BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan millenium development goals,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam kegiatan pelaksanaan pendidikan di sekolah, guru merupakan orang yang

Pilihlah satu jawaban yang paling tepat

BAB I PENDAHULUAN. antara lain dengan data UNESCO (2000) tentang peringkat Indeks

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian . Josie Fitri Handayani, 2013

BAB I PENDAHULAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah modal utama bagi suatu bangsa dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Ketatnya persaingan dalam lapangan kerja menuntut lembaga pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. perencanaan Millenium Development Goals (MDGS), yang semula dicanangkan

I PENDAHULUAN. Dalam pembangunan bangsa, pendidikan merupakan salah satu aspek penting

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi manusia.

BAB I PENDAHULUAN. memenuhi kriteria administratif, yaitu memiliki ijazah yang sesuai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi pada era

BAB I PENDAHULUAN. dapat mengembangkan diri berdasarkan potensi yang dimiliki. Penigkatan

BAB I PENDAHULUAN. mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan. bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.

P., 2015 PENGARUH PEMBERIAN TUNJANGAN PROFESI TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU DI SMPN SE-RAYON 03 KABUPATEN GARUT

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-21 ini Indonesia dihadapkan pada masalah yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang masalah. Pendidikan merupakan sarana terciptanya sumber daya manusia yang

BAB 1 PENDAHULUAN. sejumlah tahapan belajar yang didesain untuk siswa dengan petunjuk

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dari pengalaman negara-negara maju di dunia ini, tidak dapat

BAB I PENDAHULUAN. besar dan kecil mempunyai berbagai keragaman. Keragaman itu menjadi

BAB I PENDAHULUAN. mengajar dan hasil pendidikan yang berkualitas. Itulah sebabnya seorang guru

BAB I PENDAHULUAN. hanya manusia yang berkualitas saja yang mampu hidup di masa depan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan faktor utama dalam pembentukan pribadi

BAB I PENDAHULUAN. berkualitas. Menurut Suryadi (2011: 2) warga negara berhak memperoleh pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi professional para guru dan pengelola sekolah. pendidikan adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan

BAB I PENDAHULUAN. mencerdaskan kehidupan bangsa dan meningkatkan kualitas manusia. dan Undang-undang Dasar Tahun Upaya tersebut harus selalu

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia (SDM) melalui kegiatan pengajaran. Kegiatan. pengajaran tersebut diselenggarakan pada semua satuan dan jenjang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomi, politik, budaya, sosial dan pendidikan. Kondisi seperti ini menuntut

BAB I PENDAHULUAN. dihadapi kedepan adalah globalisasi dengan dominasi teknologi dan informasi

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah telah mempercepat pencanangan Millenium Development

2015 PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN KUALITAS PENDIDIK TERHADAP MUTU PENDIDIKAN

ABSTRAKSI PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DAN LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMA NEGERI KABUPATEN WONOGIRI TAHUN 2004

BAB I PENDAHULUAN. dibicarakan pada saat ini. Bukan karena adanya peningkatan melainkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan pembangunan nasional dalam suatu Negara salah satunya

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Tujuan pendidikan nasional yang diamanatkan dalam pembukaan undangundangdasar

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. bangsa Indonesia kini sedang dihadapkan pada persoalan-persoalan kebangsaan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Seiring dengan pesatnya perkembangan zaman dan semakin kompleksnya

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Dalam upaya membantu siswa untuk mencapai tujuan, maka guru harus

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Efektivitas sebuah sekolah untuk menghasilkan lulusan yang berkualitas

BAB I PENDAHULUAN. komponen yang sangat kuat kedudukannya dimana sumber daya manusia

BAB I PENDAHULUAN. Teras, 2009), hlm Sulistyorini, Manajemen Pendidikan Islam: Konsep, Strategi dan Aplikasi, (Yogyakarta:

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. utama dalam pembangunan pendidikan, khususnya yang diselenggarakan

BAB I PENDAHULUAN. Tatanan kehidupan masyarakat yang semrawut merupakan akibat dari sistem

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

PENDIDIKAN PROFESI GURU ( PPG ) SEBUAH CATATAN PENINGKATAN KUALITAS GURU

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang buruk dan tidak berkembang akan berpengaruh juga terhadap

PENERAPAN KURIKULUM BERBASIS KOMPETENSI MATA PELAJARAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA KELAS XI SMK MUHAMMADIYAH 3 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Tantangan kepemimpinan saat ini adalah menghadapi perubahan lingkungan

