BAB V PEMBAHASAN 5.1 Temuan Utama 5.1.1 Manfaat Pada penelitian ini, penulis membuat skenario menjadi 3 (tiga) beserta manfaatnya, yaitu sebagai berikut: Skenario A Skenario A atau Pengurangan Sampah (Reduce), bermanfaat sampah menjadi cepat berkurang karena proses pembakaran. Skenario B Skenario B atau Pemanfaatan Kembali (Reuse), bermanfaat untuk mendukung adanya pemberdayaan sampah melalui pembuatan pupuk kompos untuk tanaman. Skenario C Skenario C atau Pendaurulang Kembali (Recycle) bermanfaat dari sampah plastik menjadi bahan-bahan yang bisa digunakan. Misalnya: mendaurulang sampah. 5.1.2 Alternatif Kebijakan Pada penelitian ini, alternatif kebijakan yang diperoleh dari 3 (tiga) skenario yaitu diantaranya: Skenario A Alternatif kebijakan skenario A atau Pengurangan Sampah (Reduce) dengan Pembakaran melalui alat incenerator. Skenario B Alternatif kebijakan skenario B atau Pemanfaatan Kembali (Reuse), Melalui hasil dari pembakaran sampah. 130
Skenario C Alternatif kebijakan skenario C atau Pendaurulang Kembali (Recycle) yaitu dengan mendaurulang sampah plastik yang tidak bisa dibakar melalui incenerator. 5.1.3 Model Dinamik Reduce (Pengurangan) Reuse (Pemanfaatan Kembali) Recycle (Pendaurulang Kembali) Gambar 5. 1 Model Dinamik 3R Sumber: Pengolahan Data, 2016 5.1.4 Upaya Perbaikan Setelah mendapatkan akar permasalahan dari berbagai masalah yang ada, penulis memberikan usulan perbaikan sesuai dengan permasalahannya yang ada. Berikut adalah usulan perbaikannya: Tabel 5. 1 Hasil Analisa Usulan Perbaikan No Penyebab Masalah Akar Permasalahan Usulan Perbaikan Keterangan 1 Kurang banyaknya tong sampah Banyaknya sampah dipinggir pantai Membuang sampah dipantai Memiliki tong sampah disetiap tempat yang dipadati penduduk Dampak lingkungannya adalah menjadi lebih asri, nyaman, dan indah 2 Kurangnya Kapasitas Gerobak Motor. Banyaknya sampah yang tidak diangkut. Kurangnya gerobak sampah. Penambahan gerobak Penambahan jumlah ritasi Dampak finansialnya adalah penambahan biaya dalam pembelian gerobak sampak baru. 131
No Penyebab Masalah Tabel 5.2 (Lanjutan) Akar Usulan Perbaikan Permasalahan Keterangan 3 Kapasitas Banyaknya Kurang Adanya pemisahan Dampak sosialnya TPS masih tumpukan luasnya TPS sampah organik, adalah masyarakat kurang luas sampah di non organik dan merasakan TPS yang B3 di TPS. kenyamanan belum dimana tidak ada terangkut sampah yang berserakan dijalanan saat adanya angina bertiup kencang. 4 Sistem Banyaknya Lamanya Pengumpulan sampah waktu yang pengambilan ditampung sampah dari di TPS TPS ke rute pengelolaan Sumber: Pengolahan data, 2016 Terjadwalnya waktu pengambilan sampah dari TPS ke rute pengelolaan - Beberapa masalah sudah dilakukan perbaikan. Berikut adalah penjelasan detail tentang permasalahan yang ada dan solusi perbaikannya: 5.1.1 Penyebab : Kurang banyaknya tong sampah Masalah : Banyaknya sampah dipinggir pantai Akar Permasalahan : Membuang sampah dipantai Usulan Perbaikan : Memiliki tong sampah disetiap tempat yang dipadati penduduk Kasus : Jumlah penduduk antara laki-laki dan perempuan pada tahun 2014 sebesar 4.584 orang merupakan jumlah penduduk terkecil, sedangkan untuk jumlah penduduk terbesar diasumsikan pada tahun 2033 mencapai.6678 orang. Dengan satuan timbulan sampah yang dihasilkan 132
