BAB I PENDAHULUAN. peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. 2012, Angka kematian ibu adalah 395 per kelahiran hidup.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indikator derajat kesehatan masyarakat, tercermin dalam kondisi angka kematian,

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PREEKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI RUMAH SAKIT ROEMANI MUHAMMADIYAH SEMARANG

BAB I PENDAHULUAN. seorang wanita, dimana kehamilan merupakan proses fertilisasi atau

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. tingkat pengetahuan ibu hamil, kurangnya Antenatal Care (ANC), diabetes

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka Kematian Ibu (AKI) merupakan salah satu indikator untuk

BAB I PENDAHULUAN. merupakan persalinan normal, hanya sebagian saja (12-15%) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU HAMIL TENTANG RESIKO TINGGI KEHAMILAN DENGAN KEPATUHAN KUNJUNGAN ANTENATAL CARE DI RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

1

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Berdasarkan data World Health Organization (WHO) 2015, terlihat

BAB 1 PENDAHULUAN. perempuan, setiap ibu hamil harus mendapatkan pelayanan antenatal care

BAB 1 PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI), sehingga menempatkannya diantara delapan tujuan Millennium

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. menjadi kurang dari 70/ kelahiran hidup. 1. Secara global, Maternal mortality Ratio (MMR) selama 25 tahun terakhir terjadi

BAB I PENDAHULUAN. Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia pada tahun 2014 mencapai 214 per

BAB I PENDAHULUAN. berkembang organ demi organ lengkap dengan segala fungsi masing-masing, dan

BAB I PENDAHULUAN. sampai tahun 2015 adalah mengurangi sampai tiga perempat resiko jumlah

BAB I PENDAHULUAN. yang terkait dengan kehamilan dan persalinan, dengan kata lain 1400 perempuan

BAB I PENDAHULUAN. Penyebab tingginya angka kematian ibu terutama disebabkan karena faktor

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE EKLAMPSIA PADA IBU HAMIL DI POLI KEBIDANAN RUMAH SAKIT KESDAM BANDA ACEH. Mayang Sari 1, Imelda 2

BAB I PENDAHULUAN. kematian ibu dan angka kematian perinatal. Menurut World Health. melahirkan dan nifas masih merupakan masalah besar yang terjadi di

BAB 1 PENDAHULUAN Di bawah MDGs, negara-negara berkomitmen untuk mengurangi angka

GAMBARAN UMUR DAN PARITAS IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN ABORTUS INKOMPLIT DI RUMAH SAKIT MUHAMADIYAH PALEMBANGTAHUN 2014

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan. Hipertensi dalam kehamilan dapat menyebabkan. terhambat di dalam Rahim, kematian janin di dalam rahim, solusio

BAB I PENDAHULUAN. serius di negara berkembang. Menurut laporan World Health Organization

BAB 1 PENDAHULUAN UKDW. masih tingginya angka kematian bayi. Hal ini sesuai dengan target Millenium

Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Preeklampsi Di Ruang Bersalin BLU-RSUP. Prof. Dr. R.D. Kandou Manado Provinsi Sulawesi Utara Tahun 2013

BAB I PENDAHULUAN. dalam pertumbuhan dan perkembangan putra-putrinya, kesejahteraan anak

SISTEM RUJUKAN BIDAN DENGAN KASUS PRE EKLAMSIA DAN EKLAMSIA DI RSU DR. SAIFUL ANWAR MALANG

BAB I PENDAHULUAN. dapat terwujud (Kemenkes, 2010). indikator kesehatan dari derajat kesehatan suatu bangsa, dimana kemajuan

BAB I PENDAHULUAN. 2012, Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia adalah 359 per

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Kematian yang dialami ibu selama masa kehamilan masih cukup tinggi di

PENDAHULUAN. Sebagian besar kasus kematian ibu di dunia terjadi di negara- negara. bila dibandingkan dengan negara-negara lain. Berdasarkan Survei

BAB I PENDAHULUAN. kehamilan persalinan dan nifas setiap tahunnya, sebanyak 99% ditentukan dalam tujuan yaitu meningkatkan kesehatan ibu.

