BAB III PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK TANJUNGBUMI MADURA

dokumen-dokumen yang mirip
BAB IV ANALISIS PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK. A. Metode Penentuan Harga Pokok Produksi UD.

pelatihan ibu-ibu di Desa Sidomukti. - Batik Sidomukti struktur organisasi terdiri dari. 1. Ketua : Sri Wahyuni 2. Pendamping : Agus Sunarto

Bangga Menggunakan Batik Tulis. PROFIL PERUSAHAAN

ANALISIS DIFFERENSIAL PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG PRODUK ATAU PROSES LEBIH LANJUT PADA CV. SHAFA MANDIRI YANDRA PRATAMA

METODE HARGA POKOK PESANAN

BIAYA OVERHEAD PABRIK

BAB IV ANALISIS DATA DAN PENELITIAN

PENCIPTAAN WIRAUSAHA BARU MELALUI PELATIHAN PRODUKSI BATIK DI KETINTANG BARU KELURAHAN KETINTANG KOTA SURABAYA

LAMPIRAN PENELITIAN. Dengan Judul : ANALISIS RANTAI NILAI (VALUE CHAIN ANALYSIS) DALAM MENCIPTAKAN KEUNGGULAN KOMPETITIF PADA PENGRAJIN

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN BATIK SS DI KOTA PEKALONGAN. A. Sejarah Perusahaan Batik SS di Kota Pekalongan

BAB IV PEMBAHASAN. IV. 1. Evaluasi Terhadap Klasifikasi Biaya Produksi. biaya bahan baku langsung oleh perusahaan.

BAB II KERANGKA TEORISTIS PEMIKIRAN. Harga pokok produksi sering juga disebut biaya produksi. Biaya produksi

BAB III METODE DAN PROSES PENCIPTAAN

BAB IV PEMBAHASAN. IV.1 Penerapan Klasifikasi Biaya pada PT Hotmal Jaya Perkasa

METODE HARGA POKOK PESANAN

Perhitungan Harga Pokok Pesanan Pada Perusahaan Konveksi CV Sinar Jaya. Hardi Setiawan

Nama jenis produk kerajinan tekstil beserta gambar dan komentarnya

HARGA POKOK PRODUKSI

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB IV ANALISIS HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Perhitungan Harga Pokok Produksi dalam Menentukan Harga Jual pada

PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PADA PD ABADI KITCHEN

ANALISIS AKUNTANSI DIFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN UNTUK MENJUAL ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT BAHAN KATUN MENJADI KEMEJA PADA PT PATAL MALIGI

BAB I HARGA POKOK PRODUKSI

IbM PELATIHAN KETRAMPILAN MEMBUAT BATIK PROBOLINGGO DIHIASI PAYET DI JREBENG KULON

BAB I PENDAHULUAN. Blocher/Chen/Lin (2007:306) mengemukakan bahwa produktivitas adalah rasio output

Bab 1. PENDAHULUAN

BAB IV HASIL PENELITIAN. Setelah melakukan penelitian pada Tunas Den s yang berlokasi di jalan

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian dalam membuat Penentuan Harga Pokok Produksi Berdasarkan Harga

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN. Kabupaten Sumenep. Usaha ini terletak di jalan Monumen Kuda sakti No. 97 RT.

Melestarikan Budaya Dengan Membuka Usaha Galeri Batik

4 KEADAAN UMUM UKM. Pulau Pasaran SKALA 1:

HASIL DAN PEMBAHASAN Sejarah UKM Batik Bogor Tradisiku

Pert 4. Team Teaching

Anggaran Produksi Dan Anggaran Biaya Produksi

BAB V KESIMPULAN. dalam bab-bab sebelumnya, peneliti menyimpulkan sistem akuntansi yang. bahan baku dan pembayaran hutang dagang sebagai berikut:

BAB I PENDAHULUAN. modal yang diperlukan untuk memproduksi barang-barang pada suatu perusahaan

Gaji merupakan pembayaran kepada tenaga kerja/karyawan yg didasarkan pada rentang waktu seperti gaji mingguan, bulanan dan lain sebagainya.

