KARYA ILMIAH MAHASISWA AGRIBISNIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Desa Ciaruten Ilir, Kecamatan Cibungbulang,

IV METODE PENELITIAN 4.1. Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2. Jenis dan Sumber Data 4.3. Metode Pengumpulan Data

IV. METODE PENELITIAN

BAB IV METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengambilan Responden

IV. METODE PENELITIAN

VII ANALISIS STRUKTUR, PERILAKU DAN KERAGAAN PASAR

IV METODE PENELITIAN 4.1 Lokasi dan Waktu Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data 4.3 Metode Pengumpulan Data

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI KAYU DI PROVINSI LAMPUNG. (Analysis of Marketing Efficiency of Cassava in Lampung Province)

III. METODE PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam mengambil sampel responden dalam penelitian ini

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan batasan operasional mencakup pengertian yang digunakan

IV. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. kontribusi dalam upaya pemulihan dan pertumbuhan ekonomi. Salah satu

ANALISIS TATANIAGA BUAH NAGA ORGANIK UNTUK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI DI KABUPATEN BANYUWANGI

IV. METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN UBI JALAR DI KABUPATEN LAMPUNG TENGAH. (Analysis of the Marketing Efficiency of Sweet Potato In Central Lampung Regency)

BAB IX ANALISIS PEMASARAN PEPAYA SPO DAN PEPAYA NON SPO. memindahkan suatu produk dari titik produsen ke titik konsumen.

Program Studi Agribisnis FP USU Jln. Prof. A. Sofyan No. 3 Medan HP ,

ANALISIS TATANIAGA UBI JALAR DI DESA PURWASARI KECAMATAN DRAMAGA KABUPATEN BOGOR. JAWA BARAT

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN PISANG KEPOK DI KABUPATEN SERUYAN ABSTRACT

IV. METODE PENELITIAN

I PENDAHULUAN. Tabel 1. Nilai PDB Hortikultura Berdasarkan Harga Berlaku Pada Tahun Kelompok

III. METODOLOGI PENELITIAN. untuk mendapatkan dan menganalis data sesuai dengan tujuan penelitian.

III. METODE PENELITIAN. Usahatani dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari bagaimana. produksi danpendapatanyang diinginkan pada waktu tertentu.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN. individu dan kelompok dalam mendapatkan apa yang mereka butuhkan dan

IV. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN SAYURAN DATARAN TINGGI KABUPATEN KARO PROVINSI SUMATERA UTARA

III. KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional mencakup pengertian yang digunakan untuk

IV. METODE PENELITIAN

Efisiensi Pemasaran Mangga Gedong Gincu (Mangifera Indica L) di Kabupaten Majalengka

Sistem Tataniaga Tandan Buah Segar di Kecamatan Wampu, Kabupaten Langkat, Sumatera Utara

III. METODE PENELITIAN

Saluran dan Marjin Pemasaran cabai merah (Capsicum annum L)

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Secara umum pemasaran adalah proses aliran barang yang terjadi di dalam pasar.

A. WAKTU DAN TEMPAT B. METODE PENELITIAN

ANALISIS PEMASARAN NENAS PALEMBANG (KASUS: DESA PAYA BESAR, KECAMATAN PAYARAMAN, KABUPATEN OGAN ILIR, PROVINSI SUMATERA SELATAN)

METODE PENELITIAN. Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif.

KERANGKA PENDEKATAN TEORI

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1. Tinjauan Umum Komoditi Kubis 2.2. Sistem Tataniaga dan Efisiensi Tataniaga

III. KERANGKA PEMIKIRAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di subdistrito Ainaro Vila dan Suco Nugufu, distrito

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Tahun Komoditas

BAB III METODE PENELITIAN. ke konsumen membentuk suatu jalur yang disebut saluran pemasaran. Distribusi

USAHATANI DAN TATANIAGA KACANG KAPRI DI KECAMATAN WARUNGKONDANG, CIANJUR, PROVINSI JAWA BARAT. Oleh: DAVID ERICK HASIAN A

I. PENDAHULUAN *

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS PEMASARAN KEDELAI

FARMER SHARE DAN EFISIENSI SALURAN PEMASARAN KACANG HIJAU

III KERANGKA PEMIKIRAN

III. METODE PENELITIAN. Petani buah naga adalah semua petani yang menanam dan mengelola buah. naga dengan tujuan memperoleh keuntungan maksimum.

