EPIDEMIOLOG KESEHATAN

dokumen-dokumen yang mirip
MEMUTUSKAN. Pertama : Menetapkan Keputusan Pengurus Pusat PAEI tentang Pedoman Pelaksanaan Fasilitasi Permohonan STR EPIDKES Bagi Anggota PAEI

PEDOMAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) PERAWAT INDONESIA. Created By : ASEP SOPARI, SKM, MM, MKM

PEDOMAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (P2KB) TENAGA KESEHATAN MASYARAKAT

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG

Mengingat : Anggaran Dasar Bab IV pasal 8 dan Anggaran Rumah Tangga Bab I, Pasal 1, 2, 3, 5 dan 6

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

BAB 1 PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BUKU LOG DAN BORANG PENGISIAN CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (CPD / P2KB)

SURAT KEPUTUSAN DEWAN PIMPINAN PUSAT PERSATUAN AHLI GIZI INDONESIA Nomor:2284/SK/DPP-PERSAGI/XI/2014 T E N T A N G

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 971/MENKES/PER/XI/2009 TENTANG STANDAR KOMPETENSI PEJABAT STRUKTURAL KESEHATAN

PERATURAN KEPALA ARSIP NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 6 TAHUN 2016 TENTANG PEDOMAN SERTIFIKASI JABATAN FUNGSIONAL ARSIPARIS

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR,

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA,

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Negeri Sipil (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun

Peraturan...

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

2 3. Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 tentang Aparatur Sipil Negara (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara R

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 55 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN PEKERJAAN PEREKAM MEDIS DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

2017, No Universitas Terbuka; Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (Lembaran Negara Republik Ind

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 55 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 16 TAHUN 2017 TENTANG ORGANISASI DAN TATA KERJA UNIVERSITAS TERBUKA

2016, No Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 6 Tahun 2014 tentang Desa (Lembaran Negara R

BUPATI DEMAK PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN BUPATI DEMAK NOMOR 53 TAHUN 2015 TENTANG

BERITA DAERAH KABUPATEN KULON PROGO

BERITA DAERAH KABUPATEN BANJARNEGARA TAHUN 2013 NOMOR 41 SERI E

BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN PERATURAN KEPALA BADAN PENGAWASAN KEUANGAN DAN PEMBANGUNAN NOMOR: PER 1274/K/JF/2010 TENTANG

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA KEPALA BADAN PENGAWAS TENAGA NUKLIR,

2017, No KEP/58/M.PAN/6/2004 tentang Jabatan Fungsional Penggerak Swadaya Masyarakat dan Angka Kreditnya; c. bahwa berdasarkan pertimbangan seb

PEDOMAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) PERAWAT INDONESIA

PERATURAN BERSAMA MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA DAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 36 TAHUN 2013 NOMOR 1/IV/PB/2013

2016, No Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1997 tentang Dokumentasi Perusahaan (Lembaran Negara Republik lndonesia Tahun 1997 Nomor 1

BAKUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIONALAN BERKESINAMBUNGAN. Biro Sertifikasi Insinyur Profesional PII

PERATURAN BUPATI SINJAI NOMOR 38 TAHUN 2013 TENTANG PENGEMBANGAN DAN PEMBINAAN KEMAMPUAN PROFESIONAL PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2 Indonesia Tahun 2014 Nomor 6, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5494); 2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2014 tentang Majelis Permusya

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

MENTERI DALAM NEGERI REPUBLIK INDONESIA

KEPUTUSAN REKTOR UNIVERSITAS INDONESIA NOMOR: 263/SK/R/UI/2004. Tentang PENYELENGGARAAN PROGRAM DOKTOR DI UNIVERSITAS INDONESIA

2018, No Nomor 1473) sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Nomor 6 Tahun 2016 tentang Perubahan atas Per

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 12 TAHUN 2012 TENTANG PENDIDIKAN TINGGI

KEBIJAKAN DAN IMPLEMENTASI JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KEBIJAKAN

- 2 - DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI SOSIAL REPUBLIK INDONESIA,

Keputusan Presiden Nomor 59/P Tahun 2011; MEMUTUSKAN:

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI KELAUTAN DAN PERIKANAN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2014 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN TINGGI DAN PENGELOLAAN PERGURUAN TINGGI

IMPLEMENTASI PERMENPAN NOMOR 38 TAHUN 2014 TENTANG JABATAN FUNGSIONAL ANALIS KETAHANAN PANGAN

KEPUTUSAN KETUA FORMATUR PENGURUS PUSAT PERHIMPUNAN AHLI EPIDEMIOLOGI INDONESIA (PAEI) TAHUN NOMOR: 01/FORMATUR/2013

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI NOMOR 35 TAHUN 2016 TENTANG PENYELENGGARAAN PROGRAM STUDI PROGRAM PROFESI INSINYUR

