BAB V PEMBAHASAN. A. Perbedaan tekanan darah pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan. di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. kesehatan bagi pekerja (Sucipto, 2014). Dalam lingkungan industri, proses. terhadap kondisi kesehatan pekerja (Kuswana, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. maupun psikis terhadap tenaga kerja (Tarwaka, 2014). Dalam lingkungan

BAB V PEMBAHASAN. A. Karakteristik Responden. Berdasarkan hasil penelitian dapat diketahui karakteristik subjek. penelitian tenaga kerja meliputi :

PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA TERPAPAR PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH NAB DI PT. ANEKA ADHILOGAM KARYA CEPER KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. 2009). Selain itu faktor fisik juga berpengaruh terhadap kesehatan pekerja,

BAB I PENDAHULUAN. dihindari, terutama pada era industrialisasi yang ditandai adanya proses

BAB I PENDAHULUAN. Industrialisasi akan selalu diiringi oleh penerapan teknologi tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Industri akan selalu diikuti oleh penerapan teknologi tinggi penggunaan

BAB I PENDAHULUAN. berlebihan dan kondisi fisik yang lain dapat mengakibatkan gangguan

BAB V PEMBAHASAN. saat penelitian dilakukan yang diukur dengan satuan tahun. Dalam

Suma mur (2009) dalam bukunya menyatakan faktor-faktor yang

BAB I PENDAHULUAN. finishing yang terdiri dari inspecting dan folding. Pengoperasian mesinmesin

BAB I PENDAHULUAN. lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Kation ekstraseluler utama adalah natrium (Na + ), sedangkan kation

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu indikator keberhasilan pembanguan adalah semakin

BAB I PENDAHULUAN. dengan kadar yang melebihi nilai ambang batas (NAB), yang diperkenankan

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT TEKANAN PANAS DENGAN FREKUENSI DENYUT NADI PEKERJA PANDAI BESI DI KELURAHAN PADEBUOLO

BAB I PENDAHULUAN. ribuan orang cedera setiap tahun (Ramli, 2009). (K3) perlu mendapat perhatian yang sebaik-baiknya sehingga diharapkan

BAB I PENDAHULUAN. kerja. Hal ini dapat dilihat dengan semakin banyak industri yang ada di Indonesia.

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan hidup manusia secara luas, namun tanpa disertai dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB 2 BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan teknologi di bidang industri menyebabkan terjadinya

tenaga kerja yang sesuai dengan jenis pekerjaannya (Suma mur, 2014). organisasi atau pemegang jabatan dalam jangka waktu tertentu.

BAB V PEMBAHASAN. perempuan. Berdasarkan jenis kelamin menurut Suma mur (2014) memiliki

BAB I PENDAHULUAN. Organisasi Perburuhan Internasional (ILO) memperkirakan setiap 15 detik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. setiap unit dinding pembuluh darah. Jantung secara umum memberikan tekanan

BAB V PEMBAHASAN. sampel penelitian adalah perempuan, sehingga data karakteristik jenis. responden tidak memberikan pengaruh terhadap kelelahan.

PERBEDAAN TEKANAN DARAH PADA PAPARAN TEKANAN PANAS DI ATAS DAN DI BAWAH NAB PADA PEKERJA BAGIAN COR CETAK PT. SUYUTI SIDOMAJU CEPER KLATEN SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. sama lain. Elektrolit terdiri dari kation dan anion. Muatan positif merupakan hasil pembentukan dari kation dalam larutan.

BAB I PENDAHULUAN. kehidupan manusia baik dampak positif maupun dampak negatif. Dampak

BAB I PENDAHULUAN. mencakup syarat-syarat keselamatan kerja yang berkaitan dengan suhu,

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi dan bahan-bahan berbahaya akan

I. PENDAHULUAN. Persaingan ketat dibidang kualitas semua instansi berlomba-lomba untuk

Organisasi Kerja. Solichul HA. BAKRI Ergonomi untuk Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Produktivitas ISBN:

BAB I PENDAHULUAN. untuk beradaptasi sangat bervariasi dan dipengaruhi oleh banyak faktor.

