MATERI DAN METODE Lokasi dan Waktu Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Lapang Unit Pendidikan dan Penelitian Peternakan (UP3) Jonggol, Laboratorium Biologi Hewan Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, Laboratorium Terpadu Departemen Ilmu Nutrisi dan Teknologi Pakan, Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor. Pemeliharaan ternak percobaan dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2009. Materi Alat dan bahan Penelitian ini menggunakan dua puluh ekor domba Ekor Tipis jantan dengan bobot badan 13,95 ± 0,63. Bahan Pakan yang digunakan sebagai ransum penyusun percobaan berupa rumput Brachiaria humidicola, Gliricidia sepium (daun gamal), Leucaena leucocephala (daun lamtoro) dan konsentrat. Rumput Brachiaria humidicola, Gliricidia sepium, Leucaena leucocephala diperoleh dari sekitar lokasi UP3 Jonggol dalam kondisi segar dan diberikan ke ternak, sedangkan konsentrat diperoleh dari PT Indofeed. Kandang yang digunakan dalam penelitian ini berupa kandang individu. Tiap kandang individu dilengkapi dengan tempat minum dan tempat pakan. Peralatan yang digunakan antara lain timbangan digital, timbangan pegas, ember, botol penampung urin dan alat analisa energi (bomb kalorimeter). Metode Pemeliharaan Dua puluh ekor domba dibagi menjadi lima perlakuan secara acak dan setiap perlakuan mempunyai empat kelompok. Ternak dipelihara dalam kandang individu selama 16 minggu. Dua minggu pertama sebagai masa adaptasi pakan (preliminary) dan pada minggu ketiga sampai minggu ke enam belas dilakukan pengamatan. Pemberian pakan 4,5% dari bobot badan dilakukan dua kali sehari, pada pagi hari pukul 06.00 WIB dan pada sore hari pada pukul 16.00 WIB. Pakan diberikan dalam bentuk campuran antara rumput Brachiaria humidicola dan leguminosa pohon (gamal dan lamtoro dengan rasio 3 : 1). Pemberian leguminosa dibatasi sampai 30% dalam ransum. Konsentrat diberikan sebanyak 10% dari total bahan kering ransum 13
kecuali kelompok ternak yang mendapat perlakuan hijauan penuh. Air minum diberikan secara ad libitum. Perlakuan Penelitian Rancangan Perlakuan Pakan akan diberikan dalam bentuk campuran antara rumput Brachiaria humidicola dan daun leguminosa pohon (gamal dan lamtoro dengan rasio 3 : 1). Susunan ransum percobaan adalah sebagai berikut : R1 = Brachiaria humidicola : campuran legum : konsentrat = 90% : 0% : 10% R2 = Brachiaria humidicola : campuran legum : konsentrat = 80% : 10% : 10% R3 = Brachiaria humidicola : campuran legum : konsentrat = 70% : 20% : 10% R4 = Brachiaria humidicola : campuran legum : konsentrat = 60% : 30% : 10% R5 = Brachiaria humidicola : campuran legum : konsentrat = 70% : 30% : 0% Tabel 1. Kandungan Nutrien Bahan Pakan Penelitian (%BK) Bahan Pakan BK Abu Lemak Protein Serat kasar BETN GE (Kal/kg) Konsentrat 95.93 11,28 6,61 11,98 8,87 61,26 3548 Rumput 29.95 5,62 2,8 7,04 25,09 59,45 3487 Gamal 28.73 8,14 3,62 17,89 13,38 56,96 3548 Lamtoro 21.81 7,44 4,31 18,88 17,32 52,05 3432 Ransum 1 95.11 6,19 3,18 7,53 23,47 59,63 3493 Ransum 2 95.07 6,42 3,28 8,64 22,69 58,96 3496 Ransum 3 95.03 6,66 3,38 9,75 21,32 58,89 3499,4 Ransum 4 94.99 6,89 3,48 10,86 20,25 58,52 3502,6 Ransum 5 94.90 6,32 3,33 10,37 21,87 58,1 3496,6 Keterangan : Ransum 1= 90% Brachiaria humidicola + 10% konsentrat, Ransum 2 = 80% Brachiaria