BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Pendidikan adalah suatu proses dalam rangka mempengaruhi siswa agar dapat menyesuaikan diri sebaik mungkin terhadap lingkungannya (Hamalik, 2004:79). Mutu pendidikan adalah menjadi tanggung jawab semua pihak yang terlibat dalam pendidikan terutama bagi guru SD, yang merupakan ujung tombak dalam pendidikan dasar. Guru SD adalah orang yang paling berperan dalam menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas yang dapat bersaing di jaman pesatnya perkembangan teknologi. Untuk meningkatkan sikap belajar maka dibutuhkan pembelajaran yang inovatif. Untuk memperbaiki pendidikan di Indonesia, pemerintah sudah banyak melakukan berbagai perbaikan, mulai dari penyesuaian kurikulum agar sesuai dengan perkembangan jaman, penyedian sarana dan prasarana, menetapkan undang-undang tentang sistempendidikan nasional, hingga yang terakhir dengan meningkatkan kinerja guru melalui program sertifikasi guru-guru profesional. Meskipun sudah begitu banyak usaha yang dilakukan oleh pemerintah untuk meningkatkan kualitas pendidikan Indonesia, tetapi usaha-usaha tersebut beluum dapat dijalankan sebagai maksimal. Sebagai contoh, program sertifikasi gurubertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru dan kesejahteraan guru. Tetapi usaha pemerintah juga belum diimbangi dengan pengawasan yang ketat. Akibatnya profesionalisme dan kinerja guru belum meningkat secara maksimal. Kinerja guru yang diharapkan setelah adanya program sertifikasi adalah menjadi guru yang kreatif dan mengorganisir proses pembelajaran, menjadi guru yang mau mencurahkan segala ide dan gagasannya untuk kemajuan pendidikan, maupun guru yang memiliki semangat kerja yang cukup tinggi. Guru yang kreatif dalam mengorganisir proses pembelajaran berarti guru yang cakap menerapkan metode mengajar, memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai media pembelajaran maupun menciptakan kegiatan pembelajaran yang menarik dan tidak membosankan. 1
2 Materi yang disampaikan juga harus sesuai dengan KD yang ingin dicapai. Khususnya dalam hal ini KD pada mata pelajaran IPS. Mata pelajaran IPS diharapkan dapat disusun secara sistematis, komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat. Dengan pendekatan tersebut diharapkan anak akan memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada bidang ilmu yang berkaitan. Sesuai dengan karakteristik anak dan IPS SD. Namun pada kenyataannya, banyak siswa yang menganggap mata pelajaran tersebut sebagai mata pelajaran yang sulit. Siswa seringkali mengalami kesulitan, dan kesulitan ini biasanya dalam memahami materi. Oleh karena itu, sehingga dapat menurunkan sikap belajar siswa terhadap mata pelajaran IPS. Berdasarkan data nilai ulangan harian IPS yang dilakukan guru pada awal semester genap tahun 2015/2016 menunjukkan hasil belajar IPS pada siswa di SDN 5 Ngraji masih dibawah KKM yang ditentukan. Rata-rata nilai ulangan harian IPS yakni 63,53 sedangkan KKM yang ditentukan yaitu 70. Dari 31 siswa SDN 5 Ngraji hanya 15 siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM. Sedangkan 10 siswa mendapatkan nilai di bawah KKM yang ditentukan. Persentase siswa yang mendapatkan nilai di atas 70 yaitu 49%, sedangkan persentase siswa yang mendapat nilai di bawah 70 yaitu 51%. Dari presentasi itu menunjukkan bahwa siswa yang tidak tuntas lebih banyak dibandingkan siswa yang tuntas. Berdasarkan pengamatan yang dilakukan pada 26 Februari 2016 saat pembelajaran IPS di kelas 5 SDN 5 Ngraji, kegiatan pembelajaran yang dilakukan masih berpusat pada guru. Cara mengajar yang dilakukan masih menggunakan motode ceramah. Pembelajaran menggunakan motode ceramah tidak menutup kemungkinan pembelajaran itu berhasil, namun motode ceramah lebih berpusat pada guru sehingga siswa kurang aktif dan kurang terlibat dalam pembelajaran. Guru masih terpaku pada buku teks saja, sehingga pengetahuan atau materi yang didapat siswa dalam bentuk penghafalan konsep bukan pemahaman konsep. Siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang disampaikan oleh guru, setelah itu siswa
