Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

dokumen-dokumen yang mirip
PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING PADA MATERI HIMPUNAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTs

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI PERBANDINGAN KELAS VII SMP/MTs

DEVELOP MATHEMATICS LEARNING INSTRUMENTS WITH APPROACH REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION (RME) ON PLANE OF TRIANGLE FOR 7 th GRADE SMP/ MTs

Zuli Rahayu 1, Kartini 2, Sehatta Saragih 3 Hp :

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI KUBUS DAN BALOK UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTS

DEVELOPMENT MATHEMATICS LEARNING INSTRUMENT THROUGH APPROACH REALISTIC MATHEMATICS EDUCATION ON MATTER OF BUILD FLAT QUADRILATERAL FOR SMP/MTs

PENGEMBANGAN RPP DAN LKPD MATEMATIKA DENGAN PENERAPAN PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA MATERI PRISMA DAN LIMAS KELAS VIII SMP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS DISCOVERY LEARNING PADA MATERI GARIS DAN SUDUT KELAS VII

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI BILANGAN BULAT

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS SMP NEGERI 4 SIAK HULU

Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University

DEVELOPMENT MATHEMATICS LEARNING DEVICE BASED CURRICULUM 2013 ON SUBJECT QUADRILATERAL THROUGH THE APPLICATION OF PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA MATEMATIKA BERBASIS MASALAH

Seprotanto Simbolon 1, Sakur 2, Syofni 3 Contact :

Yulia Fanrista Vera*), Zulfaneti ** ), Melisa ** ) ABSTRACT

Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bung Hatta

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH PADA MATERI BENTUK ALJABAR UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 SIJUNJUNG JURNAL

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDEKATAN PROBLEM SOLVING PADA MATERI SISTEM KOORDINASI MANUSIA UNTUK SMA ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA PADA PEMBELAJARAN IPA BERBASIS INKUIRI TERBIMBING UNTUK KELAS V SEKOLAH DASAR

PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS ICT PADA POKOK BAHASAN LINGKARAN UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTS

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERISISTEM EKSKRESI UNTUK SMA

Hairudin, Herdini, Roza Linda Irulhairudin No. Hp :

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI ARITMATIKA SOSIAL UNTUK SISWA KELAS VII SMP 1 BAYANG UTARA ABSTRACT

Oleh ABSTRACT PENDAHULUAN

Rizallisa Ariyanti*), Anna Cesaria**), Merina Pratiwi**) ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS KONTEKSTUAL UNTUK MATERI BILANGAN BULAT PADA SISWA KELAS VII SMP MUHAMMADIYAH 6 PADANG.

IMPLEMENTATION OF PROBLEM BASED LEARNING MODEL TO IMPROVE MATHEMATICAL OF PROBLEM SOLVING SKILLS OF STUDENTS CLASS VIII1 SMP BHAYANGKARI PEKANBARU

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING

PRAKTIKALITAS PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS KONSTRUKTIVISME PADA MATERI MATRIKS UNTUK KELAS XI SMAN 3 PADANG ARTIKEL E-JURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Matematika merupakan salah satu mata pelajaran wajib dipelajari di setiap

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS GAMBAR PADA MATERI SISTEM PENCERNAAN UNTUK SMA

PENGEMBANGAN LKS BERBASIS DISCOVERY LEARNING

Key Words: LKS, brain based learning, aljabar operation.

PENERAPAN STRATEGI PEMBELAJARAN INKUIRI UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X MA DINIYAH PUTERI PEKANBARU

BAB I PENDAHULUAN. menyampaikan informasi atau mengkomunikasikan ide-ide melalui lisan, tulisan,

Julia Putriani *), Anny Sovia **), Lucky Heriyanti Jufri **) ABSTRACT

Agung Setiabudi et al., Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika...

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Pengembangan LKS berbasis masalah yang berorientasi pada kemampuan

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BIOLOGI BERORIENTASI PENGEMBANGAN KECERDASAN MAJEMUK SISWA PADA KONSEP SEL KELAS XI SMA

Pengabdian Pada Masyarakat

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Matematika Berbasis Problem Based Learning untuk Siswa Kelas VII Semester 1 SMP/MTs Materi Bilangan dan Himpunan

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI SISTEM PERSAMAAN LINEAR DUA VARIABEL (SPLDV) UNTUK SISWA KELAS VIII

2 Fakultas keguruan dan ilmu pendidikan, Universitas Pasir Pengaraian

TINJAUAN TENTANG PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA BERBASIS INQUIRY UNTUK PESERTA DIDIK KELAS VII SMP