humidicola + 10% campuran legum + 10% konsentrat, Ransum 3 = 70% Brachiaria humidicola + 20% campuran legum + 10% konsentrat, Ransum 4 = 60% Brachiaria humidicola + 30% campuran legum + 10% konsentrat, Ransum 5 = 70% Brachiaria humidicola + 30% campuran legum. Sumber : Hasil Analisis Proksimat Laboratorium Biologi Hewan, Pusat Penelitian Sumberdaya Hayati dan Bioteknologi, IPB (2009). Peubah yang diamati Peubah yang diamati pada penelitian ini antara lain konsumsi nutrien meliputi bahan kering (BK), protein kasar (PK), lemak kasar (LK) dan serat kasar (SK) sedangkan neraca energi berupa konsumsi energi, energi feses, energi urin dan energi 14
metan masing-masing untuk menghitung energi tercerna (EC) dan energi termetabolis (EM). 1. Konsumsi bahan kering (KBK) Konsumsi bahan kering pakan (g/e/h) dihitung dari konsumsi pakan segar (g) dikali dengan persen kandungan bahan kering pakan (AOAC, 1980). 2. Konsumsi nutrien (AOAC, 1980) Konsumsi nutrien pakan (g/e/h) dihitung dari konsumsi bahan kering (g/e/h) pakan dikalikan dengan persen kandungan nutrien pakan (PK, LK dan SK) 3. Gross Energi (GE) Gross Energi diukur dengan menggunakan bom kalorimeter (AOAC, 1980), sedangkan konsumsi energi atau KE (Kal/e/h) dihitung dari konsumsi bahan kering (KBK) dikalikan dengan GE pakan (Kal). 4. Energi Feses (EF) Energi feses (Kal/e/h) dihitung dari produksi feses kering (g/e/h) dikalikan dengan nilai energi feses (Blaxter, 1969). 5. Energi Metan (Edey, 1983) Energi metan (Kal/e/h) dihitung dari estimasi 10% konsumsi energi. 6. Energi tercerna (EC) Energi tercerna (Kal/e/h) adalah sejumlah energi yang terserap dihitung dari selisih energi yang terkonsumsi dengan energi feses (Blaxter, 1969). 7. Energi Urin (EU) Energi urin didapatkan dengan cara mengalikan produk N-urin (g) dengan nilai setara kalor N, yaitu setiap 1 g protein urin setara dengan 1,3 kalori (Brody, 1945). 8. Energi termetabolis (EM) Energi termetabolis (Kal/e/h) dihitung dengan mengurangkan nilai energi tercerna (EC) dengan energi urin (EU) dan energi metan (Blaxter, 1969). 9. Persentase EC dan EM Persentase EC dihitung dari rasio energi tercerna dengan konsumsi energi, nilai ini memiliki arti besarnya % energi yang tercerna terhadap yang dikonsumsi. % EC = x 100% 15
Persentase EM dihitung dari rasio energi termetabolis dengan konsumsi energi. % EM = x 100% Rancangan Percobaan Model matematik yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak kelompok (RAK) dengan 5 perlakuan dan 4 ulangan yang dikelompokan (pengelompokkan berdasarkan bobot badan), model matematika yang digunakan adalah sebagai berikut (Steel dan Torrie, 1993). Y ij = µ + τ i + ß j + ε ij Keterangan : Y ij = nilai pengamatan pada perlakuan ke-i dan kelompok ke-j µ = nilai rataan umum τ i β j ij = pengaruh perlakuan ke-i = pengaruh kelompok ke-j = galat perlakuan ke-i dan kelompok ke-j i = perlakuan yang diberikan (R1, R2, R3, R4, R5) j = kelompok dari masing-masing perlakuan (K1, K2, K3, K4). Data yang diperoleh akan dianalisa dengan menggunakan analysis of variance (ANOVA) dan untuk melihat perbedaan diantara perlakuan diuji dengan Duncan. Prosedur Persiapan dan pengamatan Ternak domba yang diteliti dicukur bulunya dan diberi obat cacing dan antibiotika. Adaptasi pakan perlakuan dilakukan selama dua minggu. Setelah itu, ternak ditimbang dan mulai dilakukan pengamatan konsumsi dan pertambahan berat badan. Konsumsi diukur setiap hari sedangkan penimbangan berat badan dilakukan setiap bulan. Lamanya pengamatan ternak dilakukan selama 4 bulan. Pengamatan neraca energi dilakukan pada akhir bulan ketiga dengan metode koleksi total. 16
