KATA PENGANTAR. Surabaya, 03 Oktober Penyusun

dokumen-dokumen yang mirip
7. BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Kargo adalah semua barang yang dikirim melalui udara (pesawat terbang), laut (kapal) atau darat baik antar wilayah atau kota di dalam negeri maupun

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

Arif Mulyasyah NRP Dosen Pembimbing Ir. Sudiyono Kromodihardjo Msc. PhD

Meningkatkan Laju Pembongkaran Pada Dermaga Bongkar Untuk Mengurangi Masalah Antrian Kapal Dengan Metode Simulasi (Studi Kasus: PT Petrokimia Gresik)

ANALISIS HUBUNGAN FASILITAS DAN PERALATAN PELABUHAN DENGAN DAYA LALU (THROUGHPUT), STUDI KASUS: PELABUHAN TANJUNG PERAK, SURABAYA.

PENANGANAN MUATAN. Dosen : Haryono Putro

1.1 Latar Belakang. 1. Kapal tongkang jenis Floating Crane.

3 Jasa Pemanduan a Tarif Tetap 40, per kapal per gerakan b Tarif Variabel per GT kapal per gerakan

BAB III GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

2016, No Undang-Undang Nomor 7 Tahun 2014 tentang Perdagangan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 45, Tambahan Lembaran Neg

STUDI PENYUSUNAN KONSEP KRITERIA DI BIDANG PELAYARAN KATA PENGANTAR

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. mana kapal dapat bertambat untuk bongkar muat barang, kran-kran untuk bongkar

TUGAS AKHIR Analisa Penentuan Alat Bongkar Muat Kapal dan Unitisasi Muatan untuk Meningkatkan Kinerja Operasional Kapal : Studi Kasus Cement Bag

TINJAUAN PUSTAKA. lokasi konstruksi, lokasi industri, tempat penyimpanan, bongkaran muatan dan

BAB I PENDAHULUAN. Lebih dari satu dekade lalu, para pemimpin Asean sepakat membentuk

TUGAS AKHIR. Oleh: Alvin Habara( ) StudiDistribusiPupukLewatLautStudiKasus: Gresik Bali dan Nusa Tenggara 2 JULI 2013

Perancangan Belt Conveyor Pengangkut Bubuk Detergent Dengan Kapasitas 25 Ton/Jam BAB I PENDAHULUAN

A. ARUS KAPAL. Unit GT

BAB II GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

Tugas Akhir. Kegiatan Bongkar Muat Curah Kering. Pelabuhan Khusus Petrokimia Gresik)

Jurusan Teknik Sipil dan Lingkungan - Universitas Gadjah Mada. Pertemuan Kesembilan TRANSPORTASI UDARA

ANALISIS PENYEBAB KETERLAMBATAN BONGKAR MUAT BARANG AKIBAT FAKTOR PERALATAN (STUDI KASUS : DERMAGA A PELABUHAN DUMAI)

MODEL PENGAMBILAN KEPUTUSAN PERENCANAAN SANDARAN KAPAL INTEGRASI DENGAN LAYANAN KERETA API BARANG. (STUDI KASUS: PT.TERMINAL TELUK LAMONG SURABAYA)

PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA DAN PERALATAN TERHADAP SISTEM BONGKAR MUAT DI PELABUHAN PANTOLOAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sistem yang saling berkaitan dan mempengaruhi, yaitu (Salim, A. A., 1993) :

BAB III DESKRIPSI OBJEK PENELITIAN

Fitri Indriastiwi Puslitbang Perhubungan Laut, Badan Litbang Perhubungan Jl. Merdeka Timur No.5, Jakarta Pusat

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara

Pelabuhan Cirebon. Main facilities : Cirebon, West Java Coordinates : 6 42` 55.6" S, ` 13.9" E

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. maupun ekspor, yang berada di arus lalu lintas selat sunda dan sangat aktif dalam

MODA TRANSPORTASI LAUT. Setijadi

DASAR PELAKSANAAN. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran

4.1. DEFINISI DASAR 4.2. FASILITAS UTAMA DAN FASILITAS DASAR PERAIRAN

BAB I PENDAHULUAN. Troughput. Gambar 1.1. Troughput di TPKS (TPKS,2013)

1 Pendahuluan. 1.1 Latar Belakang. Bab

USULAN PEMILIHAN ALTERNATIF TIPE CRANE BERDASARKAN FAKTOR BIAYA DAN FISIK DI PT. XYZ

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

2017, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 19 Tahun 2003 tentang Badan Usaha Milik Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2003 Nomo