BUPATI PENAJAM PASER UTARA PROVINSI KALIMANTAN TIMUR PERATURAN BUPATI PENAJAM PASER UTARA NOMOR 13 TAHUN 2017 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BUPATI JEMBER SALINAN PERATURAN BUPATI JEMBER NOMOR 21.1 TAHUN 2013 TENTANG

2 Indonesia Tahun 1999 Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (L

PEDOMAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN (PKB) PERAWAT INDONESIA

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA KEMENTERIAN KESEHATAN SAM MEDIKO LEGAL

- 1 - PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 28 TAHUN 2015 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

PANDUAN P2M STANDAR PENDIDIK DAN TENAGA KEPENDIDIKAN PENGANTAR

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR NUSA TENGGARA BARAT,

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TENAGA AHLI KONSTRUKSI (menurut Perlem no 13 tahun 2014)

PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN TENAGA AHLI KONSTRUKSI (menurut Perlem no 13 tahun 2014) BAPEL Lembaga Pengembangan jasa Konstruksi Nasional

BAKUAN KEGIATAN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN. Badan Pelaksana PKB PII 2018

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI REPUBLIK INDONESIA

PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI NOMOR 5 TAHUN 2012 TENTANG

STANDAR PENYELENGGARAAN PELATIHAN KEPERAWATAN INDONESIA

GUBERNUR JAWA TIMUR PERATURAN GUBERNUR JAWA TIMUR NOMOR 83 TAHUN 2016 TENTANG

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

PENTINGNYA SERTIFIKASI PUSTAKAWAN BAGI PUSTAKAWAN DI PTN/PTS INDONESIA

PERATURAN KEPALA BADAN INFORMASI GEOSPASIAL NOMOR 1 TAHUN 2013 TENTANG TUGAS BELAJAR

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 37 TAHUN 2015 TENTANG PENDAYAGUNAAN TENAGA KESEHATAN KE LUAR NEGERI

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN MENTERI RISET, TEKNOLOGI, DAN PENDIDIKAN TINGGI

TAMBAHAN LEMBARAN NEGARA RI

2014, No Nomor 169, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3890); 2. Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian (Lemb

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA BUPATI BANDUNG BARAT,

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PEKERJAAN UMUM DAN PERUMAHAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA,

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 51 TAHUN 2009 TENTANG PEKERJAAN KEFARMASIAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BERITA NEGARA. KEMENPU-PR. Keprofesian Berkelanjutan. Tenaga Ahli. Konstruksi Indonesia. Pengembangan.

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 52 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN GUBERNUR JAWA TENGAH NOMOR 85 TAHUN 2010 TENTANG TUGAS BELAJAR BAGI PEGAWAI NEGERI SIPIL DI LINGKUNGAN PEMERINTAH PROVINSI JAWA TENGAH

EMBAGA A LEMBAGA ADMINISTRASI NEGARA REPUBLIK INDONESIA

2017, No Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2005 Nomor 157, Tambahan Lembara

MODUL DIKLAT ANALIS KEPEGAWAIAN TIM PENILAIAN ANGKA KREDIT JABATAN ANALIS KEPEGAWAIAN

BORANG UJI-DIRI PROGRAM PENGEMBANGAN PENDIDIKAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN PERDOKLA PERHIMPUNAN DOKTER SPESIALIS KELAUTAN (PERDOKLA)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI NEGARA PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI,

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA

2017, No Pemerintah Nomor 40 Tahun 2010 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah Nomor 16 Tahun 1994 tentang Jabatan Fungsional Pegawai Nege

BUPATI PULANG PISAU PROVINSI KALIMANTAN TENGAH PERATURAN BUPATI PULANG PISAU NOMOR 49 TAHUN 2016 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan matematika merupakan suatu kemampuan dasar yang perlu

2017, No Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2008 Nomor 194, Tambahan Lembaran

GUNA MENGHASILKAN INOVASI UNGGUL

2018, No Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2012 Nomor 158, Tambahan Lemb

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 54 TAHUN 2013 TENTANG PENYELENGGARAAN TUGAS BELAJAR SUMBER DAYA MANUSIA KESEHATAN

MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA DAN REFORMASI BIROKRASI REPUBLIK INDONESIA PERATURAN MENTERI PENDAYAGUNAAN APARATUR NEGARA

17. Peraturan Daerah Kabupaten Tangerang Nomor 08 Tahun 2010 tentang Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Tangerang (Lembaran Daerah Tahun 2010

Transkripsi:

PEDOMAN PROGRAM PENGEMBANGAN KEPROFESIANBERKELANJUTAN (CONTINUING PROFESSIONAL DEVELOPMENT) EPIDEMIOLOG KESEHATAN Pengurus Pusat Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia 2017

