ANALISIS KINERJA KEUANGAN PT. XL Axiata Tbk DENGAN MENGGUNAKAN ANALISA RASIO LIKUIDITAS, SOLVABILITAS DAN PROFITABILITAS (Periode 2012-2014) LAILA NURRAHMAWATI 24213912 Dosen Pembimbing : Supiningtyas Purwaningrum SE.,MM
LATAR BELAKANG Saat ini dunia perekonomian sedang mengalami penurunan yang diakibatkan banyaknya perusahaan yang gulung tikar pada akhirnya terjadi pemecatan pegawai. Perusahaan yang mengalami kebangkrutan tentu ada sebabnya. Sebabnya ialah perusahaan tidak mampu mendapatkan laba sesuai target yang diinginkan. Untuk mengatasi hal tersebut, perusahaan harus membuat laporan keuangan dalam satu periode, untuk mengetahui informasi yang menyangkut posisi keuangan, kinerja, serta perubahan posisi keuangan. Salah satu cara untuk menilai kinerja keuangan pada saat ini adalah dengan cara menganalisis laporan keuangan perusahaan. Alat analisis yang sering digunakan adalah rasio keuangan, Analisis rasio ini mencakup rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. Analisis rasio dapat memberikan penilaian terhadap kinerja keuangan perusahaan. Dalam hal ini perusahaan yang dimaksud adalah PT. XL Axiata Tbk, merupakan perusahaan telekomunikasi terkemuka di Indonesia dan menjadi perusahaan go public yang telah terdaftar di Bursa Efek Indonesia, serta memiliki kinerja perusahaan yang berfluktuasi.
Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang permasalahan di atas maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah Bagaimana Kinerja Keuangan PT. XL Axiata Tbk pada tahun 2012-2014 jika ditinjau dari Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas. Batasan Masalah Dikarenakan luasnya masalah yang akan diteliti, maka penulis akan membatasi penelitian ini hanya pada Tingkat Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas perusahaan, dengan menggunakan Laporan Keuangan yaitu Laporan Neraca dan Laporan Laba Rugi perusahaan yang berada pada kisaran tahun 2012-2014. Tujuan Penelitian Penulis ingin mengetahui Kinerja Keuangan pada PT. XL Axiata Tbk ditinjau dari Rasio Likuiditas, Solvabilitas dan Profitabilitas.
Objek Penelitian Objek yang penulis ambil dalam penelitian ini adalah PT. XL Axiata Tbk yang beralamat di Jl. DR. Gde Anak Agung Lot E4-7 No. 1 Jakarta Selatan. Jenis dan Sumber Data Penelitian ini menggunakan jenis data sekunder karena data yang diperoleh atau dikumpulkan peneliti adalah data bersumber dari Bursa Efek Indonesia (BEI) dan juga data yang diambil dari berbagai sumber yang telah ada. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dilakukan adalah sebagai berikut : 1. Studi Pustaka, yaitu melakukan telaah, eksplorasi, dan mengkaji berbagai pustaka yang relevan dengan penelitian. 2. Dokumentasi, yaitu dengan mencari dan mengumpulkan data-data dari Pojok Bursa Efek Indonesia (BEI). Data yang dikumpulkan berupa laporan keuangan PT. XL Axiata Tbk periode tahun 2012-2014.
Pembahasan Rasio Likuiditas 1. Current Ratio Tahun Aset Lancar Hutang Lancar Current Ratio 2012 3.658.985 8.739.996 41,8% 2013 5.844.114 7.931.046 73,6% 2014 13.309.762 15.398.292 86,4%. Berdasarkan hasil perhitungan current rasio pada tahun 2012-2014, diperoleh data bahwa pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 31,8% disebabkan oleh adanya kenaikan aktiva lancar sebesar Rp. 2.185.129 dan turunnya hutang lancar sebesar Rp.808.950.Sedangkan pada tahun 2013 ke tahun 2014 mengalami kenaikan sebesar 12,8% disebabkan karena naiknya aktiva lancar sebesar Rp. 7.465.648 dan hutang lancar sebesar Rp.7.467.246.
2. Quick Ratio Tahun Aset Lancar Persediaan Hutang Lancar Quick Ratio 2012 3.658.985 49.807 8.739.996 41,2% 2013 5.844.114 49.218 7.931.046 73% 2014 13.309.762 77.237 15.398.292 85,9% Berdasarkan hasil perhitungan quick ratio pada tahun 2012-2014, diperoleh data bahwa tingkat quick ratio pada tahun 2012 ke tahun 2013 mengalami kenaikan sebesar 31,8 % disebabkan oleh adanya kenaikan aktiva lancar sebesar Rp. 2.185.129 dan adanya penurunan hutang lancar sebesar Rp. 808.950 pada tahun 2013. Pada tahun 2013 ke tahun 2014 juga mengalami kenaikan sebesar 12,9 % disebabkan karena naiknya aktiva lancar sebesar Rp. 7.465.648 dan hutang lancar sebesar Rp.7.467.246.
Rasio Solvabilitas 1. Debt to Asset Ratio Tahun Jumlah Hutang Jumlah Aktiva Debt to Asset 2012 20.085.669 35.455.705 56,65% 2013 24.977.479 40.277.626 62,0% 2014 49.745.863 63.706.488 78,0% Berdasarkan hasil perhitungan debt to assets ratio pada tahun 2012-2014, diperoleh data bahwa tingkat debt to assets ratio dari tahun 2012 sampai 2014 mengalami kenaikan sebesar 5,4% di tahun 2013 dan 16% di tahun 2014, hal ini disebabkan karena adanya peningkatan total hutang lancar sebesar Rp. 29.660.194 dari tahun 2012-2014 dan meningkatnya pula total aktiva sebesar Rp. 28.250.783 dari tahun 2012-2014.