BAB 5 MANAJEMEN DAN STRUKTUR ORGANISASI

BAB III KASUS PERUBAHAN HARGA SEPIHAK DALAM JUAL BELI RAK ANTARA PRODUSEN DAN PEDAGANG PNGECER DI JALAN DUPAK NO. 91 SURABAYA

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PRODUK PAKAIAN POLISI PADA UD. BINTANG MAHARANI

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS AKUNTANSI DIFFERENSIAL DALAM KEPUTUSAN MENJUAL LANGSUNG ATAU MEMPROSES LEBIH LANJUT PADA LIMA SAUDARA FURNITURE. Dwi Mulia Septiani

METODE HARGA POKOK PESANAN FULL COSTING

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

Penentuan Harga Jual Berdasarkan Perhitungan Harga Pokok Pesanan Dengan Menggunakan Metode Full Costing Pada Cyber Advertising

ANALISIS PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSIPESANAN PADA CV. HENTORO DENGAN METODE FULL COSTING

ANALISIS BEBAN DIFFERENSIAL DALAM PENGAMBILAN KEPUTUSAN MENERIMA ATAU MENOLAK PESANAN KHUSUS PADA CV. KERAMIK KENCANA

METODE HARGA POKOK PESANAN (JOB ORDER COST METHOD) FULL COSTING - Oleh : Ani Hidayati

I. PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB II KERANGKA TEORI

Perhitungan Harga Pokok Produksi Pada Jamu Singkir Angin (Studi Kasus Pada PT. Nyonya Meneer Semarang) Oleh

Daftar Pertanyaan Wawancara

BAB I. Pendahuluan. era globalisasi yang semakin membaik dan meluas diantara banyak Negara di dunia,

HARGA POKOK PESANAN. Kasus:

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN. Dari segi peristilahan, kata potensi berasal dari bahasa Inggris to patent yang

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan industri di Indonesia sangat pesat. Terutama sejak

6 KETERSEDIAAN DAN KEBUTUHAN JUMLAH ES DI PPS CILACAP

Nama : Erning Findiani NPM : Jurusan : Akuntansi Pembimbing : Heru Suharjo, SE., MM

2015 PENGARUH DIVERSIFIKASI PRODUK DAN PERSAINGAN TERHADAP PENDAPATAN PENGUSAHA BATIK DI CIREBON

BAB I PENDAHULUAN. berlokasi di Jalan Ki Hajar Dewantoro KM 1.5 Tropodo, Krian. Perusahaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Membangun perekonomian nasional dalam konteks perkembangan

AKUNTANSI BIAYA PERHITUNGAN BIAYA BERDASARKAN PESANAN JOB ORDER COSTING (BAB 5) VENY, SE.MM. Modul ke: Fakultas EKONOMI. Program Studi AKUNTANSI

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Tugas Karya Ilmiah Lingkungan Bisnis Kerajinan Batik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III BIAYA PRODUKSI USAHA DAGANG TIGA PUTRA MOJOKERTO UNTUK PENINGKATAN LABA USAHA. A. Deskripsi Umum Usaha Dagang Tiga Putra

ANALISIS SELISIH BIAYA OVERHEAD PABRIK PADA PERUSAHAAN ROTI UD. SHANIA BAKERY

BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN. produk, yaitu Kain Grey dan Kain Cambric. Pada 1999, PC GKBI dapat memproduksi

ANALISIS PERBANDINGAN PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI BATIK TAZA KARAWANG BERDASARKAN SISTEM KONVENSIONAL DAN SISTEM ACTIVITY BASED COSTING.

BAB I PENDAHULUAN. baku menjadi produk jadi yang siap untuk dijual. Keseluruhan biaya yang dikeluarkan

DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL... i. SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TA...ii. HALAMAN PENGESAHAN... iii. HALAMAN PERSEMBAHAN... iv. MOTTO...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB II LANDASAN TEORI

KHURIYATI NINGSIH EKONOMI / AKUNTANSI

BAB IV PEMBAHASAN. memudahkan komunikasi antar pengrajin batik. untuk membeli alat baru atau membeli bahan baku untuk produksi.

BAB I PENDAHULUAN. Persaingan bisnis telah berkembang pesat saat ini baik dalam pasar domestik

PROGRAM KREATIVITAS MAHASISWA BUBAR BARCA BUSANA BATIK ANAK-ANAK HASIL DAUR ULANG KAIN PERCA PKM-K

PEHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN PAKAIAN BATIK UNTUK MENENTUKAN HARGA JUAL PADA PERUSAHAAN

ANALISIS PENERAPAN METODE KONVENSIONAL DAN METODE ACTIVITY BASED COSTING (ABC) DALAM PERHITUNGAN HARGA POKOK PRODUKSI PADA PONDOK BAKSO KATAM

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

PERHITUNGAN HARGA POKOK PESANAN BONEKA WISUDA PADA MA GIC ART COLLECTION PERIODE JANUARI 2013 SEMINAR PENULISAN ILMIAH

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan-perusahaan untuk terus berkembang agar dapat bertahan dalam kancah

Nisaa Aqmarina EB10

BAB I PENDAHULUAN. Daerah Kabupaten Batubara yang terletak pada kawasan hasil pemekaran

BISNIS BATIK ONLINE STMIK AMIKOM YOGYAKARTA. Mata Kuliah Lingkungan Bisnis : AKHMAD DAHLAN NIM :

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. diupayakan langkah-langkah ke arah peningkatan kualitas pendidikan, dari mulai

BAB I PENDAHULUAN. Dalam berbagai kegiatan usaha, baik usaha jasa, dagang maupun. industri/manufaktur tujuan utama yang ingin dicapai perusahaan yaitu

PENAMAS ADI BUANA Volume 02, Nomer 2, 01 Oktober 2017

Akuntansi Biaya. Sistem Perhitungan Biaya Berdasarkan Pesanan (Job Order Costing) Rista Bintara, SE., M.Ak. Modul ke: Fakultas Ekonomi dan Bisnis

LAMPIRAN. 1. Sejak kapan usaha batik aster berdiri? 2. Apakah pernah mengikuti pelatihan-pelatihan membatik?

ANALISIS PENETAPAN HARGA POKOK PRODUKSI SEBAGAI DASAR PENENTUAN HARGA JUAL PADA PT VENEER PRODUCTS INDONESIA

PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI PAKAIAN ANAK-ANAK PEREMPUAN PADA KONVEKSI SINAR JAYA JAKARTA

6 USAHA PENANGKAPAN PAYANG DI DESA BANDENGAN

IbPE BATIK DI MEDAN SUMATERA UTARA. Faulina, Efni Siregar, Vivianti Novita Jurusan Administrasi Niaga, Politeknik Negeri Medan ABSTRAK

STMIK AMIKOM YOGYAKARTA

Batik Tulis TradBatik Tradisional Tuban

BAB III UPAH SISTEM TANDON DI TOKO RANDU SURABAYA

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

Transkripsi:

BAB III PENENTUAN HARGA POKOK PRODUKSI (HPP) PADA PERUSAHAAN BATIK UD. AL- MUBAROK TANJUNGBUMI MADURA A. Perusahaan Batik UD. Al- Mubarok 1. Sejarah dan Gambaran Umum Perusahaan Batik UD. Al- Mubarok Awal dibangunnya perusahaan batik UD. Al- Mubarok yang terletak di desa Tanjungbumi, kabupaten Bangkalan, Madura ini, berawal dari bagaimana sejarah pertama kalinya usaha batik menjadi mata pencaharian utama bagi hampir seluruh warga di desa Tanjungbumi selain menjadi pelaut. Pada awalnya, mata pencaharian utama para penduduk tanjungbumi yang berada di sekitar laut adalah sebagai nelayan. Para lelaki yang ada di desa tanjungbumi menjadi nelayan, lalu ikan hasil tangkapan mereka jual di pasar. Dari situlah warga Tanjungbumi memperoleh pendapatan untuk menghidupi kehidupan mereka. Sedangkan, para perempuan di desa Tanjungbumi sudah turun temurun diajarkan keterampilan membatik oleh orang-orang terdahulunya. Kain-kain batik yang dihasilkan mereka pergunakan sendiri, karena kebiasaan orang Madura yang senang memakai sarung dari kain batik baik pria maupun wanitanya, maka kain batik yang dihasilkan tersebut mereka manfaatkan sebagai sarung, selendang, juga pakaian untuk dipakai sendiri. 54

55 Pada saat musim penghujan, dan saat air laut pasang, ombak yang ada di laut menjadi besar. Hal tersebut menyebabkan para nelayan tidak berani untuk pergi melaut, dikarenakan terlalu berbahaya untuk pergi melat saat ombak sedang besar juga karena ikan tidak akan muncul jika air laut tidak tenang. Sehingga warga Tanjungbumi seringkali tidak memperoleh pendapatan saat musim penghujan, mereka hanya mengandalkan sisa-sisa pendapatan di musim yang lalu untuk memenuhi kebutuhan. Namun tetap juga hal tersebut tidak bisa menutup biaya kebutuhan mereka. Sehingga para perempuan berinisiatif untuk menjual kain batik hasil karya mereka ke desa-desa lain yang ada di Madura hingga ke luar kota. Dikarenakan di desa Tanjungbumi sendiri hampir seluruh penduduk perempuannya bisa membuat batik sendiri. Pada saat itu kain batik tidak terlalu populer, sehingga untuk dapat menjual kain batik sangat sulit. Namun pelan tapi pasti kain batik yang berasal dari Tanjungbumi mulai dikenal oleh masyarakat, karena semakin banyaknya orang yang berjualan batik Tanjungbumi. Cara berjualan mereka adalah mendatangi rumah-rumah dan menawarkan kain yang mereka bawa. Sejak saat itu penjualan kain batik Tanjungbumi mulai meningkat pesat, pendapatan yang diperoleh pun bisa melebihi pendapatan yang biasanya diperoleh dari hasil melaut. Sejak saat itu, para penduduk desa Tanjungbumi memutuskan untuk menjadi pengusaha batik. Hampir seluruh penduduk desa Tanjungbumi menjadi pengrajin batik, termasuk Ibu Hj. Tinawi yang menjadi pengrajin batik di sebuah pabrik pembuat

56 kain batik. Beliau bekerja di tempat tersebut selama 7 tahun, sehingga sangat tahu bagaimana proses pembuatan batik. Sekitar tahun 1970 beliau memberanikan diri untuk mempraktekkan keterampilan yang di dapatnya setelah bekerja di pabrik batik tersebut dengan membuat sendiri rumah produksi yang memproduksi kain batik tulis khas Tanjungbumi yang diberi nama UD. Al- Mubarok. Pada awalnya rumah produksi yang dibangun oleh Ibu Hj. Tinawi masih sangat kecil, barang yang di produksi juga masih sangat terbatas karena tenaga yang memproduksi juga hanya dari kalangan keluarga. Setelah perusahaan batik UD. Al- Mubarok mulai dikenal oleh masyarakat luas karena kualitas kain batiknya yang bagus dan motifmotif yang unik. UD. Al- Mubarok sering mendapat pesanan kain batik dari perusahaan-perusahaan konfeksi sekitar. 1 2. Proses Produksi Batik pada UD. Al- Mubarok Dalam memproduksi batik diperlukan tahapan-tahapan atau proses yang harus dilakukan. Tahapan tersebut adalah: a. Proses pembuatan pola 2 Proses pembuatan pola ini adalah tahap awal, dimana proses tersebut adalah proses menggambar pola yang diinginkan di atas kain polos. 1 Fahrurrosi (assistant pemilik), Wawancara, Tanjungbumi, 01 Desember 2014. 2 Ibu Musri ah (produksi bagian mencanting), Wawancara, Tanjungbumi 22 Desember 2014.

57 b. Proses Mencanting 3 Setelah dilakukan proses pembuatan pola, berikutnya adalah proses mencanting. Yaitu proses melukis kain dengan menggunakan malam atau lilin dengan menggunakan canting, malam dilukiskan keatas pola yang telah dibuat. c. Proses Pemalaman 4 Pada tahap ketiga ini, adalah proses pemberian malam pada bagian-bagian tertentu. Tahapan ini bertujuan untuk menutupi bagian tersebut agar tidak terkena pewarna pada saat proses pewarnaan, dan agar kain tersebut tetap berwarna putih. d. Proses Pewarnaan Proses pewarnaan ini ada dua tahap, pada proses pewarnaan tahap pertama ini bertujuan untuk memberikan warna pada motif yaitu dengan mencelupkan kain ke dalam bak yang diisi dengan pewarna, sesuai dengan warna yang diinginkan. Setelah itu, kain dijemur dan dikeringkan. e. Proses Pemalaman Kedua Setelah kain melalui proses pewarnaan dan setelah kering, kembali dilakukan proses pemberian malam atau lilin mengguakan canting untuk menutupi bagian motif yang akan tetap dipertahankan 3 Ibid., 4 Ibu Namimah (produksi bagian pewarnaan dan pemalaman), Wawancara, Tanjungbumi, 22 Desember 2014.

58 pada pewarnaan tahap pertama. Dilanjutkan dengan pewarnaan kedua, yaitu untuk memberikan warna pada dasar kain. f. Proses Pelorotan Proses berikutnya adalah proses melorot, yaitu tahap menghilangkan malam dari kain dengan cara merebus kain tersebut dalam air panas. Proses ini dilakukan beberapa kali agar malam yang menempel pada kain benar-benar hilang sehingga mendapatkan hasil warna sesuai dengan yang diinginkan. 5 g. Proses Packaging Proses terakhir pada produksi adalah paroses packaging, yaitu proses pengepakan barang yang kemudian siap untuk dikirim. Produk batik yang diproduksi oleh UD. Al- Mubarok adalah batik tulis khas Tanjungbumi, batik print, juga batik gentongan. Namun yang paling diminati oleh konsumen adalah batik tulis, sehingga UD. Al- Mubarok lebih sering memproduksi batik tulis dari pada batik print. Sedangkan untuk batik gentongan hanya diproduksi jika ada yang memesan. Produk batik yang diproduksi oleh UD. Al- Mubarok didistribusikan kepada toko-toko yang ada di pasar-pasar di Tanjungbumi, juga di toko yang ada di sentra batik di Kecamatan Burneh, Kabupaten Bangkalan. 6 5 Ibu Siti Julaiha (produksi bagian pelorotan), Wawancara, Tanjungbumi, 22 Desember 2014. 6 Muharram (bagian pemasaran), Wawancara, Tanjungbumi, 22 Desember 2014.

59 B. Unsur-unsur biaya Produksi pada Perusahaan Batik UD. Al- Mubarok Dalam menentukan dan menghitung harga pokok produksi dengan tepat haruslah memperhatikan unsur-unsur biaya yang menjadi bahan perhitungan di dalam menentukan harga pokok produksi. Unsur-unsur biaya yang membentuk harga pokok produksi yang terjadi pada perusahaan batik UD. Al- Mubarok adalah sebagai berikut: 1. Biaya Bahan Baku Unsur biaya pertama yang membentuk harga pokok produksi adalah biaya bahan baku. Bahan baku diartikan sebagai bahan yang menjadi komponen utama yang membentuk suatu kesatuan yang tidak terpisahkan dari produk jadi. Bahan baku yang digunakan oleh UD. Al- Mubarok dalam memproduksi kain batik adalah kain katun prima polos, pewarna tekstil dan malam (lilin). Berdasarkan data yang diperoleh dari pengeluaran perusahaan UD. Al- Mubarok pada bulan November 2014 adalah sebagai berikut: 7 7 Dokumentasi dan Arsip UD. Al- Mubarok, November 2014.

60 Tabel 3.1 Biaya bahan baku UD. Al- Mubarok tahun 2014 Januari 2014 No Bahan Baku 1. Kain katun prima polos 24 rol 230.000/rol 5.520.000 10 kg 3 kg 25 kg 1 kg 60.000/kg 250.000/kg 65.000/kg 385.000/kg 330.000/ kg 250.000/ kg 600.000 650.000 1.625.000 770.000 660.000 250.000 3. Malam 17 kg 25.000/ kg 425.000 Total Biaya Bahan Baku 10.500.000 Februari 2014 No Bahan Baku 1. Kain katun prima polos 28 rol 230.000/rol 6.440.000 1 3 kg 30 kg 65.000/kg 250.000/kg 67.000/kg 385.000/kg 330.000/ kg 250.000/ kg 780.000 750.000 1.950.000 770.000 660.000 375.000 Total Biaya Bahan Baku 12.255.000 Maret 2014 No Bahan Baku 1. Kain katun prima polos 26 rol 235.000/rol 6.110.000

61 1 3 kg 25 kg 1 kg 67.000/kg 250.000/kg 67.000/kg 385.000/kg 330.000/ kg 250.000/ kg 804.000 750.000 1.675.000 770.000 495.000 375.000 3. Malam 17 kg 25.000/ kg 425.000 Total Biaya Bahan Baku 11.404.000 April 2014 No Bahan Baku 1. Kain katun prima polos 24 rol 235.000/rol 5.640.000 15 kg 3 kg 20 kg 67.000/kg 255.000/kg 67.000/kg 385.000/kg 335.000/ kg 250.000/ kg 1.005.000 765.000 1.340.000 770.000 502.000 375.000 3. Malam 17 kg 25.000/ kg 425.000 Total Biaya Bahan Baku 11.983.000 Mei 2014 No Bahan Baku 1. Kain katun prima polos 28 rol 240.000/rol 6.720.000 15 kg 4 kg 25 kg 1 kg 68.000/kg 257.000/kg 68.000/kg 390.000/kg 335.000/ kg 255.000/ kg 1.020.000 1.028.000 1.700.000 390.000 670.000 510.000

62 Total Biaya Bahan Baku 12.538.000 Juni 2014 No Bahan Baku 1. Kain katun prima polos 28 rol 240.000/rol 6.720.000 17 kg 4 kg 25 kg 2,5 kg 1 kg 69.500/kg 257.000/kg 69.500/kg 350.000/kg 335.000/ kg 255.000/ kg 1.181.500 1.028.000 1.737.500 700.000 837.000 382.500 Total Biaya Bahan Baku 13.086.000 Juli 2014 No Bahan Baku 1. Kain katun prima polos 32 rol 245.000/rol 7.840.000 20 kg 4,5 kg 20 kg 2,5 kg 69.500/kg 270.000/kg 69.500/kg 350.000/kg 335.000/ kg 255.000/ kg 1.390.000 1.215.000 1.390.000 875.000 502.500 382.000 Total Biaya Bahan Baku 13.594.000 Agustus 2014 No Bahan Baku 1. Kain katun prima polos 30 rol 245.000/rol 7.350.000

63 15 kg 20 kg 2,5 kg 70.500/kg 268.000/kg 70.500/kg 390.000/kg 340.000/ kg 260.000/ kg 1.057.500 536.000 1.410.000 975.000 680.000 520.000 Total Biaya Bahan Baku 13.028.000 September 2014 No Bahan Baku 1. Kain katun prima polos 26 rol 250.000/rol 6.500.000 10 kg 3,5kg 20 kg 2,5 kg 1 kg 71.500/kg 268.000/kg 70.500/kg 395.000/kg 345.000/ kg 265.000/ kg 715.000 938.000 1.410.000 790.000 862.500 265.000 Total Biaya Bahan Baku 11.980.500 Oktober 2014 No Bahan Baku 1. Kain katun prima polos 26 rol 250.000/rol 6.500.000 15 kg 3,5 kg 25 kg 1,5kg 72.000/kg 270.000/kg 72.500/kg 405.000/kg 350.000/ kg 270.000/ kg 1.080.000 945.000 1.812.000 810.000 525.000 480.000

64 Total Biaya Bahan Baku 12.652.000 November 2014 No Bahan Baku 1. Kain katun prima polos 24 rol 250.000/rol 6.000.000 15 kg 3 kg 30 kg 1 kg 72.000/kg 270.000/kg 72.500/kg 415.000/kg 360.000/ kg 280.000/ kg 1.080.000 810.000 2.175.000 622.500 540.000 280.000 3. Malam 17 kg 25.000/ kg 425.000 Total Biaya Bahan Baku 11.932.500 Desember 2014 No Bahan Baku 1. Kain katun prima polos 24 rol 250.000/rol 6.000.000 15 kg 3,5 kg 25 kg 73.000/kg 272.000/kg 72.500/kg 415.000/kg 360.000/ kg 282.500/ kg 1.095.000 952.000 1.812.500 622.500 540.000 423.750 Total Biaya Bahan Baku 11.945.250 Sumber : Dokumentasi dan arsip UD. Al- Mubarok tahun 2014 Biaya bahan baku di atas, merupakan jumlah biaya bahan baku yang dikeluarkan oleh UD. Al- Mubarok pada bulan November 2014. Harga bahan baku kain sangat bervariasi tergantung pada kualitas bahan,

65 namun perusahaan batik UD. Al- Mubarok memilih menggunakan kain katun prima polos dengan harga per rol adalah Rp. 250.000 yang didapatkan dari Surabaya, sedangkan untuk pewarna tekstil harganya tergantung warna, dan untuk bahan baku malam atau lilin Rp. 25.000 per kilogram. Semua bahan baku yang dipergunakan dalam proses produksi didapatkan dari Surabaya. pemakaian bahan baku pada bulan November tersebut dikarenakan atas permintaan pesanan dari beberapa toko tempat pemasaran kain batik UD. Al- Mubarok yang meminta untuk restock motif-motif tertentu. 8 bahan baku biasanya dilakukan per minggu atau jika ada pesanan. Karena itu, dalam melakukan pembelian bahan baku UD. Al- Mubarok tidak terpatok pada jumlah pembelian yang sama pada setiap bulannya. Pada bulan November 2014, Dari bahan baku yang telah dibeli yaitu 24 rol kain katun prima polos tersebut, UD. Al- Mubarok mampu menghasilkan 204 lembar kain batik. kain batik yang dapat dihasilkan oleh UD. Al- Mubarok setiap bulannya pun bebeda-beda, berkisar antara 200 hingga 400 lembar kain batik, baik batik tulis maupun batik print. 9 8 Lutfiana Kolopaking (pengawas produksi), Wawancara, Tanjungbumi, 22 Desember 2014 9 Ibid.,