perhari adalah berkisar 2,5 liter/orang/hari atau 0,4-0,5 kg/orang/hari. Dengan susunan sampah yang bersumber, antara lain: tanah galian, sampah dari pemukiman, sampah dari kegiatan pembangunan, sampah dari perdagangan, dan sampah khusus/berbahaya. 5.1.2 Penyebab : Kurangnya kapasitas Gerobak Motor Masalah : Banyaknya sampah yang tidak diangkut Akar Permasalahan : Kurangnya gerobak sampah Usulan Perbaikan : Penambahan gerobak dan Penambahan jumlah rit Kasus : Pada tahun 2014 memiliki 4 gerobak bermotor dengan ukuran, volume gerobak yang sama. Pada tahun 2033 memiliki 6 gerobak. Untuk rata-rata rit gerobak perhari yaitu 2 kali. Sedangkan untuk rata-rata volume gerobak yaitu 1,5 m 3 5.1.3 Penyebab : Kapasitas TPS masih kurang luas Masalah : Banyaknya tumpukan sampah di TPS yang belum terangkut Akar Permasalahan : Kurang luasnya TPS Usulan Perbaikan : Perluasan TPS atau perbaikan pengelolaan Kasus : Kapasitas TPS pada tahun 2014 berkisar 4.584 : 1 4.584; dan untuk pada tahun 2033 berkisar 6.678 : 1. 5.1.4 Penyebab : Sistem Pengumpulan Masalah : Banyaknya sampah yang ditampung di TPS Akar Permasalahan : Lamanya waktu pengumpulan sampah dari TPS ke rute pengelolaan Usulan Perbaikan : Terjadwalnya waktu pengumpulan sampah dari TPS ke rute pengelolaan Kasus : rute pengelolaan yang terlalu lama waktunya antara TPS ke penampungan akhir, sehingga banyaknya sampah yang 133
menumpuk di TPS. Dari perhitungan, didapatkan rute pengelolaan sampah tahun 2014 800 m 3 /hari; sedangkan pada tahun 2033 800 m 3 /hari. Manfaat yang didapat dalam pengelolaan sampah, antara lain: penghematan sumber daya alam, penghematan energi, penghematan lahan TPA, lingkungan asri (bersih, sehat, nyaman), dan mengurangi pencemaran. 5.1.5 Hasil Perhitungan Dengan Penambahan Ritasi Tabel 5. 3 Data Gerobak Sampah Dengan 3 Ritasi No Jenis Gerobak Ukuran Gerobak (m) Volume Panjang Lebar Tinggi Gerobak (m 3 ) Ritasi 1 Gerobak Bermotor 1 1,5 1 1 1,5 3x 2 Gerobak Bermotor 2 1,5 1 1 1,5 3x 3 Gerobak Bermotor 3 1,5 1 1 1,5 3x 4 Gerobak Bermotor 4 1,5 1 1 1,5 3x JUMLAH 6 12x Sumber: Pengolahan Data, 2016 Kapasitas rata-rata tiap gerobak (Rata-rata volume gerobak) x (3x Ritasi) (1,5 m 3 ) x (3x) 4,5 m 3 /hari 5 m 3 /hari 1. Jumlah Gerobak yang dibutuhkan dalam 1 kelurahan 2014 2,29 ~ 3 gerobak 2. Jumlah Gerobak yang dibutuhkan dalam 1 kelurahan 2015 2,34 ~ 3 gerobak 134
3. Jumlah Gerobak yang dibutuhkan dalam 1 kelurahan 2016 2,38 ~ 3 gerobak 4. Jumlah Gerobak yang dibutuhkan dalam 1 kelurahan 2017 2,43 ~ 3 gerobak 5. Jumlah Gerobak yang dibutuhkan dalam 1 kelurahan 2018 2,48 ~ 3 gerobak 6. Jumlah Gerobak yang dibutuhkan dalam 1 kelurahan 2019 2,53 ~ 3 gerobak 7. Jumlah Gerobak yang dibutuhkan dalam 1 kelurahan 2020 2,58 ~ 3 gerobak 8. Jumlah Gerobak yang dibutuhkan dalam 1 kelurahan 2021 2,63 ~ 3 gerobak 135
9. Jumlah Gerobak yang dibutuhkan dalam 1 kelurahan 2022 2,69 ~ 3 gerobak 10. Jumlah Gerobak yang dibutuhkan dalam 1 kelurahan 2023 2,74 ~ 3 gerobak 11. Jumlah Gerobak yang dibutuhkan dalam 1 kelurahan 2024 2,79 ~ 3 gerobak 12. Jumlah Gerobak yang dibutuhkan dalam 1 kelurahan 2025 2,85 ~ 3 gerobak 13. Jumlah Gerobak yang dibutuhkan dalam 1 kelurahan 2026 2,91 ~ 3 gerobak Kesimpulan yang didapat pada perhitungan diatas adalah bahwa untuk mengurangi jumlah penumpukan sampah di TPA, bisa menggunakan gerobak tambahan yang sesuai dengan perhitungan di atas. Atau bisa juga dengan menambahkan jumlah ritasinya, yang semula 2 ritasi menjadi 3 ritasi. 136
