BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Indonesia memiliki berbagai jenis tanaman yang dapat tumbuh subur di iklim tropis. Tanaman kopi merupakan salah satu komoditas pertanian terbesar di Indonesia yang hasil budidaya kopi tidak hanya untuk diekspor, tetapi juga untuk diolah di industri-industri yang berada di Indonesia. Menurut Badan Pusat Statistik, data produksi perkebunan besar pada tahun 2009 mencapai jumlah 28,60 ton, tahun 2010 sebanyak 29 ton, tahun 2011 sebanyak 22,22 ton dan tahun 2012 sebanyak 24,75 ton. Menurut Menteri Perindustrian Mohamad S Hidayat, Indonesia merupakan produsen kopi terbesar ketiga di dunia setelah Brasil dan Vietnam dimana Indonesia mampu memproduksi sedikitnya 748.000 ton pada tahun 2012 dengan luas lahan perkebunan kopi di Indonesia mencapai 1,3 juta hektar. Budidaya tanaman kopi relatif mudah untuk dilakukan yaitu dengan cara memenuhi syarat tumbuh tanaman kopi yang baik sesuai dengan jenis kopi yang akan ditanam. Buah kopi biasanya akan matang dalam waktu selama kurang lebih 9 bulan. Pemanenan buah kopi yang dilakukan akan mempengaruhi hasil akhir proses produksi buah kopi, baik dalam produksi biji kopi kering maupun kopi bubuk. Pada umumnya, proses pengolahan buah kopi menjadi biji kopi kering terdiri dari pemisahan buah kopi baik dan jelek, pengupasan kulit basah buah kopi, pengeringan, pengupasan kulit kering biji 1
kopi dan sortasi biji kopi. Dalam proses tersebut akan menghasilkan beberapa jenis limbah yang dapat berupa kulit basah buah kopi, arang, abu dan asap hasil pembakaran serta kulit tanduk kopi. Proses pengolahan biji kopi kering menjadi bubuk kopi yang bisa digunakan sebagai bahan pembuat minuman terdiri dari penyangraian biji kopi dan penghalusan. Kopi yang merupakan salah satu bahan minuman yang digemari oleh masyarakat menyebabkan permintaan akan produksi biji kopi kering maupun kopi bubuk meningkat. Banyaknya permintaan kopi di pasaran menyebabkan industri pengolah buah kopi di Indonesia meningkatkan jumlah kopi yang digunakan untuk proses produksi. Sementara itu, limbah yang dihasilkan dari proses produksi buah kopi juga semakin banyak. Limbah yang tidak diolah dengan baik sebelum dibuang ke lingkungan dapat menimbulkan pencemaran dan kerusakan lingkungan. Pada umumnya, limbah industri kopi yang berupa limbah padat basah atau kulit basah buah kopi digunakan sebagai pupuk organik untuk tanaman setelah didiamkan dalam waktu tertentu, sedangkan limbah padat kering yang berupa kulit tanduk kopi hanya dijadikan sebagai bahan bakar. Salah satu industri pengolah buah kopi di Indonesia yaitu Pabrik Kopi Banaran PTPN IX (Persero). Pabrik kopi ini merupakan suatu perusahaan negara yang bergerak di bidang produksi biji kopi kering dan kopi bubuk, dimana pada setiap proses produksinya ada yang menghasilkan produk samping atau limbah berupa limbah cair, limbah gas maupun limbah padat. Limbah yang dihasilkan berupa air pemisahan buah kopi baik dan jelek, kulit 2
basah buah kopi, arang, abu, dan asap pembakaran serta kulit tanduk kopi. Pabrik Kopi Banaran PTPN IX (Persero) sudah menerapkan beberapa pengolahan limbah, akan tetapi pengolahan tersebut belum maksimal, salah satunya yaitu limbah padat kering berupa kulit tanduk kopi hasil proses pengupasan biji kopi kering hanya dijual kepada industri pakan ternak untuk dijadikan sebagai bahan campuran pakan ternak. Melihat potensi nilai tambah dari limbah padat kering yang berupa kulit tanduk kopi maka perlu dilakukan pengolahan terhadap limbah padat tersebut. Pengolahan dapat berupa penerapan teknologi biobriket untuk membuat biobriket dari kulit tanduk kopi agar bisa dijadikan sebagai bahan bakar alternatif yang mudah dibuat dan digunakan. Selain karena teknologi biobriket yang mudah diterapkan penggunaannya, biobriket yang dihasilkan dari pengolahan kulit tanduk kopi dapat memberikan nilai tambah dan nilai jual pada kulit tanduk kopi. Biobriket yang dihasilkan juga bisa digunakan sebagai bahan bakar alternatif pengganti arang, kayu bakar, minyak tanah maupun gas. Oleh karena itu, Tugas Akhir ini lebih menitikberatkan pada pengolahan limbah padat kering kulit tanduk kopi menjadi biobriket agar dapat mengolah limbah padat yang tidak dimanfaatkan di Pabrik Kopi Banaran PTPN IX (Persero) dan meningkatkan hasil pengolahan limbah padat di Pabrik Kopi Banaran PTPN IX (Persero) untuk menciptakan bahan bakar alternatif yang mudah dibuat, digunakan, terjangkau dan bisa diperbarui karena bisa diciptakan sendiri. 3
1.2 Batasan Masalah Batasan masalah pada pembahasan proses pengolahan limbah padat kering di Pabrik Kopi Banaran PTPN IX (Persero) yaitu terkait dengan proses pembuatan biobriket dari limbah padat kering yang berupa kulit tanduk kopi sebagai bahan bakar alternatif yang sesuai dengan SNI briket. 1.3 Tujuan 1.3.1. Mengetahui volume limbah padat kering yang berupa kulit tanduk kopi yang dihasilkan dalam satu periode proses produksi. 1.3.2. Melakukan proses pengolahan limbah padat kulit tanduk kopi menjadi biobriket yang bisa digunakan sebagai bahan bakar alternatif. 1.3.3. Melakukan pengujian terhadap sifat fisis biobriket kulit tanduk kopi. 1.3.4. Mengetahui kalor yang dihasilkan biobriket kulit tanduk kopi. 1.3.5. Melakukan evaluasi terhadap hasil pembuatan dan pengujian biobriket kulit tanduk kopi serta membandingkan dengan SNI briket. 1.3.6. Mengetahui biaya produksi dan BEP pembuatan biobriket kulit tanduk kopi. 1.4 Manfaat 1.4.1. Mampu meningkatkan proses pengolahan limbah padat di Pabrik Kopi Banaran PTPN IX (Persero). 1.4.2. Mampu menggunakan hasil olahan limbah padat berupa biobriket kulit tanduk kopi sebagai bahan bakar alternatif. 4
1.4.3. Mampu mempraktikkan ilmu yang diperoleh secara langsung mengenai pengolahan limbah padat. 1.4.4. Mampu menambah pengetahuan dan keterampilan dalam mengaplikasikan ilmu yang diperoleh di perkuliahan. 1.4.5. Sebagai bahan pembelajaran di perpustakaan universitas khususnya mengenai pengolahan limbah padat kering pabrik kopi. 5