66 2. Biaya Tenaga Kerja Unsur biaya pembentuk harga pokok produksi yang kedua adalah biaya tenaga kerja. Biya tenaga kerja UD. Al- Mubarok pada bulan November 2014 dapat dilihat pada tabel dibawah: 10 Tabel 3.2 Biaya Tenaga Kerja UD. Al- Mubarok pada bulan November 2014 No Bagian Tenaga Kerja Upah/ Gaji Biya Tenaga Kerja 1. Mencanting 19 600.000 11.400.000 2. Pemalaman dan 10 450.000 4.500.000 Pewarnaan 3. Pelorotan dan 9 350.000 3.150..000 Finishing 4. Packaging 2 200.000 400.000 Total 19.450.000 Sumber : Dokumentasi dan arsip UD. Al- Mubarok bulan November 2014 Tenaga kerja langsung yang ada pada UD. Al- Mubarok berjumlah 40 orang. Setiap karyawan memiliki job description sendiri yang berbeda dengan karyawan lainnya. Job description tersebut dikelompokkan dari aktivitas-aktivitas yang terjadi selama proses produksi. Aktivitasaktivitas tersebut dapat dikelompokkan menjadi aktivitas mencanting yang dikerjakan oleh 19 orang, aktivitas pemalaman dan pewarnaan yang dikerjakan oleh 10 orang, aktivitas pelorotan dan finishing yang dikerjakan oleh 9 orang, dan aktivitas packaging dikerjakan oleh 2 orang 10 Dokumentasi dan Arsip UD. Al- Mubarok, November 2014.

67 saja. Sama seperti job description yang berbeda-beda, pendapatan yang diterima oleh karyawan pun berbeda-beda sesuai dengan job description yang dikerjakan. Total biaya tenaga kerja pada perusahaan batik UD. Al- Mubarok selama bulan November 2014 adalah sebesar Rp. 19.450.000. Kapasitas produksi yang dapat dilakukan oleh UD. Al- Mubarok adalah sekitar 200 hingga 400 lembar kain setiap bulan, jika perusahaan mendapat pesanan yang melebihi kapasitas biasanya perusahaan memberlakukan jam kerja tambahan bagi karyawan atau merekrut tenaga kerja tambahan. Tapi perusahaan lebih sering menggunakan tenaga kerja tambahan dibanding dengan menambah jam kerja karyawan. 11 3. Biaya Overhead Pabrik (BOP) Unsur biaya yang selanjutnya adalah biaya overhead pabrik. Seperti yang dijelaskan pada bab sebelumnya, bahwa biaya overhead pabrik disebut juga dengan biaya penolong, yaitu biaya yang tidak berhubungan langsung dengan keluaran (output). Biaya overhead pabrik biasanya berupa biaya perawatan peralatan atau mesin, biaya bahan bakar, biaya telepon, biaya listrik, biaya air, biaya penyusutan peralatan atau mesin, dll. Menurut hasil wawancara dengan pemilik UD. Al- Mubarok Ibu Hj. Tinawi, bahwa biaya overhead pabrik yang ditetapkan oleh usaha batik UD. Al- Mubarok hanyalah biaya bahan bakar. Narasumber menjelaskan bahwa, dalam menjalankan usahanya narasumber tidak 11 Lutfiana Kolopaking (pengawas produksi), Wawancara, Tanjungbumi, 23 Desember 2014.

68 terlalu paham mengenai permasalahan harga pokok produksi, menurut beliau untuk menentukan harga pokok produksi hanya cukup dengan menjumlahkan semua biaya yang dikeluarkan berarti biaya tersebut sudah merupakan harga pokok produksi. Untuk biaya overhead pabrik, beliau kurang mengerti sehingga mengabaikan biaya overhead dalam menentukan harga pokok produksi pada usaha batiknya. 12 12 Hj. Tinawi (pemilik), Wawancara, Tanjungbumi, 23 Desember 2014.