BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Masalah perpajakan tidak semata-mata masalah Direktorat Jenderal Pajak saja, tetapi sudah menjadi masalah penting dalam hidup bernegara. Keberhasilan pemungutan pajak tidak hanya ditentukan oleh aparat pajak (fiskus), tetapi juga oleh masyarakat Wajib Pajak (WP) serta sistem perpajakan itu sendiri. Sistem perpajakan yang baik memerlukan pola pelaksanaan perpajakan yang terkoordinasi dan meliputi tiga faktor yaitu Kebijakan Perpajakan (Tax Policy), Undang-undang Perpajakan (Tax Law) dan Administrasi Perpajakan (Tax Administration). Undang-undang perpajakan diciptakan berdasarkan penjabaran lebih lanjut dari kebijakan di bidang perpajakan, sehingga undang-undang tersebut dapat digunakan sebagai dasar atau landasan pemungutan pajak. Lebih lanjut diungkapkan berjalannya undang-undang itu sendiri perlu ditunjang oleh suatu sistem administrasi perpajakan yang jelas dan mudah dilaksanakan. Merupakan kegiatan rutin bagi para Wajib Pajak dimana setiap tahun setelah tahun pajak berakhir, para Wajib Pajak Badan maupun Orang Pribadi diharuskan untuk memenuhi kewajiban perpajakannya yaitu mengisi dan menyampaikan Surat Pemberitahuan Tahunan Pajak Penghasilan (SPT Tahunan PPh) ke Kantor Pelayanan Pajak (KPP) atau Kantor Penyuluhan dan Pengamatan Potensi Perpajakan (KP4). 1
2 Sistem Self Assessment mengharuskan WP untuk mendaftarkan diri pada Kantor Direktorat Jendral Pajak untuk dicatat sekaligus mendapatkan Nomor Pokok Wajib Pajak (NPWP), selanjutnya WP diberi kepercayaan penuh untuk aktif menghitung, memperhitungkan, membayar dan melaporkan jumlah pajak yang terutang. Pemberlakuan sistem ini bertujuan untuk memberikan kepercayaan sebesar-besarnya kepada WP guna meningkatkan kesadaran dan peran serta dalam memenuhi kewajibannya di bidang perpajakan. Tujuan lain dari pemberlakuan sistem ini adalah untuk menghindari pelaksanaan administrasi dan birokrasi yang terlalu membebani WP. Dalam Undang-Undang Perpajakan No. 17 tahun 2000 tentang Pajak Penghasilan disebutkan bahwa obyek pajak adalah penghasilan. Penghasilan adalah setiap tambahan kemampuan ekonomis yang diterima atau diperoleh Wajib Pajak, baik yang berasal dari Indonesia maupun luar Indonesia yang dapat dipakai untuk konsumsi atau untuk menambah kekayaan Wajib Pajak yang bersangkutan dengan nama dan bentuk apapun. Setiap penghasilan yang diperoleh akan dikenakan Pajak Penghasilan. Pengertian Pajak Penghasilan itu sendiri adalah pajak yang dikenakan terhadap subyek pajak atas penghasilan yang diterima atau diperolehnya dalam satu tahun pajak. Subyek Pajak Penghasilan adalah segala sesuatu yang mempunyai potensi untuk memperoleh penghasilan dan menjadi sasaran untuk dikenakan Pajak Penghasilan.
3 Untuk menguji kepatuhan WP dalam memenuhi kewajiban Perpajakannya, Direktur Jenderal Pajak (DJP) dapat melakukan pemeriksaan. Pelaksanaan pemeriksaan dilakukan dalam rangka menjalankan fungsi pengawasan terhadap WP yang bertujuan untuk meningkatkan kepatuhan WP. Pemeriksaan dapat berupa kegiatan mencari, mengumpulkan bukti, mengolah data dan atau keterangan lain. Namun dengan meniliti bukti-bukti yang sudah diberikan WP saja terkadang pemeriksa merasa belum cukup, sehingga pemeriksa memerlukan bukti-bukti atau keterangan lainnya. Pemeriksaan pajak dilakukan berdasarkan Surat Perintah Pemeriksaan Pajak (SP3). Pemeriksaan dinyatakan dimulai apabila SP3 telah diterima dan ditandatangani oleh WP. Batas waktu penyampaian SP3 adalah 1 (satu) bulan sejak tanggal penerbitan SP3. Apabila WP atau wakil atau kuasa WP menolak untuk diperiksa, maka WP atau wakil atau kuasa WP yang bersangkutan harus menandatangani surat pernyataan penolakan pemeriksaan pajak. WP yang menolak untuk diperiksa diperlakukan sebagai WP yang melanggar ketentuan Pasal 39 ayat (1) huruf e UU No. 6 Tahun 1983 tentang Ketentuan Umum Perpajakan (KUP) sebagaiman telah diubah terakhir dengan UU No. 16 Tahun 2000, yaitu bahwa Wajib Pajak dengan sengaja tidak menyelengarakan pembukuan atau pencatatan, tidak memperlihatkan atau tidak meminjamkan buku, catatan, atau dokumen lainnya sehingga terhadap Wajib Pajak tersebut dapat dilakukan tindakan penyidikan. PT Bina Nusa Rama (BNR) merupakan Perusahaan Penanaman Modal Asing yang bergerak dibidang restoran cepat saji dengan merk McDonald s.
4 Awal sengketa ini berasal dari Surat Pemberitahuan Hasil Pemeriksaan Pajak (PHP) Kantor Pelayanan Pajak Penanaman Modal Asing Enam (KPP PMA Enam) Nomor : Pem 169/WPJ.07/KP.0900/2005 yang diterima oleh BNR tanggal 15 Desember 2005. Salah satu isi dari PHP tersebut adalah terdapat koreksi positif pengurang penghasilan bruto sejumlah Rp.18.589.594.598. Dari total koreksi sejumlah Rp. 18.589.594.598 perusahaan menyetujui untuk dikoreksi sebesar Rp. 718.810.608 sedangkan sebesar Rp. 17.112.556.822 tidak setuju. Berdasarkan uraian singkat di atas penulis memberikan judul skripsi ini adalah : ANALISIS SENGKETA PAJAK ATAS BIAYA BUNGA PINJAMAN SESUAI SE-46/PJ.4/1995 (STUDI KASUS PENYELESAIAN SENGKETA PT BNR MELALUI PERADILAN PAJAK) B. Perumusan Masalah Untuk hal-hal tersebut yang telah diuraikan di atas, maka dalam penelitian ini hal-hal yang akan dikaji adalah sebagai berikut: 1. Bagaimanakah perlakuan pencatatan biaya bunga pinjaman di BNR dan apa dasar hukum Pemeriksa melakukan koreksi positif biaya bunga tersebut? 2. Bagaimana proses pengajuan Keberatan atas Surat Ketetapan Pajak Nihil tersebut dan bagaimana hasil keputusannya?
5 3. Bagaimana prosedur pengajuan Banding atas keputusan Keberatan Nomor KEP-389/WPJ.07BD.05/2007 tanggal 30 Maret 2007 dan bagaimana hasil putusannya? C. Batasan Masalah Penelitian ini dibatasi pada produk hukum berupa Surat Ketetapan Pajak Nihil (SKPN) No. 00001/506/03/059/06 tentang Pajak Penghasilan Badan tertanggal 9 Januari 2006. D. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui : 1. Perlakuan pencatatan biaya bunga pinjaman di BNR; 2. Proses pengajuan Keberatan BNR atas SKPN No. 00001/506/03/059/06 tentang Pajak Penghasilan Badan; 3. Prosedur pengajuan Banding BNR atas Keputusan Keberatan Nomor KEP-389/WPJ.07/BD.05/2007. E. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Untuk menerapkan ilmu yang selama ini diperoleh di bangku kuliah dan mempraktekkannya sesuai dengan kondisi yang ada.
6 2. Bagi Instansi Memberikan masukan sekaligus pertimbangan bagi pihak-pihak yang berwenang dalam penentuan kebijakan yang menyangkut tentang perpajakan khususnya dalam hal meningkatkan penerimaan Pajak Penghasilan di KPP PMA Enam.