HUBUNGAN ANTARA PENILAIAN GURU TERHADAP KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH DENGAN KINERJA GURU SAINS (PA) SMP NEGERI DI KABUPATEN SUKOHARJO RINGKASAN TESIS

BAB I PENDAHULUAN. keprofesionalan yang harus dipersiapkan oleh lembaga kependidikan. Adanya persaingan

PENGARUH KEMAMPUAN ADMINISTRASI PENDIDIKAN, SUPERVISI, DAN LINGKUNGAN KERJA KEPALA SEKOLAH TERHADAP EFEKTIVITAS IMPLEMENTASI MBS PADA SMP DI SURAKARTA

PENGARUHKEPEMIMPINANINSTRUKSIONAL KEPALASEKOLAHDAN MOTIVASI BERPRESTASI GURU TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU SD NEGERI DI KOTA SUKABUMI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kehidupan dalam era global menuntut berbagai perubahan pendidikan yang

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Rineka Cipta, 2000), hlm Moh. Uzer Usman, Menjadi Guru yang Profesional, (Bandung : Remaja Rosdakarya, 2001), hlm.

BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Pendidikan yang bermutu akan diperoleh pada sekolah yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Nasional pasal 3 menyatakan bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. kompetitif. Dengan semakin berkembangnya era sekarang ini membuat kinerja

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan

Bab 1. Pendahuluan. Dalam sebuah organisasi, pengakuan terhadap pekerjaan yang telah dilakukan karyawan

BAB I PENDAHULUAN. teknologi canggih yang diimplementasikan dalam kehidupan sehari-hari demi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tantangan terberat bagi bangsa Indonesia pada era globalisasi abad

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Dasar (SD) Negeri Wirosari memiliki visi menjadikan SD

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,

PENGELOLAAN KKG DI GUGUS SULTAN AGUNG DABIN 6 KARANGRAYUNG

BAB V PENUTUP. 1. Kepemimpinan Kepala Sekolah Dalam meningkatkan kualitas. dengan kebutuhan, telah menerapkan kurikulum KTSP.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan nasional dilaksanakan berdasarkan Pancasila dan Undang-

PENGEMBANGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) SEBAGAI UPAYA DALAM MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS RESENSI

BAB I PENDAHULUAN. profesionalnya, dan sebaliknya kinerja yang di bawah standar kerja

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No.20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional,

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu permasalahan pendidikan yang dihadapi Bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. teknologi (Iptek). Persepsi masyarakat ini kiranya telah mampu memobilisasi

BAB I PENDAHULUAN. pemerintah pusat kepada pemerintah daerah. Pemerintah kabupaten dan kota di

UPAYA MAHASISWA, DOSEN DAN PIHAK UNIVERSITAS DALAM PEMBENTUKAN KARAKTERISTIK MAHASISWA YANG IDEAL. Oleh : Annisa Ratna Sari, S. Pd

BAB 1 PENDAHULUAN. dilakukan terhadap sumberdaya manusia yang ada, materi, dan sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. Gunung Jati, Bandung, 1997, hlm

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sesuatu yang sangat penting dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Mutu pendidikan di Indonesia saat ini belum tercapai seperti yang

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat, bangsa, dan negara. Pasal 4 menjelaskan pula bahwa. warga negara yang demokratis serta bertanggungjawab dalam rangka

BAB I PENDAHULUAN. Kenyataan bahwa keunggulan suatu bangsa bertumpu pada keunggulan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan yang dianut pemangku kebijakan. Kurikulum memiliki. kedudukan yang sangat sentral dalam keseluruhan proses pendidikan.

PROGRAM MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN PASCA SARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Sekolah Seutuhnya (Integrated School Development) disingkat SID. dan sumber daya untuk meningkatkan mutu sekolah.

UPAYA PENINGKATAN KINERJA GURU

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan bermutu yang didasarkan pada Standar Nasional Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. mencapai suatu tujuan cita-cita luhur mencerdaskan kehidupan bangsa.