-THESIS (TI )- Perancangan Model Penilaian Potensi Personal Protective Clothing (PPC) dalam Mempengaruhi Kinerja Karyawan di Lingkungan Panas

memberikan gejala yang berlanjut untuk suatu target organ seperti stroke, Penyakit ini telah menjadi masalah utama dalam kesehatan masyarakat

HUBUNGAN LAMA KERJA DAN POLA ISTIRAHAT DENGAN DERAJAT HIPERTENSI DI POLI PENYAKIT DALAM RSUD ULIN BANJARMASIN

PENDAHULUAN. dagingnya untuk dikonsumsi oleh manusia, yang selanjutnya meningkat untuk

BAB I PENDAHULUAN. statis artinya normalnya fungsi alat-alat tubuh pada waktu istirahat dan sehat

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan kemampuan karyawan itu sendiri. Lebih tepatnya energi yang

BAB I PENDAHULUAN. Temperature merupakan keadaan udara pada waktu dan tempat. pertukaran panas diantara tubuh dan lingkungan sekitar.

Bab V Hasil dan Pembahasan. Bab ini akan menampilkan data yang diperoleh selama penelitian beserta pengolahan dan pembahasannya

PERBEDAAN TEKANAN DARAH DAN DENYUT NADI PEKERJA SEBELUM PEMBERIAN AIR KELAPA DAN SESUDAH PEMBERIAN AIR KELAPA PADA PEKERJA PANDAI BESI

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhannya. Dengan bekerja, manusia berharap akan memperoleh suatu

PERBEDAAN TEKANAN DARAH SEBELUM DAN SESUDAH TERPAPAR PANAS PADA PEKERJA BAGIAN BOTTLING PROCESS PT SINAR SOSRO DELI SERDANG TAHUN 2013

BAB 1 PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah sesuatu yang ada disekitar para pekerja dan dapat

Analisis Pengaruh Iklim Kerja dan Kebisingan Terhadap Beban Kerja di PT. X dan Y

HUBUNGAN TEKANAN PANAS DENGAN TEKANAN DARAH PADA KARYAWAN DI UNIT FERMENTASI PT. INDO ACIDATAMA. Tbk. KEMIRI, KEBAKKRAMAT, KARANGANYAR

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

IV HASIL DAN PEMBAHASAN. 4.1 Pengaruh Pemberian Minyak Buah Makasar terhadap Denyut Jantung Itik Cihateup Fase Grower

BAB I PENDAHULUAN. faktor secara menetap (Tarwaka, dkk., 2004:33). Kelelahan dapat menurunkan kapasitas kerja dan ketahanan kerja yang

BAB I PENDAHULUAN. Pada perkembangan zaman sekarang ini tingkat pengetahuan dan teknologi

BAB I PENDAHULUAN. Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang

BAB IV PEMBAHASAN DAN ANALISIS

BAB I PENDAHULUAN. pekerjaan atau lingkungan kerja. Salah satu faktor-faktor bahaya yang

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. gerakan dan suhu radiasi. Kombinasi dari keempat faktor ini dihubungkan dengan

PERANCANGAN ALAT PENDETEKSI AWAL KETEGANGAN (STRESS) PADA MANUSIA BERBASIS PC DIUKUR DARI SUHU TUBUH, KELEMBABAN KULIT DAN DETAK JANTUNG TUGAS AKHIR

FISIOLOGI DAN PENGUKURAN KERJA

BAB I PENDAHULUAN. menerima beban dari luar tubuhnya. Beban tersebut dapat berupa beban fisik. energi dan nordic body map (Ganong,1983 : ).

