1 ABSTRAK PENGARUH PEMBERIAN KULLIT KOPI TERFERMENTASI DENGAN ARAS BERBEDA DALAM RANSUM TERHADAP PENAMPILAN TERNAK BABI (Sus vitatus) PERANAKAN DUROC UMUR 8-12 MINGGU Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian limbah kulit kopi terfermentasi dalam ransum terhadap penampilan ternak babi. Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah Rancangan Acak Kelompok (RAK), dengan empat perlakuan ransum dan lima ulangan sehingga terdapat 20 unit percobaan. Ternak babi yang digunakan dalam penelitian ini adalah ternak babi peranakan Duroc jantan umur 8-12 minggu (Stater) sebanyak 20 ekor yang didistribusikan secara acak kedalam empat perlakuan ransum, yaitu (Po): ransum tanpa pemberian limbah kulit kopi fermentasi, (P 1 ): ransum dengan pemberian limbah kulit kopi terfermentasi 15%, (P 2 ): ransum dengan pemberian limbah kulit kopir terfermentasi 20% dan (P 3 ): ransum dengan pemberian limbah kulit kopi terfermentasi 25%. Variabel yang diamati yaitu meliputi: penampilan, nilai IOFC, karkas dan kecernaan bahan ransum. Data hasil penelitian dianalisa menggunakan program Costat, jika ada perbedaan yang signifikan (P<0.05) dilanjutkan dengan uji berganda Duncan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ternak babi yang diberi ransum tanpa pemberian limbah kulit kopi fermentasi (Po) lebih efisien dalam mengkonversi ransum sehingga pertambahan bobot badan, bobot potong, persentase daging dan luas urat daging mata rusuk, konsumsi ransum yang dihasilkan nyata lebih tinggi (P<0.05) dari ransum dengan pemberian kulit kopi fermentasi. Untuk variabel bobot badan akhir, konversi pakan, panjang karkas, persentase karkas, persentase lemak, persentase tulang, persentase kulit, kecernaan bahan kering dan kecernaan lemak antara perlakuan (Po), (P 1 ) dan (P 2 ) tidak berbeda nyata, dan variabel tebal lemak punggung, kecernaan energi dan protein antara perlakuan (Po) dan (P 1 ) tidak berbeda nyata. Pemberian ransum mengandung kulit kopi terfermentasi 15% dapat diberikan pada ternak babi tanpa mempengaruhi penampilan ternak babi. Akan tetapi, makin meningkat aras pemberian kulit kopi terfermentasi cenderung menurunkan penampilan, kualitas karkas dan kecernaan bahan nutrisi ransum. Kata kunci: Penampilan, Babi, Limbah Kulit Kopi dan Fermentasi
2 THE EFFECT OF FERMENTED COFFEE PLUP WITH DIFERENT LEVEL IN THE RATION ON THE PERFORMANCE OF DUROC PIGS AGED 8-12 WEEKS In experiment was carried out to study the effect of fermented coffee pulp containing diets on performance of duroc pigs. A randomized block design was used in this experiments with 4 treatments and 5 replications. Twenty 8-12 weeks old male duroc pigs were divided into 20 units and each unit consisted of 1 pig. Treatment given in this study was control diet without coffee pulp (Po), diet containing 10% fermented coffee pulp (P 1 ), diet containing 15% fermented coffee pulp (P 2 ) and diet containing 25% fermented coffee pulp (P 3 ). Weight gain, weigh cuts, feed intake, water consumption, feed conversion ratio, percentage of carcass, percentage of part carcass, fat, meat, bone, skin, length of carcass, back fat thickness, eye loin, dry matter digestibility, energy digestibility, protein digestibility, fat digestibility, was measured and the value of income over feed cost was calculated. All data were analyzed using costat program. If there is a significant ((P<0.05) among treatments analyzes was continued using Duncan Multiple Range Test. The results showed performance of pigs fed on (Po) is significantly higher (P<0.05) than others. Treatment (Po) were the most efficient in utilizing diet, a result the performance is of the pigs