Kata Pengantar Epidemiolog kesehatan merupakan salah satu tenaga kesehatan di Indoensia yang berperan menyediakan data dan informasi status kesehatan masyarakat dan determinannya dengan cara-cara epidemiologi. Pada umumnya, Epidemiolog Kesehatan bekerja pada program-program kesehatan masyarakat atau di rumah-sakit rumah sakit. Sampai saat ini, terdapat lebih dari 1500 tenag kesehatan yang menduduki jabatan fungsiooanl kesehatan, yang bertugas di Puskesmas, rumah sakit, dinas kesehatan dan UPT daerah, Kementerian Kesehatan dan UPT-UPTnya. Sebagai tenaga kesehatan, setiap Epidemiolog Kesehatan wajib memiliki surat tanda registrasi Epidemiolog Kesehatan untuk bekerja. STR Epidemiolog Kesehatan tersebut berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang setelah memenuhi persyaratan pengabdian diri sebagai tenaga profesi atau vokasi di bidang epidemiologi dan pemenuhan kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan dan/atau kegiatan ilmiah lainnya di bidang epidemiologi, yang secara teknis diukur dengan besarnya Satuan Kredit Profesi. Salah satu upaya meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai Epidemiolog Kesehatan tersebut adalah dengan menyelenggarakan program pengembangan keprofesian berkelanjutan (Continuing Professional Development, CPD) bagi setiap anggotanya. Kami haturkan terimakasih kepada tim penyusun dan berbagai pihak yang telah bahu membahu menyelesaikan rumusan P2KB Epidemiolog Kesehatan ini. Rumusan P2KB ini masih memerlukan penyempurnaan terus menerus, dan oleh karena itu sangat memerlukan masukan dari berbagai pihak. Jakarta, 22 Juni 2017 Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia Ketua Umum ttd DR. Dr. Hariadi Wibisono, MPH 2

Tim Perumus Editor 1. dr.sholah Imari, MSc 2. dr. Firdaus Rushdy, MPH 3. Abdul Rochim, SKM, MEpid 4. Drs. Mohamad Socheh, MM 5. Siti Khotijah, SKM Kontributor 1. Gandi Kosim, SKM, M.Sc 2. Gunawan Wahyu Nugraha, SKM, M.Kes 3. Dr. dr. Hariadi Wibisono, MPH 4. Masdalina Pane, DrPH 5. Sugito, SKM,M.Kes 6. Sayuti, M.Epid 7. Tanty Lukitaningsih, SKM, M.Kes 8. Dr.dr. Tri Yunis Miko Wahyono, M.Sc 3

Daftar Isi BAB I. PENDAHULUAN... 5 A. Latar Belakang... 5 B. Prinsip Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB)... 5 C. Surat Tanda Registrasi Epidemiolog Kesehatan... 6 BAB II. TUJUAN... 8 A. Tujuan Umum:... 8 B. Tujuan Khusus:... 8 A. Peserta... 9 B. Metode... 9 C. Pokok Kegiatan... 9 1. Jenis Kegiatan... 9 2. Jumlah Nilai Satuan Kredit Profesi... 11 D. Uraian Kegiatan dan Penghitungan Satuan Kredit Profesi... 12 1. Pembelajaran... 12 2. Profesional... 16 3. Pengabdian Masyarakat... 17 4. Publikasi Ilmiah... 18 5. Pengembangan Ilmu dan Teknologi... 19 4

BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia sebagai organisasi profesi kesehatan turut bertanggung jawab dalam menjamin terselenggaranya pelayanan epidemiologi yang bermutu dengan mendorong dan memfasilitasi anggotanya, para Epidemiolog Kesehatan, agar selalu meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan (knowledge), keterampilan (skill), serta sikap (attitude) sehingga dapat menjalankan profesinya dengan baik. Epidemiolog Kesehatan berperan penting dalam upaya penanggulangan masalah kesehatan masyarakat, dengan kemampuannya untuk menyediakan data dan informasi distribusi status kesehatan masyarakat pada suatu populasi tertentu dan determinant-nya berdasarkan kaidah-kaidah epidemiologi, yang memiliki ciri obyektif, terukur, dapat diperbandingkan antar waktu, antar tempat dan antar kelompok-kelompok masyarakat, serta dapat dipertanggungjawabkan. Epidemiolog Kesehatan, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan, dalam menjalankan pekerjaannya wajib memiliki Surat Tanda Registrasi dari lembaga yang berwenang (saat ini MTKI) sesuai peraturan perundangan yang berlaku. Surat Tanda Registerasi Epidemiolog Kesehatan berlaku selama 5 tahun, dan dapat diperpanjang setelah memenuhi persyaratan pengabdian diri sebagai tenaga profesi atau vokasi di bidang epidemiologi dan pemenuhan kecukupan dalam kegiatan pelayanan, pendidikan, pelatihan dan/atau kegiatan ilmiah lainnya di bidang epidemiologi, yang secara teknis diukur dengan besarnya Satuan Kredit Profesi yang ditetapkan oleh lembaga yang berwenang (saat ini MTKI) atas usulan organisasi profesi (saat ini PAEI). Salah satu upaya meningkatkan dan mengembangkan pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai Epidemiolog Kesehatan tersebut adalah dengan menyelenggarakan program pengembangan keprofesian berkelanjutan (Continuing Professional Development, CPD) bagi setiap anggotanya. B. Prinsip Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (P2KB) P2KB epidemiologi bertujuan mempertahankan dan meningkatkan kompetensi seorang Epidemiolog Kesehatan untuk memenuhi tuntutan masyarakat 5

