BAB I PENDAHULUAN. Pasal 27 ayat (2) bahwa, tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan

dokumen-dokumen yang mirip
DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

BAB I PENDAHULUAN. atau kekuatan yang besar sebagai modal dasar pembangunan. Hal ini tidak

BAB IV PENUTUP A. Kesimpulan

PERATURAN DAERAH KABUPATEN KENDAL NOMOR 9 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN KENDAL

BAB I PENDAHULUAN. waktu sebelum, selama, dan sesudah masa kerja. 1. tidak hanya mengatur hubungan hukum dalam hubungan kerja (during employment),

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA,

2 MEMUTUSKAN: Menetapkan : PERATURAN PEMERINTAH TENTANG PELAKSANAAN PENGAWASAN TERHADAP PENYELENGGARAAN PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDON

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 4 TAHUN 2015 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. di Suriname, New Calidonia, Siam dan Serawak. Di samping itu, banyak pula TKI yang

BAB I PENDAHULUAN. hubungan antara perusahaan dengan para pekerja ini saling membutuhkan, di. mengantarkan perusahaan mencapai tujuannya.

BERITA NEGARA. No.970, 2012 KEMENTERIAN TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI. Penempatan. Perlindungan. TKI. Sanksi Administrasi.

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG CALON TKI DAN TKI, PROSEDUR PENEMPATAN TKI DI LUAR NEGERI DAN PIHAK-PIHAK PELAKSANA PENEMPATAN TKI DI LUAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. Asuransi atau pertanggungan timbul karena kebutuhan manusia.

BAB I PENDAHULUAN. ±278 juta orang) Mencerminkan sumber tenaga kerja yang juga besar. Jumlah

BAB I PENDAHULUAN. dengan saat ini ada beberapa peraturan perundang-undangan yang telah

PEMERINTAH KABUPATEN LOMBOK TIMUR KECAMATAN KERUAK DESA TANJUNG LUAR

BAB I PENDAHULUAN. 2004, hlm Djumadi, Hukum Perburuhan Perjanjian Kerja, PT. Raja Grafindo Persada, Jakarta, 2008,

: PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

BAB I PENDAHULUAN. Di bidang ketenagakerjaan, pihak-pihak yang terlibat didalamnya, yaitu pekerja, pengusaha dan

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. keluarga, manusia pun merasa aman untuk tinggal (rumah, bangunan tempat

BAB I PENDAHULUAN. berharga baik bagi dirinya, keluarganya maupun lingkungannya, oleh karena itu hak

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. untuk memenuhi kebutuhan sendiri maupun untuk masyarakat". untuk kebutuhan sendiri atau untuk masyarakat.

KABUPATEN TULUNGAGUNG PROVINSI JAWA TIMUR PERATURAN DAERAH KABUPATEN TULUNGAGUNG NOMOR 17 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI)

Pedoman Wawancara dan Transkip Hasil Wawancara. A. Pertanyaan untuk Dinas Sosial, Tenaga Kerja Dan Transmigrasi

PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIANJUR NOMOR 01 TAHUN 2012 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA KABUPATEN CIANJUR KE LUAR NEGERI

LEMBARAN DAERAH PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT NOMOR 1 TAHUN 2016

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DI LUAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. tertib, keamanan dan ketentraman dalam masyarakat, baik itu merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan. dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

BAB I PENDAHULUAN. Fenomena pengiriman Tenaga Kerja Indonesia (TKI) ke luar negeri

diperjanjikan dan adanya suatu hubungan di peratas (dienstverhoeding), yaitu

PROSEDUR PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TKI DI LUAR NEGERI DR. AGUSMIDAH, SH., M.HUM DOSEN FH USU MEDAN

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR : PER-05/MEN/ III /2005 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara berkembang yang sedang giat-giatnya melaksanakan

Kata kunci: Tanggung jawab, perusahaan.

-2- Selanjutnya, peran Pemerintah Daerah dalam memberikan pelindungan kepada Pekerja Migran Indonesia dilakukan mulai dari desa, kabupaten/kota, dan p

BUPATI KEBUMEN PROVINSI JAWA TENGAH PERATURAN DAERAH KABUPATEN KEBUMEN NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

2 Oleh karena itu Pemerintah harus memberikan perlindungan kepada para calon Tenaga Kerja Indonesia/Tenaga Kerja Indonesia yang bekerja di luar negeri

BAB III GAMBARAN UMUM PERJANJIAN KERJA ANTARA CALON TENAGA KERJA INDONESIA (TKI) DENGAN PERUSAHAAN JASA TENAGA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pada Pasal 1 Ayat (2) Undang-Undang No. 13 Tahun 2003 tentang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Di dalam masa pertumbuhan ekonomi Indonesia dewasa ini setiap

2 Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri (Lembaran Negara Republik

PERATURAN MENTERI NO. 05 TH 2005

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

BAB 1 PENDAHULUAN. seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan tidak mampu

BAB I PENDAHULUAN. dalam Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 (UUD 1945).