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat dengan melihat indikator yang tercantum dalam Milenium

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Dalam menilai derajat kesehatan masyarakat, terdapat beberapa

BAB 1 : PENDAHULUAN. dengan penyebab yang berkaitan dengan kehamilan, persalinan, dan nifas

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSU PKU MUHAMMADIYAH BANTUL

BAB 1 PENDAHULUAN. atau dikenal dengan Millennium Development Goals (MDG s) hingga tahun 2015 adalah dengan menurunkan ¾ risiko jumlah

BAB I PENDAHULUAN. atau dokter sedini mungkin semenjak ia merasa dirinya hamil untuk. mendapatkan pelayanan ANC. Pada setiap kunjungan ANC, petugas

BAB I PENDAHULUAN. status kesehatan ibu pada suatu wilayah, salah satunya yaitu angka

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kematian ibu (AKI) dan angka kematian bayi (AKB) merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Kehamilan, persalinan, dan nifas merupakan proses reproduksi yang normal.

BAB 1 PENDAHULUAN. berbeda-beda yang tentu saja sangat berpengaruh terhadap Angka Kematian Bayi

BAB I PENDAHULUAN. Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 dari laporan Kota/Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. dan tempat terjadinya kehamilan, yang disebabkan oleh kehamilan atau

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Angka kematian wanita yang disebabkan oleh karena kehamilan

BAB I PENDAHULUAN. menilai derajat kesehatan. Kematian Ibu dapat digunakan dalam pemantauan

GAMBARAN FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PREEKLAMPSI PADA IBU HAMIL DI WILAYAH PUSKESMAS BATURADEN I BANYUMAS

BAB III METODE PENELITIAN. retrospektif yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk menjelaskan

BAB I PENDAHULUAN. terdiri dari ovulasi, migrasi sperma dan ovum, konsepsi dan pertumbuhan

BAB I PENDAHULUAN. berada dalam rahim (uterus) mulai dari konsepsi saat bertemunya sel telur

BAB I PENDAHULUAN. sejak lama telah menjadi masalah, khususnya di negara-negara berkembang.

BAB I PENDAHULUAN. Kematian Ibu (AKI) ini adalah mengacu pada deklarasi Millenium

BAB I PENDAHULUAN. Millenium development goal (MDG) menargetkan penurunan AKI menjadi

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi merupakan tekanan darah di atas batas normal, hipertensi

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi kesehatan dunia memperkirakan diseluruh dunia setiap hari

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Menurut data yang diperoleh dari WHO tahun 2010, sebanyak

BAB I PENDAHULUAN. penurunan angka kematian ibu (Maternity Mortality Rate) sampai pada

Jurnal Keperawatan, Volume IX, No. 2, Oktober 2013 ISSN HUBUNGAN USIA IBU DENGAN KOMPLIKASI KEHAMILAN PADA PRIMIGRAVIDA

BAB 1 PENDAHULUAN. sebagai penerus keturunan keluarga. Kehamilan menurut Manuaba (2010) adalah

BAB I PENDAHULUAN. hidup, dan Singapura 6 per kelahiran hidup. 1 Berdasarkan SDKI. tetapi penurunan tersebut masih sangat lambat.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK IBU HAMIL DENGAN KEJADIAN PREEKLAMSIA DI RUMAH SAKIT BHAYANGKARA PONTIANAK TAHUN Telly Katharina*, Katarina Iit*

BAB I PENDAHULUAN. memberikan pelayanan kesehatan (Saifuddin, 2006). Menurut WHO (World Health Organization), pada tahun 2013 AKI

BAB I PENDAHULUAN. Sasaran Pembangunan Millenium Development Goals (MDGS) adalah 102 per

ANALISIS FAKTOR RISIKO YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN PRE-EKLAMPSIA BERAT DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH Dr. H. ABDUL MOELOEK PROVINSI LAMPUNG 2013

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator pembangunan kesehatan adalah melihat perkembangan

BAB 1 PENDAHULUAN. partum.dari data WHO menunjukan 25% kematian maternal disebabkan. oleh perdarahan post partum dan di perkirakan 100.

BAB I PENDAHULUAN. yang terjadi saat hamil, bersalin atau dalam 42 hari setelah persalinan dengan

BAB I PENDAHULUAN. Organization (WHO), salah satunya diukur dari besarnya angka kematian

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. hamil, pencegahan, pengobatan penyakit dan rehabilitasi. Program ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketuban pecah dini adalah pecahnya selaput ketuban sebelum

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I. sel darah normal pada kehamilan. (Varney,2007,p.623) sampai 89% dengan menetapkan kadar Hb 11gr% sebagai dasarnya.

