BAB V KESIMPULAN DAN SARAN Dari hasil penelitian dan pembahasan sebelumnya, maka didapatkan hasil kesimpulan dan rekomendasi sebagai berikut: A. KESIMPULAN Perkembangan kegiatan pariwisata menimbulkan dampak terhadap kualitas lingkungan fisik di Kawasan Pantai Parangtritis Yogyakarta. Hal ini terlihat dari adanya indikasi berpengaruh terhadap kualitas air, kualitas tanah, kualitas udara, kualitas visual, tata guna lahan dan flora dan fauna. Pada fasilitas pariwisata dan pemukiman warna air tanah jernih, akan tetapi ditemukan terdapat kondisi air yang sudah payau. Air tanah di Pantai Parangtritis terbilang jernih, tidak berbau, dengan PH yang normal, total zat terlarut dan kekeruhan yang memenuhi standar. Namun untuk kadar Coliform Total terbilang cukup tinggi. Setiap fasilitas kamar mandi umum pembuangan limbahnya langsung di lubang peresapan disekitarnya. Beberapa fasilitas pembuangan limbah juga langsung diialiri ke anak sungai yang akan menuju ke laut. Warna air perairan relatif jernih dan cenderung berwarna biru kecoklatan dan pada musim hujan sampah (batang pohon, kulit kelapa, dan sampah plastik) terapung di pantai parangtritis. Bahan organik yang terkandung di tanah kawasan sangat rendah yaitu 0.23% dan 0.21%. Kebisingan juga terjadi di pantai ketika menikmati alam dan menikmati kuliner di Parangtritis. Bau Asap Kendaraan, bau kotoran hewan, bau busuk di anak sungai juga dapat dirasakan di kawasan. Payung sewa, motor ATV, dan Kolam anak pada zona sand dunes dan beach ridge terlihat tidak tertata. Para 167
pedagang membuat lapak sendiri dengan tenda payung dan berjualan keliling di zona sand dunes dan beach ridge. Namun pedagang di area ini juga kurang tertata dan pengemasannya kurang menarik. Sudah terdapat bangunan relokasi kios untuk menampung para pedagang namun terlihat mangkrak dan tidak aktif. Pada kawasan pantai banyak sekali ditemukan sampah yang mengganggu visual. Papan nama berukuran besar yang terdapat di Kawasan Pantai penuh dengan coretan tulisan. Dinding pagar di pantai menjadi sasaran vandalism berupa coret-coretan. Terlihat juga spanduk yang keberadaanya mengganggu visual. Ruang terbuka hijau beralih fungsi menjadi pemukiman dan fasilitas wisata dan terkesan kumuh dan tidak terawat. Adanya atraksi kolam anak dan kamar mandi umum yang berada di zona beach ridge yang seharusnya merupakan zona bebas bangunan. Gumuk pasir dan tanaman pandan dibersihkan untuk membuka lahan. Kurangnya vegetasi peneduh di kawasan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kualitas lingkungan fisik dapat dilihat dari kegiatan pariwisata Kawasan Pantai Parangtritis. Kualitas air tanah yang ditemukan sudah payau di beberapa titik sumur diindikasikan dipengaruhi oleh kebutuhan air tanah yang semakin meningkat sehingga pengambilan air tanah dilakukan secara terus-menerus. Kadar Coliform Total terbilang cukup tinggi pada kualitas air tanah di Pantai Parangtritis. Ini menunjukan kualitas sanitasi yang rendah dalam proses pengadaan air. Belum adanya pengawasan dalam pengelolaan air limbah juga berindikasi mempengaruhi kualitas air tanah. Kualitas tanah diindikasi dipengaruhi oleh banyaknya sampah yang menumpuk di Pantai Parangtritis. Sampaj banyak sekali ditemukan di kawasan ini sehingga juga sangat mempengaruhi kualitas visual. Sampah berasal 168