dan tuntutan penyelenggaraan program kesehatan, serta menjawab tantangan kemajuan ilmu kesehatan, terutama ilmu epidemiologi. Berbeda dengan prinsip dalam pendidikan epidemiologi yang berstruktur, P2KB epidemiologi merupakan kegiatan belajar mandiri dengan ciri self-directed dan practice-based. Oleh karena itu, keberhasilan Epidemiolog Kesehatan melaksanakan P2KB sangat bergantung pada motivasi Epidemiolog Kesehatan itu sendiri, yang dapat muncul dari tiga dorongan utama, yaitu (a) dorongan profesional untuk memberikan layanan yang terbaikkepada masyarakat, (b) dorongan untuk memenuhi kewajiban kepada pemberi kerja dan (c) keinginan untuk memperoleh kepuasan dan kegairahan kerja. Banyak bukti memperlihatkan bahwa program pengembangan keprofesian berkelanjutan akan efektif apabila (a) adanya kebutuhan untuk mempelajari suatu tema/topik tertentu, (b) cara belajar yang sesuai dengan kebutuhan itu dan (c) adanya kesempatan untuk menerapkan hasil belajar itu dalam pekerjaannya. Keberhasilan melaksanakan P2KB seyogyanya diukur dengan cara obyektif dan terukur yang telah dibakukan. Banyak cara untuk menilai keberhasilan melaksanakan P2KB, mulai dari ujian formal sampai ke cara yang umum dalam kehidupan sehari-hari, seperti penilaian atasan atau teman sekerja, audit kejadian epidemiologi, bahkan juga dengan cara perenungan (refleksi) diri. Berdasarkan kebutuhan belajarnya, masing-masing Epidemiolog Kesehatan hendaknya menyusun sendiri rencana pengembangan dirinya dan cara-cara penilaiannya dalam bentuk Rencana Pengembangan Diri (RPD). Melihat prinsip-prinsp P2KB tersebut di atas, maka melaksanakan program P2KB merupakan keharusan profesi bagi setiap Epidemiolog Kesehatan dan merupakan prasyarat untuk meningkatkan mutu layanan epidemiologi. C. Surat Tanda Registrasi Epidemiolog Kesehatan Epidemiolog Kesehatan, sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 Tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan, dalam menjalankan pekerjaannya wajib memiliki Surat Tanda Registrasi dari lembaga yang berwenang (saat ini MTKI). Untuk dapat memperoleh STR Epidemiolog Kesehatan, Epidemiolog Kesehatan harus memiliki ijazah yang diperoleh dari perguruan tinggi sebagai berikut : 1. Program studi epidemiologi (ijazah program studi epidemiologi)-s2 Epid, S3 Epid. 2. Program studi bidang kesehatan dengan peminatan epidemiologi (ijazah program studi bidang kesehatan dengan surat keterangan peminatan 6

epidemiologi dari perguruan tinggi) S1 minat epid, S2 minat epid, S3 minat epid 3. Program studi bidang kesehatan bukan peminatan epidemiologi, tetapi mempunyai sertifikat kompetensi epidemiologi yang dikeluarkan oleh lembaga yang berwenang yang ditetapkan oleh PAEI. 4. Program studi bidang kesehatan dan ditetapkan sebagai Aparatur Sipil Negara dengan penugasan sebagai pejabat fungsional Epidemiolog Kesehatan oleh pejabat yang berwenang. STR berlaku selama 5 tahun dan dapat diperpanjang setiap 5 tahun. Untuk memperpanjang STR, Epidemiolog Kesehatan berpartisipasi dalam kegiatan pendidikan, pelatihan serta kegiatan ilmiah lainnya sesuai dengan bidang tugasnya atau profesinya yang dapat dinilai dalam Satuan Kredit Profesi. Besarnya nilai Satuan Kredit Profesi dari setiap kegiatan pendidikan, pelatihan dan atau kegiatan ilmiah lainnya tersebut ditentukan oleh organisasi profesi Perhimpunan Ahli Epidemiologi Indonesia, dan setiap Epidemiolog Kesehatan minimal harus memperoleh 50 Satuan Kredit Profesi selama 5 tahun. Kegiatan pendidikan, pelatihan serta kegiatan ilmiah lainnya tersebut diatas merupakan media belajar pada program P2KB epidemiologi. D. Dasar Hukum P2KB disusun mengacu pada: 1. UU Nomor 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan 2. UU Nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan 3. UU Nomor 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi 4. UU Nomor 36 tahun 2014 tentang Tenaga Kesehatan 5. Perpres Nomor 08 tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). 6. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 46 tahun 2013 tentang Registrasi Tenaga Kesehatan 7. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 67 tahun 2013 tentang Pendayagunaan Tenaga Kesehatan Warga Negara Asing 8. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PAEI Tahun 2014-2017 7

