BAB III METODE PENELITIAN. sesuatunya yang mudah dan praktis. Peluang tersebut dimanfaatkan oleh produsen

dokumen-dokumen yang mirip
Analisis Permintaan dan Kesediaan Membayar Konsumen (Willingness To Pay) pada Teh Hijau Celup di Kelurahan Kraton Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pengeringan dan pengemasan (Somantri, 2014). Salah satu jenis teh adalah teh

LAMPIRAN. Lampiran 1. Kuesioner :

BAB III METODE PENELITIAN. Permintaan Beras di Kabupaten Kudus. Faktor-Faktor Permintaan Beras. Analisis Permintaan Beras

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN. alat ukur yang digunakan dalam penelitian. Tabel 5.1 Hasil Uji Validitas. Variable Corrcted item total R tabel Keterangan

ANALISIS WILLINGNESS TO ACCEPT. 7.1 Analisis Willingness To Accept dengan Pendekatan Metode Contingent Valuation Method

3. PELAKSANAAN KEGIATAN

BAB III METODE PENELITIAN. sebagai salah satu input faktor produksi yang memiliki peran penting. Permintaan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. menjadi sampel dalam penelitian mengenai pengaruh harga, kualitas produk, citra merek

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mengungkapkan laporan keuangan (annual report) kepada publik periode 2013

BAB III METODE PENELITIAN. memiliki arti dan kedudukan penting dalam pembangunan nasional.sektor pertanian

3. METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. perusahaan manufaktur skala besar dan sedang di Semarang. 3.2 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengumpulan Sampel

BAB III METODE PENELITIAN. dengan angka yang bertujuan menguji hipotesis (Sugiyono,2008).

BAB III METODE PENELITIAN. di Inspektorat Kabupaten/Kota dan Provinsi di Lampung yang mendapatkan opini Wajar

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN Data ini dipilih karena seperti pada data yang telah dikutip dari

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN. Secara umum pengertian objek penelitian yaitu inti permasalahan yang dijadikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Pengukuran Indikator Variabel

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Balam Jaya Di Desa Balam Merah

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 3 METODA PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. investment opportunity set dan kebijakan hutang tahun pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. adalah keputusan pembelian sepeda motor yamaha (Y)

Bab III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. uji hipotesis. Data yang digunakan adalah data primer dengan membagikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh wajib pajak yang terdaftar di KPP

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif. Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan yang sistematis

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. (field research) dengan metode kuantitatif yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angkaangka

BAB III METODE PENELITIAN. variabel-variabel yang diduga mampu memprediksi minat mahasiswa untuk

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. teknik purposive sample. Dengan kriteria kriteria sebagai berikut : melaporkan keuangan di BEI periode

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kelompok dari semua individu, objek, atau pengukuran yang sifat-sifatnya sedang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. Jenis penelitian ini yaitu penelitian lapangan (field research) dengan

BAB III METODE PENELITIAN. Mitsubishi Colt Diesel FE 74 HD PT. Suka Fajar di Pekanbaru.

BAB 3 METODE PENELITIAN. jenis data yang berbentuk angka (metric) yang terdiri dari:

BAB III METODE PENELITIAN. Objek adalah lokasi atau bisa saja produk yang digunakan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Prima Artha, Sleman. Sedangkan subjek penelitiannya adalah Data

BAB III DESAIN PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu: menjadi variabel bebas dalam penelitian ini adalah:

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III DESAIN PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Data

Pengaruh Faktor Psikologis Terhadap Keputusan Pembelian Pocari Sweat Pada Mahasiswa Universitas Gunadarma. Destri Andini,

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Subjek adalah

BAB III METODE PENELITIAN

IV. METODE PENELITIAN. Maret Pemilihan lokasi tersebut dilakukan secara sengaja (purposive), menimbulkan eksternalitas positif bagi masyarakat.

BAB III METODE PENELITIAN. produk dapat menentukan permintaan produk tersebut di pasaran. Semakin baik

BAB III METODE PENELITIAN. tahunan BUS dan UUS yang di publikasikan oleh masing-masing website

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. untuk mengetahui pengaruh profitabilitas, likuiditas, grwoth, media

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. menggunakan kuesioner sebagai alat pengumpulan data yang pokok.

BAB III METODE PENELITIAN

Diana Nainggolan

BAB III METODE PENELITIAN. hubungan antara variabel-variabel penelitian yaitu kapabilitas APIP, opini BPK dan

BAB III METODE PENELITIAN. (2008), yaitu penelitian yang menghubungkan dua variabel atau lebih.