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK (PMR) PADA MATERI BILANGAN PECAHAN UNTUK SISWA KELAS VII SMPN 27 PADANG ABSTRACT

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran matematika wajib diberikan kepada semua peserta didik mulai

Pengembangan Media Komik Matematika Berbasis Pendekatan Scientific pada Materi Bilangan Bulat

PURNAMA INSANI MURSAL NIM.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pengetahuan manusia tentang matematika memiliki peran penting dalam

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN PENDEKATAN CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII JURNAL

PENGEMBANGAN HANDOUT BERGAMBAR DISERTAI PETA KONSEP PADA MATERI KEANEKARAGAMAN HAYATI UNTUK SISWA SMA KELAS X

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI MATRIKS UNTUK KELAS X SMKN 4 PADANG. Oleh

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII B SMPS CENDANA PEKANBARU

PENERAPAN STRATEGI THINK TALK WRITE (TTW) UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMP AN NAMIROH PEKANBARU

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS REALISTIK PADA MATERI BARISAN DAN DERET DI KELAS X SMA TAMANSISWA PADANG

BAB I PENDAHULUAN. yang berdampak pada peningkatan kualitas hidup suatu bangsa. Menurut

PENGEMBANGAN COMPACT DISK (CD) INTERAKTIF MENGGUNAKAN MACROMEDIA FLASH PADA MATERI KUBUS UNTUK SISWA KELAS VIII SMP/MTs

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA BERBASIS PENDIDIKAN MATEMATIKA REALISTIK PADA MATERI PLSV KELAS VII SMP

Oleh: Ririne Kharismawati* ) Sehatta Saragih** ) Kartini*** ) ABSTRACT

Pengembangan LKS Berbasis Contextual Teaching and Learning Materi Hama dan Penyakit Tumbuhan

PENGGUNAAN MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH DALAM PENINGKATAN PEMBELAJARAN MATEMATIKA TENTANG PECAHAN SISWA KELAS IV SD

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI BERBASIS GAMBAR PADA MATERI STRUKTUR DAN FUNGSI JARIANGAN TUMBUHAN UNTUK SMP

Asmarita 1, Sehatta Saragih 2, Zuhri D 3 Contact :

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PENDIDIKAN KARAKTER OLEH MAHASISWA CALON GURU FISIKA

BAB III METODE PENELITIAN. mengembangkan perangkat pembelajaran matematika berupa RPP dan LKS pada

Perangkat Pembelajaran Berbasis Masalah untuk Mendukung Kemampuan Literasi Matematika Siswa Kelas VIII

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF PENDEKATAN STRUKTURAL THINK PAIR SQUARE

Wiwin Crisdayanti 1, Sakur 2, Rini Dian Anggraini 3 Contact :

PENGEMBANGAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DAN LEMBAR KERJA SISWA MODEL PEMBELAJARAN CORE DENGAN TEKNIK MIND MAPPING

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI PENYAJIAN DATA STATISTIK UNTUK KELAS X SMA N 3 PADANG. Oleh

Key Words: Development, Student Worksheet (LKS), Contructivism, Ratio.

PENGEMBANGAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS PENDEKATAN REALISTIK UNTUK SISWA SMP KELAS VII SEMESTER 2

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI EKSPONEN DAN LOGARITMA UNTUK SISWA KELAS X SMA KARTIKA 1-5 PADANG

BIOEDUKASI Jurnal Pendidikan Biologi e ISSN Universitas Muhammadiyah Metro p ISSN

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PENEMUAN TERBIMBING PADA MATERI PERBANDINGAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP NEGERI 12 PADANG

ABSTRACT. Keyword : Worksheet,, Guided Discovery, Trigonometry

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS PEMBELAJARAN MATEMATIKA REALISTIK POKOK BAHASAN KUBUS DAN BALOK

Siti Nurhayati 21, Didik S. Pambudi 22, Dinawati Trapsilasiwi 23

PENGEMBANGAN MODUL PADA MATERI SEGIEMPAT DAN SEGITIGA BERBASIS PEMECAHAN MASALAH UNTUK SISWA KELAS VII SMP. Oleh ABSTRACT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BIOLOGI DILENGKAPI MIND MAP PADA MATERI POKOK SISTEM RESPIRASI UNTUK SMA

MENGKONSTRUKSI PENGETAHUAN SISWA PADA MATERI SEGITIGA DAN SEGIEMPAT MENGGUNAKAN BAHAN AJAR INTERAKTIF MATEMATIKA BERBASIS KONSTRUKTIVISME

Pengembangan LKM Dengan Pendekatan Quantum Learning untuk Meningkatkan Kompetensi Profesional Calon Guru

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS KONSTRUKTIVISME UNTUK MATERI BILANGAN BULAT PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS VII SMPN 2 RAO UTARA KECAMATAN RAO UTARA

PENGEMBANGAN MODUL YANG DILENGKAPI PETA KONSEP BERGAMBAR PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK SMP

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN DENGAN PENDEKATAN QUANTUM LEARNING PADA MATA KULIAH ALJABAR LINIER MATERI RUANG-n EUCLIDES.