BAB II. TUJUAN A. Tujuan Umum: Terselenggaranya program P2KB epidemiologi B. Tujuan Khusus: 1. Rumusan jenis kegiatan dan tatacara penerapannya sebagai media belajar pada program P2KB epidemiologi 2. Rumusan besarnya nilai Satuan Kredit Profesi epidemiologi dan tatacara penilaiannya pada setiap jenis kegiatan pada program P2KB epidemiologi 8

BAB III. PENYELENGGARAAN P2KB EPIDEMIOLOGI A. Peserta Peserta P2KB adalah Epidemiolog Kesehatan. B. Metode Setiap Epidemiolog Kesehatan menyusun rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan setiap tahun selama 5 tahun dengan menetapkan jenis kegiatan dan besarnya jumlah nilai Satuan Kredit Profesi yang akan diperoleh. Pada umumnya Epidemiolog Kesehatan bekerja pada lembaga kerja tertentu, baik Pemerintah maupun swasta, seperti Kementerian Kesehatan, dinas kesehatan, rumah sakit, puskesmas, lembaga penelitian dan lembaga lain yang sesuai, sehingga rencana pengembangan keprofesian berkelanjutan dipadukan dengan rencana kerja Epidemiolog Kesehatan pada lembaga kerja tersebut yang terdiri dari unsur teori dan praktek. C. Pokok Kegiatan 1. Jenis Kegiatan Program pengembangan keprofesian berkelanjutan terdiri atas kegiatan pembelajaran, kegiatan profesional, kegiatan pengabdian masyarakat/ profesi, kegiatan publikasi ilmiah dan kegiatan pengembangan ilmu dan teknologi di bidang epidemiologi atau penunjang epidemiologi. a. Pembelajaran Pembelajaran meliputi pendidikan formal, pelatihan, belajar mandiri, kegiatan ilmiah, mengajar/narasumber dan supervisor/pembimbing. Pendidikan formal adalah proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh institusi/lembaga pendidikan formal dengan bukti kelulusan pendidikan adalah mendapat ijazah dan gelar Pelatihan adalah proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh institusi/lembaga pelatihan, tanpagelar, dengan bukti peserta pelatihan adalah memperoleh sertifikat pelatihan. 9

Belajar mandiri adalah proses pembelajaran secara mandiri atau berkelompok yang menghasilkan karya belajar berupa makalah, buku atau bentuk lainnya. Penyelenggaraan pendidikan, pelatihan dan belajar mandiri sebagaimana diuraikan di atas tetap mengacu pada ketentuan peraturan perundangundangan. Mengajar adalah menyiapkan dan menyampaikan materi palajaran, dan membimbing serta mengarahkan peserta belajar untuk menguasai materi pelajaran tersebut sebagai media belajar Narasumber adalah menyiapkan materi bahasan tertentu, dan memberikan penjelasan materi bahasan tertentu tersebut kepada peserta pertemuan atau anggota tim pelaksana kegiatan lainnya sebagai media belajar Supervisi/Membimbing adalah melakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan kegiatan epidemiologi tertentu serta memberikan rekomendasinya kepada pelaksana kegiatan epidemiologi agar kegiatan epidemiologi tertentu tersebut dapat terlaksana sesuai dengan tujuannya. b. Profesional Kegiatan profesional adalah melaksanakan pekerjaaan yang sesuai dengan tugasdan fungsi Epidemiolog Kesehatan pada instansi/institusi tempat kerja sebagai media belajarnya. c. Pengabdian Masyarakat Pengabdian masyarakat adalah serangkaian kegiatan Epidemiolog Kesehatan di masyarakat, baik berupa promosi, pelatihan masyarakat, kegiatan pengabdian, dan menjadi bagian dalam organisasi kemasyarakatan. d. Publikasi Ilmiah Publikasi ilmiah meliputi kegiatan yang menghasilkan karya tulis atau karya ilmiah lain di bidang epidemiologi yang dipublikasikan melalui media di lingkungan internal atau eksternal tempat kerjanya. e. Pengembangan Ilmu Pengetahuandan Teknologi Pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi adalah serangkaian kegiatan pengembangan pengetahuan bidang tertentu yang disusun secara sistematis menggunakan metode epidemiologi. Bentuk pengembangan ilmu 10