BAB I PENDAHULUAN. inovasi yang berdampak pada meningkatnya kinerja sekolah. seseorang tidaklah cukup efektif untuk mengerjakan sesuatu tanpa

BAB 1 PENDAHULUAN. internasional bukan lagi lokal atau nasional (Permadi, 2007). Untuk menjawab

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia dalam tahap pembangunan masyarakat yang berencana

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pemerintah telah mempercepat pencanangan millenium development goals, yang semula dicanangkan tahun 2020 dipercepat menjadi 2015. Millenium development goals adalah era pasar bebas atau era globalisasi, sebagai era persaingan mutu atau kualitas, siapa yang berkualitas dialah yang akan maju dan mampu mempertahankan eksistensinya. Oleh karena itu, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) berkualitas merupakan suatu keniscayaan yang tidak ditawar-tawar lagi. Hal ini menjadi penopang utama pembangunan nasional yang mandiri dan berkeadilan, good governance and clean governance serta menjadi jalan keluar bagi bangsa Indonesia dari multi dimensi krisis, kemiskinan, dan kesenjangan ekonomi (Mulyasa, 2007:2). Demikian pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, telah membawa perubahan kehidupan manusia di mana berbagai permasalahan hanya dapat dipecahkan kecuali dengan upaya penguasaan dan peningkatan ilmu pengetahuan dan teknologi. Selain manfaat bagi kehidupan manusia di satu sisi perubahan tersebut telah membawa manusia ke dalam era persaingan global yang semakin ketat. Agar mampu berperan dalam persaingan global, maka sebagai bangsa perlu terus mengembangkan dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Oleh karena itu peningkatan kualitas sumber daya manusia merupakan kenyataan yang harus dilakukan secara terencana, terarah, intensif, efektif dan efisien dalam proses pembangunan (Umaidi, 1999: 1). Mutu pendidikan Indonesia saat ini kurang menggembirakan. Human Depelopment Index (HDI) menunjukkan Indonesia menduduki peringkat ke 102 dari 106 negara yang disurvey. Hasil studi The Third Internasional Matematics and Science 1

2 Study-Repeat (TIMMSSR 1999) melaporkan bahwa siswa SLTP Indonesia menempati peringkat 32 untuk IPA dan 34 untuk Matematika, dari 38 negara yang disurvey di Asia, Australia dan Afrika (Depdiknas, 2002:3). Pendidikan memiliki peran yang sangat penting dalam proses peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan merupakan suatu proses yang terintegrasi dengan proses peningkatan kualitas sumber daya manusia itu sendiri. Menyadari pentingnya proses peningkatan kualitas sumber daya manusia, maka pemerintah bersama kalangan swasta telah dan terus berupaya mewujudkan amanat tersebut melalui berbagai usaha pembangunan pendidikan berkualitas melalui pengembangan dan perbaikan kurikulum dan sistem evaluasi, perbaikan sarana pendidikan, pengembangan dan pengadaan materi ajar, serta pelatihan bagi guru dan tenaga kependidikan lainnya. Upaya peningkatan mutu pendidikan melalui pendekatan pemberdayaan sekolah dalam mengelola institusinya telah dilakukan sejak lama. Sebelum diberlakukannya otonomi daerah, sekolah diperkenalkan program pemberdayaan sekolah melalui pengembangan sekolah seutuhnya (integrated school development) disingkat SID, namun keberadaannya belum efektif dan efisien karena masih banyak kelemahannya khususnya dalam mengontrol mutu pendidikan. Untuk menjembatani agar mutu pendidikan tetap terjaga dan terkontrol maka harus ada standar yang diatur dan disepakati secara nasional yang dapat dijadikan sebagai indikator evaluasi keberhasilan peningkatan mutu (benchmarking). Pemikiran ini mendorong munculnya pendekatan baru setelah diberlakukannya otonomi daerah, yaitu pengelolaan peningkatan mutu pendidikan dengan pendekatan manajemen peningkatan mutu berbasis sekolah (School Based Quality Management) atau dalam nuansa yang lebih