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Hukum dapat diartikan sebagai norma hukum yakni norma yang dibuat

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia tidak dapat berjalan lancar sesuai dengan harapan dan cita-cita luhur

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan kesehatan bertujuan untuk meningkatkan kesadaran,

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ekonomi global dan kemajuan teknologi yang demikian

BAB I PENDAHULUAN. dan meninggal dunia di dalam masyarakat. Dalam hidup bermasyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Perlindungan konsumen pada saat ini tidak dapat dipisahkan dari

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2012 TENTANG

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Subyek hukum manusia adalah setiap orang yang mempunyai kemampuan

NO. UNDANG-UNDANG NOMOR 39 TAHUN 2004 DRAF REVISI UU 39 TAHUN 2004 Versi TIMUS CATATAN/ KETERANGAN TIMUS

PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI REPUBLIK INDONESIA NOMOR PER.09/MEN/V/2009 TENTANG TATA CARA PEMBENTUKAN KANTOR CABANG

BAB I PENDAHULUAN. ataupun pekerjaan. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Kondisi fisik bahkan kondisi sosial penyandang disabilitas pada

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2013 TENTANG PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG NO. 39 TH 2004

BAB I PENDAHULUAN. Baik pekerjaan yang diusahakan sendiri maupun bekerja pada orang lain. Pekerjaan

PELAKSANAAN JAMSOSTEK UNTUK KECELAKAAN KERJA DI PTP NUSANTARA IX ( PERSERO ) PG. PANGKA DI KABUPATEN TEGAL

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Program Strata I Pada Fakultas Hukum dan Komunikasi Universitas Katolik Soegijapranata

16. Peraturan Pemerintah Nomor 27 Tahun 1983 tentang Pelaksanaan Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana

GUBERNUR JAWA TIMUR DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA GUBERNUR JAWA TIMUR,

BAB I PENDAHULUAN. dalam negeri serta turut aktif dalam membina kemitraan dengan Usaha Kecil dan

BAB I PENDAHULUAN. negara tidak dapat dipisahkan dari peran para tenaga kerja itu sendiri. Pekerja dan

BAB I PENDAHULUAN. hukum, tidak ada suatu tindak pidana tanpa sifat melanggar hukum. 1

RANCANGAN UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR... TAHUN 2017 TENTANG PELINDUNGAN PEKERJA MIGRAN INDONESIA DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2013 TENTANG TATA CARA PENILAIAN DAN PENETAPAN MITRA USAHA DAN PENGGUNA PERSEORANGAN

PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2004 TENTANG PENEMPATAN DAN PERLINDUNGAN TENAGA KERJA INDONESIA DI LUAR NEGERI

BAB I PENDAHULUAN. berbagai perubahan mendasar atas struktur sosial, sikap-sikap masyarakat dan

BAB I PENDAHULUAN. yang memiliki derajat yang sama dengan yang lain. untuk memperoleh pendidikan dan pengajaran. Dalam Pasal 2 Undang-undang

BAB I PENDAHULUAN. Hak asasi manusia adalah seperangkat hak yang melekat pada hakikat

BADAN PEMERIKSA KEUANGAN UNGKAP TEMUAN PEMERIKSAAN KINERJA TENAGA KERJA INDONESIA 2014

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembangunan nasional dilaksanakan dalam rangka pembangunan

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN LOMBOK BARAT

BAB I PENDAHULUAN. Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945 bahwa negara hukum (rechtsstaat)

BAB I PENDAHULUAN pada alinea keempat yang berbunyi Kemudian dari pada itu untuk

Apa itu migrasi? Apakah Migrasi Tenaga Kerja? Migrasi adalah tindakan berpindah ke tempat lain baik di dalam satu negara maupun ke negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. Prostitusi bukan merupakan suatu masalah yang baru muncul di dalam masyarakat, akan

BAB I PENDAHULUAN. Pertama, hal Soerjono Soekanto, 2007, Sosiologi Suatu Pengantar, Jakarta: Raja Grafindo Persada, Cetakan

PERATURAN MENTERI NO. 05 TH 2005

DINAS TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI PROVINSI BANTEN

BAB I PENDAHULUAN. publik terhadap kehidupan anak anak semakin meningkat. Semakin tumbuh dan

IMAM MUCHTAROM C

I. PENDAHULUAN. Indonesia seutuhnya dan pembangunan masyarakat Indonesia seluruhnya untuk

BAB I PENDAHULUAN. disebutkan dalam alinea ke-4 Pembukaan Undang-Undang Dasar Negara Republik

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perbankan di Indonesia diatur dalam UU Nomor 10 tahun 1998

2013, No.5 2 BAB I KETENTUAN UMUM Pasal 1 Dalam Peraturan Pemerintah ini, yang dimaksud dengan: 1. Tenaga Kerja Indonesia yang selanjutnya disebut den

BAB I PENDAHULUAN. kekerasan. Tindak kekerasan merupakan suatu tindakan kejahatan yang. yang berlaku terutama norma hukum pidana.

BAB I PENDAHULUAN. merupakan kebutuhan yang tidak terbatas bagi para konsumen yang meliputi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Semua warga negara Indonesia diharapkan memiliki pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan, sehingga pemerintah berupaya untuk membuat peraturan perundangan yang mengatur warga negara Indonesia yang mau dan mampu bekerja untuk diberikan pekerjaan kepada mereka yang membutuhkan dan dapat hidup secara layak dan sejahtera yang mempunyai hak-hak yang dilindungi oleh hukum. Berdasarkan yang sudah ditetapkan dalam Undang-Undang Dasar 1945, Pasal 27 ayat (2) bahwa, tiap-tiap warga negara berhak atas pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan. 1 Karena mendapatkan pekerjaan merupakan hak asasi manusia yang harus dijunjung tinggi, dihormati dan dijamin penegakannya oleh negara. Namun dalam kenyataannya untuk mencapai tujuan sesuai pada Pasal 27 ayat (2) UUD 1945 merupakan pencapaian yang tidak mudah untuk dilaksanakan dengan adanya jumlah penduduk dari negara ini yang cukup besar dan pertumbuhan perekonomian negara ini yang bisa dikatakan jauh dari yang diharapkan oleh seluruh warga negara. 2 Dengan pertumbuhan perekonomian yang lambat membuat semua warga negara bersaing untuk 1 H.Zainal Asikin, dkk, 2010, Dasar-Dasar Hukum Perburuhan, Jakarta; PT. RajaGrafindo Persada, hal. 265 2 Ibid hal 265 1

mendapatkan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhannya, hanya sayangnya untuk orang yang tidak mendapatkan tingkat pendidikan tinggi dianggap kurang mampu untuk bersaing dengan mereka yang mendapatkan tingkat pendidikan tinggi. Sebenarnya dengan jumlah penduduk yang banyak bisa dijadikan potensi atau kemampuan yang besar sebagai modal dalam pertumbuhan pembangunan, hanya saja para tenaga kerja harus dapat dikembangkan dan diarahkan sesuai dengan pertumbuhan perekonomian termasuk dalam pengembangan penyedian lapangan pekerjaan. 3 Oleh sebab itu diperlukannya pelatihan tingkat pendidikan keterampilan/keahlian yang merupakan tanggung jawab dari pemerintah yang harus melindungi dan mengayomi warga negaranya untuk dapat bersaing. Apalagi untuk era globalisasi dan modernisasi yang memperbolehkan warga negara asing yang dapat bekerja di Indonesia, yang akan semakin menyulitkan tenaga kerja Indonesia dalam mendapatkan pekerjaan yang dikarenakan warga negara asing dianggap lebih berkompeten dan mempunyai tingkat pendidikan tinggi yang akan menjadi tantangan tenaga kerja Indonesia untuk bersaing. Untuk itu pemerintah harus menyusun rencana pertumbuhan ketenagakerjaan dengan membuat perencanaan tenaga kerja sehingga masalah ketenagakerjaan dapat dibuat kebijakan dengan membuat program-program yang tepat untuk mengatasinya. Salah satu upaya yang dianggap efektif untuk 3 Ibid., hal 266 2

