BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya terhadap 31 responden

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. pelbagai kemunduran fungsi diri yaitu fisiologis, psikologis, sosial dan ekonomi.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Koping Religius. menimbulkan masalah dinamakan koping. Koping adalah kemampuan

BAB V KESIMPULAN. Di dalam Alkitab, setidaknya terdapat tiga peristiwa duka dimana Yesus

L1. Aktivis Gereja. Universitas Kristen Maranatha

1. LATAR BELAKANG MASALAH

5. KESIMPULAN, DISKUSI, DAN SARAN

BAB IV ANALISIS KONSEP HUMANISME RELIGIUS SEBAGAI PARADIGMA PENDIDIKAN ISLAM MENURUT ABDURRAHMAN MAS UD

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

DAFTAR ISI. ABSTRAK iii KATA PENGANTAR...iv DAFTAR ISI.vi DAFTAR BAGAN ix DAFTAR TABEL..x DAFTAR LAMPIRAN..xi

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I Pendahuluan. A. Latar belakang permasalahan

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

C. Hubungan pimpinan dan anggota Dalam pendampingan dan kepemimpinan, relasi yang diharapkan adalah:

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN 1. Latar Belakang

BAB III METODE PENELITIAN

BUNDA MARIA IBU BIARAWAN-BIARAWATI Rohani, Oktober 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Raymond Williams dalam Komarudin (2007: 1).

DAFTAR ISI Latar Belakang Masalah Identifikasi Masalah Maksud dan Tujuan Penelitian Maksud Penelitian...

HARI RAYA TRITUNGGAL MAHAKUDUS

KUESIONER INSTRUMEN PENELITIAN PERILAKU ALTRUIS

10. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Kristen untuk Sekolah Menengah Pertama Luar Biasa Tunalaras (SMPLB E)

SPIRITUALITAS STUDI: KESUNGGUHAN BELAJAR Rohani, September 2012, hal Paul Suparno, S.J.

BAB I PENDAHULUAN. sepakat untuk hidup di dalam satu keluarga. Dalam sebuah perkawinan terdapat

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA. Bab ini membahas aspek yang terkait dengan penelitian ini yaitu : 1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Spiritualitas

SPIRITUALITAS EKARISTI

BAB I PENDAHULUAN. operasi/pembedahan (misalnya takut sakit waktu operasi, takut terjadi

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas hidup pasien (dewasa dan anak-anak) dan keluarga

UKDW BAB I PENDAHULUAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. survei. Penelitian ini bertujuan untuk membuat uraian, gambaran secara

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. 1. Penghayatan hidup tak bermakna yang menyertai pengalaman derita di

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kesejahteraan Psikologis. Ryff (1989) mendefinisikan kesejahteraan psikologis adalah sebuah kondisi

Bab I Pendahuluan BAB 1 PENDAHULUAN

BAB I PENDAHULUAN. Katolik, Hindu, dan Budha. Negara menjamin kebebasan bagi setiap umat bergama untuk

BAB I PENDAHULUAN. tentang orang lain. Begitu pula dalam membagikan masalah yang terdapat pada

BAB I PENDAHULUAN 1. Permasalahan 1.1 Latar Belakang Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. Di Indonesia terdapat 6 agama yang diakui negara yaitu Islam, Kristen,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Kualitas Hidup

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO Nomor : 61/KEP/UDN-01/VI/2007. tentang KODE ETIK DOSEN UNIVERSITAS DIAN NUSWANTORO

BAB 1 PENDAHULUAN. secara mandiri dan mengatur sendiri kebutuhannya sehingga individu. membutuhkan orang lain (Potter & Perry, 2005).

BAB I PENDAHULUAN. 1 Lih. Kis 18:1-8 2 The Interpreter s Dictionary of the Bible. (Nashville : Abingdon Press, 1962). Hal. 682

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. A. Kesimpulan. berbagai stresor dan ancaman ketika perusahaan tersebut dinyatakan pailit. Para

LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN. : Hubungan Pelayanan Spiritual Yang Diberikan Perawat Dengan Kepuasan Pasien Diabetes melitus

BAB V KESIMPULAN DAN REKOMENDASI. empat subjek lansia yang atas keinginan sendiri dan bukan atas keinginan sendiri

BAB I PENDAHULUAN. Negara Indonesia adalah sebuah negara berkembang yang terbebas dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

MEMBERI ITU MEMBAHAGIAKAN DAN MENYEHATKAN Rohani, Agustus 2013, hal Paul Suparno, S.J.

GEREJA KRISTEN NAZARENE PASAL-PASAL TENTANG IMAN

BAB I PENDAHULUAN. dalam kehidupan seseorang baik dalam keluarga ataupun dalam masyarakat. Pendidikan anak

Yohanes 14. Dalam pelajaran ini saudara akan mempelajari... Yesus, Jalan kepada Bapa Perjanjian Roh Kudus YESUS, JALAN KEPADA BAPA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu hal yang menjadi perhatian bagi masyarakat Indonesia adalah agama. Terdapat enam

BAB 1 PENDAHULUAN. untuk meningkatkan kualitas, dengan memperbaiki sumber daya manusia,

BAB 1 PENDAHULUAN. pendidikan menengah. Tujuan pendidikan perguruan tinggi ialah untuk

BAB IV ANALISIS TERHADAP TERAPI RUQYAH PADA PENDERITA GANGGUAN JIN

BAB V PENUTUP. 5.1 Kesimpulan. Gereja merupakan sebuah wadah yang seharusnya aktif untuk dapat

BAB I. PENDAHULUAN. Dalam Gereja Katolik ada berbagai macam tarekat hidup bakti (yang

LITURGI SABDA. Bacaan pertama. Karena dengki setan, maka maut masuk ke dunia. Bacaan diambil dari Kitab Kebijaksanaan

ABSTRAK Meinistriani Nathaniel Branden (1994)

12. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Katolik untuk Sekolah Menengah Atas (SMA)/Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)

ABSTRAK Lazarus Folkman

ABSTRAK. iii. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. di pesantren. Pondok pesantren merupakan sebuah lembaga pendidikan agama

BAB I PENDAHULUAN. (dalam Norep, 2012) Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah

ASPEK SPIRITUAL NARAPIDANA NARKOBA YANG MENJALANI MASA TAHANAN DI LEMBAGA PERMASYARAKATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terhadap orang lain, khususnya terhadap lawan jenis. Perasaan saling mencintai,

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

BAB I PENDAHULUAN. Bandung. Rumah sakit X merupakan rumah sakit swasta yang cukup terkenal di

BAB I PENDAHULUAN. mendapatkan keuntungan atau laba. Untuk mencapai tujuan itu, perusahaan

ABSTRAK. Universitas Kristen Maranatha

INOVASI METODE PEMBELAJARAN AGAMA Oleh: H. M. Hamdar Arraiyyah

1. Sambut Sang Raja 2. FirmanMu Tuhan, pelita bagi kakiku 3. Bri puji, b ri hormat 4. FirmanMu Tuhan, tiada berubah

BAB I PENDAHULUAN. setiap orang memiliki jalan dan cara masing-masing dalam menjalani,

BAB I PENDAHULUAN. dengan harapan. Masalah tersebut dapat berupa hambatan dari luar individu maupun

BAB II TINJAUAN TEORITIS

UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

UKDW BAB I : PENDAHULUAN. I. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ekonomis. Oleh karena itu, pemeliharaan kesehatan merupakan suatu upaya. pemeriksaan, pengobatan atau perawatan di rumah sakit.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. 1. Deskripsi Tingkat Kebersyukuran Orang Tua yang Memiliki

Tata Ibadah Minggu Adven I Minggu, 27 Nopember 2016 TATA IBADAH. Minggu Adven I

BAB III METODE PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 KONSEP KEBUTUHAN SPIRITUAL Pengertian Kebutuhan Spiritual

BAB I PENDAHULUAN. Sehat adalah nikmat karunia Allah yang menjadi dasar bagi segala nikmat. Nikmatnya makan, minum, tidur, serta kemampuan

PENDADARAN. HOSANA : berilah kiranya keselamatan! PERJAMUAN KUDUS PASKAH. Minggu, 5 April 2015 GEREJA KRISTEN JAWA JOGLO

Dalam-pelajaran ini saudara akan mempelajari...

HOME. Written by Sr. Maria Rufina, P.Karm Published Date. A. Pembentukan Intelektual dan Spiritual Para Imam

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. 1. Pengertian Pengalaman Beragama. Pengalaman beragama menurut Glock & Stark (Hayes, 1980) adalah

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. santri di Pondok Pesantren Al-Itqon Kota Semarang merupakan pendapat

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Penyandang tuna rungu adalah bagian dari kesatuan masyarakat Karena

BAB 1 PENDAHULUAN Kematian

BAB I PENDAHULUAN. bertemunya masyarakat yang beragama, yang disebut juga sebagai jemaat Allah. 1

Revitalisasi. Konferensi Umum, Oktober 2014, Canoas, Brazil Suster Mary Kristin Battles, SND

BAB I PENDAHULUAN. Setiap orang ingin berhasil dalam hidupnya dan semua orang mempunyai

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Terletak di Sebelah Utara jalan, dengan alamat Jalan Wates Km.5.5. Ambarketawang, Gamping, Sleman, Yogyakarta

BAB II KAJIAN TEORI. dalam mengatasi permasalahannya (back to religion). Artinya koping. ketuhanan, hal ini dinamakan dengan koping religius.

BAB I PENDAHULUAN. Memasuki masa pensiun merupakan salah satu peristiwa di kehidupan

BAB I PENDAHULUAN. Manusia pada umumnya memiliki keberagamaan, dan hal tersebut berupa

BAB V PENUTUP. terhadap permasalahan kekerasan pasangan suami isteri, yakni: 1. Peran Pendeta sebagai Motivator terhadap Permasalahan Ekonomi

Transkripsi:

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 5.1. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya terhadap 31 responden (dewasa akhir) yang aktif mengikuti kegiatan keagamaan di Gereja Salib Suci kota Bandung, dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut: 1. Semua dewasa akhir yang aktif mengikuti kegiatan religius di Gereja Salib Suci kota Bandung menggunakan pola religious coping yang positif. Dewasa akhir menghayati adanya keterikatan spiritualitas dan hubungan yang aman dengan Tuhan, keyakinan (belief) bahwa adanya kebermaknaan hidup dan transformasi hidup, serta rasa keterikatan spiritual dengan orang lain. 2. Dari semua dewasa akhir menggunakan pola religious coping positif diperoleh data mengenai derajat kekuatan religious coping positifnya. Sebagian besar dewasa akhir memiliki derajat kekuatan religious coping positif yang tergolong sedang, sedangkan sebagian kecil memiliki derajat kekuatan religious coping positif yang tergolong kuat dan lemah. Metoda religious coping yang paling menggambarkan diri dewasa akhir saat mengatasi kemunduran fungsi diri adalah Collaborative/Low Self- Direction Religious Coping (Mencari kontrol dalam mengatasi masalah melalui hubungan kemitraan dengan Tuhan). 129

130 Perilaku yang nampak adalah dewasa akhir mencoba menghadapi masalah dengan memohon pertolongan Tuhan, menjadikan Tuhan sebagai partner dalam mengatasi permasalahan, menyerahkan rencana-rencana yang dibuat kepada Tuhan dan bekerja bersama Tuhan, menyerahkan situasi yang sulit kepada Tuhan dalam doa, dan merasa bahwa Tuhan senantiasa bekerja dalam hidup dewasa akhir. 3. Metoda religious coping lainnya yang menggambarkan diri dewasa akhir saat mengatasi kemunduran fungsi diri adalah Benevolent Religious Reappraisal/Spiritual Support (Memaknakan stresor sebagai sesuatu yang mendatangkan kebaikan dan bermanfaat). Perilaku yang nampak adalah dewasa akhir memaknakan bahwa masalah yang dialami sebagai rencana Tuhan, membangun secara rohani, dan membuat dewasa akhir menjadi semakin dekat dengan Tuhan. Dewasa akhir mempercayai bahwa Tuhan selalu menyertai mereka dalam segala keadaan, dan dewasa akhir berusaha mencari penghiburan, kekuatan, dukungan dan bimbingan Tuhan saat mengatasi permasalahan. 4. Metoda religious coping yang paling tidak menggambarkan diri dewasa akhir saat mengatasi kemunduran fungsi diri adalah Spiritual Discontent (Mengekspresikan kebingungan dan ketidakpuasan atas hubungan individu dengan Tuhan dalam situasi menekan) 5. Metoda religious coping lainnya yang tidak menggambarkan diri dewasa akhir saat mengatasi kemunduran fungsi diri adalah Interpersonal Religious