in (Po), on weight gain, weigh cuts, percentage of meat, eye loin and feed intake. Treatment Po, P 1 and P 2 had no significant effect (P>0.05) on final body weight, feed conversion ratio, length of carcass, percentage of carcass, percentage of fat, percentage of bone, percentage of skin, dry matter digestibility, fat digestibility. Treatment Po and P 1 had no significant (P>0.01) on back fat thickness, energy and protein digestibility. Feeding fermented coffee pulp up to 15% can be given in pigs without affecting the performance. However, increasing the level of giving fermented coffee pulp was followed by declining performance, carcass quality and digestibility nutrient. Keywords : Performance, Pig, Coffee Pulp and Fermented
3 DAFTAR ISI Halaman SAMPUL DALAM... PERSYARATAN GELAR... LEMBAR PERSETUJUAN... SURAT PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT... PRAKATA... UCAPAN TERIMAKASIH... RIWAYAT HIDUP... i ii iii iv v vi vii ABSTRAK... viii ABSTRACT... RINGKASAN... DAFTAR ISI... ix x xi DAFTAR TABEL... xiv DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN.... xv xvi BAB I PENDAHULUAN... 1 1.1 Latar Belakang... 1 1.2 Rumusan Masalah... 3 1.3 Tujuan Penelitian... 4 1.4 Manfaat Penelitian.... 4 BAB II TINJAUAN PUSTAKA... 5 2.1 Ternak Babi... 5
4 2.1.1 Penampilan Ternak Babi... 7 2.1.2 Kebutuhan Ransum Ternak Babi... 7 2.1.3 Konsumsi Pakan... 9 2.1.4 Konversi Ransum... 10 2.2 Kecernaan Bahan Pakan... 11 2.2.1 Kecernaan Bahan Kering... 12 2.2.2 Kecernaan Bahan Organik... 12 2.2.3 Kecernaan Serat Kasar... 13 2.2.4 Kualitas Protein... 13 2.3 Pertambahan Bobot Badan... 13 2.4 Karkas... 14 2.5 Potensi Kulit Kopi... 15 2.5.1 Proses Mendapatkan Kulit Kopi... 15 2.5.2 Upaya Meningkatkan Nutrien Pada Kulit Kopi... 17 2.5.3 Pemanfaatkan Kulit Kopi Sebagai Pakan Ternak... 19 BAB III KERANGKA BERPIKIR, KONSEP DAN HIPOTESIS PENELITIAN... 21 3.1 Kerangka Berpikir... 21 3.2 Konsep Penelitian... 22 3.3 Hipotesis... 23 BAB IV MATERI DAN METODE... 25 4.1 Rancangan Penelitian... 25 4.2 Ransum... 25 4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian.... 25 4.4 Penentuan Sumber Data... 26 4.5 Variabel Penelitian... 26 4.5.1 Pertambahan Bobot Badan... 26 4.5.2 Konsumsi Pakan.... 27 4.5.3 Konsumsi Air Minum.... 27 4.5.4 Konversi Pakan... 27 4.5.5 Bobot Potong... 28 4.5.6 Persentase Karkas... 28 4.5.7 Persentase Komposisi Karkas... 28 4.5.8 Kecernaan Bahan Kering Pakan... 30 4.5.9 Kecernaan Bahan Organik (KcBO)... 30 4.6 Bahan Penelitian... 31 4.6.1 Ternak Babi... 31 4.6.2 Ransum dan Air Minum... 31
5 4.6.3 Kandang... 33 4.6.4 Peralatan... 34 4.7 Instrumen Penelitian... 34 4.7.1 Aerator... 34 4.7.2 Timbangan... 34 4.7.3 Gelas Ukur... 35 4.7.4 Mesin... 35 4.8 Prosedur Penelitian... 35 4.8.1 Proses Fermentasi... 35 4.8.2 Pelaksanaan Penelitian... 37 4.9 Income Over Feed and Pigs Cost... 38 4.10 Analisa Data... 38 BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN... 39 5.1 Penampilan... 39 5.2 Analisa Usaha... 48 5.3 Karkas... 51 5.4 Kecernaan... 60 BAB VI SIMPULAN DAN SARAN... 64 6.1 Simpulan... 64 6.2 Saran... 65 DAFTAR PUSTAKA... 66 LAMPIRAN... 72
6 DAFTAR TABEL Halaman 2.1 Konsumsi Ransum dan Air Minum Babi Manurut Umur/periode... 8 2.2 Kebutuhan Harian Zat-Zat Makanan Untuk Ternak Babi (%)... 9 2.3 Hasil Analisa Proksimat Limbah Kulit Kopi... 18 4.1 Komposisi Bahan Penyusun Ransum Penelitian... 32 4.2 Kandungan Nutrisi Bahan Penyusun Ransum Penelitian... 32 4.3 Kandungan Nutrisi dan Energi Metabolis Ransum Penelitian... 33 4.4 Hasil Analisa Proksimat Limbah Kulit Kopi Yang Digunakan Dalam Penelitian... 33 4.5 Kandungan Nutrisi Dalam Ransum Yang Digunakan Dalam Penelitian 33 5.1 Pengaruh Perlakuan Terhadap Penampilan Ternak Babi... 40 5.2 Tabel Analisa Usaha Ternak Babi... 50 5.3 Pengaruh Perlakuan Terhadap Bobot Potong, Persentase Karkas dan Bagian Karkas... 51 5.4 Pengaruh Perlakuan Terhadap Kecernaan... 60