2. Debt to Equity Ratio Tahun Jumlah Hutang Modal Debt to Equity 2012 20.085.669 15.370.036 130,6% 2013 24.977.479 15.300.147 163,2% 2014 49.745.863 13.960.625 356,3% Berdasarkan hasil perhitungan debt to equity ratio pada tahun 2012-2014, diperoleh data bahwa tingkat debt to equity ratio dari tahun 2012 sampai 2014 mengalami kenaikan sebesar 32,6% di tahun 2013 dan 193,1% di tahun 2014. hal ini disebabkan karena adanya peningkatan total hutang sebesar Rp. 29.660.194 dari tahun 2012-2014 dan meningkatnya pula total ekuitas sebesar Rp.1.409.411 dari tahun 2012-2014.Terjadinya kenaikan tingkat debt to equity ratio pada tiga tahun terakhir ini, menggambarkan bahwa perusahaan memiliki total hutang lebih besar dimana kewajiban jangka pendek serta jangka panjang yang harus dibayar perusahaan melebihi kekayaan perusahaan atau total modalnya.
Rasio Profitabilitas 1. Gross Profit Margin Tahun Laba Kotor Penjualan Gross Profit Margin 2012 3.751.421 20.969.806 17,8% 2013 1.389.667 21.265.060 6,5% 2014 (1.069.786) 23.460.015 (4,5%) Gross profit margin Pada tahun 2012 menunjukkan angka rasio sebesar 17,8% dimana angka tersebut menggambarkan besarnya laba yang diperoleh dari hasil penjualan. Dan di tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 6,5%. Dan juga pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi -4,5% dikarenakan ada biaya keuangan yang mencapai Rp.1.597.626 sehingga perusahaan tidak mendapatkan laba pada tahun 2014.dikarenakan perusahaan mengalami kerugian..
2. Net Profit Margin Tahun Laba Bersih Penjualan Net Profit Margin 2012 2.743.915 20.969.806 13% 2013 1.055.965 21.265.060 4,9% 2014 (917.315) 23.460.015 (3,9%) Perhitungan net profit margin pada tahun 2012 menunjukkan angka rasio menunjukkan angka rasio sebesar 13% dimana angka tersebut menggambarkan besarnya laba bersih yang diperoleh dari hasil penjualan. Pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 4,9% penurunan ini disebabkan oleh laba bersih yang menurun dibanding penjualan. Dan juga pada tahun 2014 mengalami penurunan menjadi -3,9% dikarenakan karena ada biaya keuangan yang mencapai Rp.1.597.626 sehingga perusahaan tidak mendapatkan laba pada tahun 2014.
3. Return on Investment Tahun Laba Bersih Return On Total Aktiva setelah pajak Investment 2012 2.743.915 35.455.705 7,7% 2013 1.055.965 40.277.626 2,6% 2014 (917.315) 63.706.488 (1,4%). Hasil Return of Investment dengan membagi laba bersih setelah pajak dengan total aktiva perusahaan tiap tahunnya, menunjukkan angka rasio 7,7% pada tahun 2012. Pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 2,6%, dan pada tahun 2014 juga mengalami penurunan menjadi -1,4% dikarenakan ada biaya keuangan yang mencapai Rp.1.597.626 sehingga perusahaan tidak mendapatkan laba pada tahun 2014.
4. Return on Equity Tahun Laba Bersih Modal Sendiri Return On Equity 2012 2.743.915 15.370.036 17,8% 2013 1.055.965 15.300.147 6,9% 2014 917.315 13.960.625 6,5% Hasil Return on equity dengan membagi laba bersih dengan modal sendiri perusahaan tiap tahunnya, menunjukkan angka rasio sebesar 17,8% pada tahun 2012. Pada tahun 2013 mengalami penurunan sebesar 6,9%, dan pada tahun 2014 juga mengalami penurunan menjadi -6,5% dikarenakan perusahaan mengalami kerugian. Penurunan ini disebabkan oleh laba yang dihasilkan perusahaan lebih kecil dibanding dengan modal yang dikeluarkan oleh perusahaan.
Kesimpulan Kesimpulan yang dapat disampaikan dari penelitian ini adalah Rasio likuiditas perusahaan secara keseluruhan dari tahun 2012-2014 belum likuid atau masih illikuid. Hal ini mencerminkan bahwa kemampuan perusahaan untuk membayar kewajiban jangka pendek belum tepat waktu. Dikatakan illikuid karena belum mencapai standar normal rasionya yaitu current ratio sebesar 200% dan quick ratio 100%. Lalu pada Rasio solvabilitas perusahaan secara keseluruhan dari tahun 2012-2014 dilihat dari debt to asset ratio dalam keadaan solvable, dikatakan solvable karena tidak melebihi standar rasionya yaitu <100%. Sedangkan dari debt to equity ratio tidak solvable karena melebihi standar normalnya yaitu <100%. Hal ini dapat dilihat bahwa keadaan modal perusahaan tidak cukup menjamin hutang yang diberikan kreditur. Dan jika dilihat dari Rasio profitabilitas perusahaan secara keseluruhan dari tahun 2012-2014 dalam keadaan tidak baik dan terus mengalami pernurunan. Hal ini dapat dilihat bahwa perusahaan tidak dapat memenuhi kewajibannya untuk menghasilkan laba.