IV. METODE PENELITIAN

SISTEM PEMASARAN DAN NILAI TAMBAH OLAHAN UBI JALAR (Ipomoea batatas, L.) DI DESA CIKARAWANG DAN DESA PETIR, KECAMATAN DRAMAGA, KABUPATEN BOGOR.

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN Konsep Pendapatan dan Biaya Usahatani. keuntungan yang diperoleh dengan mengurangi biaya yang dikeluarkan selama

BAB IV METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Kecamatan Rancabungur, Desa Pasirgaok, Bogor,

BAB III BAHAN DAN METODE

Desa Cigugur Girang, Kecamatan Parongpong, Kabupaten Bandung, Jawa bawah bimbingan ARIF IMAM SUROSO).

III. KERANGKA PEMIKIRAN

JIIA, VOLUME 5 No. 3, AGUSTUS 2017 ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN KUBIS DI KECAMATAN GISTING KABUPATEN TANGGAMUS

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

III. METODE PENELITIAN. untuk mengelola faktor-faktor produksi alam, tenaga kerja, dan modal yang

ANALISIS MARGIN PEMASARAN CABAI RAWIT MERAH DI KECAMATAN LEMBANG KABUPATEN BANDUNG BARAT

PENDAHULUAN. Tabel 1. Perkembangan PDB Hortikultura Atas Dasar Harga Berlaku di Indonesia Tahun Kelompok

BAB VI HASIL DAN PEMBAHASAN

Sosio Ekonomika Bisnis Vol 18. (2) 2015 ISSN Tinur Sulastri Situmorang¹, Zulkifli Alamsyah² dan Saidin Nainggolan²

ANALISIS USAHATANI BROKOLI (Brassica oleracea L) DAN PEMASARANNYA DI DESA SUMBER URIP KECAMATAN SELUPU REJANG KABUPATEN REJANG LEBONG

BAB III METODE PENELITIAN

III. KERANGKA PEMIKIRAN

Jurnal NeO-Bis Volume 8, No. 2, Desember 2014 DI KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR

Kajian Efisiensi Tataniaga Cabai Merah Pada Pedagang Pengecer di Kecamatan Banyuasin III Kabupaten Banyuasin Sumatera Selatan

ANALISIS TATANIAGA BUNGA KRISAN DI KECAMATAN CUGENANG KABUPATEN CIANJUR

DISTRIBUSI RANTAI PASOK TOMAT PT BIMANDIRI AGRO SEDAYA DI WILAYAH LEMBANG JAWA BARAT. Elina Sihombing

Penanganan Barang Tolakan pada Perusahaan XYZ di Lembang Jawa Barat

KAJIAN RANTAI PASOK BERAS DI DISTRIK TANAH MIRING KABUPATEN MERAUKE ABSTRACT

III. KERANGKA PEMIKIRAN

I. PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

ANALISIS EFISIENSI PEMASARAN BELIMBING DEWA DI KECAMATAN PANCORAN MAS KOTA DEPOK JAWA BARAT OLEH : SARI NALURITA A

ANALISIS PENDAPATAN DAN PEMASARAN USAHATANI BROKOLI (Brassica oleracea L.) DI DESA MUARA PERIKAN KECAMATAN PAGARALAM SELATAN KOTAMADYA PAGARALAM

4. METODOLOGIPENELITIAN. Lokasi dan Waktu Penelitian. Jenis dan Sumber Data. Metode Penentuan Responden

BAB III MATERI DAN METODE

METODE PENELITIAN. Penelitian dilakukan di Provinsi Lampung khususnya di PTPN VII UU

81 Jurnal Agribisnis dan Ekonomi Pertanian (Volume 3. No 2 Desember 2009) 1 & 2

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV. METODE PENELITIAN

DI DESA CIPEUYEUM, KECAMATAN HAURWANGI, KABUPATEN CIANJUR ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Program Studi Teknologi Hasil Perikanan STITEK Balik Diwa Makassar ABSTRAK