PENGEMBANGAN LEMBAR KEGIATAN SISWA (LKS) BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING (PBL) PADA MATERI POLA BILANGAN

PENGEMBANGAN MODUL BERBASIS REALISTIK UNTUK MATERI PECAHAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS V MIN KORONG GADANG KECAMATAN KURANJI.

PENGEMBANGAN MEDIA GAMBAR MENGGUNAKAN APLIKASI MOVIE MAKER PADA MATERI KLASIFIKASI MAKHLUK HIDUP UNTUK KELAS VII SMP

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA SISWA MENGGUNAKAN HANDOUT MATEMATIKA BERBASIS KONTEKSTUAL PADA MATERI BANGUN RUANG SISI DATAR

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH PADA MATERI LINGKARAN UNTUK SISWA SMP KELAS VIII

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) MATEMATIKA BERBASIS CONTEXTUAL

BAB I PENDAHULUAN. berkembang ke arah positif. Pendidikan nasional bertujuan untuk berkembangnya

PENGARUH PENERAPAN MODEL CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING TERHADAP KEMAMPUAN PEMAHAMAN KONSEP MATEMATIS SISWA SMP PADA MATERI GARIS DAN SUDUT

PENGEMBANGAN LEMBAR KERJA SISWA (LKS) BERBASIS MASALAH UNTUK MATERI HIMPUNAN PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 3 LUBUK BASUNG.

Chemistry Study Program The Faculty of Teachers Training and Education University of Riau

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN KONTEKSTUAL PADA MATERI PECAHAN

PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA MODEL STUDENT FACILITATOR AND EXPLAINING SETTING CONTEXTUAL TEACHING AND LEARNING

Transkripsi:

1 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA MATERI BILANGAN PECAHAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTs Sari Bangun Putri Dewi 1, Armis 2, Syarifah Nur Siregar 3 saribangunputridewi94@gmail.com, armis_t@yahoo.com, syarifahnur.siregar@lecturer.unri.ac.id Contact : 085265259002 Departement of Mathematic Education Mathematic and Sains Education Major Faculty of Teacher Training and Education Riau University Abstract: This study aimed to develop mathematics learning device with problem based learning s model of fraction number for 7 th grade SMP/MTs. Learning device in this study are lesson plans and activity student sheet. Lesson plans and activity student sheet are developed to structured in accordance with the steps of the scientific approach that is observing, questioning, reasoning, trying, and communicating. This study method used is 4D model that consist of define, design, development, and disseminat. Because of time and cost, the study was only to development step. Based on the data analysis of mathematics learning devices is very valid with mean validity of lesson plans is 3,85, and mean validity of student activity sheet is 3,73. This student activity sheet has also reached the practical qualification with mean percentage of student responses is 100% on a small test group. Based on the results of this study can be concluded that the product of lesson plans and activity student sheet the mathematic based on the curriculum of 2013 on the fractional material to SMP/MTs with the use of the problem based learning s model is very valid and practice. Keywords: Fraction Number, Mathematics Learning Device, Problem Based Learning, Research and Development.

2 PENGEMBANGAN PERANGKAT PEMBELAJARAN MATEMATIKA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN BERDASARKAN MASALAH PADA MATERI BILANGAN PECAHAN UNTUK SISWA KELAS VII SMP/MTs Sari Bangun Putri Dewi 1, Armis 2, Syarifah Nur Siregar 3 saribangunputridewi94@gmail.com, armis_t@yahoo.com, syarifahnur.siregar@lecturer.unri.ac.id Contact : 085265259002 Program Studi Pendidikan Matematika Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau Abstrak: Tujuan dari penelitian ini adalah menghasilkan perangkat pembelajaran matematika dengan model pembelajaran berdasarkan masalah pada materi bilangan pecahan untuk siswa kelas VII SMP/MTs. Perangkat pembelajaran yang dikembangkan berupa Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Aktivitas Siswa (LAS). RPP dan LAS yang dikembangkan disusun sesuai dengan langkah-langkah pendekatan saintifik yaitu mengamati, menanya, menalar, mencoba dan mengkomunikasikan. Metode penelitian yang digunakan adalah model pengembangan 4D yang terdiri dari tahap define (definisi), design (rancangan), development (pengembangan), dan disseminate (penyebaran), karena keterbatasan waktu dan biaya, penelitian ini hanya dilakukan sampai tahap development. Berdasarkan hasil analisis data perangkat pembelajaran matematika ini sangat valid dengan rata-rata kevalidan untuk RPP adalah 3,85 dan rata-rata kevalidan untuk LAS adalah 3,73. LAS ini juga sudah memenuhi syarat kepraktisan dengan persentase respon siswa mencapai 100% pada uji coba kelompok kecil. Berdasarkan hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa produk berupa RPP dan LAS matematika berbasis kurikulum 2013 pada materi bilangan pecahan untuk SMP/MTs dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah dinilai sangat valid dan praktis. Kata kunci : Bilangan Pecahan, Perangkat Pembelajaran Matematika, Pembelajaran Berdasarkan Masalah, Penelitian Pengembangan.