Lifting and moving equipment safety Session 07. Oleh: Ir. Erwin Ananta, Cert.IV, MM

BAB I PENDAHULUAN. Laporan Kerja Praktek Unit Phonska Departemen Produksi II A PT. Petrokimia Gresik, I.1. Latar Belakang

Pentingnya Perawatan Alat Bongkar Muat Terhadap Proses Bongkar Muat Pada Kapal General Cargo Kuncowati

METODOLOGI PENELITIAN

PENJELASAN ATAS PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 21 TAHUN 2010 TENTANG PERLINDUNGAN LINGKUNGAN MARITIM

ALAT PENGANGKAT CRANE INDRA IRAWAN

Waktu yang dihabiskan kapal selama berada di pelabuhan akan sangat berpengaruh terhadap pengoperasian kapal tersebut. Semakin lama kapal berada di

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

RANCANGAN KRITERIA KLASIFIKASI PELAYANAN PELABUHAN

TUGAS AKHIR (ME ) STUDI TEKNIS EKONOMIS ANTARA MAIN RING SISTEM DENGAN INDEPENDENT SISTEM BALLAST PADA KAPAL TANKER MT YAN GT

B A B I V P E N G U M P U L A N D A T A

PERATURAN DAERAH KABUPATEN INDRAMAYU NOMOR : 12 TAHUN 2007 TENTANG PAJAK ATAS JASA KEPELABUHANAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI INDRAMAYU,

Pesawat Polonia

KEMENTERIAN PERHUBUNGAN MINISTRY OF TRANSPORTATION DIREKTORAT JENDERAL PERHUBUNGAN LAUT DIRECTORATE GENERAL OF SEA TRANSPORTATION

Desain Kapal 3-in-1 Penumpang-Barang- Container Rute Surabaya Lombok

Stuffing Stripping Kontainer

BAB I PENDAHULUAN. Pompa merupakan pesawat angkut yang berfungsi untuk memindahkan zat

ANALISA KELAYAKAN KERJA OVERHEAD CRANE

BAB I PENDAHULUAN. besar dengan biaya rendah merupakan keungggulannya. selayaknya memiliki keunggulan di sektor maritim. Salah satu bagian penting

EVALUASI KEMAMPUAN EKSTERNAL DERMAGA CAISSON PANGKALAN BERLIAN PELABUHAN TANJUNG PERAK SURABAYA TERHADAP KOMBINASI BEBAN RENCANA

BAB I PENDAHULUAN. akan menempatkan eksploitasi laut sebagai primadona industri, baik dari segi

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR PM. 84 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN LINAU DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PRESENTASI TUGAS AKHIR EVALUASI LOKASI PENGEMBANGAN PELABUHAN TANJUNG PERAK

PT PELABUHAN INDONESIA I (PERSERO) SEKILAS TENTANG OLEH : IMRAN ISKANDAR DIREKTUR PERSONALIA DAN UMUM

BAB II PEMBAHASAN MATERI. dalam setiap industri modern. Desain mesin pemindah bahan yang beragam

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PERATURAN MENTERI PERHUBUNGAN NOMOR : PM 42 TAHUN 2011 TENTANG RENCANA INDUK PELABUHAN TANJUNG PRIOK DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Penyusunan Matriks PMTB Tahun 2015

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

TIPE DERMAGA. Dari bentuk bangunannya, dermaga dibagi menjadi dua, yaitu

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT (RKS)

Keywords: Cement Bag, Ship Loading Unloading Equipment, Load Unitization, Ship Operational Performance

BUPATI MUSI BANYUASIN PROVINSI SUMATERA SELATAN PERATURAN BUPATI MUSI BANYUASIN NOMOR 28 TAHUN 2017 TENTANG

BAB II PEMBAHASAN MATERI

BAB I PENDAHULUAN. Terminal Peti Kemas (TPK) Koja merupakan salah satu pelabuhan yang memberikan

SEMINAR NASIONAL-1 BMPTTSSI - KoNTekS 5 Universitas Sumatera Utara, Medan - 14 Oktober 2011

BAB I PENDAHULUAN. dicapai melalui pembangunan kesehatan dengan tujuan meningkatkan kualitas

BAB I PENDAHULUAN. barang dari satu tempat ketempat lainnya yang diangkut melalui jalur transportasi