dari para pedagang yang berjualan maupun wisatawan yang membuang sembarangan dikarenakan fasilitas sampah yang kurang. Selain itu, sampah juga mempengaruhi kualitas udara. Sampah yang berada di anak sungai khususnya menimbulkan bau yang mengganggu. Sampah yang dibawa oleh sungai merupakan sampah pariwisata, sampah rumah tangga maupun sampah kiriman dari pemukiman di luar Kawasan Pantai Parangtritis. Perubahan tata guna lahan terjadi di Pantai Parangtritis. Bangunan yang dulunya banyak ditemukan di area zona sempadan pantai yaitu zona sand dunes dan beach ridge sekarang sudah jarang ditemukan. Akan tetapi masih ada atraksi tambahan yang penataannya masih kurang dan manajemen pengelolaan atraksi yang diindikasikan masih rendah. Fasilitas kamar mandi umum yang ditemukan di zona beach ridge yang seharusnya merupakan zona bebas bangunan. Kondisi flora dan fauna juga berkurang dengan adanya pembebasan lahan untuk pemukiman maupun komersil. Akan tetapi kondisi flora dan fauna di kawasan pantai parangtritis masih terbilang belum terancam keberadaannya. Kualitas lingkungan fisik di Kawasan Pantai Parangtritis Yogyakarta tidak hanya semata-mata merupakan pengaruh dari dampak kegiatan pariwisata. Kualitas lingkungan fisik di Kawasan Pantai Parangtritis Yogyakarta selain dipengaruhi oleh kegiatan pariwisata juga diindikasikan dipengaruhi oleh dampak aktivitas manusia di luar Kawasan Pantai Parangtritis. Terlihat dari sampah yang terdapat di Pantai Parangtritis bukan hanya merupakan sampah pariwisata melainkan sampah rumah tangga yang berasal dari pemukiman di luar Kawasan Pantai Parangtritis. 169
Destinasi wisata seharusnya memegang konsep berkelanjutan (sustainable tourism) yaitu memperhitungkan dampak sosial, ekonomi dan khususnya dampak lingkungan. Apabila kondisi lingkungan fisik ini dibiarkan terus menerus seperti ini maka destinasi wisata ini dikhawatirkan tidak akan bertahan lama. Kepariwisataan diharapkan dapat bertahan seterusnya ( sustainable) bagi keberlangsungan masyarakat setempat (for the benefit of local people). B. REKOMENDASI DAN SARAN 1. Rekomendasi Berdasarkan hasil analisis dan kesimpulan diatas, maka strategi yang dilakukan untuk mengurangi dampak dari kegiatan pariwisata terhadap kualitas lingkungan fisik Kawasan Pantai Parangtritis Bantul Yogyakarta adalah sebagai berikut: a. Penataan kembali zona sanddunes, beach ridge, dan backswamp baik itu atraksi maupun fasilitas wisata di Kawasan Pantai Parangtritis; b. Pengurangan atau pemindahan pemompaan air bawah tanah di Kawasan Pantai Parangtritis kearah lebih utara yang bebas dari pencemaran; c. Penggunaan mata air pegunungan sebagai sumber mata air baru untuk Kawasan Pantai Parangtritis; d. Pengelolahan limbah ke dalam tangki septik dibuat menjadi beberapa cluster pengolahan dan pembuangan limbah secara terpadu; e. Persampahan terpusat, penyediaan fasilitas sampah dan pemberdayaan masyarakat dalam pengolahan sampah agar tidak mencemari air tanah, perairan, kualitas tanah, dan mengganggu visual di Pantai Parangtritis; 170