Cara Pengambilan Contoh Feses Pengambilan sampel feses sebanyak 10% dari total pengeluaran setiap hari selama seminggu, kemudian dijemur di bawah matahari dan ditimbang kembali. Selanjutnya feses dikeringkan dalam oven bersuhu 60 o C selama 24 jam dan digiling halus dengan ukuran saringan sebesar 20-30 mesh (1 mm). Setelah ditimbang, feses lalu dimasukkan ke oven 105 0 C selama 24 jam. Feses akan diambil untuk analisa proksimat dan bomb kalorimeter. Urin Urin ditampung dengan menggunakan botol plastik yang sebelumnya telah ditambahkan HCl pekat sebanyak 1-2 tetes. Koleksi urin dilakukan selama satu minggu diakhir penelitian. Koleksi urin dilakukan sebanyak 10% untuk kemudian disimpan di dalam freezer. Sampel urin tersebut dikomposit untuk kemudian diambil sampel untuk dianalisa kandungan nitrogennya. Metode Analisa Protein (AOAC, 1980) Prinsip dari analisa protein, yaitu senyawa nitrogen organik dapat dioksidasi dalam lingkungan asam sulfat pekat membentuk (NH 4 ) 2 SO 4. Selanjutnya NH 3 yang dibebaskan akan diikat oleh asam borat dan dapat dititar dengan H 2 SO 4 atau HCl baku dengan menggunakan petunjuk Conway atau mix indikator. Cara mendapatkan kadar protein adalah, pertama ditimbang sebanyak 0.2 gram contoh halus lalu dimasukkan ke dalam labu Kjeldahl, disiapkan juga untuk blangkonya. Setelah itu sebanyak 0,2 gram selenium mixture ditambahkan ke dalam labu Kjeldahl, lalu ditambahkan 3-5 ml H 2 SO 4 (p) di ruang asam kemudian didestruksi dalam ruang asam selama 30 menit (terbentuk larutan jernih/putih). Setelah terbentuk larutan jernih kemudian didinginkan dan ditambahkan aquadest sebanyak 100 ml. Destilasi dilakukan dengan menambahkan NaOH 40% 15-20 ml ke dalam larutan contoh/blangko. Sementara itu, asam borat 4% 10 ml dan 2 tetes mix indikator dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 ml sebagai penampung hasil destilasi (warna larutan merah). Destilasi dihentikan setelah erlenmeyer 100 ml berisi 50-75 17
ml (warna larutan hijau) kemudian dititrasi dengan HCL yang telah ditetapkan normalitetnya terhadap contoh dan blangko sampai warna merah muda. N total = (ml titrasi contoh ml titrasi blangko) x N-HCL x 4 x 100% mg contoh Metode Analisa Energi Bruto (AOAC, 1980) Sampel sebanyak 1 gram dibentuk pellet. Sampel dimasukkan kedalam cawan kecil, kemudian dilewatkan kawat platina sepanjang 10 cm dan dimasukkan ke dalam bomb kalorimeter dan diisi oksigen sebanyak 25 atmosfer. Bomb kalorimeter dimasukkan ke dalam jaket yang sudah diisi air kemudian ditutup. Diukur suhu awalnya (a) dengan menekan tombol/knob. Sampel dibakar selama 5 menit. Kemudian suhu distabilkan dengan menekan tombol/knob dan dicatat sebagai suhu akhir (b). Kawat platina yang terbakar diukur sebagai k cm. Perhitungan : Energi Bruto (Kal/kg) = (b - a) k V. Titrasi x F. koreksi Berat sampel Keterangan : a = suhu awal air dalam jaket bomb kalorimeter. b = suhu akhir air dalam jaket bomb kalorimeter k = panjang kawat platina yang terbakar V = volume titrasi 18