BUKU RANCANGAN PENGAJARAN

BAB 1 RENCANA PENGEMBANGAN PELABUHAN

Perencanaan Kapal Muatan Curah Tanpa Air Ballast

PERATURAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP REPUBLIK INDONESIA NOMOR 05 TAHUN 2009 TENTANG PENGELOLAAN LIMBAH DI PELABUHAN

S-1 Teknik Kimia Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya

D E P A R T E M E N T E K N I K I N D U S T R I F A K U L T A S T E K N I K UNIVERSITAS SUMATERA UTARA M E D A N

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Menurut Triatmodjo (1996) pelabuhan (port) adalah daerah perairan

Desain Self-Propelled Barge Pengangkut Limbah Minyak Di Kawasan Pelabuhan Indonesia III

Transkripsi:

KATA PENGANTAR Segala puji bagi Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat, rahmat, taufik, serta hidayah-nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai alat bongkar muat pada kapal. Dalam penyusunannya, kami memperoleh banyak bantuan dari berbagai pihak, karena itu kami mengucapkan terima kasih kepada Bapak Christino Boyke S. P. ST, MT yang telah memberikan bimbingan dalam menyusun makalah ini. Kami berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca. Di dalam makalah ini masih ada kekurangan. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang membangun agar makalah ini dapat lebih baik lagi. Surabaya, 03 Oktober 2015 Penyusun 2

DAFTAR ISI BAB I PENDAHULUAN... 4 1.1 LATAR BELAKANG... 4 1.2 RUMUSAN MASALAH... 4 1.3 TUJUAN... 4 BAB II ISI... 5 2.1 BONGKAR MUAT... 5 2.2 JENIS JENIS ALAT BONGKAR MUAT... 5 2.2.1 KAPAL KONTAINER (CONTAINER SHIP)... 5 2.2.2 KAPAL CURAH KERING (DRY BULK CARIER)... 13 2.2.3 KAPAL CURAH CAIR (LIQUID BULK CARIER)... 17 2.2.4 KAPAL GENERAL CARGO (GENERAL CARGO SHIP)... 17 BAB III KESIMPULAN... 20 DAFTAR PUSTAKA... 21 3

1.1 LATAR BELAKANG BAB I PENDAHULUAN Untuk mendukung operasi bongkar muat barang pada kapal barang maka perlu dilengkapi peralatan bongkar muat (cargo handling). Instalasi cargo handling terdiri dari beberapa peralatan yang saling mendukung. Pada kapal barang, sangat penting untuk menyediakan peralatan bongkar muat karena akan mempercepat proses bongkar muat barang dan akan mengurangi biaya tambat di pelabuhan. Alat angkat yang akan digunakan di kapal direncanakan berdasarkan beban yang akan diangkat guna menentukan SWL alat angkat yang akan direncanakan. Jenis muatan yang berbeda tidak bisa menggunakan alat bongkar muat yang sama, bahkan dalam jenis muatan yang samapun terkadang jenis alat bongkar muatnya berbeda. 1.2 RUMUSAN MASALAH Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai berikut: 1) Bagaimana jenis teknologi alat bantu kapal pada proses bongkar muat? 2) Bagaimana prokduktifitas dari alat bantu kapal pada proses bongkar muat? 1.3 TUJUAN 1) Mengetahui jenis teknologi alat bantu kapal pada proses bongkar muat. 2) Mengetahui prokduktifitas dari alat bantu kapal pada proses bongkar muat. 4