Untuk membuat model dinamik terhadap kemungkinan beberapa skenario penanggulangan sampah yaitu dengan menggunakan 4 (empat) skenario yang akan dijelaskan pada penjelasan selanjutnya yaitu 5.2 skenario penanggulangan sampah 5.1.6 Perbandingan Antara 2 Ritasi dengan 3 Ritasi No Tahun Tabel 5. 4 Data Gerobak Sampah Antara 2 Ritasi Dengan 3 Ritasi TPS Timbulan Sampah (m3/hari) Sistem Pengumpulan (m3/hari) Jumlah Gerobak 2 Ritasi 3 Ritasi 2 Ritasi 3 Ritasi 1 2014 4584 11.46 800 1200 4 3 2 2015 4676 11.69 800 1200 4 3 3 2016 4769 11.92 800 1200 4 3 4 2017 4865 12.16 800 1200 4 3 5 2018 4962 12.40 800 1200 4 3 6 2019 5061 12.65 800 1200 4 3 7 2020 5162 12.91 800 1200 4 3 8 2021 5266 13.16 800 1200 4 3 9 2022 5371 13.43 800 1200 4 3 10 2023 5478 13.70 800 1200 5 3 11 2024 5588 13.97 800 1200 5 3 12 2025 5700 14.25 800 1200 5 3 13 2026 5814 14.53 800 1200 5 3 14 2027 5930 14.82 800 1200 5 3 15 2028 6048 15.12 800 1200 5 4 16 2029 6169 15.42 800 1200 5 4 17 2030 6293 15.73 800 1200 5 4 18 2031 6419 16.05 800 1200 5 4 19 2032 6547 16.37 800 1200 5 4 20 2033 6678 16.70 800 1200 6 4 Sumber: Pengolahan Data, 2016 137
Dapat dilihat pada table 5.4 bahwa jumlah ritasi dapat mempengaruhi jumlah gerobak. Diasumsikan jika pada tahun 2033, diharuskan menambahkan 1 gerobak motor lagi pada ritasi 2, dengan total gerobak sebanyak 6. Atau alternative lain di tahun 2033 dengan menambahkan 1 ritasi lagi, dengan total ritasi sebanyak 3 dan total gerobaknya adalah 4. Ini membuktikan bahwa penambahan ritasi sangat membantu dalam segi nilai ekonomis, karena tidak memerlukan biaya yang lebih besar jikalau membeli gerobak motor baru. Nilai ekonomis dari penggunaan kembali (reuse) misalnya saja sampah yang telah dibakar menggunakan incenerator, abu dari pembakaran bisa digunakan menjadi pupuk untuk tanaman. Nilai ekonomis dari produk daur ulang (recycle) misalnya saja sampah plastik bisa didaur ulang menjadi produk tas. 5.1.7 Skenario Pengolahan Sampah Uraian dibawah ini mempunyai 4 (empat) skenario pengelolaan sampah di pulau tidung, yaitu diantaranya : 1. Skenario A Skenario A merupakan kombinasi antara tingginya perhatian pemerintah melalui peraturan pemerintah yang mendukung kebijakankebijakan adanya pemberdayaan sampah melalui pembakaran sampah melalui incenerator. Seiring dengan pertambahan jumlah penduduk yang menjadi faktor pendukung bertambahnya jumlah sampah yang semakin meningkat pada tahun 2014 sampai dengan 2033 maka tahun 2033 adalah puncaknya momentum yang bisa mendukung adanya penambahan ritasi, tentunya dengan didukung oleh faktor-faktor yang berpengaruh diatas untuk mendukung program tersebut bisa berjalan. 138
2. Skenario B Skenario B merupakan kombinasi tingginya perhatian pemerintah melalui peraturan pemerintah yang mendukung kebijakan-kebijakan adanya pemberdayaan sampah melalui pembuatan pupuk kompos untuk tanaman dari sisa-sisa abu pembakaran sampah menggunakan incinerator di pulau tidung, meskipun komitmen pemerintah tinggi lemahnya permintaan akan pembuatan pupuk kompos yang rendah akan sangat berpengaruh terhadap pelaksanaan pengembangan penjualan pupuk kompos yang ada di pulau tidung. 3. Skenario C Skenario C merupakan kombinasi pendaurulang sampah plastik menjadi bahan-bahan yang bisa digunakan. Misalnya saja pada tas. Karena pendaurulang sampah plastik dapat menguntungkan baik oleh pemerintah ataupun pihak pengrajin yang mendaurulang sampah sehingga dapat bermanfaat dan mendapatkan pemasukan dana untuk pemerintah setempat. Contohnya pada pengelolaan sampah di pulau tidung masih menimbulkan konflik karena keberadaannya yang dekat dengan pemukiman sehingga akan sangat tidak menguntungkan bagi pihak warga yang dilalui oleh becak motor pengangkut sampah. Dan saat angin bertiup kencang, sampah yang berada di TPS berhamburan sampai keluar TPS, yang dimana menjadikan tempat tersebut menjadi tidak asri dan tidak enak dipandang oleh mata. 139