HUBUNGAN POLA TIDUR TERHADAP TEKANAN DARAH PADA LANSIA DI PANTI SOSIAL TRESNA WERDHA BUDI SEJAHTERA MARTAPURA PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KELELAHAN PADA PEKERJA DI PT KALIMANTAN STEEL

BAB I PENDAHULUAN. penggunaan mesin-mesin, pesawat, instalasi, dan bahan-bahan berbahaya akan terus

BAB I PENDAHULUAN. dikonsumsi, tetapi juga dari aktivitas atau latihan fisik yang dilakukan. Efek akut

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. sehingga pada tahun 1992 memberikan dampak positif sebagai penghasil

BAB I PENDAHULUAN. sangat menentukan kualitas sumber daya manusia. Keselamatan dan kesehatan

Seminar Nasional IENACO 2016 ISSN: ANALISIS KONDISI SEBELUM DAN SESUDAH KERJA PADA OPERATOR OFFSHORE DI PT. X DENGAN METODE PSIKOFISIOLOGI

PUBLIKASI ILMIAH. Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan

BAB I PENDAHULUAN. melibatkan dua fase yaitu gerakan bola mata cepat atau Rapid Eye

BAB I PENDAHULUAN. melakukan pekerjaan tersebut. Menurut Suma mur (2009) bahwa aktivitas

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. ada (kurangnya aktivitas fisik), merupakan faktor resiko independen. menyebabkan kematian secara global (WHO, 2010)

Fitria Dwi Andriyani, M.Or.

I. PENDAHULUAN. kesehatan, bahkan pada bungkus rokok-pun sudah diberikan peringatan mengenai

BAB I PENDAHULUAN. yang membutuhkan perhatian lebih dalam setiap pendekatannya. Berdasarkan

BAB I PENDAHULUAN. berupa getah karet akan diolah menjadi crumb rubber. Bagian Balling Press ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Disusun sebagai salah satu syarat menyelesaikan Program Studi Strata I pada Jurusan Kesehatan Masyarakat Fakultas Ilmu Kesehatan.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERBEDAAN EFEK FISIOLOGIS PADA PEKERJA SEBELUM DAN SESUDAH BEKERJA DI LINGKUNGAN KERJA PANAS

IV-138 DAFTAR ISTILAH

BAB 1 PENDAHULUAN. teknologi, bahan serta peralatan yang semakin rumit dan kompleks tersebut sering tidak

FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEJADIAN HEAT STRAIN PADA TENAGA KERJA YANG TERPAPAR PANAS DI PT. ANEKA BOGA MAKMUR

HUBUNGAN IKLIM KERJA DAN STATUS GIZI DENGAN PERASAAN KELELAHAN KERJA PADA TENAGA KERJA BAGIAN PRODUKSI DI PABRIK KOPI PD. AYAM RAS KOTA JAMBI TAHUN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. 7%, sehingga Indonesia mulai masuk dalam kelompok negara berstruktur

BAB I PENDAHULUAN. wanita atau laki-laki sampai anak-anak, dewasa, dan orangtua bahwa dengan

BAB I PENDAHULUAN. canggih yang biasa digunakan selain pemakaian tenaga sumber daya manusia. Mesinmesin

BAB II LANDASAN TEORI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB V PEMBAHASAN A. PENGARUH PEMBERIAN PISANG AMBON TERHADAP. kelompok kontrol pemberian pisang ambon, rata-rata tekanan darah sistolik

BAB I PENDAHULUAN. Masa menopause merupakan suatu transisidimana ditandai. perubahan siklus menstruasi yang sebelumnya regular, siklik, bisa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Laktat merupakan produk akhir dari metabolisme anaerobik, proses ini berlangsung tanpa adanya oksigen.

BAB I PENDAHULUAN. kali dana bantuan umum yang diberikan ke Negara berkembang. Jumlah santunan yang dibayarkan sebesar Rp triliun.

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Keselamatan kerja merupakan salah satu prasyarat yang ditetapkan dalam

PENGARUH TEKANAN PANAS TERHADAP KELELAHAN KERJA PADA PEKERJA DI INDUSTRI PEMBUATAN BATU BATAA DS. SUKOREJO SRAGEN SKRIPSI

DINASTI TUNGGAL DEWI J

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kesehatan kerja merupakan salah satu faktor penunjang untuk

Transkripsi:

BAB V PEMBAHASAN A. Perbedaan tekanan darah pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten. Hasil penelitian menunjukkan setelah bekerja untuk sistole p 0,044 < 0,05 dan diastole p 0,003 < 0,05 sehingga ada perbedaan signifikan tekanan darah sesudah terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten. Hasil tersebut menunjukkan setelah terpapar panas kedua kelompok > NAB mengalami kenaikan tekanan darah yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok NAB. Hasil penelitian menunjukkan pada kelompok yang terpapar tekanan panas di atas NAB memgalami kenaikan tekanan darah srata-rata di atas 5% sedangkan pada kelompok di bawah NAB rata-rata kenaikan sangat kecil hanya 0,2%. Hal ini membuktikan pada kelompok yang terpepar panas tekanan darahnya mengalami kenaikan yang lebih cepat. Fakta ini seperti yang dijelaskan oleh Grandjean (1988) tekanan panas yang melebihi NAB (Nilai Ambang Batas) mempengaruhi tekanan darah. Peningkatan kelelahan, peningkatan denyut jantung, peningkatan tekanan darah, mengurangi aktivitas organ pencernaan, sedikit peningkatan suhu inti dan peningkatan tajam suhu (suhu kulit akan naik dari 32 C ke 36-37 C), peningkatan aliran darah melalui kulit, dan peningkatan produksi keringat yang menjadi berlebihan jika suhu kulit mencapai 34 C atau lebih. Hal ini menunjukkan

paparan suhu panas di atas NAB efektif meningkatan tekanan darah. Tenaga kerja yang terpapar panas di lingkungan kerja akan mengalami heat strain. Heat strain atau regangan panas merupakan efek yang diterima tubuh atas beban iklim kerja tersebut.indikator heat strain adalah peningkatan denyut nadi, tekanan darah, suhu tubuh, pengeluaran keringat dan penurunan berat badan. Paparan tekanan panas terhadap individu sehat menyebabkan berbagai reaksi fisiologis yang penting untuk termoregulasi. Salah satunya adalah peningkatan aliran darah melalui kulit. Hal ini seprti yang dijelaskan oleh Cooper and Straw, 1995 (Watson, 2002) karyawan yang terpapar tekanan panas akan mengalami stres dan perubahan elektrodiagrafik pada tingkat tekanan panas yang tinggi dan hal ini diperparah dengan rendahnya kepedulian karyawan. Stres yang berkelanjutan menyebabkan keletihan yang berlebihan. Bila seseorang mengalami stres maka tubuh secara otomatis akan melepaskan adrenalin ke dalam aliran darah, menutup sistem pencernaan, mempertebal darah sehingga ia akan menggumpal dan memompa darah lebih cepat ke seluruh tubuh. Selain itu saat adanya aktifitas tinggi atau stres sinyal saraf simpatis jantung akan dikendalikan oleh hipotalamus, dimana akan menerima sinyal untuk meningkatkan denyut jantung (nadi) tersebut. Hasil penelitian menunuukkan risiko kenaikan tekanan darah pada pekerja yang terpepar panas NAB lebih tinggi, hal ini sesuai dengan teori Grandjean (1988) yang menyatakan jika suhu lingkungan meningkat, maka efek fisiologis yang terjadi adalah: peningkatan kelelahan, peningkatan 72

denyut jantung, peningkatan tekanan darah, mengurangi aktivitas organ pencernaan, sedikit peningkatan suhu inti dan peningkatan tajam suhu (suhu kulit akan naik dari 32 C ke 36-37 C), peningkatan aliran darah melalui kulit, dan peningkatan produksi keringat yang menjadi berlebihan jika suhu kulit mencapai 34 C atau lebih. Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Dewi (2011) dengan hasil ada hubungan antara tekanan panas dengan tekanan darah pada karyawan di unit Fermentasi PT. Indo Acidatama. Tbk. Kemiri, Kebakkramat, Karanganyar, yaitu semakin tinggi tekanan panas maka semakin tinggi pula tekanan darah sistolik dan diastolik. Hal yang sama juga dijelaskan oleh penelitian Muflicatun (2006) dengan hasil tekanan panas yang berlebihan akan merupakan beban tambahan yang harus diperhatikan dan dipehitungkan. Beban tambahan berupa panas lingkungan, dapat menyebabkan beban fisiologis, misalnya kerja jantung menjadi bertambah. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara tekanan panas dengan denyut nadi pekerja pandai besi paguyuban Wesi Aji Desa Donorejo Kecamatan Limpung Kabupaten Batang. Adanya koefisien korelasi yang bertanda positif tersebut menunjukkan bahwa arah hubungan antara tekanan panas dengan denyut nadi adalah positif, dimana semakin tinggi tekanan panas di lingkungan kerja, maka akan semakin cepat pula denyut nadi pekerja dan sebaliknya semakin rendah tekanan panas di tempat kerja maka akan semakin lambat denyut nadi pekerja. 73

