A. PENDAHULUAN. 1. Latar Belakang Masalah. Ketika seseorang sudah menjatuhkan pilihannya untuk menjadi

dokumen-dokumen yang mirip
BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. Fiqih di MTsN Se-Kabupaten Tulungagung. Perpustakaan Sekolah di MTsN Se-Kabupaten Tulungagung

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Ketika seseorang sudah menjatuhkan pilihannya untuk menjadi

BAB I PENDAHULUAN. hipotesis penelitian; f) kegunaan penelitian; g) penegasan istilah.

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat memainkan peranan dalam berbagai lingkungan hidup secara tepat di

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan mempunyai peranan yang sangat strategis dalam. pembangunan suatu bangsa. Pendidikan merupakan salah satu kebutuhan

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh:

PENGARUH KREATIVITAS MENGAJAR GURU TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN AKUNTANSI KELAS XI IPS DI SMA NEGERI 1 TAPA ROSNAWATY BURUDJI

HUBUNGAN ANTARA KEDISIPLINAN DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA SMA NEGERI 1 TERAS, BOYOLALI

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN EKONOMI DITINJAU DARI PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN DAN FASILITAS

BAB I PENDAHULUAN. Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem pendidikan Nasional Bab

BAB V PEMBAHASAN. A. Motivasi Belajar Membaca Al-Qur an pada Siswa di Madrasah. karena itu peran seorang guru bukan hanya semata-mata mentransfer ilmu

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1. Jurusan Pendidikan Akuntansi.

BAB I PENDAHULUAN. banyak berhubungan dengan para siswa jika dibandingkan dengan personal

Oleh: Kartika Nugraheni NIM ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI. Disusun Oleh: ARVITA MAYASARI A

BAB I PENDAHULUAN. Abdul Majid dan Dian Andayani, Pendidikan Agama Islam Berbasis Kompetensi, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2005, Cet. 2, hlm. 132.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. kebugaran, prestasi, kualitas manusia, menanamkan nilai moral dan akhlak mulia,

Usulan Penelitian Diajukan untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Pada Program Studi Pendidikan Akuntansi

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

PERSEPSI SISWA MENGENAI KOMPETENSI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA MUHAMMADIYAH 2

PENGARUH FASILITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS V SD NEGERI KRADENAN TAHUN PELAJARAN 2013/2014

USAHA KEPALA SEKOLAH DALAM MENINGKATKAN KREATIVITAS GURU DALAM PEMBELAJARAN DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. diri siswa supaya dapat meningkatkan prestasi belajarnya. 1. dan menyukainya. Dengan kreatifitas guru dalam mengajar itulah yang

PERSEPSI SISWA KELAS XI IPA TENTANG KREATIVITAS GURU DALAM PROSES PEMBELAJARAN BIOLOGI DI SMA NEGERI 5 KOTA JAMBI.

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kreativitas Guru Terhadap Motivasi Belajar Siswa Pada Mata

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DITINJAU DARI PERSEPSI MAHASISWA TENTANG PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS DAN KEMAMPUAN BERFIKIR KRITIS

BAB III METODE PENELITIAN. model atau metode penelitian yang digunakan yaitu metode kualitatif dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

PENGARUH KONSENTRASI BELAJAR DAN KREATIVITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS DI SMA MUHAMMADIYAH 1

PENGARUH KREATIVITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR DASAR AKUNTANSI KEUANGAN 1 PADA MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI

PENGARUH AKTIVITAS BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS X SMA NEGERI I PURWANTORO TAHUN JARAN 2013/2014

Hubungan Persepsi Siswa Terhadap Profesionalitas Guru Ekonomi dan Keberadaan... (Ana Setyowati & Bambang Ismanto)

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

PENGARUH LINGKUNGAN KELUARGA DAN MINAT BELAJAR SISWA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

BAB I PENDAHULUAN. 1 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan, Kencana,

PRADIFTA YUYUN SETYANINGRUM K

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana Strata 1 (S1) Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. melalui kegiatan bimbingan, pengajaran, atau latihan yang berlangsung di

Pengaruh Pemberian Tugas Terhadap Peningkatan Prestasi Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Geografi ABSTRAK

NASKAH PUBLIKASI Disusun Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh. Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PENGARUH MOTIVASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA SISWA KELAS III SD N PANDANSARI WARUNGASEM BATANG TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB I PENDAHULUAN. diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa, dan Negara.

HUBUNGAN KARAKTERISTIK SISWA DENGAN MOTIVASI BELAJAR (Suatu Penelitian di SMA Negeri I Tibawa)

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. Sistem Pendidikan Nasional, Bab I Pasal 1 ayat (1) dikemukakan bahwa

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana Strata-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi

BAB I PENDAHULUAN. dengan Tuhannya. Beberapa ulama fikih seperti Imam Abu Hanifah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan, manusia dapat merubah pola pikir yang akan berpengaruh pada

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN DISIPLIN TERHADAP HASIL BELAJAR IPS SISWA DI SMP KARYA INDAH KECAMATAN TAPUNG FITRIANI

Pengaruh Penerapan Metode Resitasi Terhadap Hasil Pembelajaran Mata Pelajaran IPS Bagi Peserta Didik

BAB I PENDAHULUAN. Bandung, Hlm E. Mulyasa, Pengembangan Dan Implementasi Kurikulum 2013, Remaja Rosdakarya,

Oleh: QONITAH HAPPY EXACTA A

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN LINGKUNGAN SEKOLAH TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA. KELAS VIII MTs MUHAMMADIYAH WARU TAHUN AJARAN 2013/2014

BAB I PENDAHULUAN. dan juga dipersiapkan untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang pendidikan yang lebih

NASKAH PUBLIKASI. Untuk Memenuhi sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat S-1 Program Studi Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh :

PENGARUH SARANA DAN PRASARANA PAKTIK TERHADAP PRESTASI BELAJAR MOTOR BENSIN SISWA KLAS XI DI SMK NEGERI 4 PURWOREJO TAHUN PELAJARAN 2014/2015

PENGARUH BIMBINGAN BELAJAR NONFORMAL DAN KEMAMPUAN PEMECAHAN MASALAH MATEMATIKA TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA SISWA KELAS X

BAB II LANDASAN TEORI. menemukan dan menciptakan sesuatu hal baru, cara-cara baru, model baru. yang berbeda dengan keadaan sebelumnya.