3 mengerjakan soal-soal yang terdapat dalam buku pegangan siswa. Guru belum melatih siswa untuk menggali informasi dan berfikir kritis dalam menyelesaikan masalah IPS. Cara mengajar seperti itu akan menyebabkan siswa pasif sehingga menimbulkan kejenuhan dalam belajar. Siswa yang jenuh dalam belajar akan membuat siswa mencari kesibukannya sendiri sehingga kerja sama antarsiswa tidak terjalin dengan baik. Kerja sama yang tidak terjalin dapat mengakibatkan rasa individual yang tinggi, serta kurangnya ketrampilan sosial dalam mengemukakan pendapat atau ide yang dimiliki. Partisipasi aktif siswa yang kurang dalam pembelajaran akan berdampak pada rendahnya hasil belajar. Maka dari itu, guru harus dapat memahami bahwa pada saat memulai kegiatan pembelajaran siswa telah memiliki berbagai konsepsi, pengetahuan yang relevan dengan apa yang mereka pelajari. Pemahaman akan pengetahuan yang dibawa siswa dalam pembelajaran akan sangat berdaya guna membantu siswa meraih pengetahuan yang mereka miliki. Guru juga harus menyadari bahwa dalam pembelajaran membutuhkan keterlibatan siswa secara langsung. Guru juga harus meningkatkan partisipasi aktif dan kerja sama antarsiswa. Dengan adanya kerja sama antarsiswa dalam pembelajaran akan meningkatkan ketrampilan sosial siswa dalam mengungkapkan ide atau pendapatnya sehingga hasil belajar IPS akan meningkat. Upaya untuk meningkatkan proses dan hasil belajar IPS, perlu dikembangkan suatu pembelajaran yang kreatif dan inovatif. Pembelajaran yang memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan sikap ingin tahu dalam menggali berbagai pengetahuan baru, bertukar pendapat, bekerjasama dengan teman, mengingat kembali konsep yang telah dipelajari. Salah satu model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kerja sama dan hasil belajar IPS dengan menggunakan model Quantum Learning. Karena pada dasarnya pembelajaran menggunakan model Quantum Learning dapat menumbuhkan minat siswa dalam belajar, berfikir kritis, siswa merasa senang dalam belajar, melatih siswa dalam menyelesaikan sebuah masalah serta melatih siswa mengungkapkan ide-ide
4 atau gagasan sehingga akan terjadi pertukaran ide dan gagasan antarsiswa. Proses belajar siswa menjadi menyenangkan dan membuat siswa dapat meningkatkan hasil belajar IPS. Berdasarkan hal tersebut, penulis melakukan penelitian PTK sebagai upaya peningkatan proses dan hasil belajar IPS melalui model Quantum Learning pada siswa kelas 5 SDN 1 Ngraji Kecamatan Purwodadi Kabupaten Grobogan semester II tahun 2015/2016. 1.2 Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan, dapat diidentifikasi masalah-masalah yang terdapat pada pembelajaran IPS antara lain. a. Guru belum menggunakan model yang kreatif hanya menyampaikan informasi b. Guru belum melatih siswa untuk berfikir kritis untuk menyelesaikan sebuah masalah. c. Metode atau model yang digunakan guru belum bervariasi karena lebih sering menggunakan metode ceramah, sehingga pembelajaran menjadi kurang menarik dan membosankan. d. Pembelajaran berpusat pada guru, siswa tidak berperan aktif dalam pembelajaran sehingga pemahaman siswa terhadap materi IPS masih rendah. e. Rendahnya hasil belajar IPS yaitu 39,1% siswa memperoleh nilai kurang dari KKM. Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yakni 70%. 1.3 Batasan Masalah Berdasaran Identifikasi masalah yang telah dipaparkan, diperoleh gambaran permasalahan. Dimana penelitian ini terfokus pada penerapan Quantum Learning untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas 5 dalam ruang lingkup IPS. penelitian ini sengaja membatasi permasalahan yang dihadap karena menyadari adanya keterbatasan waktu, maka penulis perlu membari batasan masalah secara jelas. Batasan objek penulis hanya pada analisis.