5.2 Perbandingan Dengan Penelitian Sebelumnya Tabel 5. 5 Perbandingan Dengan Penelitian Sebelumnya No Penelitian Sebelumnya Penelitian Penulis 1 Objek yang akan disimulasikan Objek yang akan disimulasikan adalah pengelolaan samoah di adalah pengelolaan samoah di Pulau daerah perkotaan Tidung, Kepulauan Seribu 2 Simulasi menggunakan software Simulasi menggunakan software powersim powersim 3 Hasil simulasi menggunakan 3 Hasil simulasi menggunakan 3 Rit model 4 Diagram causal loop menggunakan jumlah penduduk, TPS dan TPA Diagram causal loop menggunakan jumlah penduduk, timbulan sampah, TPS dan Sistem Pengumpulan Sumber: Pengolahan Data, 2016 5.3 Implikasi Industri Tabel 5. 6 Implikasi Idustri Skenario A Skenario B Skenario C Manfaat Sampah menjadi Mendukung adanya Mendaurulang sampah cepat berkurang pemberdayaan plastik menjadi bahanbahan karena proses sampah melalui yang bisa pembakaran. pembuatan pupuk digunakan. Misalnya: kompos untuk mendaurulang tanaman sampah. Alternatif Pembakaran Melalui hasil dari Mendaurulang sampah melalui alat pembakaran plastik yang tidak bisa incenerator sampah dibakar melalui incenerator Sumber: Pengolahan Data, 16 140
Reduce (Pengurangan) Model 3R Reuse (Pemanfaatan Kembali) Recycle (Pendaurulang Kembali) Gambar 5. 2 Model 3 R Sumber: Pengolahan Data, 2016 Model yang sebaiknya digunakan adalah sekenario B. karena mendukung adanya pemberdayaan sampah melalui pembuatan pupuk kompos untuk tanaman karena hasil dari pembakaran sampah melalui alat incinerator bisa dimanfaatkan kembali untuk pembuatan pupuk kompos. Dampak yang ditimbulkan jika masyarakat masih membuang sampah sembarangan padahal telah disediakannya banyak tempat sampah, antara lain: 1. Menimbulkan bau yang tidak sedap (bau busuk). Di pulau tidung, sampah yang berserakan, jelas berpengaruh ketika orang sedang beristirahat sambil menikmati alam. Hal ini diakibatkan bau yang timbul dari sampah tersebut. 2. Dapat Menyebabkan Banjir. Sampah yang setiap harinya kita buang di pinggir laut dan selokan, walaupun hanya sedikit, tapi lama kelamaan akan menumpuk dan mengakibatkan penumpukan di gorong-gorong dan pinggir laut. 3. Menimbulkan Penyakit. Sampah yang menumpuk tanpa ada tindakan selanjutnya, akan mengalami pembusukan dan menjadi sarang nyamuk untuk bertelur, sehingga yang dirugikan masyarakat itu sendiri. Penyakit yang ditimbulkan yaitu demam berdarah, gangguan pernapasan, gatal-gatal dll. 141
4. Dapat mencemari Air Laut. Sampah yang dibuang di laut mengakibatkan pencemaran air, baik dari warna, bau dan rasa dari air tersebut. Adapun sampah yang dibuang ke laut ini dampaknya sangat besar dan sangat merugikan bagi masyarakat, antara lain: Mencemari air laut Mengganggu ekosistem laut Pantai yang bersih dan terlihat indah akan menjadi kotor akibat sampah tersebut. 5.4 Keterbatasan Penelitian Pada saat proses pengambilan data dilakukan di Kepulauan Seribu. Model yang digunakan dan metode sistem dinamik yang diterapkan sudah tepat. Faktorfaktor yang tidak dibahas dalam penelitian ini dianggap tidak mempengaruhi hasil penelitian antara lain, kondisi ekonomi dan sosial masyarakat. Keterbatasan pada penelitian ini adalah terletak pada sistem pengumpulannya yang masih kurang baik. Karena pada saat angin bertiup kencang, maka sampah-sampah yang berada pada tempat penampungan berterbangan keluar. Sehingga lingkungan sekitar tempat penampungan menjadi kurang enak dilihat. 142