BAB III METODE PENELITIAN. Tulungagung, Jl. A. Yani Timur No. 37 Tulungagung. yaitu karena data penelitian berupa angka-angka dan analisis

Penelitian ini dilakukan di Kota Bogor,karena untuk memudahkan penulis. melakukan penelitian. Lokasi penelitian dilakukan dengan sengaja (purposive),

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian yang dilakukan adalah penelitian empiris. Penelitian empiris

PENGARUH FAKTOR-FAKTOR SOSIAL TERHADAP CURAHAN WAKTU KERJA KELOMPOK WANITA TANI PADI DI DESA BANJARAN KECAMATAN BANGSRI KABUPATEN JEPARA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB V ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian survey yang berupa penelitian penjelasan dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Jenis penelitian merupakan cara peneliti yang digunakan dalam mendapatkan data untuk

BAB III METODE PENELITIAN. (Sujarweni, 2015). Ada dua variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu

BAB III METODE PENELITIAN. kopi Robusta. Faktor-faktor produksi yang diduga mempengaruhi produksi kopi

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. Populasi dalam penelitian ini adalah PT. Bank Syariah Mandiri dan Bank

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN. membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam periode tahun Data tersebut merupakan data laporan keuangan

BAB III METODE PENELITIAN. yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada periode 2014.

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN

BAB III METODE PENELITIAN. satu variable dengan variable yang lain atau dengan istilah lain adalah

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB 4 ANALISIS DAN HASIL PENELITIAN. Penggunaan analisis statistik deskriptif untuk memberikan gambaran data yang akan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

Transkripsi:

BAB III METODE PENELITIAN 1.1 Kerangka Pemikiran Teh hijau merupakan minuman yang memiliki banyak manfaat bagi kesehatan. Masyarakat moderen sekarang ini selalu menginginkan segala sesuatunya yang mudah dan praktis. Peluang tersebut dimanfaatkan oleh produsen dengan memproduksi teh hijau dalam kemasan celup (Syah, 2006). Permintaan teh hijau celup akan dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain tingkat pendapatan konsumen, konsumsi barang pelengkap, jumlah anggota keluarga konsumen, dan selera konsumen. Keputusan konsumen dalam membeli suatu produk dipengaruhi oleh tempat produksi yang mudah dijangkau (Tjiptono, 2006). Dewasa sekarang ini, masyarakat Indonesia sadar akan kesehatan salah satunya dengan cara mengkonsumsi teh hijau celup, akibat dari hal tersebut maka dapat diketahui nilai kesediaan membayar (willingness to pay) konsumen pada teh hijau celup. Nilai kesediaan membayar/wtp dapat diketahui melalui karakteristik responden, CVM (Contingent Valuation Method) dengan tahap melakukan hipotesis pasar, nilai lelang WTP dengan mengajukan rekomendasi harga kepada konsumen teh hijau celup. Rekomentasi harga mulai dari harga maksimum, minimun dan harga asli yang dijual oleh produsen, kemudian melakukan rataan kesediaan membayar/wtp, dilanjutkan dengan kurva kesediaan membayar/wtp, dan langkah terakhir untuk mengetahui nilai kesediaan membayar/wtp adalah

dengan menghubungkan antara kesediaan membayar/wtp dengan faktor-faktor yang mempengaruhinya. Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian dapat dilihat di Ilustrasi 2. Teh Hijau Celup Sifat-sifat : 1. Tidak mengalami fermentasi 2. Teh hijau celup berat 2 gram/kantong 3. Kandungan kafein rendah 4. Berwarna hijau 5. Mengandung 30-40% polifenol (Sumber : Syah, 2006) Analisis Permintaan Faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan teh hijau celup 1. Pendapatan 2. Konsumsi barang pelengkap 3. Jumlah anggota keluarga 4. Selera konsumen Analisis WTP 1. Karakteristik responden 2. CVM a. Pasar Hipotesis b. Nilai lelang c. Rataan WTP d. Kurva WTP 3. Faktor-faktor yang mempengaruhi WTP Kesimpulan Ilustari 2. Bagan Kerangka Pemikiran Penelitian