PERSEPSI SISWA TENTANG PROFESIONALISME GURU AKIDAH AKHLAK DAN PENGARUHNYA TERHADAP HASIL BELAJAR PAI (Studi di SMP Muhammadiyah 1 Kartasura)

BAB V PENUTUP. 12,065 dengan signifikasi 0,001 dengan taraf signifikansi 5%, dimana,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan salah satu sektor penentu keberhasilan untuk

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran sebagai suatu segmen kurikulum, strategi pembelajaran, media. pengajaran, dan evaluasi pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

BAB V PEMBAHASAN PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Jakarta, 2000, hlm Heri Rahyubi, Teori-Teori Belajar dan Aplikasi Pembelajaran Motorik, Nusa Media :

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam kegiatan proses belajar mengajar. 1. kegiatan belajar mengajar dipengaruhi oleh guru.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif

BAB III METODE PENELITIAN

SEMANGAT KERJA GURU DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DI SMK NEGERI KECAMATAN LUBUK BASUNG

HUBUNGAN ANTARA KOMPETENSI PROFESIONAL DENGAN KINERJA GURU DI KABUPATEN KLATEN

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan bimbingan, pengajaran atau latihan, yang berlangsung di sekolah dan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. evaluasi untuk mengukur kualitas keberhasilan dari proses pembelajaran yang

PENGARUH JAM BELAJAR MASYARAKAT DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 02 KALISORO TAHUN AJARAN 2014/2015

JURNAL PUBLIKASI Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna mencapai derajat Sarjana S-1 Program Studi Pendidikan Ekonomi Akuntansi

TUGAS INDIVIDU PERPUSTAKAAN SEKOLAH SEBAGAI PUSAT SUMBER BELAJAR. Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengelolaan Perpustakaan Pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Suwarto, Pengembangan Tes Diagnosis dalam Pembelajaran, Pustaka Pelajar, Yogyakarta, 2013, hal. 3-4.

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN MEDIA PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR SOSIOLOGI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 3 BOYOLALI TAHUN AJARAN 2012/2013

MENINGKATKAN KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU DI SD YAYASAN MUTIARA GAMBUT

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Era globalisasi saat ini ditandai dengan ilmu teknologi yang

UPAYA PENINGKATAN MOTIVASI DAN PRESTASI BELAJAR IPS DENGAN MODEL PEMBELAJARAN COOPERATIF NUMBER HEAD TOGETHER (NHT) Abstrak

BAB V PEMBAHASAN. 1. Strategi yang dilakukan Guru Fiqh dalam Meningkatkan Prestasi. Belajar Siswa Pada Mata Pelajaran Fiqh

Margunani 1 Siti Fatimah 2

PENGARUH MINAT BELAJAR DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 01 WONOLOPO TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB V PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN. A. Pengaruh Kompetensi Profesional Guru Mata Pelajaran PAI, terhadap

STUDI TENTANG FAKTOR- FAKTOR PENYEBAB RENDAHNYA PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS XI IPS DI SMA NEGERI I TAPA KABUPATEN BONE BOLANGO

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. 1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Minat Belajar terhadap Prestasi

BAB I PENDAHULUAN. Menyambung yang Terputus dan Menyatukan yang Tercerai), Alfabeta, Bandung, 2009, hlm. 2.

NASKAH PUBLIKASI Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1 Pendidikan Akuntansi. Disusun Oleh : ZAINIMUBARAK

NASKAH PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan. Guna Mencapai Derajat Sarjana S-1. Pendidikan Akuntansi. Oleh

Kata kunci : Fasilitas Belajar, Lingkungan Belajar, prestasi belajar Sosiologi

PENGARUH PERHATIAN ORANG TUA DAN FASILITAS BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS TINGGI SD NEGERI 03 NGLEBAK TAHUN AJARAN 2014/2015

Transkripsi:

Pengaruh Kreativitas Guru Mengajar dan Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih di MTsN se- Kabupaten Tulungagung A. PENDAHULUAN 1. Latar Belakang Masalah Ketika seseorang sudah menjatuhkan pilihannya untuk menjadi seseorang guru berarti ia sudah siap akan segala konsekuensinnya. Salah satunya menjadi seorang yang professional dalam bidangnya. Guru merupakan profesi/pekerjaan atau jabatan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru, jenis pekerjaan ini tidak dapat dilakukan oleh sembarang orang di luar kependidikan walaupun kenyataannya masih dilakukan orang di luar kependidikan. Menjadi seorang guru berarti ia adalah seseorang yang memiliki kompetensi, karena dengan bekal itulah ia akan siap menjadi sosok pencipta suasana pembelajaran bagi siswaanya. Guru merupakan salah satu komponen manusiawi dalam proses belajar mengajar, yang ikut berperan dalam usaha pembentukan sumber daya manusia yang potensial di bidang pembangunan. Dalam arti khusus dapat diartikan bahwa pada setiap diri guru itu terletak tanggung jawab untuk membawa para siswanya pada suatu kedewasaan atau pada taraf kematangan tertentu. Dalam rangka ini guru tidak semata-mata sebagai pengajar yang transfer of knowledge, tetapi juga sebagai pendidik yang transfer of values, dan sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan menentukan siswa dalam belajar. Berkaitan dengan ini, 1

