk tiap indikator dari Laporan Tahunan perusahaan sampel Skala Ukur 41
3.4 Teknik Analisis Teknik analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis kuantitatif dengan menggunakan analisis statistik deskriptif dan analisis regresi berganda. Analisis statistik deskriptif dalam penelitian ini digunakan untuk menggambarkan variabel-variabel dalam penelitian ini. Alat analisis yang digunakan adalah rata-rata, maksimal, minimal, dan standar deviasi untuk mendeskripsikan masing-masing variabel penelitian. Sementara itu, analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pengungkapan lingkungan. Adapun bentuk persamaan regresi yang digunakan yaitu : = Dimana : = pengungkapan lingkungan = dewan komisaris = komite audit = ukuran perusahaan = profitabilitas = leverage = kepemilikan saham publik = konstanta (intersep).. = koefisien regresi dari... = error 42
Sebelum melakukan uji hipotesis dari hasil analisis regresi berganda, terlebih dahulu dilakukan uji asumsi klasik regresi yang terdiri dari: 1. Uji Normalitas Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2010). Untuk mengidentifikasi normal tidaknya pengganggu atau residual maka digunakan uji statistik non parametrik Kolmogorov-Smirnov (K-S) dengan ketentuan: bila angka signifikansi < 0,05 maka distribusi data residualnya adalah tidak normal, sebaliknya apabila angka signifikansi > 0,05 maka distribusi data residualnya adalah normal (Ghozali, 2010). 2. Uji Multikolinearitas Uji multikolinearitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel bebas (Ghozali, 2010). Untuk mengidentifikasi multikolinearitas dapat dilihat dari nilai tolerance dan nilai variance inflation factor (VIF). Ketentuannya: jika nilai tolerance < 0,10 maka ada multikolinearitas antar variabel bebas dan sebaliknya jika nilai tolerance > 0,10 maka tidak ada multikolinearitas antar variabel 43
bebas; jika VIF > 10 maka ada multikolinearitas antar variabel bebas dan sebaliknya jika Jika VIF < 10 maka tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas (Ghozali, 2010). 2. Uji Heteroskedastisitas Uji heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan lain tetap, maka disebut homoskedastisitas dan jika berbeda disebut heteroskedastisitas (Ghozali, 2010). Untuk mengidentifikasi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan menggunakan uji Glejser. Ketentuannya adalah: jika koefisien parameter beta dari persamaan regresi signifikan secara statistik, hal ini menunjukkan bahwa dalam data model empiris yang diestimasi terdapat heteroskedastisitas dan sebaliknya (Ghozali, 2010). 3. Uji Autokorelasi Uji autokorelasi digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi linear terdapat korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dengan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (Ghozali, 2010). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Untuk mengidentifikasi ada 44
tidaknya autokorelasi dengan menggunakan run test. Ketentuannya adalah : jika antar residual tidak terdapat hubungan korelasi maka dikatakan bahwa residual adalah acak atau random, yang berarti tidak terjadi autokorelasi antar nilai residual dan sebaliknya (Ghozali, 2010). Setelah semua asumsi-asumsi klasik regresi linear berganda dipenuhi, baru dapat dilakukan pengujian terhadap hasil analisis regresi berganda sebagai berikut: 1. Pengujian keberartian variabel bebas secara individu Dalam pengujian keberartian variabel bebas secara individu dipakai uji t satu sisi dengan tingkat kepercayaan 95% ( =0,05) yaitu dengan membandingkan antara t-hitung dengan t-tabel dengan pengujian hipotesis: H0 : bi = 0, artinya variabel bebas secara individu tidak berpengaruh signifikan terhadap variabel tak bebas H1 : bi > 0, artinya variabel bebas secara individu berpengaruh positif signifikan terhadap variabel tak bebas H1 : bi < 0, artinya variabel bebas secara individu berpengaruh negatif signifikan terhadap variabel tak bebas 45
H0 ditolak jika t hitung > t tabel maka ukuran dewan komisaris, ukuran komite audit, ukuran perusahaan, profitabilitas, kepemilikan saham publik berpengaruh positif signifikan terhadap pengungkapan lingkungan secara individu. H0 juga ditolak jika -t hitung < -t tabel maka leverage berpengaruh negatif signifikan terhadap pengungkapan lingkungan secara individu. H0 diterima jika t hitung < t tabel atau -t hitung > - t tabel, maka dewan komisaris, komite audit, ukuran perusahaan, profitabilitas, leverage, kepemilikan saham publik tidak berpengaruh signifikan terhadap pengungkapan lingkungan secara individu. 2. Untuk melihat faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan adalah dengan cara memperhatikan koefisien regresi terstandarisasi dari masing-masing variabel bebasnya yang signifikan berdasarkan uji t. Koefisien regresi yang paling besar menjadi faktor yang paling dominan berpengaruh terhadap pengungkapan lingkungan. 46