131 Discontent (Mengekspresikan kebingungan dan ketidakpuasan atas hubungan individu dengan pastor atau jemaat dalam situasi menekan) 6. Budaya Jawa yang dominan pada dewasa akhir yang aktif mengikuti kegiatan keagamaan di Gereja Salib Suci kota Bandung mewarnai cara berpikir dan perilaku dewasa akhir untuk menyelesaikan semua persoalan hidup yang dihadapinya secara sistematis, tuntas dan merujukkan hasil karya ciptanya pada kehendak Sang Pencipta, serta sikap tulus ikhlas dalam menerima hal apapun yang dirancangkan Allah. 5.2. Saran Berdasarkan hasil dan pembahasan yang telah dikemukakan sebelumnya maka peneliti mengajukan beberapa saran yang dapat dipertimbangkan, di antaranya: 5.2.1 Saran Penelitian Lanjutan 1. Penggunaan metoda kuesioner guna menjaring data penunjang mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi religious coping kurang dapat menggambarkan diri dewasa akhir secara utuh sehingga perlu digunakan metoda wawancara. Selain itu penggunaan desain penelitian studi kasus dalam meneliti pola dan metoda religious coping pada dewasa akhir yang aktif dalam kegiatan keagamaan dapat dipertimbangkan untuk dilakukan agar hasil penelitian yang diperoleh dapat lebih mendalam sehingga dapat memperkaya pembahasan khususnya menggambarkan penghayatan

132 dewasa akhir akan religious coping yang digunakan serta dinamika faktorfaktor yang mempengaruhi religious coping dewasa akhir. 2. Melakukan penelitian lanjutan mengenai pola dan metoda religious coping pada dewasa akhir yang mengalami stresor yang lebih spesifik (seperti menderita suatu penyakit tertentu) karena penelitian ini hanya melihat kemunduran fungsi diri (fisik, psikis, sosial, dan ekonomi) secara global. 3. Salah satu tugas perkembangan dewasa akhir adalah penyesuaian diri terhadap kemunduran fungsi diri. Sehubungan dengan desain penelitian ini yang hanya mendeskripsikan hasil penelitian religious coping saja dan kurang dapat terlihat hubungan antara religious coping dengan variabel lain, maka dapat dilakukan penelitian lanjutan mengenai hubungan antara religious coping dengan penyesuian diri terhadap kemunduran fungsi diri. 4. Melakukan penelitian lanjutan mengenai hubungan antara religious orientation dengan religious coping terhadap peristiwa negatif dalam hidup karena penelitian ini hanya mengetahui gambaran pola dan metoda religious coping saja, tidak meneliti sistem orientasi religius yang mempengaruhi bagaimana suatu situasi dipandang, dipahami dan diatasi ke dalam pola dan metoda religious coping tertentu. 5.2.2 Saran Guna Laksana 1. Bagi pastor, koordinator kegiatan dan aktivis dapat menggunakan informasi ini untuk mengembangkan kegiatan-kegiatan yang dapat

133 meningkatkan fungsi keterikatan spiritual dengan Tuhan dan jemaat, dan kebermaknaan hidup di tengah kemunduran fungsi diri yang dialami. 2. Bagi pastor, koordinator kegiatan dan aktivis dapat menggunakan informasi ini untuk mengembangkan atau merancang kegiatan yang dapat melibatkan dewasa akhir untuk memberikan masukan atau sharing pengalaman, pengetahuan, nilai-nilai kepada anggota jemaat gereja yang akan memasuki masa dewasa akhir mengenai cara mengatasi kemunduran fungsi diri yang akan dialami.