seorang guru memiliki peranan yang kompleks dalam proses belajar mengajar dalam usahanya untuk mengantarkan siswa ke taraf yang dicitacitakan. 1 Keberhasilan seorang guru dalam mengajar ditentukan oleh beberapa faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Faktor internal terdiri atas motivasi, kepercayaan diri, dan kreativitas guru itu sendiri. Sedangkan faktor eksternal lebih ditekankan pada sarana serta iklim sekolah yang bersangkutan. Setiap kemajuan yang diraih manusia selalu melibatkan kreativitas. Ketika manusia mendambakan produktivitas, efektivitas, efisiensi, dan bahkan kebahagiaan yang lebih baik dan lebih tinggi dari apa yang sebelumnya di capai, maka kreativitas dijadikan dasar untuk menggapainya. 2 Kreativitas pada dasarnya merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada setiap manusia, yakni berupa kemampuan untuk mencipta (daya cipta) dan berkreasi. Implementasi dari kreativitas seseorangpun tidak sama, bergantung pada sejauh mana orang tersebut mau dan mampu mewujudkan daya ciptanya menjadi sebuah kreasi ataupun karya. 3 Setiap orang memiliki potensi kreatif yang dibawa sejak lahir meskipun dalam derajat dan bidang yang berbeda-beda, sehingga potensi itu perlu ditumbuh kembangkan sejak dini agar dapat difungsikan 1 Sardiman AM, Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2001), 241. 2 Munandar. Pengembangan Kreativitas Anak Berbakat, (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), 10. 3 Nashori, Fuad & Rachmy Diana Mucharam, Mengembangkan Kreativitas dalam Perspektif Psikologi Islami, (Yogyakarta, Menara Kudus, 2002), 21. 2

sebagaimana mestinya. Untuk itu diperlukan kekuatan pendorong, baik dari dalam individu maupun dari luar individu yaitu lingkungan. Lingkungan dalam hal ini mencakup lingkungan dalam arti kata sempit (keluarga, sekolah) maupun dalam arti kata yang luas (masyarakat, kebudayaan) yang mampu menciptakan kondisi lingkungan yang dapat menanamkan daya kreatif individu. 4 Dengan demikian, baik di dalam individu maupun di luar individu (lingkungan) dapat menunjang atau menghambat potensi kreativitas, implikasinya ialah bahwa kemampuan kreatif dapat ditingkatkan melalui pendidikan mengingat bahwa kreativitas merupakan bakat secara potensial yang dimiliki setiap orang sejak lahir yang dapat diidentifikasi dan dibekali melalui pendidikan yang tepat. Seorang guru harus mampu mengoptimalkan kreativitasnya. Kreativitas serta aktivitas guru harus mampu menjadi inspirasi bagi para siswanya. Sehingga siswa akan lebih terpacu motivasinya untuk belajar, berkarya dan berkreasi. Guru berperan aktif dalam pengambangan kreativitas siswa, yaitu dengan memiliki karakteristik pribadi guru yang meliputi motivasi, kepercayaan diri, rasa humor, kesabaran, minat dan keluwesan (fleksibel). 5 Guru yang kreatif mempunyai semangat dan motivasi tinggi sehingga bisa menjadi motivator bagi siswanya untuk meningkatkan dan mengembangkan kreativitas siswa, khususnya yang tertuang dalam sebuah bentuk pembelajaran yang inovatif. Artinya selain 4 Munandar, S.C.Utami, Kreativitas & Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat, (Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 1999), 83. 5 Sardiman AM, Interaksi & Motivasi Belajar., 127. 3

menjadi seorang pendidik, guru juga harus menjadi seorang kreator yang mampu menciptakan kondisi belajar yang nyaman dan kondusif bagi anak didik. Salah satu prioritas pembangunan dibidang pendidikan dengan Pemanfaatan perpustakaan oleh siswa secara berkelanjutan sangat eratkaitannya dengan proses pembelajaraan yang diselenggarakan oleh instansi pendidikan sekolah. Upaya penyelengaraan perpustakaan sekolah merupakan upaya untuk memelihara dan meningkatkan efisiensi dan efektivitas proses belajar proses belajar mengajar. 6 Hal ini karena pola pengajaran yang disebut sebagai keterbukaan informasi untuk memperoleh sebanyak-sebanyaknya ilmu pengetahuan hanya akan terlaksana jika siswa dapat memanfaatkan perpustakaan, guru memberikan pelajaran-pelajaran hanya secara garis besarnya saja, sedangkan untuk mendetailnya siswa diminta untuk mengolah buku-buku yang ada di perpustakaan dan kemudian mata pelajaran itu didiskusikan. Dengan sistem seperti ini, siswa harus memanfaatkan perpustakaan untuk mencari dan menelaah bukubuku yang ada di perpustakaan dalam proses belajarnya. Namun, ada juga dikalangan siswa yang tidak memanfaatkan perpustakaan dalam proses belajarnya karena merasa bahwa bahan pelajaran yang diberikan oleh guru sudah mencukupi. Perpustakaan merupakan pusat interaksi siswa dengan buku, sehingga perpustakaan sangat penting dalam proses belajar. Kenyamanan dan kelengkapan koleksi buku adalah syarat mutlak untuk 6 Dian Sinaga, Mengelola Perpustakaan Sekolah, (Bandung: Bejana, 2009), Cet IV, 15. 4

meningkatkan kemauan dan kemampuan belajar siswa. Sehingga, diperlukan pengelolaan perpustakaan yang serius mengenai penataan perpustakaan. Karena hal ini mempengaruhi minat siswa untuk belajar. Tolak ukur kemampuan anak didik dalam memahami materi ajar di bagi menjadi 3 aspek pokok yang di kemukakan oleh Blooms, yaitu kemampuan pemahaman kognitif yaitu menekankan pada aspek intelektual dan memiliki jenjang dari yang rendah sampai yang tinggi. Pemahaman secara kognitif ini meliputi pengetahuan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis dan evaluasi. Aspek kemampuan pemahaman yang kedua adalah afektif yaitu sikap, perasaan emosi dan karakteristik moral yang diperlukan untuk kehidupan di masyarakat.. Dimensi ketiga dari aspek pemahaman ini adalah pemahaman secara psikomotorik yaitu pemahaman yang menekankan pada gerakan-gerakan jasmaniah dan kontrol fisik. Kecakapan-kecakapan fisik ini dapat berupa pola-pola gerakan atau keterampilan fisik, baik keterampilan fisik halus maupun kasar. 7 Mata pelajaran Fiqih yang merupakan bagian dari pelajaran agama di madrasah mempunyai ciri khas dibandingkan dengan pelajaran yang lainnya, karena pada pelajaran tersebut memikul tanggung jawab untuk dapat memberi motivasi dan kompensasi sebagai manusia yang mampu memahami, melaksanakan dan mengamalkan hukum Islam yang berkaitan 7 J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar, 35. 5

dengan ibadah mahdhoh dan muamalah serta dapat mempraktekannya dengan benar dalam kehidupan sehari-hari. Berdasarkan argumen-argumen di atas, bahwa kreativitas guru mengajar dengan memanfaatkan perpustakaan disekolah dalam kegiatan pembelajarannya merupakan salah satu upaya yang dilakukan guru, khususnya guru fiqih dalam meningkatkan prestasi belajar siswa. Sehingga nantinya guru diharapkan lebih banyak berdiskusi dengan guru mata pelajaran lain untuk mengembangkan kreativitas mengajarnya agar tujuan pembelajaran dapat tercapai. Dari latar belakang masalah di atas, penulis ingin mengetahui apakah benar kreativitas guru mengajar dan pemanfaatan perpustakaan sekolah mempunyai hubungan yang signifikan dengan prestasi belajar siswa mata peajaran fiqih, maka penelitian ini akan penulis susun dalam sebuah penelitian tesis dengan judul Pengaruh Kreativitas Guru Mengajar dan Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih di MTsN SE-Kabupaten Tulungagung. 2. Rumusan Masalah Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: a. Bagaiamana kreativitas guru mengajar, pemanfaatan perpustakaan sekolah dan prestasi belajar siswa mata pelajaran Fiqih di MTsN se- Kabupaten Tulungagung? 6

b. Adakah pengaruh kreativitas guru mengajar terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran Fiqih di MTsN se-kabupaten Tulungagung? c. Adakah pengaruh pemanfaatan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran fiqih di MTsN se-kabupaten Tulungagung? d. Adakah pengaruh secara bersama-sama antara kreativitas guru mengajar dan pemanfaatan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran fiqih di MTsN se-kabupaten Tulungagung? B. LANDASAN TEORI 1. Kreativitas Guru Mengajar Kreativitas merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang untuk menemukan dan menciptakan sesuatu hal baru, cara-cara baru, model baru yang berguna bagi dirinya dan bagi masyarakat. Hal baru itu tidak perlu selalu sesuatu yang sama sekali tidak pernah ada sebelumnya, unsurunsurnya mungkin telah ada sebelumnya, tetapi individu menemukan kombinasi baru, hubungan baru, konstruk baru yang memiliki kualitas yang berbeda dengan keadaan sebelumnya. 8 Kreativitas ini merupakan upaya membangun berbagai terobosan yang memungkinkan bagi pemberdayaan dan penguatan bagi 8 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004), cet ke II, 104. 7

pengembangan bakat yang telah tergali. Di sinilah arti dan makna penting kreativitas untuk menunjang kesuksesan. 9 Kreativitas seorang guru dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari keterampilan dalam mengajar, memiliki motivasi yang tinggi, bersikap demokratis, percaya diri dan dapat berpikir divergen. 10 Untuk disebut sebagai seorang guru yang kreatif, maka perlu diketahui tentang karakteristik guru yang kreatif. Dalam proses belajar mengajar sesuai dengan perkembangannya guru tidak hanya berperan untuk memberikan informasi terhadap siswa, tetapi lebih jauh guru dapat berperan sebagai perencana, pengatur dan pendorong siswa agar dapat belajar secara efektif dan peran berikutnya adalah mengevaluasi dari keseluruhan proses belajar mengajar. Jadi dalam situasi dan kondisi bagaimanapun guru dalam mewujudkan proses belajar mengajar tidak terlepas dari aspek perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi karena guru yang baik harus mampu berperan sebagai planner, organisator, motivator dan evaluator. Dari uraian diatas jelas bahwa dalam proses belajar mengajar diperlukan guru-guru yang profesional dan paling tidak memiliki tiga kemampuan yaitu kemampuan membantu siswa belajar efektif sehingga mampu mencapai hasil yang optimal, kemampuan menjadi penghubung kebudayaan masyarakat yang aktif dan kreatif serta fungsional dan pada akhirnya harus memiliki kemampuan menjadi pendorong pengembangan 9 Ngainum Naim, Menjadi Guru Inspiratif Memberdayakan Dan Mengubah Jalan Hidup Siswa(Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011), cet.ke III, 244. 10 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif., h. 84 8

organisasi sekolah dan profesi. Dengan kemampuan ini diharapkan guru lebih kreatif dalam proses belajar mengajarnya. 2. Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah Menuntut ilmu merupakan kewajiban bagi setiap manusia dengan berbagai cara dan tindakan yang dilakukan demi memperoleh ilmu pengetahuan, Salah satunya dengan cara mengikuti lembaga pendidikan (sekolah) dimana sekolah merupakan wadah seseorang memperoleh ilmu pengetahuan. Ilmu pengetahuan dapat diperoleh jika seseorang gemar belajar dan menuntut ilmu. Tujuan didirikanya perpustakaan sekolah tidak terlepas dari tujuan diselenggarakannya pendidikan sekolah secara keseluruhanya, yaitu untuk memberikan bekal kemampuan dasar kepada peserta didik (siswa atau murid), serta mempersiapkan mereka untuk mengikuti pendidikan menengah, oleh karena itu segala bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses belajar mengajar, maka dalam pengadaan bahan pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum sekolah, serta selera para pembaca yang dalam hal ini adalah murid-murid, dengan pengadaan bahan pustaka yang menunjang kurikulum, diharapkan para siswa mendapat kesempatan untuk mempertinggi daya serap dan penalaran dalam proses pendidikan. Penyelenggaraan perpustakaan sekolah bukan hanya untuk mengumpulkan dan menyimpan bahan pustaka, tetapi dengan adanya perpustakaan sekolah diharapkan siswa secara lambat laun memiliki 9

kesenangan membaca yang merupakan alat fundamental untuk belajar baik di sekolah maupun diluar sekolah. 11 Maka dari itu proses belajar mengajar guru harus dapat mengarahkan keterampilan siswa dalam hal pembinaan minat baca siswa agar siswa dapat menjadi mandiri dalam mencari ilmu pengetahuan, pembinaan minat baca merupakan salah satu aspek pembinaan perpustakaan, karena tujuan perpustakaan adalah ikut serta mencerdaskan kehidupan bangsa dan menunjang pembangunan Nasional. Untuk itu para siswa atau guru diharapkan memiliki rasa ingin dalam memanfaatkan perpustakaannya, dalam hubungan ini bisa dikemukakan bahwa jika para siswa diharapkan mempergunkan perpustakaan, maka pimpinan sekolah dan para guru harus terlebih dulu memberi contoh dalam menggunakan perpustakaan itu, dengan kata lain kalau para siswa diharapkan suka membaca, maka pertama-tama para siswa harus tahu bahwa para gurunya senang membaca, senang memanfaatkaan perpustakaan. 3. Prestasi Belajar Siswa Setiap perubahan manusia untuk mencapai tujuan, selalu diikuti dengan pengukuran dan penilaian. Demikian pula halnya di dalam proses belajar. Prestasi belajar ini dapat dinyatakan dalam bentuk angka, huruf maupun symbol pada tiap-tiap periode tertentu, misalnya tiap catur wulan, 11 Ibrahim Bafadal, Pengolahan Perpustakaan Sekolah, (Jakarta: Bumi Aksara, 2006), Cet V, 189. 10

semester, hasil prestasi belajar dinyatakan dalam buku raport. 12 Jadi prestasi belajar adalah penilaian hasil usaha kegiatan belajar yang dinyatakan dalam bentuk symbol, angka, huruf, maupun kalimat yang dapat mencerminkan hasil yang sudah dicapai oleh setiap anak dalam periode tertentu yang dinyatakan dalam buku raport. Prestasi di dalam pendidikan islam mempunyai beragam bentuk, terutama di dalam mata pelajaran yang dipelajarinya. Hal ini seperti yang dikemukakan Benyamin S. Blom yang dikutip oleh Muhaimin dkk, bahwa Proses belajar akan ditemukan tiga aspek, yaitu (1) aspek kognitif, (2) aspek afektif (3) aspek psikomotorik. Dengan demikian dapat disimpulkan belajar adalah lebih membahas didalam diri manusia yang sedang mengalami proses perubahan secara teratur dan bertujuan. 13 Pengenalan terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi prestasi belajar penting sekali artinya dalam rangka membantu murid untuk mencapai prestasi belajar yang sebaik-baiknya. 4. Pelajaran Fiqih Pelajaran fiqih merupakan salah satu mata pelajaran yang diajarkan disekolah formal dan merupakan rumpun mata pelajaran Pendidikan Agama Islam (PAI). Secara etimologi (bahasa) kata fiqih (fiqhu) artinya faham atau tahu. Sedangkan menurut istilah ilmu-ilmu yang 12 Sutratinah Tirtonegoro, Anak Supernormal dan Program Pendidikannya. ( Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2001), h. 43 13 Muhaimin, dkk. Strategi Belajar Mengajar, (Surabaya: Citra Media, 1996), h. 70 11

menerangkan hokum-hukum syariat Islam yang diambil dari dalildalilnya yang terperinci. 14 Pembelajaran Fiqih yang ada di madrasah saat ini tidak terlepas dari kurikulum yang telah ditetapkan oleh pemerintah yaitu Kurikulum Peraturan Menteri Agama RI. Peraturan Menteri Agama RI sebagaimana dimaksud adalah kurikulum operasional yang telah disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Pembelajaran fiqih diarahkan untuk mengantarkan peserta didik dapat memahami pokok-pokok hukum Islam dan tata cara pelaksanaannya untuk diaplikasikankan dalam kehidupan sehingga menjadi muslim yang selalu taat menjalankan syariat Islam secara kaaffah (sempurna). Pembelajaran fiqih di Madrasah Tsanawiyah bertujuan untuk membekali peserta didik agar dapat: (1) mengetahui dan memahami pokok-pokok hukum Islam dalam mengatur ketentuan dan tata cara menjalankan hubungan manusia dengan Allah yang diatur dalam fikih ibadah dan hubungan manusia dengan sesama yang diatur dalam fikih muamalah. (2) Melaksanakan dan mengamalkan ketentuan hukum Islam dengan benar dalam melaksanakan ibadah kepada Allah dan ibadah sosial. 15 Pengalaman tersebut diharapkan menumbuhkan ketaatan 14 Zakiyah Darajat, Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), 78 15 Peraturan Menteri Agama RI, Nomor 2 Tahun 2008 Tentang Standar Kompetensi Lulusan dan Standar Isi Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah. 12