1.2 Hipotesis 1. Diduga secara serempak dan parsial terdapat pengaruh tingkat pendapatan konsumen teh hijau celup, konsumsi barang pelengkap/gula, jumlah anggota keluarga konsumen, dan selera konsumen terhadap permintaan konsumen teh hijau celup. 2. Diduga secara serempak dan parsial terdapat pengaruh pendidikan, pendapatan, dan selera konsumen terhadap kesediaan membayarkonsumen (Willingness To Pay) pada teh hijau celup. 1.3 Waktu dan Tempat Penelitian Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2016 di Kelurahan Kraton, Kecamatan Tegal Barat Kota Tegal. Penentuan lokasi dengan cara purposive berdasarkan pada kriteria tertentu yaitu lokasi merupakan daerah pengembangan industri teh hijau celup yang telah mendapatkan beberapa penghargaan, salah satunya penghargaan superbrand pada Tahun 2011. Kelurahan Kraton dipilih sebagai lokasi penelitian karena kelurahan ini memiliki jumlah penduduk terpadat di Kecamatan Tegal Barat. 1.4 Metode Penelitian dan Pengambilan Sampel Metode yang digunakan untuk penelitian ini adalah metode survei, yaitu dengan diambil beberapa sampel dari populasi dan konsumen teh hijau celup dibakukan sebagai elementer unit. Pengambilan sampel, ditentukan secara Multi

Stage Quota Sampling yaitu teknik pengambilan sampel dari populasi dilakukan secara bertingkat atau berjenjang (Nawawi, 2012). Mulai dari RW (Rukun Warga) yang berjumlah 9, kemudian diturunkan kembali menjadi RT (Rukun Tetangga) yang berjumlah 71. Pada tingkat RW dipilih 3 RW yang mewakili jumlah penduduk terpadat, sedang dan sedikit. Pada 3 RW yang terpilih masing-masing diambil 2 RT, sehingga jumlah RT sebanyak 6 RT. Selanjutnya pada setiap RT diambil 10 sampel/rt sebagai responden, sehingga jumlah sampel yang diambil sebanyak 60 responden (6 RT x 10 responden). 1.5 Sumber dan Teknik Pengumpulan Data Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder. Data primer terdiri dari pendapatan konsumen, konsumsi barang pelengkap/gula, jumlah anggota keluarga konsumen, selera konsumen, dan jumlah konsumsi teh hijau celup setiap bulan yang diperoleh dari wawancara secara langsung dengan responden melalui kuesioner. Data sekunder meliputi harga teh hijau celup yang sudah ada di instansi terkait. 1.6 Analisis Data Data yang terkumpul dianalisis secara deskriptif dan kuantitatif yang kemudian dianalisis dengan analisis regresi linier berganda dan analisis WTP (Willingness To Pay). Tingkat pendapatan konsumen teh hijau celup diketahui melalui upah yang diterima responden yang tidak tetap dalam 1 bulan maka akan dikonversi dalam waktu 1 bulan (30/31 hari) yaitu 1 bulan (30-31 hari) dibagi

dengan jumlah waktu bekerja untuk mendapatkan upah dikali jumlah upah yang diperoleh, dengan perhitungan sebagai berikut : 1 bulan ( 30/31 hari) Pendapatan = x upah (Rp)...(3) jumlah (hari) Konsumsi barang pelengkap/gula diketahui melalui jumlah pembelian per kg dalam 1 bulan (30/31 hari), jumlah anggota keluarga responden adalah jumlah keluarga yang dihitung mulai dari Kk (Kepala keluarga), ibu dan anak dalam satuan orang, selera konsumen adalah selera konsumen terhadap teh hijau celup yang diukur melalui skor 1 sampai 5 pada setiap indikator pernyataan, untuk skor sangat tidak setuju mendapatkan skor 1, tidak setuju mendapatkan skor 2, netral berskor 3, setuju mendapatkan skor 4, dan sangat setuju mendapatkan skor 5. Tingkat permintaan konsumen teh hijau celup diketahui melalui jumlah pembelian per satuan pak (50gr) dalam 1 bulan (30/31 hari). Harga teh hijau celup adalah rata-rata harga dari beberapa merek teh hijau celup dibagi jumlah merek teh hijau celup, dengan perhitungan sebagai berikut : Harga teh hijau celup (HTC) = HTC 1 + HTC 2 + HTC 3 Jumlah merek teh hijau celup (Rp)...(4) Kesediaan membayar (Willingness To Pay/WTP) diketahui melalui karakteristik responden dengan menggunakan analisis deskriptif dengan cara CVM (Contingent Valuation Method). Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh beberapa variabel independen yang meliputi pendapatan konsumen, konsumsi barang pelengkap, jumlah anggota keluarga konsumen dan selera konsumen terhadap variabel dependen yaitu tingkat permintaan teh hijau celup. Model regresi linier berganda dari persamaan tersebut adalah :