Oleh: 1 Sohidal Farid, 2 Jafar Sidiq, 3 Cecep Pardani

SISTEM PEMASARAN NENAS BOGOR (Ananas comosus) DI KABUPATEN BOGOR THE MARKETING SYSTEM OF BOGORINARIAN PINEAPPLE (Ananas comosus) IN BOGOR DISTRIC

ANALISIS MARKETING BILL KOMODTI CABAI MERAH DI KOTA MEDAN. Staff Pengajar Program Studi Agribisnis Fakultas PertanianUniversitas Sumatera Utara

METODE PENELITIAN. Konsep dasar dan definisi operasional merupakan pengertian dan petunjuk

III. KERANGKA PEMIKIRAN

EFISIENSI PEMASARAN TELUR AYAM RAS DI KECAMATAN RINGINREJO KABUPATEN KEDIRI Mega Yoga Ardhiana 1), Bambang Ali Nugroho 2) dan Budi Hartono 2)

II. TINJAUAN PUSTAKA. 2.1 Kerangka Teoritis Kelayakan Usahatani

Transkripsi:

EFISIENSI TATANIAGA BROKOLI DI LEMBANG JAWA BARAT Hesti. K 1), Marlinda Apriyani 2), Luluk Irawati 2) 1) Mahasiswa Program Studi Agribisnis Politeknik Negeri Lampung 2) Dosen Program Studi Agribisnis Politeknik Negeri Lampung ABSTRAK Tataniaga merupakan proses penyaluran barang/jasa dari produsen sampai ke konsumen dan mampu menyampaikan hasil produksi dengan biaya murah serta melakukan pembagian keuntungan yang adil kepada pihak yang terlibat. PT XYZ merupakan perusahaan yang menjalankan bisnisnya dengan menyalurkan produknya dari petani ke pasar moderen. Tingginya harga pada konsumen sering dihubungkan oleh banyaknya lembaga yang terkait dalam proses tataniaga. Efisiensi tataniaga brokoli PT XYZ di Lembang Jawa Barat bertujuan untuk menganalisis efisiensi tataniaga brokoli sampai ke konsumen. Analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui efisiensi tataniaga brokoli menggunakan beberapa indikator yaitu marjin tataniaga, farmer s share, dan rasio keuntungan dan biaya. Hasil perhitungan margin tataniaga dan farmer s share menunjukkan bahwa saluran yang paling efisien adalah saluran 3 (Petani - PT XYZ Supermarket A konsumen) dengan nilai Rp.37.018/kg dan 42,6%, sedangkan rasio keuntungan dan biaya menunjukkan adanya persebaran keuntungan yang merata karena nilainya >0. Kata kunci: efisiensi tataniaga, margin tataniaga, farmer s share, rasio keuntungan dan biaya PENDAHULUAN Pertumbuhan penduduk yang semakin meningkat menyebabkan bertambahnya kebutuhan akan konsumsi pangan. Sayuran merupakan salah satu bahan makanan yang memiliki peran penting dalam pemenuhan kebutuhan pangan dan peningkatan gizi, karena sayuran merupakan salah satu sumber mineral dan vitamin yang dibutuhkan manusia. Salah satunya adalah brokoli. Tataniaga adalah suatu ilmu ekonomi pertanian yang memfokuskan pada bagaimana setiap pihak yang terlibat dalam saluran tataniaga mendapatkan pembagian keutungan yang adil. Saluran tataniaga adalah serangkaian lembaga yang melakukan semua fungsi yang digunakan untuk menyalurkan produk dan status kepemilikannya dari produsen ke konsumen. PT XYZ adalah salah satu pelaku tataniaga brokoli yang ada di wilayah Lembang. PT XYZ adalah perusahaan yang bergerak dalam bidang agrotrading yaitu perusahaan yang melakukan perdagangan produk pertanian. Perusahaan ini melakukan proses produksi dengan penanganan sayuran dan buah-buahan segar mulai dari pasca panen hingga pemasarannya. Brokoli merupakan salah satu jenis

sayuran yang memiliki permintaaan cukup tinggi di PT XYZ walaupun memiliki harga yang tinggi. Saluran tataniaga brokoli terdiri dari 4 saluran. Saluran 1 terdiri dari petani, pemasok, PT XYZ, Supermarket A dan konsumen, saluran 2 terdiri dari petani, pemasok, PT XYZ, Supermarket B dan konsumen, saluran ke 3 terdiri dari petani, PT XYZ, Supermarket A dan konsumen, dan saluran ke 4 terdiri dari petani, PT XYZ, Supermarket B dan konsumen. Pemasaran yang melibatkan banyak pihak akan menimbulkan margin yang tidak merata karena setiap pihak yang terkait akan mengeluarkan biaya dan perlakuan yang berbeda untuk menyalurkan produknya sampai kepada konsumen sehingga keuntungan yang diperoleh pun akan berbeda. Banyaknya pihak yang terlibat dalam saluran tataniaga brokoli menyebabkan terjadinya perbedaan harga jual pada tiap toko atau pasar moderen yang disalurkannya sehingga menimbulkan margin yang berbeda pada setiap toko dan pasar moderen. Perbedaan harga tersebut dapat mempengaruhi pendapatan masing-masing pihak atau perusahaan yang terlibat di dalamnya. Oleh karena itu, penulis tertarik untuk melakukan pengkajian mengenai saluran pemasaran, margin pemasaran, farmer s share dan rasio keuntungan dan biaya untuk mengetahui tingkat efisiensi pada saluran tataniaga yang terkait. Tujuan penulisan ini yaitu untuk menganalisis efisiensi tataniaga brokoli di PT XYZ berdasarkan margin tataniaga, farmers s share, serta rasio keuntungan dan biaya. METODE PELAKSANAAN Metode Pengumpulan Data Responden dalam penelitian ini adalah petani, pemasok, dan karyawan PT XYZ. Data yang digunakan dalam laporan adalah data primer dan data skunder. Pengumpulan data primer dilakukan dengan mewawancarai responden secara langsung dan melakukan observasi, sedangkan data skunder diperoleh dari literatur, bukubuku, dan bukti catatan perusahaan yang telah tersusun dalam arsip perusahaan. Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan adalah analisis tataniaga menggunakan margin tataniaga, farmer s share dan rasio keuntungan dan biaya. Secara sistematis persamaannya dapat dituliskan sebagai berikut: a. Margin tataniaga Margin tataniaga merupakan perbedaan harga diantara lembaga tataniaga. Besarnya margin tataniaga merupakan tambahan dari biaya

pemasaran dan keuntungan yang didapat oleh masing-masing lembaga tataniaga. Margin tataniaga dinyatakan sebagai berikut: Mji = Psi Pbi, atau (1) Mji = bti + Πi, atau (2) Πi = Mji bti (3) Keterangan: Mji= margin lembaga tataniaga ke-i Psi = harga penjualan lembaga ke-i Pbi= harga pembelian lembaga ke-i Πi= keuntungan lembaga tataniaga ke-i b. Farmer s Share Farmer s share digunakan untuk membandingkan harga yang diterima petani dengan harga yang dibayarkan oleh konsumen akhir. Farmer s share dapat dinyatakan sebagai berikut: Sp = Pf Pr Keterangan: Sp Pf Pr x 100% : Farmer s share : harga petani : harga konsumen c. Rasio keuntungan dan biaya Limbong dan Sitorus (1987), menjelskan bahwa pada tataniaga tingkat kelayakan tataniaga dapat dilihat dari sebaran rasio keuntungan dan biaya. Semakin adil persebaran rasio keuntungan dan biaya serta margin tataniaga terhadap biaya tataniaga yang dikeluarakan maka saluran tersebut dapat dikatakan efisien. Rasio keuntungan dan biaya dapat dinyatakan sebagai berikut: Rasio keuntungan (%) = Keuntungan (πi ) Biaya Pemasaran (Ci) Keterangan: πi = Keuntungan pemasaran pada lembaga tingkat ke-i Ci = Biaya pemasaran pada tingkat lembaga ke-i HASIL DAN PEMBAHASAN Efisiensi Tataniaga Brokoli Kegiatan pengadaan bahan baku sampai dengan penjualan produk ke konsumen akhir PT XYZ melibatkan beberapa pihak atau lembaga tataniaga. Lembaga tataniaga yang saling berhubungan di dalamnya akan membentuk sebuah saluran tataniaga. serangkaian lembaga yang menjalankan semua fungsi yang digunakan untuk menyampaikan produk dan status kepemilikan produk dari produsen ke konsumen disebut dengan saluran tataniaga (Kotler, 2002). Saluran tataniaga brokoli dapat dilihat Gambar 1. pada

Gambar 1. Saluran tataniaga brokoli Berdasarkan gambar tersebut, terdapat 4 saluran tataniaga brokoli, yaitu: 1) Petani Pemasok PT XYZ Supermarket A Konsumen akhir 2) Petani Pemasok PT XYZ Supermarket B Konsumen akhir 3) Petani PT XYZ Supermarket A Konsumen akhir 4) Petani XYZ Supermarket B Konsumen akhir Saluran tataniaga diatas merupakan saluran tataniaga brokoli. Proses penanganan atau perlakuan yang dilakukan pada setiap lembaga tersebut tentu berbeda, karena masing-masing lembaga tersebut ingin mendapatkan keuntungan yang lebih sehingga lembaga pemasaran akan melakukan penanganan yang terbaik untuk mendapatkan harga jual yang tinggi. Alur produksi brokoli di PT XYZ dapat dilihat pada Gambar 2. Gambar 2. Alur Produksi Brokoli di PT XYZ Gambar 2 merupakan alur produksi brokoli yang dilakukan oleh PT XYZ mulai dari penerimaan barang sampai dengan pengiriman barang. Setiap perlakuan tersebut mengeluarkan biaya yang akan membuat kenaikan pada harga barang tersebut, sehingga perlu dilakukan analisis dengan beberapa indokator diantaranya margin

tataniaga, farmer s share, serta rasio keuntungan dan biaya untuk mengetahui saluran mana yang paling efisien. Berikut ini adalah analisis yang dilakukan untuk mengetahui efisiensi tataniaga brokoli: a. Margin tataniaga Selisih harga yang dibayar petani dengan harga yang dibayar konsumen disebut dengan margin tataniaga. Analisis tersebut dilakukan untuk mengetahui besarnya biaya yang digunakan pada setiap lembaga tataniaga yang terlibat dalam saluran tataniaga brokoli. Hasil margin tataniaga brokoli dapat dilihat pada Tabel 1. Tabel 1. Margin tataniaga brokoli Saluran Tataniaga Margin Tataniaga (Rp/Kg) Saluran 1 42.000 Saluran 2 44.000 Saluran 3 37.018 Saluran 4 39.018 Sumber: Data Primer, 2017. Tabel 1 Menunjukkan bahwa perbandingan margin tataniaga dan keuntungan tataniaga pada masingmasing saluran pemasaran memiliki niai yang berbeda. Saluran pemasaran 1 memiliki total margin sebesar Rp.42.000/kg, total margin pada saluran 2 sebesar Rp.44.000 /kg, total margin tataniaga pada saluran 3 sebesar Rp.37.018, dan total margin pada saluran ke empat adalah Rp.39.108. Total keuntungan pada saluran 1 sebesar Rp.38.196 /kg, total keuntungan saluran 2 sebesar Rp.40.169 /kg, total keuntungan saluran ke 3 sebesar Rp.33.104/kg, dan total keuntungan pada saluran ke 4 sebesar Rp.39.018/kg. b. Farmer s share Bagian yang diterima petani dari kegiatan tataniaga dengan membandingkan harga yang dibayarkan oleh konsumen dengan harga yang diterima disebut dengan farmer s share. Semakin tinggi nilai margin tataniaga akan membuat nilai farmer s share yang diterima petani dalam kegiatan tataniaga menjadi rendah (hernawati, 2012). Farmer s share yang diterima pada saluran pemasaran brokoli dapat dilihat pada Tabel 2. Tabel 2. Farmer s share yang diterima pada saluran tataniaga brokoli Saluran Tataniaga Tingkat Petani Harga (Rp) Tingkat Konsumen Farmer's Share Saluran 1 5.000 47.000 10,6 Saluran 2 5.000 49.000 10,2 Saluran 3 20.000 47.000 42,6 Saluran 4 20.000 49.000 40,8 Sumber : Data Primer, 2017.