menjalankan hukum Islam, disiplin dan tanggung jawab sosial yang tinggi dalam kehidupan pribadi maupun sosial. Dalam pembahasan pelajaran fiqih akan dijabarkan hal-hal yang berkaitan dengan pengertian fiqih, tujuan mata pelajaran fiqih di madrasah tsanawiyah, ruang lingkup dan karakteristik mata pelajaran fiqih di madrasah tsanawiyah. C. Metode Penelitian 1. Rancangan Penelitian Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Pendekatan kuantitatif adalah sebuah proses menemukan pengetahuan yang menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menemukan keterangan mengenai apa yang ingin diketahui. 16 Penelitian kuantitatif berlandaskan filsafat positivisme yang memandang realitas/gejala/fenomena dapat diklasifikasikan, relatif tetap, konkrit, teramati, terukur, dan hubungan gejala bersifat sebab akibat. Proses penelitian bersifat deduktif, di mana untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan data di lapangan. Untuk mengumpulkan data digunakan instrumen penelitian. Data yang terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan 16 Margono, Metode Penelitian Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2003), 105 13

menggunakan statistik deskriptif atau inferensial sehingga dapat disimpulkan hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. 17 2. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan studi korelasi. Studi korelasi adalah penelitian deskriptif yang paling populer digunakan untuk menetapkan besaran hubungan antar variabel. Studi ini memungkinkan seorang peneliti memastikan sejauh mana perbedaan hubungan antara variabel yang satu dengan variabel yang lain. Besarnya hubungan ditetapkan melalui keofisien keterhubungan atau disebut koefisien korelasi. 18 Untuk menguji tingkat hubungan dapat diketahui dari interval koefisiennya yang berarti selalu, sering, kadang-kadang, jarang dan tidak pernah yang merupakan interpretasi dari nilai hasil pengujian data variabel. 3. Populasi dan Sampel Penelitian Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa MTsN se- Kabupaten Tulungagung dan sampel yang akan diambil peneliti mengambil jumlah sampel dengan taraf kesalahan 10% yaitu 245 responden dari 2743 populasi yang ada. Dengan rincian sebagai berikut: MTsN Karangrejo: 929/2743 x 245 = 83. MTsN Aryojeding: 1045/2743 x 245 = 93. MTsN Tulungagung: 769/2743 x 245 = 69. 17 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, (Bandung: Alfabeta, 2013), 8 18 Kasmadi dan Nia Siti Sunariah, Panduan Modern Penelitian Kuantitatif, (Bandung: Alfabeta, 2013), 64 14

Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sampling cluster. 4. Sumber Data Sumber data dalam penelitian ini adalah sumber data primer, yaitu guru Fiqih MTsN dan siswa yang dijadikan sampel dalam penelitian ini se-kabupaten Tulungagung. Sedangkan sumber data skundernya berupa observasi. 5. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan variabel yang diteliti, maka pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan metode angket, dokumentasi dan interview. 6. Teknik Analisis Data Untuk teknik analisis data peneliti menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis inferensial. Analisis deskriptif meliputi: a. Analisis deskriptif meliputi: 1) Tahap deskripsi data Data yang berhasil dikumpulkan diolah menggunakan teknik statistik deskriptif yang disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi, meliputi skor rata-rata, simpangan baku, median, modus, skor maksimum, skor minimum dan dilengkapi dengan histogram. 2) Uji Prasyarat Tes 15

Sebelum melakukan pengujian hipotesis, maka diperlukan uji prasyarat terlebih dahulu. Uji prasyarat tersebut meliputi uji normalitas dan uji homogenitas, uji validitas dan uji reliabilitas b. Analisis Inferensial (Pengujian Hipotesis Penelitian) Penelitian ini menggunakan teknik analisis regresi. Sebelum analisis regresi digunakan maka diperlukan uji linieritas. Analisis regresi ada 2, yaitu regresi linier sederhana dan regresi linier ganda. D. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Tentang Kreativitas Guru Mengajar, Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah dan Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih di MTsN Se-Kabupaten Tulungagung Berdasarkan analisis deskriptif pada bab sebelumnya, kreativitas guru mengajar di MTsN se-kabupaten Tulungagung termasuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 55,00. Pemanfaatan perpustakaan sekolah di MTsN se-kabupaten Tulungagung termasuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 55.00. Penelitian ini menguatkan teori E. Mulyasa tentang guru professional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan, bahwa kreativitas seorang guru dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari ketrampilan dalam mengajar, memiliki motivasi yang tinggi, bersikap demokratis, percaya diri dan data berpikir divergen. 19 Perpustakaan merupakan bagian intregal yang mendukung 19 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif., h. 84 16