3 PENDAHULUAN Pada kurikulum 2013 tercantum bahwa tujuan pembelajaran matematika adalah : (1) memahami keterkaitan antar konsep dalam pemecahan masalah; (2) menggunakan pola sebagai dugaan dalam penyelesaian masalah dan membuat generalisasi berdasarkan fenomena atau data yang ada; (3) menggunakan penalaran pada sifat, melakukan manipulasi matematika baik dalam penyederhanaan, maupun menganalisa komponen yang ada dalam pemecahan masalah dalam konteks matematika maupun diluar matematika; (4) mengkomunikasikan gagasan, penalaran serta mampu menyusun bukti matematika dengan menggunakan kalimat lengkap, simbol, tabel, diagram, atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah; (5) memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri dalam pemecahan masalah; (6) memiliki sikap dan perilaku yang sesuai dengan nilai-nilai dalam matematika dan pembelajarannya; (7) melakukan kegiatan-kegiatan motorik yang menggunakan pengetahuan matematika; (8) menggunakan alat peraga sederhana maupun hasil teknologi untuk melakukan kegiatan-kegiatan matematik (Permendikbud No.58 tahun 2014). Agar tercapainya tujuan pembelajaran tersebut, hendaknya seorang guru dapat menciptakan kondisi dan situasi yang memungkinkan siswa memahami makna dari bahan-bahan pelajaran melalui proses belajar dan menyimpan dalam ingatan yang sewaktu-waktu dapat diproses dan dikembangkan lebih lanjut (Piaget dalam Lie, 2002). Keberhasilan seorang guru dalam pembelajaran sangatlah diharapkan, untuk memenuhi tujuan tersebut diperlukan suatu persiapan yang matang. Suparno (dalam Irfan Dani, 2013) mengemukakan sebelum mengajar seorang guru diharapkan mempersiapkan bahan yang mau diajarkan, mempersiapkan alat-alat peraga yang akan digunakan, mempersiapkan pertanyaan dan arahan untuk memancing siswa aktif belajar, mempelajari keadaan siswa, mengerti kelemahan dan kelebihan siswa, serta mempelajari pengetahuan siswa, kesemuanya ini akan terurai pelaksanaannya di dalam perangkat pembelajaran. Berdasarkan wawancara dengan salah seorang guru matematika MTsN Pangean Pilial Inuman menyatakan guru sudah menyiapkan perangkat pembelajaran berupa RPP namun RPP yang disusun oleh guru masih memiliki beberapa kelemahan, misalnya: metode mengajar yang dipakai guru hanya metode ceramah, tanya jawab dan pemberian tugas; RPP yang digunakan belum menggunakan model dan pendekatan; langkahlangkah pembelajaran masih menggambarkan proses pembelajaran yang berpusat pada guru. Sedangkan LAS yang digunakan adalah LAS siap pakai yang dibeli dari penerbit. LAS yang digunakan hanya berisi ringkasan materi dan kumpulan soal-soal yang tidak sesuai kebutuhan siswa artinya dalam LAS tidak memuat aktivitas belajar yang melibatkan siswa secara langsung. Setiap guru pada satuan pendidikan berkewajiban menyusun RPP secara lengkap dan sistematis agar pembelajaran berlangsung secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi siswa untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis siswa. RPP adalah rencana kegiatan pembelajaran tatap muka satu pertemuan atau lebih. Pengembangan RPP mengacu pada silabus dan bertujuan untuk mencapai tujuan pembelajaran. RPP mencakup beberapa komponen, yaitu identitas sekolah, mata pelajaran, dan