Hasil penelitian ini didukung oleh penelitian yang dilakukan Dewi (2011) dengan hasil hasil uji statistik Pearson Product Moment diperoleh hasil p value = 0,000 sangat signifikan, dengan hubungan linier positif sempurna dan dari hasil uji tersebut diketahui pula semakin tinggi tekanan panas, maka semakin tinggi pula tekanan darah pada karyawan. Hal yang sama juga dijelaskan oleh penelitian Resya (2010) dengan hasil ada hubungan yang bermakna antara tekanan darah sebelum dan sesudah terpapar tekanan panas melebihi NAB yang cenderung mengalami peningkatan Pekerja Bagian Cor Cetak PT. Suyuti Sidomaju Ceper Klaten. B. Perbedaan kelelahan kerja pada tenaga kerja terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten. Hasil penelitian menunjukkan setelah bekerja diketahui p 0,000 < 0,05 sehingga ada perbedaan signifikan tingkat kelelahan kerja sesudah terpapar panas di atas dan di bawah NAB di PT. Aneka Adhilogam Karya Ceper Klaten. Hasil tersebut menunjukkan setelah terpapar panas kedua kelompok > NAB mengalami kenaikan tingkat kelelahn kerja yang lebih besar dibandingkan dengan kelompok NAB. Hal ini membuktikan setelah bekerja pada kelompok yang terpapar panas diatas NAB menglami kenaikan yang lebih besar yaitu sebesar 50% sedangkan pada kelompok di bawah NAN hanya mengalami kenaikan sebesar 0,8%. Hasil ini memberikan bukti tekanan darah pada kelompok > NAB mengalami kenaikan yang kebih besar dibandingkan dengan kelompok di 74

bawah NAB. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Tarwaka (2008) tekanan panas dapat mengakibatkan perubahan fungsional pada organ yang bersesuaian pada tubuh manusia serta dapat mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan jumlah angka kesalahan kerja sehingga dapat menurunkan efisiensi dan produktifitas kerja. Tekanan panas yang berlebihan merupakan beban tambahan yang harus diperhatikan dan diperhitungkan. Beban tambahan berupa panas lingkungan dapat menyebabkan beban fisiologis, misalnya kerja jantung menjadi bertambah. Tekanan panas dapat mengakibatkan perubahan fungsional pada organ yang bersesuaian pada tubuh manusia serta dapat mengakibatkan rasa letih dan kantuk, mengurangi kestabilan dan meningkatkan jumlah angka kesalahan kerja sehingga dapat menurunkan efisiensi dan produktifitas kerja. Sedangkan Suma mur (2009) menjelaskan penyebab dari kelelahan kerja yaitu faktor pekerjaan. Pada pekerjaan yang terlalu berat dan berlebihan akan mempercepat kontraksi otot tubuh. Oleh karena itu aliran darah akan menurun, maka asam laknat akan terakumulasi dan mengakibatkan kelelahan. Hal ini seperti yang dijelaskan oleh Tarwaka (2008) pengaruh metabolisme panas dengan tubuh dalam siklus krep dengan banyaknya pembentukan asam laktat akan diproduksi lebih cepat akan memperoleh otot bekerja lambat dan menyebabkan kelelahan. Lingkungan kerja memiliki faktor yang dapat mempengaruhi kesehatan baik secara alamiah maupun modifikasi oleh manusia. Perbaikan lingkungan kerja adalah salah satu 75

upaya untuk menciptakan lapangan kerja maupun melaksanakan pekerjaannya lebih efisien dan produktif. Tenaga kerja pada pekerjaannya yang menjadi tugasnya, lingkungan kerja, latihan-latihan yang dialami dan adaptasi oleh tenaga kerja terhadap pekerjaannya. Tenaga kerja akan mengalami efek-efek jangka pendek berupa cepat lelah, perasaan tidak enak, rasa nyeri dan efek jangka panjang berupa banyaknya angka absensi, rendahnya kapasitas kerjauntuk istirahat. Akibat suhu lingkungan tinggi, suhu tubuh akan meningkat (tubuh mendapatkan pemanasan yang lebih) sejumlah keringat disekresi kepermukaan kulit oleh kelenjar keringat, keringat mengandung bermacam-macam elektrolit terutama ion natriumdan klorida. Keluarnya ion natrium dan klorida akan menyebabkan penurunan kekuatan. Hal itu akan penurunan konsentrasi otot sehingga tubuh mengalami kelelahan. Karena untuk konsentrasi otot dibutuhkan glukosa sebagai sebagai sumber energi. Penjelasan secara teori dan fakta hasil penelitian membuktikan jika tekanan panas di atas NAB yang terpapar dalam jangka waktu tertentu efektif meningkat tingkat kelelahan kerja pada pekerja. Hal ini didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Agus (2011) dengan hasil adanya pengaruh tekanan panas terhadap kelelahan tenaga kerja di Industri Gamelan Supoyo Desa Wirun Kecamatan Mojolaban Sukoharjo. Hasil pengukuran kelelahan tenaga kerja yang bekerja di Industri Gamelan Supoyo menunjukan 15 orang tenaga kerja yang bekerja di bagian penempaan bertekanan panas melebihi NAB terdapat 13 orang mengalami 76

kelelahan dan 2 orang tidak mengalami kelelahan dengan waktu reaksi rata tenaga kerja setelah dilakukan pengukuran kelelahan dapat dikategorikan mengalami kelelahan. Hal yang sama dijelaskan oleh penelitian Indriawati (2012) dengan hasil ada hubungan antara tekanan panas dengan kelelahan kerja pada pekerja bagian concas di PT. Krakatau Steel Cilegon, Banten yaitu semakin tinggi tekanan panas di lingkungan kerja, semakin tinggi tingkat kelelahan kerja para pekerja. Sebaliknya semakin rendah tekanan panas di tempat kerja semakin rendah kelelahan kerja para pekerja (tekanan panas dan tingkat kelelahan berbanding lurus). Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian Agus (2011) dengan hasil penelitian terhadap 30 sampel yang telah dipilih, dilakukan perhitungan silang atau tabulasi silang antara tekanan panas diketahui bahwa sampel ada 30 orang yang mana setelah diteliti dibagi menjadi 15 tenaga kerja yang bekerja di area yang bertekanan panas di bawah dari NAB dan 15 tenaga kerja yang bekerja di area yang bertekanan panas lebih dari NAB. Dimana dari 15 sampel yang bekerja di area bertekanan panas dibawah NAB terdapat 10 sampel yang tidak lelah dan 5 sampel yang lelah, sedangkan 15 sampel yang bekerja di area bertekanan panas lebih dari NAB terdapat 13 sampel yang mengalami kelelahan dan 2 sampel yang tidak lelah. Hal tesebut menunjukkan bahwa ada pengaruh tekanan panas terhadap kelelahan tenaga kerja, dimana tenaga kerja yang bekerja di area yang bertekanan panas melebihi NAB ada 13 orang mengalami kelelahan 77

dan tenaga kerja yang bekerja di area yang bertekanan panas di bawah NAB hanya terdapat 5 orang yang mengalami kelelahan. Tekanan darah dalam kategori pre hipertensi yang di biarkan akan menjadi hipertensi stadium 1 (darah tinggi) akan mengakibatkan serangan pada jantung atau stroke dan Pembuluh darah kecil pada ginjal yang rusak akibat hipertensi. Jika karyawan yang tidak memperhatikan atau tidak memantau dengan mengecek tekanan darahnya akan memiliki dampak pada perusahaan, karena karyawan yang hipertensi kondisi kesehatan akan menjadi menurun sehingga pekerja tidak masuk untuk bekerja. 78