3 bersifat pembangunan (developmental) di sebut School Based Quality Improvement (Umaidi, 1999:2). Konsep yang akan diberdayakan dalam otonomi sekolah adalah menawarkan kerjasama yang erat antara sekolah, masyarakat dan pemerintah dengan tanggungjawabnya masing-masing berkembang didasarkan kepada suatu keinginan pemberian kemandirian kepada sekolah untuk terlibat secara aktif dan dinamis dalam rangka proses peningkatan kualitas pendidikan melalui pengelolaan sumber daya sekolah yang ada. program pemberdayaan otonomi sekolah melalui Manajemen Berbasis Sekolah (School Based Management) disingkat MBS (Umaidi, 1999:2). Salah satu komponen pendidikan di sekolah, guru memegang peranan yang paling utama. Guru sebagai ujung tombak dalam keberhasilan pendidikan di sekolah. Guru merupakan tenaga kependidikan yang digolongkan sebagai tenaga pendidik. Tenaga pendidik bertugas untuk membimbing mengajar dan melatih. Peran guru yang utama adalah sebagai pembing dan pengajar. Peran ini diwujudkan guru dalam bentuk kegiatan mengajar dan mendidik. Untuk mampu melaksanakan peran tersebut, guru harus memiliki berbagai kemampuan membimbing dan mengajar. Oleh karena itu, guru harus profesional. Profesionalisme guru sangat dibutuhkan dalam peningkatan kualitas pendidikan di sekolah. Profesionalitas adalah suatu perbuatan seseorang yang berpengetahuan luas, memiliki kematangan yang tinggi, lebih kreatif dan mandiri. Profesionalitas ini dimiliki guru sehingga menjadi guru profesional. Guru yang profesional adalah guru yang terdidik dan terlatih dengan baik, serta memiliki pengetahuan yang kaya dibidangnya. Guru yang profesional akan memberikan layanan secara optimal kepada peserta didiknya. Oleh karena itu, guru yang profesional sangat penting dalam peningkatan kualitas peserta didik di sekolah, karena : mampu mengembangkan pembelajaran yang dapat membawa peserta didik menjadi lulus yang berkualitas;

4 memiliki semangat kerja yang tinggi dan berdisiplin; mampu membuat rancangan dan melakukan secara hati-hati demi keselamatan kerja, dan memiliki kemandirian (Sahertian, 2000:11). Guru mempunyai peranan yang luas baik di sekolah, di dalam keluarga, maupun masyarakat. Di sekolah ia berperan sebagai perancang pembelajaran, dan sebagai pembimbing siswa. Di dalam keluarga guru berperan sebagai pendidik keluarga atau family educator. Sedangkan di masyarakat guru berperan sebagai pembina masyarakat (social developer), pendorong masyarakat (social motivator), dan pembaharu masyarakat (social innovator), dan sebagai agen masyarakat (social agent). Guru yang baik dan efektif adalah guru yang dapat memainkan semua peranan-peranan itu secara baik. Djohar MS (2006:7) Tiga pilar utama yang menunjukkan bahwa guru telah belajar secara profesional dalam melaksanakan tugas kependidikan yaitu : menguasai materi pembelajaran, profesional untuk menyampaikan materi pelajaran kepada siswa, dan berkepribadian matang. Tiga pilar tersebut saling kait-mengkait untuk meningkatkan kinerja pembelajaran. Kinerja pembelajaran menentukan tingkat keberhasilan dan kesesuaian hasil belajar siswa dengan tujuan yang telah ditentukan. Sedangkan tingkat keberhasilan dan kesesuaian hasil belajar siswa dengan tujuan sangat dipengaruhi oleh kinerja guru. Kenyataannya di lapangan, profesi guru masih dipertanyakan dari berbagai kalangan baik kalangan pakar pendidikan maupun luar pakar pendidikan, bahkan media cetak baik harian maupun mingguan memuat berita tentang guru. Ironisnya berita-berita tersebut banyak yang cenderung melecehkan posisi guru, baik yang sifatnya menyangkut kepentingan umum, sampai kepada hal-hal yang sifatnya sangat pribadi, sedangkan dari pihak guru sendiri nyaris tidak mampu membela dirinya. Masyarakat memandang profesi guru masih rendah. Faktor yang menyebabkan rendahnya pengakuan masyarakat terhadap profesi guru yakni kelemahan yang