7 DAFTAR GAMBAR Halaman 3.1 Bagan Kerangka Berpikir Penelitian... 24 4.1 Bagan Proses Aktivasi Fermentor Aspergillus niger... 36 5.1 Grafik Rataan Pertambahan Bobot Badan Ternak Babi... 43 5.2 Grafik Rataan Konsumsi Pakan (Kg)... 46
8 DAFTAR LAMPIRAN Halaman 1. Analisa Sidik Ragam Bobot Badan Awal (g)... 72 2. Analisa Sidik Ragam Bobot Badan Akhir (g)... 73 3. Analisa Sidik Ragam Pertambahan Berat Badan (g)... 74 4. Analisa Sidik Ragam Total Konsumsi Pakan (g)... 75 5. Analisa Sidik Ragam Konversi Pakan (FCR)... 76 6. Analisa Sidik Ragam Konsumsi Air Minum Per Hari (ml)... 77 7. Analisa Sidik Ragam Berat Potong (g)... 78 8. Analisa Sidik Ragam Panjang Karkas (cm)... 79 9. Analisa Sidik Ragam Persentase Karkas %... 80 10. Analisa Sidik Ragam Persentase Daging (%)... 81 11. Analisa Sidik Ragam Persentase Lemak (%)... 82 12. Analisa Sidik Ragam Persentase Tulang (%)... 83 13. Analisa Sidik Ragam Persentase Kulit (%)... 84 14. Analisa Sidik Ragam Tebal Lemak Punggung (mm)... 85 15. Analisa Sidik Ragam Urat Daging Mata Rusuk (0.5 cm 2 )... 86 16. Analisa Sidik Ragam Kecernaan Bahan Kering (%)... 87 17. Analisa Sidik Ragan Kecernaan Energi (%)... 88 18. Analisa Sidik Ragam Kecernaan Protein (%)... 89 19. Analisa Sidik Ragam Kecernaan Lemak (%)... 90 20. Analisa Sidik Ragam Total Biaya Konsumsi Ransum (Rp)... 91 21. Analisa Sidik Ragam Biaya Konsumsi Ransum (Rp/ekor/hari)... 92 22. Analisa Sidik Ragam Feed Cost/Gain (Rp/Kg)... 93 23. Analisa Sidik Ragam Income Over Feed Cost... 94 24. Foto Kunjungan Pembimbing ke Lokasi Penelitian... 95 25. Foto Persiapan Kandang... 96 26. Foto Persiapan Kulit Kopi... 97 27. Foto Persiapan Bahan Pakan... 98 28. Foto Pencampuran Pakan... 99 29. Foto Persiapan Ternak Babi... 100 30. Foto Pemotongan Ternak Babi... 101
9 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Selaras dengan peningkatan jumlah penduduk, pendapatan dan taraf pendidikan masyarakat Timor Leste, maka dengan sendirinya permintaan akan produk ternak seperti daging, telur dan susu akan meningkat pula. Ternak babi ideal dikembangkan dalam rangka pemenuhan kebutuhan protein asal hewan dalam jumlah besar dan waktu yang relatif singkat, hal ini didasarkan pada sifat ternak babi yang menguntungkan seperti, prolifik, efisien dalam mengkonversi bahan pakan menjadi daging, umur mencapai bobot potong yang singkat dan persentase karkas yang tinggi. Daging ternak babi merupakan salah satu komoditas produksi ternak di Timor Leste yang pemasarannya sangat potensial karena mayoritas penduduk Timor Leste sangat munyukai serta tidak terhalang oleh aspek sosial budaya lainnya. Pada umumnya sistem pemeliharaan ternak babi di Timor Leste masih ekstensif tradisional disertai biaya produksi yang tinggi terutama biaya pakan. Hal ini bila pemeliharaan secara intensif merupakan kendala dalam pengembangan ternak babi di Timor Leste selain disebabkan oleh minimnya pengetahuan petani peternak dan biaya pakan yang masih relatif mahal hal ini karena sulitnya mendapatkan bahan penyusun pakan ternak babi, disamping itu juga beberapa
10 bahan pakan masih berkompetisi dengan kebutuhan manusia seperti jagung, kedelai, tepung ikan dan sebagainya. Berdasarkan uraian tersebut diatas maka