BAB I PENDAHULUAN. tujuan pembangunan millenium (millenium development goals / MDGs) dalam

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG. Tanda bahaya kehamilan adalah tanda atau gejala yang

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN PERDARAHAN POSTPARTUM DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL YOGYAKARTA TAHUN NASKAH PUBLIKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. kehamilan sebagai komplikasi persalinan atau nifas, dengan penyebab terkait atau

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Upaya meningkatkan derajat kesehatan ibu dan balita sangatlah penting,

BAB I PENDAHULUAN. tahun diperkirakan wanita di dunia meninggal sebagai akibat. per kelahiran hidup (Wiknjosastro, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. akibat dari berbagai perubahan anatomik serta fisiologik yang terjadi dalam

BAB I PENDAHULUAN. persalinan adalah nyawa taruhannya atau toh nyawa (bahasa Jawa)

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. penentu status kesejahteraan negara. Hal tersebut dikarenakan Angka Kematian

BAB I PENDAHULUAN. Pre eklamsia atau toksemia preeklantik (pre eclamtic toxaemia, PET)

ALI SADIKIN NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehamilan merupakan suatu proses yang dialami oleh seluruh wanita

BAB I PENDAHULUAN. Preeklampsia/eklampsia merupakan salah satu penyebab. utama morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi di dunia

Gambaran kejadian Hipertensi Gravidarum Berdasarkan Karakteristik di Bidan Ny. Y Kelurahan Sambongpari Kecamatan Mangkubumi Kota Tasikmalaya

BAB 1 PENDAHULUAN. yang disebabkan langsung oleh kehamilan itu sendiri. Preeklampsia adalah timbulnya

BAB I PENDAHULUAN. mengetahui derajat kesehatan disuatu negara seluruh dunia. AKB di

BAB I PENDAHULUAN Latar belakang

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. maternal di Kabupaten Bantul tahun didapatkan hasil sebagai

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Preeklampsia merupakan sindrom yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan proteinuria yang muncul ditrimester kedua kehamilan yang selalu pulih diperiode postnatal. Preeklampsia dapat terjadi pada masa antenatal, intranatal, dan postnatal. Ibu yang mengalami hipertensi akibat kehamilan berkisar 10%, 3-4 % diantaranya mengalami preeklampsia, 5% mengalami hipertensi dan 1-2% mengalami hipertensi kronik (Robson dan Jason, 2012). Powrie dan Miller (2008) menyatakan, preeklampsia merupakan komplikasi dari gangguan ginjal disertai hipertensi. Saat ini hipertensi kronik merupakan penyulit 3-5% kehamilan, wanita dengan hipertensi kronik akan cenderung memiliki resiko yang lebih besar (20-40%) mengalami preeklampsia (Bothamley dan Maureen, 2012). Preeklampsia dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu primigravida atau >10 tahun sejak kelahiran terakhir, kehamilan pertama dengan pasangan baru, riwayat preeklampsia sebelumnya, riwayat keluarga dengan preeklampsia, kehamilan kembar, kondisi medis tertentu, adanya proteinuria, umur >40 tahun, obesitas, dan fertilitas in vivo (Bothamley dan Maureen, 2012). Perempuan yang memiliki banyak faktor resiko dengan riwayat penyakit yang buruk dan sebelumnya mengalami 1

2 awitan resiko preeklampsia sejak dini meningkatkan resiko 20% (Robson dan Jason, 2012). Ibu yang mengalami preeklampsia, 26% anak perempuannya akan mengalami preeklampsia pula, sedangkan hanya 8% anak menantu mengalami preeklampsia (Prawirohardjo, 2009). Preeklampsia sepuluh kali lebih sering terjadi pada primigravida, kehamilan ganda memiliki resiko dua kali lipat, perempuan obesitas dengan indeks massa tubuh > 29 meningkatkan resiko empat kali lipat terjadi preeklampsia dan ibu yang memiliki riwayat preeklampsia sebelumnya akan meningkatkan 20% resiko mengalami kekambuhan (Chapman, 2006:162). Preeklampsia merupakan penyebab utama mortalitas dan morbiditas ibu dan janin. Menurut WHO pada tahun 2010 angka kematian ibu di dunia 287.000, WHO memperkirakan ada 500.000 kematian ibu melahirkan di seluruh dunia setiap tahunnya, penyumbang terbesar dari angka tersebut merupakan negara berkembang yaitu 99%. Perempuan meninggal akibat komplikasi selama dan setelah kehamilan dan persalinan. Sebagian besar komplikasi ini berkembang selama kehamilan. Komplikasi utama penyumbang 80% kematian ibu adalah perdarahan parah (sebagian besar perdarahan postpartum), infeksi (biasanya setelah melahirkan), tekanan darah tinggi selama kehamilan (pre-eklampsia dan eklampsia) dan aborsi tidak aman. Sisanya disebabkan oleh penyakit malaria dan AIDS selama kehamilan (www.who.int).