5 terdapat pada diri guru itu sendiri, diantaranya, rendahnya tingkat kompetensi profesional mereka. Penguasaan guru terhadap materi dan metode pembelajaran masih berada di bawah standar (Syah, dalam Usman: 2008:2). Kenyataan ini dialami oleh guru Bahasa Inggris di Kabupaten Pati. Guru tingkat profesionalnya masih rendah. Hal ini ditandai masih rendahnya pengetahuan, keterampilan guru dalam mengelola kegiatan pembelajaran dimulai dari penyiapan administrasi perangkat KBM dan maupun dalam pembelajaran di kelas. Guru masih banyak mengalami kesulitan dalam menyusun Analisis Mata Pelajaran (AMP), Program Tahunan (Prota), program satuan pelajaran, penyusunan Silabus, Rencana Pelaksanakaan Pembelajaran (RPP), Buku Kerja Siswa (BKS), melaksanakan kegiatan pembelajaran, melaksanakan kegiatan penilaian proses belajar mengajar yang mencakup ulangan harian, ulangan umum, dan ujian akhir, melaksanakan analisa hasil ulangan harian, menyusun program perbaikan dan pengajaran, mengisi daftar nilai siswa, melaksanakan kegiatan membimbing, membuat alat pelajaran/alat peraga, menumbuhkembangkan sikap menghargai karya seni, mengikuti kegiatan pengembangan pemasyarakatan kurikulum, melaksanakan tugas terkait di sekolah, mengadakan program pengembangan pengajaran yang menjadi tanggungjawabnya, membuat catatan tertentu kemajuan hasil belajar, mengisi dan meneliti daftar hadir siswa, mengumpulkan dan menghitung angka kredit untuk kenaikan pangkat, tidak kerjakan sendiri secara optimal tetapi kebanyakan masih bergantung atau mengharapkan dari MGMP atau dari teman-temannya bahkan hanya copy paste. Dengan kenyataan ini sudah saatnya kompetensi profesi guru ditingkatkan. Oleh sebab itu, pemerintah melalui kementerian pendidikan berupaya untuk meningkatkan profesionalitas guru dengan jalan meningkatkan kualifikasi pendidikan dari SPG/ SGO menjadi PGSD, program penyetaraan D2 dan penyetaraan D3 maupun S1 PGSD. Selain itu, juga meningkatkan profesionalitas guru melalui penataran,

6 lokakarya, seminar-seminar, pelatihan-pelatihan, MGMP, lomba-lomba guru berprestasi dan sebagainya. Walaupun telah dilakukan berbagai upaya, ternyata tidak akan membawa hasil tanpa peran serta guru. Hal ini disebabkan tanggung jawab dalam mengembangkan profesi pada dasarnya merupakan tuntutan kebutuhan pribadi guru. Maka dengan tanggung jawab untuk mempertahankan dan mengembangkan profesinya tidak dapat dilakukan oleh orang lain kecuali oleh dirinya sendiri. Guru harus peka dan tanggap terhadap perubahan-perubahan, pembaharuan serta ilmu pengetahuan dan teknologi yang terus berkembang sejalan dengan tuntutan kebutuhan masyarakat dan perkembangan zaman. Di sinilah tugas guru untuk senantiasa meningkatkan wawasan ilmu pengetahuan, meningkatkan kualitas pendidikannya sehingga apa yang diberikan kepada siswanya tidak terlalu ketinggalan dengan perkembangan kemajuan zaman. Guru perlu tampil di setiap kesempatan baik sebagai pendidik, pengajar, pelatih, inovator maupun dinamisator pembangunan masyarakat yang bermoral Pancasila sekaligus mencerdaskan kehidupan bangsa. Berdasarkan uraian di atas, maka guru Bahasa Inggris harus dikelola dengan baik. Pengelolaan guru atau tenaga kependidikan mencakup pengadaan, pembinaan personil, kesejahteraan guru, kenaikan pangkat, pensiun dan kelengkapan administrasi kepegawaian. Bertitik tolak dari latar belakang dan identifikasi permasalahan tersebut di atas, maka tertarik untuk mengangkat Pengelolaan Profesionalitas Guru Bahasa Inggris (Studi Situs di SMP Negeri 2 Kayen Kabupaten Pati), sebagai judul dalam tesis ini. B. Fokus Penelitian Fokus penelitian ini, Bagaimankah karakteristik pengelolaan profesionalitas guru Bahasa Inggris di SMPN 2 Kayen Kabupaten Pati?" Fokus tersebut dirinci menjadi dua subfokus.