Y = a + b 1. X 1 + b 2. X 2 + b 3. X 3 + b 4. X 4 + e..... (5) Keterangan: Y = Jumlah permintaan konsumen teh hijau celup (pak(50gr)/kk/bulan) a = Konstanta b = Koefisien regresi e = Error X 1 = Tingkat pendapatan konsumen teh hijau celup (Rp/Kk/bulan) X 2 = Konsumsi barang gula (sebagai barang pelengkap) (Rp/kg/Kk/bulan) X 4 = Jumlah anggota keluarga konsumen (orang) X 5 = Selera konsumen (skor) Analisis kuantitatif untuk mengetahui nilai WTP melalui karakteristik responden dengan menggunakan analisis deskriptif dengan cara CVM (Contingent Valuation Method), berdasarkan hasil wawancara dengan reponden melalui kuesioner. Tahapan CVM (Contingent Valuation Method) adalah sebagai berikut (Fauzi, 2006) : 1. Hipotesis pasar Hipotesis pasar merupakan proses membuat preferensi konsumen. Memberikan informasi produk, agar seseorang yang menjadi responden memiliki preferensi yang nantinya akan direfleksikan melalui kesediaan membayar (Willingness To Pay/WTP) uang maksimum, minimum serta sejumlah harga yang ditawarkan melalui kuesioner. 2. Mendapatkan nilai lelang (Bids) melalui pendekatan wawancara dengan responden.

Nilai lelang merupakan hasil dari jawaban responden atas pertanyaan kesediaan membayar/wtp yang ditawarkan. Nilai lelang didapatkan melalui survei yang dilakukan secara langsung dengan responden. 3. Menghitung rataan WTP Keterangan : Setelah jawaban nilai lelang didapatkan, selanjutnya adalah menghitung nilai rataan WTP. Perhitungan dilakukan mulai dari mencari nilai rataan (mean). Banyak kemungkinan hasil nilai yang jauh dari perkiraan. WTPd = {X} 60... (6) WTPd = Nilai rataan kesediaan membayar (mean) {X} = Total jawaban pilihan responden (rupiah) 4. Memperkirakan kurva lelang (Bid Curve) Kurva lelang menghubungan antara nilai-nilai WTP dengan jumlah responden pada setiap nilai. Adapun formulasi sebagai berikut : WTP i = f (T 1, T 2,T 3,)...(7) dalam penelitian ini persamaan regresi faktor-faktor yang mempengaruhi WTP adalah sebagai berikut : Y = a + b 1. X 1 + b 2. X 2 + b 3. X 3 (8) Keterangan : WTP i = Rata-rata kesediaan membayar konsumen dalam periode tertentu. f = Fungsi WTP barang oleh konsumen. T 1 = Nilai WTP 1 T 2 = Nilai WTP 2

T 3 = Nilai WTP 3 i Y a b e X 1 X 2 X 3 = Hasil rata-rata dari 60 responden = Rata-rata kesediaan membayar konsumen dalam periode tertentu (Rupiah) = Konstanta = Koefisien regresi = Error = Tingkat pendapatan konsumen (Rp/Kk/bulan) = Pendidikan konsumen (SD,SMP,SMA,D1/D2/D3,S1/S2/S3) = Selera konsumen (skor) Analisis regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kesediaan membayar/wtp teh hijau celup. Data yang diperoleh diuji kenormalannya dengan menggunakan model Kolmogorov-Smirnov. Kemudian diuji dengan asumsi klasik multikolinieritas, uji multikolinieritas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui adanya hubungan yang kuat antar variabel bebas yang dideteksi melalui nilai Variance Inflation Factor (VIF) dan tolerance, jika nilai tolerance lebih kecil dari 0,1 dan nilai VIF lebih besar dari 10 maka terjadi multikolinieritas. Uji heteroskedastisitas adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui ada tidaknya ketidaksamaan varian dari residual satu ke pengamatan yang lain yang dideteksi melalui metode Glejser, nilai signifikansi lebih besar dari alpha (P> 0,05) maka tidak terjadi heteroskedastisitas. Uji autokorelasi adalah uji untuk mengetahui ada tidaknya korelasi antara satu periode (t) dengan periode sebelumnya (t-1) yang dapat dideteksi melalui uji