BAB II ISI 2.1 BONGKAR MUAT Sistem bongkar muat merupakan gabungan dari beberapa alat bantu yang dioperasikan dan dipergunakan untuk kegiatan bongkar muat barang dari kapal ke dermaga atau sebaliknya. Tujuan adanya sistem ini adalah melaksanakan b/m secepatnya (produktif), menghindari resiko kerusakan terhadap barang, peralatan dan kecelakaan kerja serendah mungkin, melaksanakan seluruh perencanaan b/m sebagaimana tertera pada stowage plan, menghasilkan stabilitas kapal yang aman, menghindari terjadinya long hatces, over hatches dan long distance. Pada sistem bongkar muat peralatannya dipengaruhi oleh jenis muatan dan tipe kapal. Jenis muatan dan tipe kapal tersebut meliputi kapal kontainer (container ship), kapal curah kering (dry bulk carier), kapal curah cair (liquid bulk carier), dan kapal general cargo (general cargo ship). 2.2 JENIS JENIS ALAT BONGKAR MUAT Berikut ini adalah jenis jenis alat bongkar muat berdasarkan jenis muatan dan tipe kapal : 2.2.1 KAPAL KONTAINER (CONTAINER SHIP) Kontainer merupakan alat kemasan barang yang mempunyai bentuk, berat maupun ukuran tertentu, sehingga penanganannya membutuhkan peralatan tertentu pula. Dan berikut ini adalah alat alat bongkar muat yang digunakan di kapal kontainer (container ship): 1) MC ( Harbour Mobile Crane ) Alat bongkar muat di pelabuhan atau crane yang dapat berpindah-pindah tempat serta memiliki sifat yang flexible sehingga bisa digunakan untuk bongkar / muat. Container maupun barang barang curah / general cargo dengan kapasitas angkat / SWL ( safety weight load ) sampai dengan 100 ton dan mempunyai jangkauan pengangkatan yang relatif jauh. (15 box/jam) 5

2.2.3 KAPAL CURAH CAIR (LIQUID BULK CARIER) Merupakan muatan curah yang berbentuk cair, dimana cara pembongkaran/pemuatannya dengan menggunakan alat khusus pipa,selang, dan pompa.muatan ini biasanya dimuat di dalam tangki khusus didalam kapal, dan membutuhkan persiapan di dalam tangki sesuai dengan jenis muatannya. Dan berikut ini adalah alat alat bongkar muat yang digumakan di Kapal Curah Cair (Liquid Bulk Carier) : Pompa yang dapat melayani muatan curah kering dan cair misalnya semen curah dan muatan minyak. Fungsi dari pompa adalah untuk membongkar muatan, membongkar sisa-sisa muatan / pengeringan serta tank washing, ballast dan deballasting. Kapasitas efektip suatu pompa dipengaruhi oleh tahanan pada pipa dan kerangan, kecepatan dari aliran, Viscosity dari cairan muatan, jarak ketempat penampungan serta Kavitasi di dalam pompa. 2.2.4 KAPAL GENERAL CARGO (GENERAL CARGO SHIP) Mempunyai bentuk, ukuran maupun kemasan yang tidak tentu dengan berat pada umumnya kurang dari 5 ton. Dan berikut ini adalah alat alat bongkar muat yang digumakan di Kapal General Cargo (General Cargo Ship) : 1) Crane Sebuah mesin yang digunakan untuk mengangkat benda secara horizontal (bawah ke atas atau atas ke bawah). Mesin ini dilengkapi dengan kawat atau rantai yang digerakkan dengan banyak katrol atau puli sehingga memberikan keuntungan mekanis melebihi yang bisa dilakukan manusia. Jenis jenis crane sebagai berikut ini : 2) Mobile Crane Mobile Crane adalah alat bongkar muat berbentuk truk yang menggendong crane pada punggungnya. Alat ini dapat digunakan untuk melakukan kegiatan bongkar / muat barang berupa container maupun bag cargo. Umumnya mobile crane digunakan untuk menggantikan peran crane kapal (ship gear). Kapasitas mobile crane 17

BAB III KESIMPULAN Dari berbagai jenis alat yang digunakan untuk membantu proses bongkar muat kapal container, alat jenis MC ( Harbour Mobile Crane ) yang memiliki kapasitas angkat sebesar 100 ton. Untuk proses bongkar muat kapal curah kering menggunakan belt conveyor yang memiliki kapasitas 2500-3800 ton/jam. Untuk proses bongkar muat kapal curah kering menggunakan alat khusus pipa,selang, dan pompa. Untuk proses bongkar muat kapal general cargo menggunakan mobile crane dengan kapasitas angkat mencapai 65 ton. 20

DAFTAR PUSTAKA https://mdk16.wordpress.com/tag/alat-bantu-bongkar-muat/ (diakses 03 Oktober 2015 pukul 18.30 WIB) https://portagent.wordpress.com/alat-bongkar-muat-di-pelabuhan/ (diakses 03 Oktober 2015 pukul 19.11 WIB ) http://serangkab.go.id/web/index.php/post/read/241 (diakses 03 Oktober 2015 pukul 19.30 WIB ) http://www.bantenport.co.id/bongkar.html ( diakses 04 Oktober 2015 pukul 16.09 WIB ) 21