3 Berdasarkan hasil Survei Demografi Kesehatan Indonesia tahun 2012 angka kematian ibu di indonesia tercatat mengalami kenaikan yang signifikan sekitar 359/ 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut mengalami kenaikan jika dibandingkan dengan SDKI tahun 2007, dimana AKI sekitar 228/ 100.000 kelahiran hidup (www.kebijakankesehatanindonesia.net). Banyak faktor penyebab kematian ibu diantaranya adalah perdarahan nifas sekitar 26,9%, eklampsia saat bersalin 23%, infeksi 11%, komplikasi puerpurium 8%, trauma obstetrik 5%, emboli obstetrik 8%, aborsi 8 % dan lain-lain 10,9% (Depkes RI, 2011). Angka kematian ibu di Provinsi Jawa Tengah pada tahun 2012 juga mengalami kenaikan sebesar 116,34/ 100.000 kelahiran hidup jika dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu sekitar 116,01/ 100.000 kelahiran hidup (Dinkes jateng, 2012). Berdasarkan audit pemerintah jawa tengah, penyebab kematian ibu disebabkan oleh preeklampsia-eklampsia sekitar 35,26 %, perdarahan 16,44%, infeksi 4,74%, abortus 0,30% dan partus lama 0,30% (Kompas, 2012). Di kota semarang jumlah kematian ibu maternal pada tahun 2012 sebanyak 22 kasus dari 27.448 jumlah kelahiran hidup atau sekitar 77,5 per 100.000 kelahiran hidup. Angka tersebut mengalami penurunan jika dibandingkan dengan tahun 2011 yaitu 31 kasus dari 25.852 jumlah kelahiran hidup atau sekitar 119,9/ 100.000. Data menunjukkan kematian ibu terjadi pada nifas sebanyak 11 kasus (50%), hamil 6 kasus (27%) dan

4 bersalin 5 kasus (23%). Penyebab AKI didominasi oleh eklampsia (36,4%), perdarahan (22,7%), preeklampsia berat (9,0 %), infeksi (4,5%), lain-lain (31,8%) (dinas kota semarang, 2012). Kematian ibu terjadi karena tidak mempunyai akses ke pelayanan kesehatan ibu yang berkualitas, terutama pelayanan kegawatdaruratan tepat yang dilatarbelakangi oleh terlambatnya mengenal tanda bahaya dan mengambil keputusan, terlambat mencapai pelayanan kesehatan serta terlambat mendapatkan pelayanan di fasilitas kesehatan. Penyebab yang sering terjadi juga karena faktor 4 terlalu, yaitu terlalu tua (>35 tahun), terlalu muda (<20 tahun), terlalu banyak anak (>4 anak ), terlalu dekat jarak kehamilan/ paritas (<2 tahun). Sebesar 57,93 % kematian maternal terjadi pada nifas, 17,33 pada waktu melahirkan, 24,74% pada waktu hamil dan pada waktu persalinan sebesar 17,33%. Sementara berdasarkan kelompok umur, kejadian kematian maternal terbanyak sebesar 66,96% adalah pada usia reproduktif (20-34 tahun), kemudian umur >35 tahun sebesar 26,67% dan kelompok umur <20 tahun sebesar 6,37% (dinkes jateng 2012). Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang kasus preeklampsia dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Tercatat tahun 2011 jumlah preeklampsia berat sebanyak 30 kasus dan eklamsi 3 kasus, meningkat tahun 2012 yaitu sebesar 38 kasus terdiri dari eklamsi 3 kasus, preeklampsia berat 33 kasus, dan preeklampsia ringan 2 kasus, tahun 2013 angka kejadian

5 preeklampsia sebesar 42 kasus yaitu eklamsi 7 kasus, preeklampsia berat 32 kasus, dan preeklampsia ringan 3 kasus. Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka peneliti tertarik untuk meneliti masalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RS Roemani Muhammadiyah Semarang Tahun 2014. B. Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut: faktor-faktor apakah yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang Tahun 2014. C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum Untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian preeklampsia pada ibu hamil di RS Roemani Muhammadiyah Semarang. 2. Tujuan khusus meliputi: a. Mendeskripsikan umur b. Mendeskripsikan paritas c. Mendeskripsikan riwayat preeklamsi d. Mendeskripsikan kehamilan kembar