proses belajar-mengajar. Keberadaan perpustakaan sebagai sumber belajar dalam proses pendidikan diharapkan dapat digunakan yaitu, Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca, perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid, perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri. Prestasi belajar siswa mata pelajaran fiqih di MTsN se-kabupaten Tulungagung termasuk dalam kategori tinggi dengan nilai rata-rata 70.00. Peningkatan prestasi belajar siswa mata pelajaran fiqih di MTsN se-kabupaten Tulungagung diwujudkan dengan kreativitas guru dalam mengajar melalui penggunaan media pembelajaran dan menggunakan berbagai macam metode pembelajaran yang aktif dan menyenangkan agar siswa memiliki semangat yang tinggi untuk meningkatkan prestasi belajarnya. 2. Pengaruh Kreativitas Guru Mengajar terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih di MTsN Se-Kabupaten Tulungagung Temuan dari penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif dan signifikan kreativitas guru mengajar terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran fiqih di MTsN se-kabupaten Tulungagung. Hal ini berarti telah terjadi prestasi belajar siswa mata pelajaran fiqih di MTsN se-kabupaten Tulungagung sebesar 80 %. Apabila guru professional memiliki kreativitas dalam melakukan kegiatan pendidikan. Sikap kreativitas seorang guru ini diperlukan, untuk 17

mempermudah guru dalam menyampaikan materinya, selain dari itu sikap kreativitas seorang guru sangat diperlukan agar proses pembelajaran tidak terlalu monoton, sehingga siswa dapat lebih mudah memahami materi yang disampaikan. Dan hal ini sangat berpengaruh dalam meningkatkan kualitas siswa didiknya. Guru Fiqih dalam proses pembelajaranyya tidak hanya menggunakan metode ceramah akan tetapi juga menggunakan metode diskusi, demonstrasi serta meminta peserta didik berkelompok dan membuat peta konsep dalam setiap materi, sehingga peserta didik bersifat aktif dalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan teori E. Mulyasa tentang guru professional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan, bahwa kreativitas seorang guru dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari ketrampilan dalam mengajar, memiliki motivasi yang tinggi, bersikap demokratis, percaya diri dan data berpikir divergen. 20 Profesionalisme guru rumpun PAI di MTsN se-kabupaten Tulungagung termasuk dalam kategori sedang dengan nilai rata-rata 85,92. Peningkatan profesionalisme guru rumpun PAI di MTsN se-kabupaten Tulungagung diwujudkan dengan pengadaan MGMP di MTsN kabupaten Tulungagung, pengadaan pelatihan, workshop, pembinaan dari kepala madrasah satu kali dalam seminggu, pembayaran gaji sertifikasi tepat pada waktunya, pemberian penghargaan kepada guru yang berprestasi, pemberian penghargaan kepada guru yang 20 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif., h. 84 18

berhasil membina para siswa yang berprestasi, menciptakan lingkungan belajar yang representatif untuk pelaksanaan KBM. 3. Pengaruh Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih di MTsN Se-Kabupaten Tulungagung Berdasarkan uji hipotesis pada bab sebelumnya terdapat pengaruh yang signifikan antara pemanfaatan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran fiqih di MTsN se-kabupaten Tulungagung, yaitu sebesar 98%. Perpustakaan sekolah tampak bermanfaat apabila benar-benar memperlancar pencapaian tujuan proses belajar mengajar di sekolah, indikasi manfaat tersebut berupa tingginya prestasi murid-murid, terbiasa belajar mandiri, dan mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Jadi dapat disimpulkan, perpustakaan dapat bermanfaat dengan baik jika bahan pustaka yang dimiliki perpustakaan sekolah harus dapat menunjang proses belajar mengajar, agar dapat menunjang proses belajar mengajar, maka dalam pengadaan bahan pustaka hendaknya mempertimbangkan kurikulum sekolah, serta selera para pembaca dalam hal ini adalah murid-murid. Memanfaatan perpustakaan dalam kegiatan belajar mengajar akan mendapatkan prestasi akademik yang baik atau dengan kata lain keberhasilan prestasi akademiknya sangat dipengaruhi 19

oleh pemanfaatan perpustakaan sebagai sumber primer yang dapat memenuhi kebutuhan informasi belajarnya. 21 Perpustakaan merupakan bagian intregal yang mendukung proses belajar-mengajar. Keberadaan perpustakaan sebagai sumber belajar dalam proses pendidikan diharapkan dapat digunakan yaitu, Perpustakaan sekolah dapat menimbulkan kecintaan murid-murid terhadap membaca, perpustakaan sekolah dapat memperkaya pengalaman belajar murid-murid, perpustakaan sekolah dapat menanamkan kebiasaan belajar mandiri yang akhirnya murid-murid mampu belajar mandiri, perpustakaan sekolah dapat mempercepat proses penguasaan teknik membaca, perpustakaan sekolah dapat membantu perkembangan kecakapan berbahasa, perpustakaan sekolah dapat melatih murid-murid ke arah tanggung jawab, perpustakaan sekolah dapat memperlancar murid-murid dalam menyelesiakan tugastugas sekolah, perpustakaan sekolah dapat membantu guru-guru menemukan sumber-sumber pengajaran, perpustakaan sekolah dapat membantu murid-murid, guru-guru dan anggota staf dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 22 Jadi pemanfaatan perpustakaan sekolah dapat mendukung prestasi belajar siswa. 21 Abdul Hakim Sudarnoto, Perpustakaan dan Pendidikan Pemetaan Peran Serta Perpustakaan, h. 3 22 Ibrahim Bafadal, Pengelolaan Perpustakaan Sekolah, h. 5-6. 20