4 kelas/semester; kompetensi inti; kompetensi dasar dan indikator; tujuan; materi pokok; pendekatan, model dan metode pembelajaran; media, alat, dan sumber belajar; kegiatan belajar; dan penilaian (Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014). LAS diperlukan untuk mengarahkan proses belajar siswa, dimana pembelajaran yang berorientasi kepada siswa, maka dalam serangkaian langkah aktivitas siswa harus berkenaan dengan tugastugas dan pembentukan konsep matematika. Dengan adanya LAS keterlibatan siswa dalam proses belajar mengajar sangat diharapkan, sehingga dapat memberikan kesempatan lebih luas dalam proses konstruksi pengetahuan dalam dirinya serta dapat mengoptimalkan hasil belajar siswa. Berdasarkan hasil observasi di MTsN Pangean Pilial Inuman, proses pelaksanaan pembelajaran matematika belum membelajarkan siswa. Adapun kegiatan pembelajaran yang dilakukan adalah menjelaskan materi pelajaran, memberikan contoh-contoh soal, dan kemudian memberikan latihan. Siswa masih belum aktif dalam kegiatan pembelajaran dikarenakan guru banyak memberikan ceramah tentang materi. Aktivitas yang dilakukan siswa hanya mendengar dan mencatat, siswa jarang bertanya atau mengemukakan pendapat sehingga interaksi dan komunikasi antara siswa dengan guru maupun dengan siswa lainnya masih belum terjalin dengan baik. Pembelajaran seperti ini tidak akan mampu mengoptimalkan pencapaian tujuan pembelajaran matematika. Pada Kurikulum 2013 dijelaskan bahwa siswa dituntut lebih aktif dibandingkan guru sehingga kegiatan pembelajaran lebih didominasi oleh siswa. Untuk meningkatkan aktifitas dan pemahaman siswa diperlukan suatu model pembelajaran. Buku guru dan buku siswa yang dikeluarkan oleh pemerintah masih umum, tidak menerapkan model pembelajaran untuk setiap materi, yang membuat proses pembelajaran yang diterapkan masih berpusat pada guru. Oleh karena itu, perlu dikembangkan perangkat pembelajaran dengan menerapkan model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan aktifitas siswa yaitu model pembelajaran berdasarkan masalah. Model pembelajaran berdasarkan masalah merupakan suatu model pembelajaran yang didasarkan pada banyaknya permasalahan yang membutuhkan penyelidikan autentik yakni penyelidikan yang membutuhkan penyelesaian nyata. Contoh permasalahan nyata jika diselesaikan secara nyata, memungkinkan siswa memahami konsep bukan sekedar menghapal konsep (Trianto, 2007). Model pembelajaran berdasarkan masalah adalah salah satu model yang cocok dalam mengajarkan materi bilangan pecahan yang diajarakan di kelas VII SMP/MTs. Penerapan bilangan pecahan sangat banyak dijumpai dalam kehidupan sehari-hari, sehingga model pembelajaran ini cocok diterapakan dalam membandingkan bilangan pecahan, operasi pada pecahan serta perpangkatan bilangan. Berawal dari beberapa permasalahan di atas, maka perlu adanya pengembangan perangkat pembelajaran dalam pembelajaran matematika. Penelitian ini hanya mengembangkan RPP dan LAS. Untuk mengembangkan RPP, peneliti menggunakan silabus yang diadaptasi dari silabus yang telah dibuat oleh pemerintah dan menyesuaikan dengan materi bilangan pecahan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat apakah RPP dan LAS yang telah dikembangkan sudah valid dan dapat digunakan. METODE PENELITIAN Model pengembangan yang digunakan dalam penelitian ini adalah model 4-D yang terdiri dari empat tahap pengembangan, yaitu pendefenisian (define), perancangan

5 (design), pengembangan (develop), dan penyebaran (disseminate) (Trianto, 2010). Dalam penelitian ini, peneliti hanya melakukan hingga tahap pengembangan (develop) karena keterbatasan waktu dan biaya. Pada tahap pendefinisian yang dilakukan adalah menetapkan masalah dasar yang dihadapi sehingga diperlukannya solusi untuk permasalahan tersebut, menganalisis karakteristik siswa SMP kelas VII, menganalisis KD dan indikator pencapaian kompetensi, menganalisis konsep, dan mendeskripsikan tujuan. Kemudian pada tahap rancangan kegiatan yang dilakukan peneliti adalah mengumpulkan referensi, merancang RPP dan LAS, merancang lembar validasi dan angket respon siswa. Pada tahap ketiga yaitu pengembangan, kegiatan yang peneliti lakukan yaitu mengembangkan perangkat pembelajaran sesuai dengan rancangan awal, validasi dan revisi produk, serta uji coba terbatas. Perangkat divalidasi oleh validator yang terdiri dari dua orang dosen pendidikan matematika UR dan seorang guru matematika MTsN Pangean Pilial Inuman dengan menggunakan lembar validasi. Hasil validasi kemudian dianalisis dan direvisi sesuai dengan saran validator. Setelah dilakukan revisi, prototipe perangkat pembelajaran matematika berupa LAS diujicobakan pada kelompok kecil. Setelah LAS diujicobakan, peneliti memberikan angket respon siswa untuk memperoleh data respon siswa terhadap penggunaan LAS. Teknik analisis data dilakukan untuk menentukan kualitas dari produk ditinajau dari aspek kevalidan dan kepraktisan. Analisis data validasi dilakukan dengan menggunakan rumus berikut (Anas Sudijono, 2011): Keterangan: = rata-rata total validitas = rata-rata validasi validator ke-i banyaknya validator Tabel 1. Kriteria Validitas Perangkat Pembelajaran Interval Kategori 3,25 4 Sangat Valid 2,50 < 3,25 Valid 1,75 < 2,50 Kurang Valid 1,00 < 1,75 Tidak Valid (Sumber: Suharsimi Arikunto, 2004) Produk yang dikembangkan dikatakan layak untuk diujicobakan jika minimal tingkat kevalidan yang dicapai berdasarkan hasil penilaian validator masuk dalam kategori valid.

6 Analisis data angket dilakukan dengan menggunakan rumus berikut (Sa adun Akbar,2013): Keterangan : = persentase skor responden = total skor empiris dari responden = total skor maksimal yang diharapkan Tabel 2. Kriteria Persentase Kepraktisan LAS No. Tingkat Pencapaian Kriteria Keterbacaan 1. 85,01% - 100,00% Sangat praktis. 2. 70,01% - 85,00% Praktis 3. 50,01% - 70,00% Kurang praktis 4. 01,00% - 50,00% Tidak praktis (Sumber: Sa dun Akbar, 2013) Menurut Sa dun Akbar (2013), perangkat pembelajaran dapat digunakan jika persentase tingkat keterbacaan lebih dari 70%. Produk yang dikembangkan dikatakan memenuhi aspek kepraktisan baik jika minimal tingkat kepraktisan yang dicapai adalah Praktis. HASIL DAN PEMBAHASAN Pengembangan perangkat pembelajaran dengan model pembelajaran berdasarkan masalah pada materi bilangan pecahan untuk siswa kelas VII SMP/MTs dilakukan melalui beberapa tahap. Pada tahap definisi peneliti melakukan analisis masalah dan mencari solusi dari masalah tersebut. Setelah itu dilakukan analisis karakteristik siswa yang menunjukkan bahwa siswa kelas VII SMP sudah memiliki kemampuan berfikir abstrak, menalar secara logis, dapat menarik kesimpulan. Kemudian pada analisis tugas yang dilakukan peneliti adalah menentukan KD dan indikator pencapaian kompetensi. KD sikap yang digunakan adalah KD 1.1 Menghargai dan menghayati agama yang dianutnya; KD 2.1 Menunjukkan sikap logis, kritis, analitik, konsisten dan teliti, bertanggung jawab, responsif, dan tidak mudah menyerah dalam menyelesaikan masalah; KD 2.2 Memiliki rasa ingin tahu, percaya diri dan ketertarikan pada matematika serta memiliki rasa percaya pada daya dan kegunaan matematika, yang terbentuk melalui pengalaman belajar. KD Pengetahuan yang digunakan adalah KD 3.1 Menjelaskan dan menentukan urutan pada bilangan bulat (positif dan negatif) dan pecahan (biasa, campuran, desimal, dan persen); KD 3.2 Menjelaskan dan melakukan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan dengan memanfaatkan berbagai sifat operasi; KD 3.3 Menjelaskan dan menentukan representasi bilangan dalam bentuk bilangan

berpangkat bulat positif dan negatif. KD Keterampilan yang digunakan adalah KD 4.1 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan urutan beberapa bilangan bulat dan pecahan (biasa, campuran, desimal, persen); KD 4.2 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan operasi hitung bilangan bulat dan pecahan; KD 4.3 Menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan bilangan dalam bentuk bilangan berpangkat bulat positif dan negatif. Selanjutnya dilakukan analisis konsep untuk menyusun konsep yang harus dimiliki siswa pada materi bilangan pecahan. Selanjutnya pada spesifikasi tujuan pembelajaran yang dilakukan adalah mendeskripsikan tujuan pembelajaran yang sesuai dengan hasil analisis tugas dan konsep. Pada tahap rancangan kegiatan yang dilakukan peneliti adalah mengumpulkan referensi dan merancang perangkat pembelajaran berupa silabus, RPP, dan LAS. Beberapa sumber yang dijadikan sebagai referensi adalah Salinan lampiran permendikbud No 65 tahun 2013 tentang standar proses pendidikan dasar dan menengah; Salinan Lampiran permendikbud No 103 tahun 2014 tentang pembelajaran pada pendidikan dasar dan menengah; Salinan Lampiran permendikbud No 58 tahun 2014 tentang kurikulum 2013 SMP/MTs; Salinan Lampiran permendikbud No 53 tahun 2015 tentang penilaian hasil belajar oleh pendidik dan satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah. RPP dan LAS yang dikembangkan mengacu pada permendikbud No 103 tahun 2014, kegiatan yang dirancang sesuai dengan model pembelajaran berdasarkan masalah dan langkah-langkah pendekatan saintifik. Selain itu peneliti juga merancang lembar validasi dan angket respon. Lembar validasi RPP dirancang berdasarkan beberapa aspek, yaitu identitas mata pelajaran; rumusan indikator/tujuan pembelajaran; pemilihan materi; perumusan kegiatan pembelajaran; penilaian hasil belajar; pemilihan media, alat dan sumber belajar. Lembar validasi LAS dirancang berdasarkan beberapa aspek, yaitu kualitas materi LAS; kesesuaian LAS dengan syarat didaktik, syarat konstruksi dan syarat teknis. Angket respon siswa dirancang berdasarkan beberapa aspek, yaitu materi, tampilan, kemudahan penggunaan, permasalahan berbasis konstektual, menimbulkan rasa ingin tahu dan teliti. Setelah rancangan perangkat pembelajaran selesai disusun kemudian lanjut ke tahap pengembangan. Tahap pengembangan dilakukan dengan tiga kegiatan yaitu pengembangan perangkat pembelajaran, validasi dan revisi produk, serta uji coba terbatas. Pada tahap ini peneliti membuat perangkat pembelajaran sesuai dengan rancangan awal. Perangkat pembelajaran yang dihasilkan berbentuk media cetak. Perangkat yang dikembangkan terlebih dahulu adalah RPP. Kegiatan pembelajaran pada RPP disesuaikan dengan model pembelajaran berdasarkan masalah. RPP ini dibuat dengan bantuan software Microsoft Office Word 2007 yang dikembangkan berorientasi pada kurikulum 2013 dan mengacu pada format yang terdapat pada Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014. Kemudian peneliti mengembangkan LAS dengan model pembelajaran berdasarkan masalah. LAS ini dibuat dengan bantuan software Microsoft Office Word 2007 dan dikembangkan dengan menerapkan langkah-langkah pada model pembelajaran berdasarkan masalah untuk materi bilangan pecahan kelas VII SMP/MTs. Kegiatan dalam LAS dibuat agar siswa termotivasi untuk menemukan dan menerapkan konsep matematika sesuai dengan permasalahan nyata yang ada di sekitar mereka. Desain LAS dibuat menarik secara visual agar siswa bersemangat dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. RPP dan LAS yang telah dikembangkan kemudian divalidasi oleh validator. 7

8 Hasil validasi RPP model pembelajaran berdasarkan masalah oleh validator 1, 2, dan 3 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 3. Hasil Validasi RPP No. Validator Rata-rata Kriteria Validasi 1 Validator 1 3,842 Sangat valid 2 Validator 2 3,806 Sangat valid 3 Validator 3 3,924 Sangat valid Skor rata-rata 3,857 Sangat valid Berdasarkan rata-rata keseluruhan diperoleh skor rata-rata 3,857 maka hasil validasi RPP dinyatakan sangat valid. Sedangkan hasil validasi LAS model pembelajaran berdasarkan masalah oleh validator 1, 2, dan 3 dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 4. Hasil Validasi LAS No. Validator Rata-rata Kriteria Validasi 1 Validator 1 3,648 Sangat valid 2 Validator 2 3,696 Sangat valid 3 Validator 3 3,832 Sangat valid Skor rata-rata 3,73 Sangat valid Berdasarkan rata-rata keseluruhan diperoleh skor rata-rata 3,73 maka hasil validasi LAS dinyatakan sangat valid. Hasil validasi kemudian dianalisis dan direvisi sesuai dengan saran validator. Saran dan revisi oleh validator terhadap RPP yaitu pada kegiatan motivasi siswa karena konteks yang terdapat pada motivasi belum membuat siswa untuk berfikir. Beberapa masalah pada LAS dibuat yang membuat siswa lebih berfikir. Setelah dilakukan revisi, prototipe perangkat pembelajaran matematika berupa LAS diujicobakan pada kelompok kecil. Tingkat kepraktisan LAS ini diperoleh dari hasil angket respon dari 8 orang siswa yang mempunyai kemampuan heterogen dengan 4 orang siswa laki-laki dan 4 orang siswa perempuan. Tabel 5. Hasil Angket Respon Siswa Siswa Persentase (%) Kriteria Siswa 1 100 Sangat Praktis Siswa 2 100 Sangat Praktis Siswa 3 100 Sangat Praktis Siswa 4 100 Sangat Praktis Siswa 5 100 Sangat Praktis Siswa 6 100 Sangat Praktis Siswa 7 100 Sangat Praktis Siswa 8 100 Sangat Praktis

9 Responden menyatakan bahwa materi pada LAS mudah dipahami, ini menunjukkan bahwa LAS ini memenuhi syarat didaktik. Syarat didaktik mengatur tentang penggunaan LAS yang bersifat universal dimana siswa yang pandai atau kurang dapat menggunakan LAS dengan baik. Responden juga menyatakan bahwa penjelasan materi pada LAS mudah dipelajari karena bahasa yang digunakan mudah dimengerti. Berdasarkan respon ini LAS memenuhi syarat konstruksi yaitu syarat-syarat yang berkenaan dengan penggunaan bahasa, susunan kalimat, kosakata, tingkat kesukaran, dan kejelasan, yang pada hakekatnya harus tepat guna dalam arti dapat dimengerti oleh siswa. Responden juga menambahkan bahwa tampilan LAS sangat menarik sehingga belajar menggunakan LAS ini menjadi menyenangkan. Hal ini menunjukkan bahwa LAS ini memenuhi syarat teknis yang menekankan penyajian LAS, yaitu berupa tulisan, gambar, dan tampilan. Dari hasil respon siswa dapat disimpulkan bahwa LAS matematika dengan model Pembelajaran Berdasarkan Masalah pada materi bilangan pecahan untuk siswa kelas VII SMP telah memenuhi syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis. Hal ini sesuai dengan pendapat Darmojo dan Kaligis (dalam Das Salirawati, 2012), dalam mengembangkan LAS harus memenuhi syarat didaktik, syarat konstruksi, dan syarat teknis. SIMPULAN DAN REKOMENDASI Melalui penelitian pengembangan ini telah dihasilkan produk berupa RPP dan LAS matematika berbasis kurikulum 2013 pada materi bilangan pecahan untuk SMP/MTs dengan menggunakan model pembelajaran berdasarkan masalah. Perangkat pembelajaran dinilai sangat valid setelah melalui proses validasi dan sangan praktis untuk digunakan siswa kelas VII. Beberapa saran yang dapat peneliti beri sehubungan dengan penelitian dalam rangka pengembangan perangkat pembelajaran adalah sebagai berikut: 1. Direkomendasikan untuk menerapkan perangkat pembelajaran (RPP dan LAS) model pembelajaran berdasarkan masalah pada materi bilangan pecahan kelas VII ini pada pelaksanaan pembelajaran di sekolah. 2. Produk dari penelitian ini telah memenuhi kriteria unsur validitas dan praktikalitas sehingga dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif perangkat pembelajaran untuk digunakan guru dalam proses pembelajaran. DAFTAR PUSTAKA Anas Sudijono. 2011. Pengantar Statistik Pendidikan. Rajawali Press. Jakarta Das Salirawati. 2012. Penyusunan dan Kegunaan LKS dalam Proses Pembelajaran. http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/pengabdian/das-salirawati-msidr/19penyusunan-dan-kegunaan-lks.pdf (diakses 16 Maret 2016)

10 Irfan Dani. 2013. Pengertian Perangkat Pembelajaran. http://pustaka. Pandani.web.id/2013/03/ pengertian-perangkat-pembelajaran (diakses 16 Maret 2016). Lie, A. 2002. Cooperative Learning. Gasindo. Jakarta Permendikbud. 2014. Permendikbud No 58/2014 : Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah. Kemendikbud. Jakarta. Permendikbud. 2014. Permendikbud No 103/2014 : Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah. Kemendikbud. Jakarta. Sa adun Akbar. 2013. Instrumen Perangkat Pembelajaran. Remaja Rosdakarya. Bandung Suharsimi Arikunto. 2004. Evaluasi Program Pendidikan. Bumi Aksara. Jakarta. Trianto. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Kontruktivistik. Kencana Media Group. Jakarta. Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Kencana Media Group. Jakarta.