5 a. Hasil belajar IPS pada kompetensi Dasar menjelaskan proses perubahan fisik dapat membuat pekerjaan lebih mudah. b. Penerapan model pembelajaran Quantum Learning pada pembelajaran IPS. c. Hanya siswa kelas 5 SDN Ngraji 05 yang menjadi subjek penelitian. 1.4 Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah yang telah diuraikan maka dapat dibuat rumusan masalah adalah sebagai berikut. a. Bagaimana penerapan model pembelajaran Quantum Learning dalam meningkatkan proses pembelajaran IPS pokok bahasan perlunya persiapan kemerdekaan Indonesia secara signifikan pada siswa kelas 5 SD Negeri Ngraji 05 semester II Tahun Pelajaran 2015/2016? b. Apakah peningkatan proses pembelajaran melalui model pembelajaran Quantum Learnig dapat meningkatkan hasil belajar IPS pokok bahasan perlunya persiapan kemerdekaan Indonesia secara signifikan pada siswa kelas 5 SD Negeri Ngraji 05 semester II Tahun Pelajaran 2015/2016? 1.5 Tujuan Penelitian Berdasarkan permasalahan yang telah diuraiakan di atas, maka tujuan peneltian ini untuk. a. Menerapkan model pembelajaran Quantum Learning untuk meningkatkan proses dan hasil belajar mata pelajaran IPS pokok bahasan perlunya persiapan kemerdekaan Indonesia secara signifikan pada siswa kelas 5 SD Negeri Ngraji 05. b. Meningkatkan hasil belajar IPS melalui peningkatan proses pembelajaran pokok bahasan perlunya persiapan kemerdekaan Indonesia menggunakan model pembelajaran Quantum Learning secara pada siswa kelas 5 SD Negeri Ngraji 05.
6 1.6 Manfaat Hasil Penelitian Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini adalah. 1.6.1 Manfaat Teoretis Manfaat teoritis penelitian ini yaitu memberikan gambaran mengenai pembelajaran IPS dengan menggunakan model Quantum Learning untuk meningkatkan proses dan hasil belajar IPS. Sebagai referensi oleh peneliti lain tentang model Quantum Learning dalam meningkatkan proses dan hasil belajar IPS. 1.6.2 Manfaat Praktis a Bagi Siswa Meningkatkan ketrampilan sosial dan kerja sama antarsiswa, berani mengungkapkan ide atau pendapatnya di dalam kelas sehingga akan meningkatkan ketrampilan berfikir kritis dalam menyelesaikan sebuah masalah. b Bagi Guru Sebagai pedoman dan bahan pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang tepat untuk menciptakan suasana pembelajaran yang efektif sehingga dapat meningkatkan kualitas pendidikan terutama mata pelajaran IPS. c Bagi Sekolah (a) Sebagai upaya memperbaiki kualitas pembelajaran IPS dengan kemampuan yang dimiliki guru kelas sehingga menghasilkan output yang berkualitas dengan menggunakan model pembelajaran Quantum Learning. (b) Memberikan masukan dalam meningkatkan mutu pendidikan di sekolah, khususnya dalam pembelajaran IPS.