6 e. Mendeskripsikan kejadian preeklampsia f. Menganalisis hubungan antara umur dengan kejadian preeklampsia g. Menganalisis hubungan antara paritas dengan kejadian preeklampsia h. Menganalisis hubungan antara riwayat preeklampsia sebelumnya dengan kejadian preeklampsia i. Menganalisis hubungan antara kehamilan kembar dengan kejadian preeklampsia D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan digunakan sebagai bahan masukan: 1. Manfaat praktis Para ibu yang mempunyai faktor resiko di harapkan untuk meningkatkan kesiap siagaan antisipasi pada masa kehamilan, persalinan dan nifas agar berjalan dengan baik dan sehat, bidan sebagai tenaga kesehatan dapat meningkatkan informasi mengenai tanda bahaya kehamilan khusunya pre-eklampsia dan eklampsia, serta melakukan deteksi dini adanya preeklampsia. 2. Manfaat teoritis Hasil penelitian dapat dijadikan sebagai koleksi kampus sehingga dapat dijadikan referensi pada penelitian selanjutnya dan dapat

7 mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya kebidanan mengenai permasalahan preeklampsia pada ibu hamil. E. Keaslian Penelitian Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Nama peneliti Tahun Judul Desain penelitian Ayu Lestari 2012 Hubungan Penelitian karakteristik survei bersifat dengan disktiptif pengetahuan analitik ibu hamil dengan tentang Preeklamsi pendekatan dan desain Cross eklamsia di Sectional RSUD Kota Semarang tahun 2010 Wahyuny 2011 Faktor resiko Retrospektif Langelo, A. kejadian dengan Arsunan Preeklamsia di rancangan Arsin, RSKD Ibu dan case control Syamsiar Anak Siti study Russeng Fatimah Makassar Tahun 2011-2012 Vania C.Estina, Ellya R. Delima, Rimonta F. Gunanegara 2008 Karakteristik Penderita Preeklamsi dan Eklamsi yang Dirawat Inap di Rumah Sakit Immanuel Bandung Periode 2006-2008 Metode discriptif analitik dan Retrospektif Variabel Umur ibu, paritas, pendidikan, pengetahuan ibu tentang pre-eklamsi dan eklamsi Pengaruh Umur ibu, paritas ibu, pemeriksaan kehamilan (ANC), obesitas, olahraga terhadap kejadian preeklamsi Pengaruh umur, paritas, pendidikan, ANC, proteinuria, edema, keadaan bayi terhadap kejadian preeklamsi pada ibu hamil Hasil Umur, paritas, pendidikan berhubungan secara bermakna terhadap pengetahuan ibu tentang kejadian pre-eklamsi dan eklamsi Umur ibu, paritas, pemeriksaan kehamilan beresiko secara bermakna sedangkan faktor obesitas dan olahraga tidak bermakna Ada perbedaan yang signifikan antara karakteristik preeklamsi dan eklamsi dalam hal proteinuria, edema, dan keadaan bayi, karakteristik yang tidak memiliki perbedaan yang signifikan dalam hal umur, paritas, pendidikan, dan pemeriksaan ante-natal

8 Lanjutan tabel 1.1 Keaslian penelitian Nama peneliti Prasinta dewi joan puspitadani Tahun Judul Desain penelitian 2012 Hubungan Metode antara usia dan penelitian paritas dengan analitik kejadian dengan preeklamsi di rancangan Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Semarang Tahun 2012 case dengan pendekatan retrospektif control Variabel Hubungan Usia dan paritas dengan kejadian preeklamsi Hasil Ada hubungan yang signifikan antara usia dan paritas dengan kejadian preeklamsi Berdasarkan penelitian sebelumnya penelitian yang akan dilakukan letak perbedaannya ditinjau dari aspek: 1. Variabel Pada penelitian sebelumnya meneliti dengan variabel umur, paritas, pendidikan, ANC, proteinuria, edema, keadaan bayi yang dilahirkan, obesitas olah raga, perbedaan variabel dengan penelitian sekarang adalah riwayat preeklampsia ibu sebelumnya dan kehamilan kembar. 2. Metode penelitian Penelitian ini menggunakan teknik pengambilan sample secara sample jenuh. 3. Aspek tempat dan tahun Pada penelitian dahulu dilakukan di RSUD Kota Semarang Tahun 2010, RSUD Kota Semarang tahun 2012, di RSKD IBU DAN ANAK SITI FATIMAH MAKASSAR 2011-2012, RUMAH SAKIT IMMANUEL BANDUNG Periode Tahun 2006-2008. Pada penelitian sekarang dilakukan di Rumah Sakit Roemani Muhammadiyah Semarang Tahun 2014.