Level KKNI Pembelajaran Keprofesian min mak Publikasi Ilmiah Pengabdian Masya rakat Pengembangan Iptek Tambahan Wajib Minimum pengetahuan dan teknologi, antara lain meneliti, menyusun pedoman dan menyusun modul pelatihan. 2. Jumlah Nilai Satuan Kredit Profesi Keberhasilan Epidemiolog Kesehatan mempertahankan, meningkatkan dan mengembangkan keahliannya sebagai seorang Epidemiolog Kesehatan selama melaksanakan program pengembangan keprofesian berkelanjutan berhak memperoleh nilai Satuan Kredit Profesi tertentu sesuai dengan jenjang keahliannya, sebagai berikut: Tabel 1 Jumlah SKP Minimal Total dan Setiap Kelompok Jenis Kegiatan Menurut Jenjang Keahlian Epidemiolog Kesehatan Jumlah SKP Minimum (5 Tahun) No Jenjang Keahlian 1 Epidemiolog Asisten 4 4 17 1 3 0 0 25 50 2 Epidemiolog Analis 5 6 13 1 3 2 0 25 50 3 Epidemiologi Pratama 6 8 8 1 3 4 4 22 50 4 Epidemiolog 7 10 7 1 3 6 6 17 50 5 Epidemiolog Madya 8 12 6 1 3 8 8 12 50 6 Epidemiolog Utama 9 14 5 1 3 10 10 7 50 11

D. Uraian Kegiatan dan Penghitungan Satuan Kredit Profesi 1. Pembelajaran a. Pendidikan Formal Pendidikan formal diselenggarakan oleh institusi/lembaga pendidikan formal dan bukti kelulusannya dengan memberikan ijazah dan gelar sesuai peraturan perundangan yang berlaku Jenjang pendidikan formal bidang epidemiologi meliputi: a. Diploma III epidemiologi atau bidang kesehatan minat epidemiologi; b. Diploma IV epidemiologi atau bidang kesehatan minat epidemiologi; c. Sarjana Strata I (S-I) epidemiologi atau bidang kesehatan minat epidemiologi; d. Pendidikan Profesi Epidemiologi; e. Sarjana Strata II (S-II) epidemiologi atau bidang kesehatan minat epidemiologi; f. Doktoral (S-III) epidemiologi atau bidang kesehatan minat epidemiologi Jenjang pendidikan formal bidang kesehatan non epidemiologi meliputi: a. Diploma III bidang kesehatan minat bukan epidemiologi; b. Diploma IV bidang kesehatan minat bukan epidemiologi; c. Sarjana Strata I (S-I) bidang kesehatan minat bukan epidemiologi ; d. Pendidikan Profesi bidang kesehatan; e. Sarjana Strata II (S-II) bidang kesehatan minat bukan epidemiologi; f. Doktoral (S-III) bidang kesehatan minat bukan epidemiologi Bukti kelulusannya pendidikan untuk mendapatkan satuan kredit profesi adalah: a. Ijazah dan gelar, b. Surat keterangan peminatan dari perguruan tinggi c. Transkrip akademik Tabel 2 Nilai SKP Pendidikan Formal Ijazah Nilai SKP Pendidikan Epidemiologi Bukan Epidemiologi D-III 3 1,5 D-IV 4 2 S-1 4 2 Profesi 5 2,5 S-II 6 3 12

S-III 7 3,5 b. Pelatihan Formal Pelatihan bidang epidemiologi adalah proses pembelajaran yang diselenggarakan oleh institusi/lembaga pelatihan yang diakui oleh organisasi profesi (PAEI), tanpagelar, namun tetap memperoleh sertifikat pelatihan. Pelatihan epidemiologi meliputi : 1) ilmu epidemiologi, aplikasi ilmu epidemiologi pada program atau kegiatan profesional epidemiologi lain (minimal 40 %) 2) ilmu humaniora, ilmu kesehatan masayarakat 3) upaya/program kesehatan Pelatihan bukan epidemiologi adalah pelatihan yang tidak memenuhi kriteria pelatihan epidemiologi tersebut diatas. Besarnya nilai Satuan Kredit Profesi berdasarkan lamanya jam pelajaran pelatihan yang dibuktikan dengan sertifikat pelatihan oleh penyelenggara pelatihan. Tabel 3 Nilai SKP Pelatihan Pelaksana Pelatihan Satuan Epide miologi Nilai SKP Bukan Epidemiologi Keterangan Peserta 8 JPL 1 0,5 Sertifikat Narasumber /pelatih 2 JPL 0,5 0,25 Sertifikat Fasilitator 8 JPL 1 0,50 Sertifikat Panitia 8 JPL 0.5 0,25 Sertifikat Keterangan: Sertifikat peserta pelatihan berisi: 1) jenis sertifikat 2) nama organisasi penyelenggara pelatihan 3) nomor identitas pelatihan 4) nama lengkap peserta pelatihan dengan gelar 13