7 1. Bagaimanakah karakteristik kompetensi pedagogik guru Bahasa Inggris di SMPN 2 Kayen Kabupaten Pati? 2. Bagaimanakah karakteristik kompetensi kepribadian guru Bahasa Inggris di SMP N 2 Kayen Kabupaten Pati? 3. Bagaimanakah karakteristik kompetensi profesional guru Bahasa Inggris di SMP N 2 Kayen Kabupaten Pati? 4. Bagaimanakah karakteristik kompetensi sosial guru Bahasa Inggris di SMP N 2 Kayen Kabupaten Pati? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengelolaan profesionalitas guru bahasa Inggris di SMP Negeri 2 Kayen Kabupaten Pati. Secara operasional, tujuan penelitian ini mencakup hal-hal sebagai berikut ini. 1. Untuk mendeskripsikan karakteristik kompetensi pedagogik guru Bahasa Inggris di SMPN 2 Kayen Kabupaten Pati. 2. Untuk mendeskripsikan karakteristik kompetensi kepribadian guru Bahasa Inggris di SMP N 2 Kayen Kabupaten Pati. 3. Untuk mendeskripsikan karakteristik kompetensi profesional guru Bahasa Inggris di SMP N 2 Kayen Kabupaten Pati. 4. Untuk mendeskripsikan karakteristik kompetensi sosial guru Bahasa Inggris di SMP N 2 Kayen Kabupaten Pati. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini berupa pengertian secara mendalam tentang Pengelolaan Profesional Guru Bahasa Inggris di Kabupaten Pati diharapkan dapat memberikan manfaat baik secara teoretis maupun praktis.

8 1. Manfaat Teoretis Hasil penelitian ini secara teoretis diharapkan dapat menambah referensi yang telah ada, sehingga dapat memberikan manfaat bagi pengembangan ilmu pengetahuan khususnya dalam Ilmu Manajemen Pendidikan. 2. Manfaat Praktis a. Guru 1) Pengelolaan profesional guru sangat penting oleh karena itu guru harus meningkatkan mutu dan sumberdayanya demi kemajuan pendidikan. 2) Menjadi masukan bagi guru untuk meningkatkan profesionalitas mutu pendidikan di wilayah Kabupaten Pati. b. Sekolah 1) Memberikan masukan kepada kepala sekolah SMP Negeri 2 Kayen Kabupaten Pati. dalam mengambil kebijakan yang berkaitan dengan pengembangan dan pengelolaan Sumber Daya Pendidikan khususnya guru dalam meningkatkan profesionalitasnya. 2) Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai bahan masukan bagi kepala sekolah dalam pengelolaan tenaga pendidikan khususnya guru Bahasa Inggris di SMP Negeri 2 Kayen Kabupaten Pati sehingga mutu dan kualitas pendidikan menjadi meningkat. E. Definisi Istilah Definisi Istilah dimaksudkan agar tidak terjadi kesalahfahaman dalam menafsirkan isi dan kandungan dalam penelitian ini. Adapun sajian beberapa definisi istilah dapat diuraikan sebagai berikut. 1. Pengelolaan Pengelolaan diartikan proses, cara, perbuatan mengelola; Proses melakukan kegiatan tertentu dng menggerakkan tenaga orang lain; Proses yg

9 memberikan pengawasan pada semua hal yang terlibat dalam pelaksanaan kebijaksanaan dan pencapaian tujuan (Depdikbud, 1995:470) Pengelolaan yang dimaksudkan dalam penelitian ini adala pengelolaan profesi guru adalah suatu proses kegiatan pengaturan/ pengurusan terhadap seseorang pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik dengan penuh tanggung jawab dan dedikasi yang tinggi (Ahmad, 2005:4). 2. Profesionalitas Guru Surya Muhammad (2003:46) profesionalitas adalah suatu sebutan terhadap kualitas sikap para anggota suatu profesi terhadap profesinya serta derajat pengetahuan dan keahlian yang mereka miliki untuk dapat melakukan tugas-tugasnya. 3. Kompetensi Guru Kompetensi adalah kemampuan, kecakapan, keadaan berwenang, atau memenuhui syarat menurut ketentuan hukum (Syah, 2000:230). Dalam UU No. 14/2005 tentang Guru dan Dosen dijelaskan bahwa kompetensi merupakan seperangkat pengetahuan, keterampilan, dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati, dan dikuasai oleh guru dalam melaksanakan tugas profesinya. Kompetensi guru adalah kemampuan seorang guru dalam melaksanakan kewajiban-kewajibannya secara bertanggung jawab dan layak. Jadi kompetensi profesional guru dapat diartikan sebagai kemampuan dan kewenangan guru dalam menjalankan profesi keguruannya. Guru yang kompenten dan profesional adalah guru piawi dalam melaksanakan profesinya (Syah, 2000:230). Kompetensi guru meliputi: kompetensi pedagogik, kompetensi profesional, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian.