Interview Guide Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara Di tempat Dengan hormat, Untuk memenuhi sebagian persyaratan dalam penyelesaian pendidikan pada Program Studi Antopologi Sosial Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, sebagai bahan penulisan skripsi saya melaksanakan penelitian di daerah tempat tinggal Bapak/Ibu/Saudara. Sehungan dengan itu, kami mohon kesediaan Bapak/Ibu/Saudara, untuk memberikan jawaban kuesioner ini sesuai dengan petunjuk pengisiannya. Perlu kami sampaikan bahwa hasil penelitian ini hanya untuk kepentingan akademik dan tidak akan berpengaruh pada status Bapak/Ibu/Saudara sebagai seorang masyarakat Kabupaten Simalungun. Mohon bantuan dari Bapak/Ibu/Saudara untuk mengisi kuesioner ini dengan sejujur-jujurnya, secara objektif, dan apa adanya. Untuk itu saya ucapkan terima kasih. Peneliti, Fritz Octo Saragih (120905047)
Etnis Simalungun Responden: Nama responden: Agama: Alamat: Jalan: Gender: Usia: RT/RW/NAGORI/DUSUN: Tamatan terakhir: sudah berapa lama di Sei Mangkei? Pekerjaan: Pertanyaan: 1. Apakah bapak/ibu bergabung/ikut dalam sebuah ormas? jika ya, apa nama ormas tersebut? 2. Menurut bapak/ibu permasalahan apa yang harus segera ditangani Pemerintah Simalungun? Khususnya daerah tempat tinggal bapak/ibu? 3. Sebagai orang/masyarakat yang tinggal di Simalungun, apa yang bapak/ibu ketahui tentang Ahap Simalungun? 4. Jika bapak/ibu adalah Etnis Simalungun, apakah bapak/ibu tahu tentang visi dan misi budaya Simalungun? 5. Jika bapak/ibu adalah Etnis Simalungun, apa tanggapan bapak/ibu terhadap banyaknya pendatang yang pastinya meningkatkan persaingan dalam kehidupan? 6. Jika bapak/ibu adalah Etnis Simalungun, bagaimana cara bapak/ibu mempertahankan identitas sebagai orang Simalungun? 7. Jika bapak/ibu adalah Etnis Simalungun, apakah bapak/ibu setuju jika dipimpin oleh seseorang yang bukan Etnis Simalungun? Beri alasan? 8. PERNYATAAN: Orang Simalungun memiliki sifat yang tertutup, sehingga tidak suka berbaur dengan masyarakat Etnis lain. Apakah bapak/ibu setuju dengan pernyataan tersebut? Beri alasan? 9. PERNYATAAN: Orang Simalungun memiliki sifat budaya yang membuat Orang Simalungun selalu ketinggalan dibandingkan Etnis Batak lainnya, yaitu sifat yang terlalu berhati-hati dalam setiap bertindalk, mengambil keputusan dan lain sebagainya. Apakah bapak/ibu setuju dengan pernyataan tersebut? Beri alasan? 10. PERNYATAAN: Di setiap daerah perbatasan wilayah Simalungun, Etnis Simalungun selalu mengalami Marjinalisasi/Ketertinggalan/Tidak dapat berkembang/kalah Bersaing dengan Etnis Tetangga ataupun bendatang yang masuk. Contohnya Parapat. Apakah bapak/ibu setuju dengan pernyataan tersebut? Beri alasan?
11. PERNYATAAN: isunya Kabupaten Simalungun akan dibagi/ melaukan pemekaran menjadi Simalungun dan Simalungun Hataran. Bapak/ibu setuju atau tidak dengan adanya pemekaran tersebut? Beri alasan? NB: Pertanyaan-pertanyaan yang diberikan peneliti terhadap responden berbeda, mengacu pada Etnis Simalungun dan Non Simalungun. Diutamakan yang sudah tinggal selama tiga (3) generasi di Sei Mangkei/Simalungun. Responden: NON SIMALUNGUN Nama responden: Agama: Alamat: Jalan: Gender: Usia: RT/RW/NAGORI/DUSUN: Tamatan terakhir: Sudah berapa lama tinggal di Sei Mangkei? Pekerjaan: Pertanyaan: 1. Apakah bapak/ibu bergabung/ikut dalam sebuah ormas? jika ya, apa nama ormas tersebut? 2. Menurut bapak/ibu permasalahan apa yang harus segera ditangani Pemerintah Simalungun? Khususnya daerah tempat tinggal bapak/ibu? 3. Sebagai orang/masyarakat yang tinggal di Simalungun, apa yang bapak/ibu ketahui tentang Ahap Simalungun? 4. Apakah bapak/ibu tahu tentang visi dan misi budaya Simalungun? 5. Apa tanggapan bapak/ibu melihat cara berkomunikasi Orang Simalungun terhadap yang bukan Simalungun di daerah tempat tinggal bapak/ibu? 6. Sebagai masyarakat yang bukan Etnis Simalaungun, bagaimana cara bapak/ibu dalam mempertahankan identitas? 7. Apakah bapak/ibu setuju jika dipimpin oleh seseorang yang bukan berasal dari Etnis Simalungun? Beri alasan? 8. PERNYATAAN: Orang Simalungun memiliki sifat yang tertutup, sehingga tidak suka berbaur dengan masyarakat Etnis lain. Apakah bapak/ibu setuju dengan pernyataan tersebut? Beri alasan?
9. PERNYATAAN: Orang Simalungun memiliki sifat budaya yang membuat Orang Simalungun selalu ketinggalan dibandingkan Etnis lainnya, yaitu sifat yang terlalu berhatihati dalam setiap bertindalk, mengambil keputusan dan lain sebagainya. Apakah bapak/ibu setuju dengan pernyataan tersebut? Beri alasan? 10. Menurut bapak/ibu, mengapa masyarakat Etnis Simalungun sedikit yang mau tinggal di Sei Mangkei ini? 11. Apakah Bapak/Ibu/Saudara setuju dengan adanya kebijakan pemerintah melakukan pemekaran Kabupaten Simalungun? Beri alasan? Sekian dan Terimakasih. NB: Pertanyaan-pertanyaan yang diatas merupakan pertanyaan yang diberikan kepada seluruh informan pada saat dilapangan. Tidak menutup kemungkinan ada pertanyaan lain yang diberikan kepada informan yang berasal dari cerita-cerita informan. Ada juga petanyaan-pertanyaan yang tidak difokuskan tetapi terkait dengan topik, keadaan dan lokasi penelitian.
Gambar-Gambar Penelitian Gambar: Mesjid Simpang Mayang, persimpangan menuju Kecamatan Bosar Maligas dan Kelurahan Sei Mangkei Gambar: Perumahan sipil lokasi penelitian (Diambil pada penelitian pertama)
Gambar: Denah lokasi penelitian (Desa Sei Mangkei) dan Denah Sei Mangkei dari citra satelit Gambar: Jalan desa dan perkampungan perumahan sipil Sei Mangkei Gambar: Peneliti di lokasi perkebunan PTPN III (mengikuti bapak Oni bekerja)
Gambar: Peneliti bersama ibu Sariah Damanik sambil berdiskusi (foto ini diambil oleh anak ibu Sariah sewaktu pulang bekerja) Gambar: Peneliti sewaktu melakukan wawancara dengan ibu Imawati Damanik (foto ini diambil oleh suami dari ibu Imawati)
Gambar: Peneliti bersama bapak Oni Suriono (foto ini diambil rekan bekerja bapak Oni di warung dalam perkebunan PTPN III) Gambar: Peneliti bersama bapak Candra Damanik sewaktu hendak berpamitan setelah penelitian. (foto ini diambil rekan kerja bapak Canda yang ikut berdiskusi dengan peneliti) Gambar: Peneliti sewaktu berada di Kerajaan Pematang Purba (foto ini diambil Jon Purba, penjaga Kerajaan) UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2009 TENTANG
KAWASAN EKONOMI KHUSUS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA, Menimbang : a) bahwa masyarakat adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 harus diwujudkan melalui penyelenggaraan pembangunan perekonomian nasional berdasar atas demokrasi ekonomi; b) bahwa untuk mempercepat pengembangan ekonomi diwilayah tertentu yang bersifat strategis bagi pengembanganekonomi nasional dan untuk menjaga keseimbangankemajuan suatu daerah dalam kesatuan ekonomi nasional,perlu dikembangkan Kawasan Ekonomi Khusus; c) bahwa berdasarkan ketentuan Pasal 31 ayat (3) Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentang Penanaman Modal,ketentuan mengenai Kawasan Ekonomi Khusus diatur dengan Undang-Undang d) bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksuddalam huruf a, huruf b, dan huruf c perlu membentukundang-undang tentang Kawasan Ekonomi Khusus;Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (1), Pasal 20, Pasal 27ayat (2), dan Pasal 33Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun1945;2. Undang- Undang Nomor 25 Tahun 2007 tentangpenanaman Modal (Lembaran Negara Republik IndonesiaTahun 2007 Nomor 67, Tambahan Lembaran NegaraRepublik Indonesia Nomor 4724);Dengan.. Dengan Persetujuan Bersama DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA dan PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA MEMUTUSKAN: Menetapkan : UNDANG-UNDANG TENTANG KAWASAN EKONOMI KHUSUS. BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud dengan: 1. Kawasan Ekonomi Khusus, yang selanjutnya disebut KEK, adalah kawasan dengan batas tertentu dalam wilayah hukum Negara Kesatuan Republik Indonesia yangditetapkan untuk menyelenggarakan fungsi perekonomiandan memperoleh fasilitas tertentu. 2. Zona adalah area di dalam KEK dengan batas tertentu yangpemanfaatannya sesuai dengan peruntukannya. 3. Dewan Nasional adalah dewan yang dibentuk di tingkatnasional untuk menyelenggarakan KEK. 4. Dewan Kawasan adalah dewan yang dibentuk di tingkatprovinsi untuk membantu Dewan Nasional dalampenyelenggaraan KEK. 5. Administrator adalah bagian dari Dewan Kawasan yangdibentuk untuk setiap KEK guna membantu DewanKawasan dalam penyelenggaraan KEK.
6. Badan Usaha adalah perusahaan berbadan hukum yangberupa Badan Usaha Milik Negara, Badan Usaha MilikDaerah, koperasi, swasta, dan usaha patungan untukmenyelenggarakan kegiatan usaha KEK. 7. Pelaku Usaha adalah perusahaan yang berbentuk badanhukum, tidak berbadan hukum atau usaha orangperseorangan yang melakukan kegiatan usaha di KEK. BAB II FUNGSI, BENTUK, DAN KRITERIA Bagian Kesatu Fungsi Pasal 2 KEK dikembangkan melalui penyiapan kawasan yang memiliki keunggulan geoekonomi dan geostrategi dan berfungsiuntukmenampung kegiatan industri, ekspor, impor, dan kegiatanekonomi lain yang memiliki nilai ekonomi tinggi dan Dayasaing internasional. Bagian Kedua Bentuk Pasal 3 1. KEK terdiri atas satu atau beberapa Zona: a) pengolahan ekspor; b) logistik; c) industri; d) pengembangan teknologi; e) pariwisata; f) energi; dan/atau g) ekonomi lain. h) Di dalam KEK dapat dibangun fasilitas pendukungdanperumahan bagi pekerja. 2. Di dalam setiap KEK disediakan lokasi untuk usahamikro, kecil, menengah (UMKM), dan koperasi, baiksebagai Pelaku Usaha maupun sebagai pendukungkegiatan perusahaan yang berada di dalam KEK. Bagian Ketiga Kriteria Pasal 4 Lokasi yang dapat diusulkan untuk menjadi KEK harusmemenuhi kriteria: a. sesuai dengan Rencana Tata Ruang Wilayah dan tidakberpotensi mengganggu kawasan lindung; b. pemerintah pemerintah provinsi/kabupaten/kota yang bersangkutanmendukung KEK;terletak pada posisi yang dekat dengan jalur perdaganganinternasional atau dekat dengan jalur pelayaraninternasional di Indonesia atau terletak pada wilayahpotensi sumber daya unggulan; dan c. mempunyai batas yang jelas. BAB III PEMBENTUKAN KAWASAN EKONOMI KHUSUS
Bagian Kesatu Pengusulan Pasal 5 1. Pembentukan KEK diusulkan kepada Dewan Nasional oleh: a. Badan Usaha; b. pemerintah kabupaten/kota; atau c. pemerintah provinsi. 2. Dalam hal usulan diajukan oleh Badan Usahasebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a, usulandisampaikan melalui pemerintah provinsi setelahmemperoleh persetujuan pemerintah kabupaten/kota. 3. Dalam hal usulan diajukan oleh pemerintahkabupaten/kota sebagaimana dimaksud pada ayat (1)huruf b, usulan disampaikan melalui pemerintahprovinsi. 4. Dalam hal usulan diajukan oleh pemerintah provinsisebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf c, usulandisampaikan setelah mendapat persetujuan pemerintahkabupaten/kota. Pasal 6 1. Usulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) harus memenuhi kriteria sebagaimana dimaksud dalampasal 4. 2. Usulan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilengkapipersyaratan paling sedikit: a. peta lokasi pengembangan serta luas area yangdiusulkan yang terpisah dari permukiman penduduk; b. rencana tata ruang KEK yang diusulkan dilengkapidengan peraturan zonasi; c. rencana dan sumber pembiayaan; d. analisis mengenai dampak lingkungan yang sesuaidengan ketentuan peraturan perundang-undangan; e. hasil studi kelayakan ekonomi dan finansial; dan f. jangka waktu suatu KEK dan rencana strategis. Bagian Kedua Proses Penetapan Pasal 7 1. Dewan Nasional dapat menyetujui atau menolak usulanpembentukan KEK setelah melakukan pengkajian atasusulan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 5 ayat (1). 2. Dalam hal Dewan Nasional menyetujui pembentukankek, Dewan Nasional mengajukan rekomendasipembentukan KEK kepada Presiden. 3. Dalam hal Dewan Nasional menolak usulanpembentukan KEK, penolakan disampaikan kepadapengusul disertai dengan alasan. 4. Pembentukan KEK ditetapkan dengan PeraturanPemerintah. Pasal 8
Dalam hal tertentu, Pemerintah dapat menetapkan suatuwilayah sebagai KEK tanpa melalui proses pengusulansebagaimana dimaksud dalam Pasal 5. Pasal 9 Ketentuan lebih lanjut mengenai tata cara penetapankek diatur dengan Peraturan Pemerintah. Bagian Ketiga Pembangunan dan Pengoperasian Pasal 10 1. Berdasarkan penetapan sebagaimana dimaksud dalampasal 7 ayat (4), pemerintah provinsi atau pemerintahkabupaten/kota menetapkan Badan Usaha untukmembangun KEK sesuai dengan ketentuan peraturanperundang-undangan. 2. Penetapan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)dilaksanakan oleh: a. pemerintah provinsi dalam hal lokasi KEK beradapada lintas kabupaten/kota; dan b. pemerintah kabupaten/kota dalam hal lokasi KEKberada pada satu kabupaten/kota. Pasal 11 Dalam hal usulan berasal dari Badan Usaha sebagaimanadimaksud dalam Pasal 5 ayat (1) huruf a, pemerintahprovinsiatau pemerintah kabupaten/kota menunjuk langsung BadanUsaha pengusul untuk membangun KEK. Pasal 12 1. KEK harus siap beroperasi dalam waktu paling lama 3(tiga) tahun sejak ditetapkan. 2. Dalam jangka waktu 3 (tiga) tahun sebagaimanadimaksud pada ayat (1), Dewan Nasional melakukanevaluasi setiap tahun. 3. Hasil evaluasi sebagaimana dimaksud pada ayat (2)disampaikan kepada pengusul untuk ditindaklanjuti. 4. Dalam hal setelah 3 (tiga) tahun sebagaimana dimaksudpada ayat (1) KEK belum siap beroperasi, DewanNasional: a. melakukan perubahan atas usulan sebelumnya; b. memberikan perpanjangan waktu paling lama 2 (dua)tahun; dan/atau c. mengambil langkah penyelesaian masalahpembangunan KEK. 5. Dalam hal perpanjangan waktu sebagaimana dimaksudpada ayat (4) huruf b KEK belum siap beroperasi karenabukan dari kelalaian atau karenaforce majeure. DewanNasional dapat memberikan perpanjangan waktu setelahmendapat pertimbangan dari Dewan Kawasan. 6. Ketentuan lebih lanjut mengenai perpanjangan waktusebagaimana dimaksud pada ayat (5) diatur denganperaturan Pemerintah. Pasal 13 1. Pembiayaan untuk pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur di dalam KEK dapat berasal dari: a. Pemerintah dan/atau pemerintah daerah; b. swasta; c. kerja sama antara Pemerintah, pemerintah daerah,dan swasta; atau d. sumber lain yang sah sesuai dengan ketentuanperaturan perundangundangan.
2. Dewan Nasional dapat menetapkan kebijakan tersendiri dalam kerja sama antara Pemerintah, pemerintah daerah,dan swasta dalam pembangunan dan pemeliharaaninfrastruktur di dalam KEK. 3. Pengelolaan aset hasil kerja sama Pemerintah,pemerintah daerah, dan swasta dapat dilakukan sesuaidengan analisis kelayakan ekonomi dan finansial.