5) nomor induk kependudukan (bagi warga negara Indonesia), 6) nama pelatihan 7) tanggal dan tempat pelaksanaan pelatihan, 8) status kepesertaaan dalam pelatihan (peserta) 9) transkrip dan lama jam pelajaran latihan 10) penanggung jawab penyelenggara pelatihan Sertifikat pelatih/narasumber pelatihan berisi: 1) jenis sertifikat 2) nama organisasi penyelenggara pelatihan 3) nomor identitas pelatihan 4) nama lengkap pelatih/narasumber pelatihan dengan gelar 5) nomor induk kependudukan (bagi warga negara Indonesia), 6) nama pelatihan 7) tanggal dan tempat pelaksanaan pelatihan, 8) status kepesertaaan dalam pelatihan (pelatih/narasumber) 9) transkrip dan lama jam pelajaran latihan yang dilatihkan/bahasan sebagai narasumber 10) penanggung jawab penyelenggara pelatihan Sertifikat fasilitator pelatihan berisi: 1) jenis sertifikat 2) nama organisasi penyelenggara pelatihan 3) nomor identitas pelatihan 4) nama lengkap fasilitator pelatihan dengan gelar 5) nomor induk kependudukan (bagi warga negara Indonesia), 6) nama pelatihan 7) tanggal dan tempat pelaksanaan pelatihan, 8) status kepesertaaan dalam pelatihan (fasilitator) 9) transkrip dan lama jam pelajaran latihan yang difasilitasi 10) penanggung jawab penyelenggara pelatihan SK panitia pelatihan berisi: 1) nama organisasi penyelenggara pelatihan 2) nomor identitas pelatihan 3) nama pelatihan 4) tanggal dan tempat pelaksanaan pelatihan, 5) struktur kepanitiaan, tugas dan nama petugas 6) transkrip dan lama jam pelajaran latihan 7) penanggung jawab penyelenggara pelatihan 14

c. Belajar Mandiri Belajar mandiri adalah proses pembelajaran bidang epidemiologi atau terkait epidemiologi secara mandiri atau berkelompok yang menghasilkan karya belajar berupa rangkuman atau bentuk lainnya disertai daftar referensi yang dipelajari. Bidang terkait epidemiologi adalah referensi bukan epidemiologi, tetapi memberikan peningkatan kemampuan profesional seorang Epidemiolog Kesehatandan memperluas wawasan ilmu dan teknologi. Bentuk kegiatan belajar mandiri, antara lain: Tabel 4 Nilai SKP Belajar Mandiri No Kegiatan Satuan Nilai SKP a. Membaca buku, artikel atau laporan untuk meningkatkan kemampuan profesional dan memperluas wawasan tentang perkembangan ilmu dan teknologi Rangkuman b. Mempelajari informasi dari media Rangkuman cetak, media elektronik, termasuk 0,1 internet. c. Mempelajari peraturan Rangkuman perundangan, pedoman dan prosedur kerja d. Mempelajari aplikasi untuk Rangkuman mendukung kerja profesional e. Diskusi internal (minimal 5 orang) 1) studi kasus Rangkuman 0,2 2) analisis situasi epidemiologi Rangkuman 0,2 f. Seminar Epid Bukan Epid 1) peserta sertifikat 0,5 0,25 2) presentasi bidang epidemiologi sertfikat 1 1 3) presentasi bidang non sertifikat 1 0,5 epidemiologi 4) moderator serifikat 1,5 0,75 5) panitia sertifikat 0,25 0,13 g. Melatih atau narasumber 2 jpl 0,5 (sertifikat, surat keterangan) h. Supervisi/bimbingan 4 jpl (rangkuman) 0,5 15

Keterangan: Rangkuman karya belajar (a-d) terdiri atas: 1) Jenis Kegiatan : Belajar Mandiri 2) Nama pelaksana karya belajar 3) Nomor induk kependudukan 4) Judul atau topik karya belajar 5) Daftar nama referensi yang diakukan penelaahan (judul, penerbit, tempat dan tahun terbit) 6) Rangkuman Diskusi internal (e) terdiri atas: 1) Jenis Kegiatan: Diskusi Internal 2) Nama pelaksana karya belajar 3) Nomor induk kependudukan 4) Judul atau topik diskusi 5) Daftar nama dan gelar peserta diskusi (5 orang) 6) Rangkuman diskusi 2. Profesional Kegiatan profesional adalah melaksanakan pekerjaaan sebagai media belajar yang relevan dengan tugas pokok dan fungsi Epidemiolog Kesehatan pada instansi/institusi tempat kerja sebagai media belajarnya, baik sendiri maupun berkelompok dan menghasilkan karya profesional. Pekerjaan profesional terdiri atas: 1) Manajemen data epidemiologi 2) Kajian epidemiologi 3) Surveilans 4) SKD-KLB 5) Deteksi dini kejadian kesehatan/klb dan respon 6) Penyelidikan kejadian luar biasa 7) Penelitian epidemiologi 8) Epidemiologi manajerial Tabel 5 Nilai SKP Pekerjaan Profesional Jenis Kegiatan Satuan Kegiatan Nilai SKP Keterangan Tugas Pokok 1 bulan 0,8 Surat Tugas atau Surat Keterangan Tugas Sampingan 1 bulan 0,4 Bertugas 16