4. Pengaruh secara bersama-sama antara Kreativitas Guru Mengajar dan Pemanfaatan Perpustakaan Sekolah terhadap Prestasi Belajar Siswa Mata Pelajaran Fiqih di MTsN Se-Kabupaten Tulungagung Berdasarkan uji hipotesis pada bab sebelumnya kreativitas guru dalam mengajar memberikan kontribusi sebesar 80% terhadap prestasi belajar siswa dan pemanfaatan perpustakaan sekolah memberikan kontribusi sebesar 98% terhadap prestasi belajar siswa. Kegiatan poses belajar mengajar sesuai dengan perkembangannya guru tidak hanya berperan untuk memberikan informasi terhadap siswa, tetapi lebih jauh guru dapat berperan sebagai perencana, pengatur dan pendorong siswa agar dapat belajar secara efektif, menciptakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif dan peran berikutnya adalah mengevaluasi dari keseluruhan proses belajar mengajar. Hal ini sesuai teori E. Mulyasa tentang guru professional menciptakan pembelajaran kreatif dan menyenangkan, bahwa kreativitas seorang guru dalam proses belajar mengajar dapat dilihat dari ketrampilan dalam mengajar, memiliki motivasi yang tinggi, bersikap demokratis, percaya diri dan data berpikir divergen. 23 Jadi dalam situasi dan kondisi bagaimanapun guru dalam mewujudkan proses belajar mengajar tidak terlepas dari aspek perencanaan,pelaksanaan dan evaluasi karena guru yang baik harus mampu berperan sebagai planner, organisator, motivator dan evaluator. 23 E. Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif., h. 84 21

Dengan kemampuan ini diharapkan guru lebih kreatif dalam proses belajar mengajarnya. Untuk mencapai prestasi belajar yang baik, diperlukan sesuatu proses pembelajaran yang efektif dan efisien, sehingga kegiatan pembelajaran dapat berjalan lancar dan sukses. Hal ini berarti bahwa hasil belajar ini tidak lepas dari faktor yang bersal dari dalam siswa itu sendiri berupa kemampuan yang dimilikinya, seperti minat perhatian, motivasi belajar, sosial ekonomi, fisik dan psikis. Pemanfaatan perpustakaan sekolah sangat mempengaruhi karena sekolah dalam upaya meningkatkan hasil belajar siswa salah satunya adalah dengan berusaha menyediakan fasilitas belajar yang memadai agar proses belajar mengajar di sekolah dapat berjalan dengan lancar sehingga tercapai tujuan yang diinginkan. Pihak sekolah dalam hal ini berusaha menyediakan fasilitas belajar diantaranya : buku-buku pelajaran yang lengap, jurnal pendidikan, dll. Dengan demikian maka seorang guru yang merupakan salah satu komponen dalam sistem pembelajaran dituntut untuk kreatif dalam menjalankan tugasnya sebagai seorang guru, sehingga proses pembelajaran akan lebih efektif dan terarah yang nantinya akan mudah mencapai tujuan dari pembelajaran dalam hal ini prestasi siswa akan lebih meningkat dengan adanya kekreativan seorang guru baik dalam mengelola pembelajaran maupun dalam menghadapi siswa. Jadi pemanfaatan perpustakaan sekolah dapat mendukung prestasi belajar siswa. 22

E. Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, dapat dikemukakan kesimpulan sebagai berikut: 1. Kreativitas guru mengajar di MTsN se-kabupaten Tulungagung termasuk dalam kategori cukup kuat dengan nilai rata-rata 55.00. pemanfaatan perpstakaan sekolah di MTsN se-kabupaten Tulungagung termasuk dalam kategori cukup kuat dengan nilai rata-rata 55.00. Prestasi belajar siswa mata pelajaran PAI di MTsN se-kabupaten Tulungagung termasuk dalam kategori kuat dengan nilai rata-rata 70.00. 2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kreativitas guru mengajar terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran fiqih di MTsN sekabupaten Tulungagung sebesar 80 %. 3. Terdapat pengaruh yang signifikan antara pemanfaatan perpustakaan sekolah terhadap prestasi belajar siswa mata pelajaran fiqih di MTsN se- Kabupaten Tulungagung, yaitu sebesar 98%. 4. Berdasarkan uji hipotesis pada bab sebelumnya kreativitas guru mengajar memberikan kontribusi sebesar 80% terhadap prestasi belajar siswa dan pemanfaatan perpustakaan sekolah memberikan kontribusi sebesar 98% terhadap prestasi belajar siswa. 23

F. DAFTAR RUJUKAN Bafadal, Ibrahim. Pengolahan Perpustakaan Sekolah, Jakarta: Bumi Aksara, 2006 Bukhori, M. Teknik Teknik Evaluasi dalam Pendidikan, Bandung, Jemmars, 1983. Dien Sumiyatiningsih. Mengajar dengan Kreatif dan Menarik, Yogyakarta, Andi Offset, 2006 Djamarah, B, Syaiful & Zain, Aswan. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. 2010. Djamarah, B, Syaiful. Prestasi Belajar dan Kompetensi Guru. Surabaya: Usaha Nasional. 1994. Djamarah, Syaiful Bahri, Guru dan Anak Didik Dalam Interaksi Edukatif, Cet.III, Jakarta, Rineka Cipta, 2005 J.J. Hasibuan dan Moedjiono, Proses Belajar Mengajar, Cet. VI, Bandung; PT Remaja Rosdakarya, 1995 Margono, Metode Penelitian Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2003 Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2001 Mulyasa, Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan Menyenangkan Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005 Munandar, S.C.Utami, Krerativitas & Keberbakatan Strategi Mewujudkan Potensi Kreatif & Bakat, Jakarta, PT Gramedia Pustaka Utama, 1999. Naim Ngainun, Menjadi Guru Inspiratif Memberdayakan Dan Mengubah 24

Jalan Hidup Siswa Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2011 Naim, Ngainun, Rekonstruksi Pendidikan Nasional Membangun Paradigma yang Mencerahkan (Yogyakarta: Teras, 2009 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan Bandung: Remaja Rosdakarya, 2004. Kasmadi dan Nia Siti Sunariah, Panduan Modern Penelitian Kuantitatif, Bandung: Alfabeta, 2013 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta, 2013 Darajat, Zakiyah. Metodik Khusus Pengajaran Agama Islam. (Jakarta: Bumi Aksara, 2008 25