Tabel 2 menunjukkan bahwa pemasaran brokoli pada saluran 3 memiliki nilai farmer s shareyang lebih besar dibandingkan saluran lainnya yaitu 42,6 persen. Nilai farmer s share tersebut termasuk dalam kategori efisien karena memiliki nilai yang paling besar diantara nilai saluran lain. c. Rasio keuntungan dan biaya Rasio yang menunjukkan niai dari keuntungan yang diterima serta membandingkan dengan biaya yang dikeluarkan setiap lembaga tataniaga disebut dengan rasio keuntungan dan biaya. Rasio ini digunakan untuk mengetahui penyebaran keuntungan dan biaya yang diperoleh lembaga tataniaga yang terlibat. Semakin menyebarnya rasio keuntungan dan biaya, maka bisa dikatakan efisien dari segi operasional. Rasio keuntungan dan biaya pada masing-masing lembaga tataniaga brokoli dapat dilihat pada Tabel 3. Tabel 3. Rasio keuntungan dan biaya pada saluran tataniaga brokoli Saluran Pemasaran Keuntungan (Rp/Kg) Biaya Tataniaga (Rp/Kg) Rasio Keuntungan dan Biaya (Π/C) Saluran 1 Petani 5.000 1.928 2,6 Pemasok 22.314 686 32,5 PT XYZ 12.745 1.255 10,2 Supermarket A 4.679 321 14,6 Saluran 2 Petani 5.000 1.928 2,6 Pemasok 22.314 686 32,5 PT XYZ 16.745 1.255 13,3 Supermarket B 2.652 348 7,6 Saluran 3 Petani 17.222 796 21,6 PT XYZ 12.745 1.255 10,2 Supermarket A 4.674 321 14,6 Saluran 4 Petani 17.222 796 21,6 PT XYZ 16.745 1.255 13,3 Supermarket B 2.652 348 7,6 Sumber: Data Primer, 2017. Tabel 3 menunjukkan bahwa rasio keuntungan dan biaya pada masingmasing lembaga menunjukkan adanya persebaran keuntungan yang merata karena nilai yang dihasilkan lebih besar dari 0 (>0). KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis dapat di simpulkan bahwa saluran 3 tataniaga brokoli lebih efisien dibandingkan

ketiga saluran lainnya karena saluran tataniaga satu memiliki margin tataniaga yang paling kecil yaitu sebesar Rp.45.018/kg, dan nilai farmer s share yang lebih yaitu sebesar 42,6 persen. Nilai rasio keuntungan dan biaya menunjukkan bahwa pada masingmasing lembaga menunjukkan adanya persebaran keuntungan yang merata karena nilai yang dihasilkan lebih besar dari 0 (>0). Saran PT XYZ sebaiknya mengajak petani atau membina kemitraan dengan petani brokoli agar petani brokoli dapat menjual hasil panennya dengan harga yang tinggi ke perusahaansehingga petani dapat menerima pendapatan yang tinggi. REFERENSI Anwar Hariry. 2015. Analisis Tataniaga Ubi Jalar di Desa Purwasari Kecamatan Dramaga Kabupaten Bogor. www.academia.ac.id. [Diakses pada tanggal 17 Mei 2017.] Hernawati. 2012. Analisis Tataniaga Nanas Palembang (Kasus Desa Paya Besar Kecamatan Payaraman, Kabupaten Ogan Ilir, Provinsi Sumatera Selatan). Skripsi. Fakultas Ekonomi Manajemen Institut Pertanian Bogor. Bogor. Kotler Philip. 2002. Manajemen pemasaran, Analisis, Perencanaan dan pengendalian. Salemba Empat. Jakarta. Limbong, W.H dan Sitorus P. 1987. Pengantar Tataniaga Pertanian. Institut Pertanian Bogor. Bogor.