Keterangan: Tugas Pokok Sebagian besar waktu bekerja dalam pekerjaannya sehari-hari adalah melaksanakan kegiatan profesional epidemiologi. Pada prakteknya dibuktikan dengan adanya Surat Tugas/Surat Keputusan organisasi yang menyatakan tugas pokok adalah melaksanakan kegiatan profesional epidemiologi, contoh ASN yang menduduki jabatan fungsional Epidemiolog Kesehatan, menduduki jabatan fungsional peneliti bidang epidemiologi dan menduduki jabatan dosen/pelatih bidang epidemiologi, pengelola program dengan tugas pokok pelaksana kegiatan epidemiologi. Tugas Sampingan Sebagian waktu bekerja dalam melaksanakannya sehari-hari adalah melaksanakan kegiatan profesional epidemiologi. Pada prakteknya dibuktikan dengan adanya Surat Tugas/Surat Keputusan organisasi yang menyatakan tugas pokok adalah melaksanakan kegiatan yang memelukan peran dan fungsi epidemiolog. Contoh ASN menduduki jabatan struktural, pelaksana program kesehatan dimana peran dan fungsi epidemiologi menjadi unsur penunjang, kelompok kerja upaya kesehatan, kelompok ahli dan sebagainya. Dalam satu waktu hanya bisa melaksanakan satu tugas saja, baik tugas pokok maupun tugas sampingan 3. Pengabdian Masyarakat Pengabdian masyarakat adalah serangkaian kegiatan yang bertujuan meningkatkan peran epidemiologi masyarakat, baik berupa promosi, pelatihan masyarakat, kegiatan pengabdian dan duduk dalam organisasi kemasyarakatan, baik secara perorangan atau berkelompok, sehingga menghasilkan karya pengabdian masyarakat. Bukti karya pengabdian masyarakat dapat berupa Surat Keterangan dari pejabat berwenang atau Ketua panitia/organisasi. Jenis Pengabdian Masyarakat Tabel 6 Nilai SKP Pengabdian Masyarakat Satuan Kegiatan Nilai SKP Keterangan Promosi Satu kegiatan 0,1 Pelatihan Satu kegiatan 0,1 Kegiatan Satu kegiatan 0,1 Kepanitiaan Satu kepanitiaan 0,1 Organisasi 12 bulan 0,2 17 Rangkuman Kegiatan

kemasyarakatan (setiap SK anggota organisasi kemasyarakatan berlaku maksimum 5 tahun sejak diterbitkan) Organisasi profesi epidemiologi (setiap SK anggota profesi berlaku maksimum 5 tahun sejak diterbitkan) a. Pengurus 12 bulan 1 b. Anggota 12 bulan 0,5 SK pengurus (nomor SK) SK anggota (nomor anggota) 4. Publikasi Ilmiah Publikasi ilmiah meliputi kegiatan yang menghasilkan karya tulis maupun karya ilmiah lain di bidang epidemiologi yang dipublikasikan melalui media elektronik di lingkungan internal atau eksternal tempat kerjanya. Tabel 7 Nilai SKP Publikasi Ilmiah Nilai SKP Kegiatan Satuan Kegiatan Publikasi Media (eksternal) Publikasi Internal 1 Artikel kegiatan profesi naskah Ketua Anggota Ketua Anggota 1 0,25 0,2 0,1 2 Critical appraisal naskah 1 0,25 0,2 0,1 3 Artikel epidemiologi naskah 1 0,25 0,2 0,1 4 Buku epidemiologi Buku 3 1 1,5 0,4 18

5 Penerjemahan buku epidemiologi Buku 2 0,5 1,2 0,3 5. Pengembangan Ilmu dan Teknologi Pengembangan ilmu dan teknologi adalah serangkaian kegiatan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi bidang epidemiologi yang disusun secara sistematis menurut metode tertentu, yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala tertentu di bidang pengetahuan tersebut.bentuk pengembangan ilmu dan teknologi, antara lain meneliti, menyusun pedoman, menyusun modul pelatihan. Tabel 8 Nilai SKP Karya Ilmiah Jenis Kegiatan Pengembangan Ilmu dan Teknologi Satuan Kegiatan Nilai SKP (maksimal 7 orang) Ketua Anggota Keterangan Meneliti satu kegiatan 3 1 Surat keputusan/ penugasan Menyusun pedoman satu pedoman 3 1 Surat Menyusun modul pelatihan satu modul 3 1 Menyelia penelitian, pedoman, modul 1,5 kepustusan/ penugasan Surat keputusan /penugasan 19

BAB IV.PENUTUP P2KB epidemiologi dirumuskan sedemikian rupa agar dapat menjadi acuan Epidemiolog Kesehatan dalam upaya mempertahankan dan meningkatkan kompetensinya. Penyempurnaan P2KB epidemiologi akan terus dilakukan sesuai kebutuhan dan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. 20