Durbin Watson. Jika hasil analisis data normal terpenuhi yaitu data tidak terjadi multikolinieritas, heteroskedastisitas dan outokorelasi maka analisis data menggunakan regresi linier berganda, namun apabila hasil analisis menunjukkan data tidak normal maka analisis yang digunakan adalah analisis Korelasi Spearman (Ghozali, 2011). Uji F yaitu uji yang dilakukan untuk mengetahui pengaruh variabel independen dengan dependen secara serempak. Hipotesis yang diambil sebagai berikut : H 0 = Tidak ada pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. H 1 = Ada pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen untuk minimal satu variabel independen. Kriteria pengambilan keputusan yaitu : H 0 ditolak dan H 1 diterima jika sig hit sig 5 %, α = 0,05. H 1 ditolak dan H 0 diterima jika sig hit >sig 5 %, α = 0,05. Uji t yaitu untuk mengetahui besarnya pengaruh variabel independen dan dependen secara parsial. Hipotesis yang diambil adalah sebagai berikut : H 0 = Tidak ada pengaruh masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. H 1 = Ada pengaruh dari masing-masing variabel independen secara parsial terhadap variabel dependen. Kriteria pengambilan keputusan yaitu : H 0 ditolak dan H 1 diterima jika sig hit sig 5 %, α = 0,05. H 1 ditolak dan H 0 diterima jika sig hit > sig 5 %, α = 0,05.

3.7 Batasan Pengertian dan Konsep Pengukuran 1. Teh hijau celup adalah minuman yang berasal dari pucuk daun muda teh (Camellia sinensis) yang telah dikeringkan serta tidak mengalami fermentasi, berbentuk bubuk dalam kantung celup yang diseduh dengan air panas (Sahar dan Meilianingsih, 2007). 2. Permintaan teh hijau celup adalah jumlah teh hijau celup yang telah dibeli oleh konsumen dalam satuan pak(50 gr)/kepala keluarga/bulan. 3. Pendapatan konsumen teh hijau celup adalah besarnya uang yang diterima oleh rumah tangga/keluarga dalam satuan rupiah selama satu bulan. 4. Harga teh hijau celup adalah jumlah harga 3 merek teh hijau celup/pak (50 gr) kemudian dibagi dengan 3. 5. Konsumsi barang pelengkap adalah sejumlah gula yang telah dibeli responsen dalam satuan rupiah/kg. 6. Jumlah anggota keluarga adalah jumlah orang yang harus ditanggung oleh rumah tangga konsumen dihitung dalam satu orang. 7. Kk (Kepala Keluarga) adalah seorang yang memiliki keputusan dalam membeli suatu produk didalam sebuah keluarga (orang). 8. Selera konsumen adalah kegemaran konsumen terhadap produk teh hijau celup meliputi kepraktisan penggunaannya, rasa, aroma, warna dan manfaat teh hijau celup dihitung dengan satuan skor 1 sampai 5, pada setiap indikator pernyataan, untuk skor sangat tidak setuju mendapatkan skor 1, tidak setuju mendapatkan skor 2, netral berskor 3, setuju mendapatkan skor 4, dan sangat setuju mendapatkan skor 5.

9. Pendidikan adalah jenjang pendidikan konsumen teh hijau celup yang di tabulasikan menjadi 5 jenjang yaitu lulusan SD, SMP, SMA, D1/D2/D3 dan S1/S2/ S3 yang dihitung dengan satuan skor dari 1 sampai 5, pada setiap indikator pernyataan, untuk skor sangat tidak setuju mendapatkan skor 1, tidak setuju mendapatkan skor 2, netral berskor 3, setuju mendapatkan skor 4, dan sangat setuju mendapatkan skor 5. 10. HTC (Harga Teh Hijau Celup) adalah harga setiap 1 merek teh hijau celup/pak (50gr). 11. RHT (Rata-rata harga teh hijau celup) adalah jumlah harga 3 merek teh hijau celup/pak (50gr) dibagi tiga. 12. WTP (Willingness To Pay) adalah kesediaan membayar konsumen pada teh hijau celup/pak(50gr) dalam satuan rupiah. 13. CVM (Contingent Valuation Method) adalah metode yang dilakukan untuk mengetahui nilai kesediaan membayar konsumen melalui 4 tahap yaitu membuat hipotesis pasar, menentukan nilai lelang, rataan WTP dan membuat kurva lelang.