11 perlu adanya suatu upaya untuk menekan biaya pakan dengan cara pemanfaatan limbah atau bahan-bahan terbuang yang tidak mempunyai nilai ekonomis atau nilai ekonomis rendah serta tidak berkompotisi dengan kebutuhan manusia dan tentunya harus melalui suatu diproses untuk menjadi bahan pakan ternak alternatif. Salah satu alternatif penyediaan pakan yang murah dan tidak kompetetif adalah pemanfaatan limbah, baik limbah pertanian, peternakan dan limbah perkebunan, (Mastika, 1991). Limbah yang potensial di Timor Leste yang dapat dimanfaatkan untuk campuran pakan ternak babi adalah kulit kopi. Timor Leste merupakan daerah penghasil kopi dengan luas areal tanam 53.816 Ha dan memproduksi buah kopi sebesar 10.123. ton/tahun (Kemetrian Pertenian dan Perikanan Republik Demokratik Timor Leste, 2015) berarti juga memproduksi limbah kulit kopi yang berlimpah namun limbah kulit kopi tersebut sampai sekarang belum dimanfaatkan, sebagian kecil hanya dimanfaatkan sebagai pupuk kompos oleh sebagian kecil petani. Melihat potensi ketersediaan limbah kulit kopi tersebut dapat dimanfaatkan melalui suatu proses teknologi sebagai bahan pakan alternatif untuk ternak babi. Selama ini pemberian konsentrat sebagai pakan penguat biasanya dilakukan terbatas oleh peternak yang memiliki tingkat kemampuan ekonomi yang baik. Pemanfaatan limbah merupakan salah satu upaya untuk mendapatkan bahan pakan yang murah dan tidak berkompetisi dengan kubutuhan manusia dan ternak lainnya. Menurut Dubey (2007), bahwa salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pakan dapat dilakukan dengan biofermentasi. Biofermentasi merupakan proses perubahan kimia pada substrat sebagai hasil kerja enzym dari mikroorganisme dengan menghasilkan produk tertentu. Lebih lanjut Mastika et
12 al.(2016) melaporkan pemakian limbah kulit kopi terfermentasi sampai 10% tidak mempengaruhi penampilan ternak kelinci umur 5-17 minggu. Guntoro (2004) merekomendasikan aras penggunaan tepung kulit kopi untuk ternak babi dan ayam sebesar 10-15%. Penelitiaan penggunaan kulit kopi terfermentasi pada ternak babi khususnya babi peranakan duroc belum banyak dilakukan sehingga penelitian pengaruh pemberian kulit kopi terfermentasi dengan aras berbeda dalam ransum terhadap penampilan ternak babi peranakan duroc umur 8 12 minggu perlu dilakukan. 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan uraian tersebut diatas maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut : 1. Belum diketahuinya pengaruh ransum yang menggunakan berbagai aras kulit kopi terfermentasi terhadap penampilan. 2. Apakah pemberian kulit kopi terfermentasi dalam ransum secara ekonomi dapat menekan biaya produksi ternak babi peranakan duroc fase stater (8-12 minggu) sehingga secara ekonomi menguntungkan peternak. 1.3 Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk : 1. Mengetahui pada aras berapa persen pemberian kulit kopi terfermentase dalam ransum ternak babi memberikan penampilan yang optimal. 2. Mengetahui pengaruh pemberian kulit kopi terfermentasi terhadap penekanan biaya produksi tanpa mempengaruhi penampilan ternak babi.
13 1.4 Manfaat Penelitian Manfaat dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Hasilnya dapat dijadikan acuan, pengetahuan dan informasi khususnya bagi peternak maupun perusahaan peternakan babi di Timor-Leste terhadap peningkatan produksi ternak babi dengan memanfaatkan kulit kopi terfermentasi sebagai salah satu bahan pakan alternatif yang berasal dari limbah. 2. Menghasilkan suatu formula ransum ternak babi dengan aras pemberian kulit kopi terfermentasi yang terbaik. 3. Membantu pemerintah Timor Leste mewujudkan peternakan rakyat dan industri peternakan yang ramah lingkungan dengan pemanfaatan limbah perkebunan (kulit kopi) sebagai bahan pakan yang murah tanpa mempengaruhi penampilan ternak babi sehingga dapat meningkatkan pendapatan peternak.