f. Pengendalian, pengontrolan, dan pengawasan dalam pemanfaatan ruang di Kawasan Pantai Parangtritis; g. Sistem parkir yang digunakan pada kawasan sistem kantong parkir yang memisahkan pejalan kaki dengan kendaraan sehingga kenyaman pejalan kaki dan wisatawan dapat terjamin; h. Mengaktifkan kembali bangunan relokasi kios agar dapat menampung para pedagang dengan membuat semacam anchor tenants dan menggunanakn strategi Marketing Mix 4P; i. Penyedian media untuk informasi maupun iklan didepan pintu masuk maupundi daerah Boulevard (street furniture); j. Penanaman pohon (kelapa dan cemara) sebagai pemecah kecepatan angin, peneduh dan penunjuk arah di Area Beach Ridge (Buffer) dan Backswamp; k. Pengembangan kawasan menggunakan konsep yang lebih sustain (berkelanjutan). 171
a.. Penataan Infrastruktur Penyediaan Air Kawasan Pantai Parangtritis Sumber Mata Air Gravitasi Distribusi Distribusi Water Tank Gravitasi Gambar 5. 1 Penyediaan infrastuktur air dari sumber mata air pegunungan Sumber: Analisis Penulis, 2016 172
b.. Penataan Infrastruktur Pembuangan Limbah Kawasan Pantai Parangtritis Bak yang dilengkapi dengan filter dan terbuat dari beton Pembuangan limbah yang sudah diolah Pengolahan limbah cluster 1 Gravitasi Pengolahan limbah cluster 2 Pengolahan limbah cluster 3 Gravitasi Gambar 5. 2 Pembuangan limbah kawasan dengan IPAL terpadu Sumber: Analisis Penulis, 2016 173
c. Penataan Infrastruktur Sampah Kawasan Pantai Parangtritis TPA Penyediaan Fasilitas Sampah di Warung Makan, Hotel maupun Pemukiman Kawasan Pantai Parangtritis. Pengoptimalan Bank Sampah TPS Perangkap Sampah Penyediaan Fasilitas Sampah di Sepanjang Jalan Kawasan Pantai Parangtritis (Plastik, Organik & Anorganik) Jarak antar tempat sampah adalah 20 meter. Gambar 5. 3 Fasilitas Sampah Sumber: Analisis Penulis, 2016 174
d. Penataan Kawasan Pantai Parangtritis Penyediaan Media Informasi Sumber: http://pixhder.com/signboard+design Mengaktifkan kembali bangunan kios yang mangkrak dengan anchor tenants (seperti Produk Dagadu & Mirota) dan menggunakan strategi Marketing Mix 4P Penataan Parkir Sumberhttp://static.panoramio.com/ photos/large/89855959.jpg Atraksi Agro Sumber: http://2.bp.blogspot.com/- DSnmIXGP1r8/VLYF8sZlbUI/ AAAAAAAAhZA/eQWAfdP46Kw/s1600/menanam% 2Bpadi.jpg Taman Sumber: https://direlunghati.wordpress.com /2012/07/20/perjalanan-ke-lyudao/ http://www.inthelooptravel.com/uploads /2/4/5/8/24580553/5172523_orig.jpg Jalur Andong Area Motor ATV Sumber: http://www.wakebaliadventure.com /gallery/wake_07_home.jpg Kolam Anak Sumber: https://surgaliburan.wordpress.com /2015/10/03/air-sanih-singaraja-bali/ Penanaman pohon sebagai pemecah angin dan peneduh Kawasan Bebas Kendaraan https://imagesus-ssl.homeaway.com/mda01/ Gambar 5. 4 Penataan Kawasan Pantai Parangtritis Sumber: Analisis Penulis, 2016 175
2. Penelitian lebih lanjut Penelitian ini merupakan penelitian awal untuk mengetahui dampak kegiatan pariwisata terhadap kualitas lingkungan fisik di Kawasan Pantai Parangtritis Yogyakarta. Berdasarkan temuan dan hasil penelitian ini masih banyak aspek-aspek maupun fenomena yang menarik untuk diteliti lebih lanjut. Dari hasil penelitian ini dapat direkomendasikan isu-isu menarik yang bisa diteliti lebih lanjut antara lain: 1. Pengaruh Pariwisata Terhadap Kualitas Air Tanah di Kawasan Pantai Parangtritis Yogyakarta. 2. Peran Masyarakat Dalam Penanggulangan Degradasi Lingkungan. 3. Konsep Sustainability Dalam Pengembangan Pariwisata Di Pantai Parangtritis. 176