mengatasi masalah ketenagakerjaan adalah dengan melakukan pelatihan/ pendidikan keterampilan terhadap masyarakat atau melaksankan penempatan Tenaga Kerja Indonesia untuk bekerja diluar negeri. Alasan banyaknya warga negara Indonesia yang memutuskan untuk bekerja diluar negeri disebabkan oleh beberapa penyebab misalnya gaji yang didapat diluar negeri lebih besar dibandingkan gaji yang didapat didalam negeri, kurangnya lapangan pekerjaan yang ada didalam negeri, tingkat pendidikan yang rendah, kurangnya pelatihan produktivitas kerja yang dilakukan pemerintah dan keinginan untuk memperbaiki taraf hidup keluarga. Penempatan Tenaga Kerja Indonesia adalah kegiatan pelayanan untuk mempertemukan tenaga kerja Indonesia sesuai bakat, minat dan kemampuannya dengan pemberian kerja di luar negeri yang meliputi keseluruhan proses perekrutan, pengurusan dokumen, pendidikan dan pelatihan, penampungan, persiapan pemberangkatan, pemberangkatan sampai ke negera tujuan dan pemulangan dari negara tujuan. 4 Penempatan tenaga kerja Indonesia dapat dilakukan apabila antara negara penyedia tenaga kerja mempunyai kerjasama bilateral dengan negara penerima tenaga kerja terkait dengan penempatan tenaga kerja Indonesia, negara tujuan memiliki peraturan adanya perlindungan tenaga kerja asing dan keadaan negara 4 Agusmidah, 2010, Hukum Ketenagakerjaan Indonesia Dinamika dan Kajian Teori, Bogor; Ghalia Indonesia, hal 85 3

di negara tujuan tidak membahayakan keselamatan tenaga kerja Indonesia. 5 Program Penempatan Tenaga Kerja ke luar negeri dapat dijadikan salah satu upaya untuk mengurangi masalah pengganguran yang ada negara Indonesia, Tetapi pemerintah harus berperan aktif dalam pembinaan, perlindungan serta memberikan kemudahan untuk para calon tenaga kerja Indonesia (TKI) dan Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) sebagai penyalur penyedia tenaga kerja. Dengan ada program penempatan tenaga kerja ke luar negeri ini memberikan beberapa manfaat bagi para calon tenaga kerja yang dapat meningkatkan kesejahteraan hidup keluarganya dengan mendapatkan penghasilan yang lebih baik, meningkatkan keterampilan para calon tenaga kerja yang sudah mempunyai pengalaman kerja di luar negeri bila sudah kembali ke negaranya dapat membuka lapangan kerja dengan keterampilan yang di dapat pada saat bekerja diluar negeri sehingga dapat mengurangi masalah pengganguran. Selain itu manfaat bagi negera berupa peningkatan devisa negara, karena para tenaga kerja memperoleh imbalan dalam bentuk valuta asing. Pelaksanaan penempatan tenaga kerja Indonesia dapat dilakukan oleh lembaga pemerintah dan pelaksanaan penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS). Untuk pelaksanaan penempatan tenaga kerja Indonesia yang dilakukan oleh lembaga pemerintah tentu harus adanya perjanjian kerja sama bilateral diantara kedua negera, namun untuk pelaksanan yang dilakukan oleh pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) harus ada 5 Hardijian rusli, 2004, Hukum Ketenagakerjaan 2003, Jakarta: Ghalia Indonesia. hal 34 4

beberapa persyaratan yang wajib dimiliki oleh pelaksanan penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) untuk dapat mengirimkan para calon tenaga kerja Indonesia keluar negeri. Bagi pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta/ perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia harus memiliki SIUP-PJTKI (Surat Ijin Usaha Penempatan Perusahaan Jasa Tenaga Kerja Indonesia), SIPPTKI (Surat Izin Pelaksanaan Penempatan Tenaga Kerja Indonesia) yang dikeluarkan oleh Menteri, kedua syarat ini harus wajib dimiliki oleh pelaksanaan penempatan tenaga kerja Indonesia swasta. 6 Kenyataannya ada juga pelaksanaan penempatan tenaga kerja Indonesia swasta/perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia yang tidak memenuhi syarat yang sudah ditetapkan, sehingga didalam melakukan pengiriman tenaga kerja ke luar negeri dapat dikatakan menjadi illegal, dan yang menjadi korbanya para calon tenaga kerja yang menjadi korban perdagangan manusia, perbudakan, kerja paksa dan kekerasaan fisik yang melanggar hak asasi manusia. Biasanya pada saat masa merekrutmen, banyak calo dari perusahaan jasa tenaga kerja (illegal) yang mencari para calon tenaga kerja ke desa-desa untuk diajak bekerja diluar negeri dengan dijanjikan mendapatkan penghasilan yang besar dan para calon tenaga kerja dikenakan biaya tinggi untuk dapat bekerja diluar negeri, namun para calon tenaga kerja tidak mengetahui bahwa pengirimannya ke luar negeri bersifat illegal. Para calon tenaga kerja tidak ingin dipersulit dalam mengurus dokumen-dokumen seperti paspor, visa dan asuransi yang harusnya menjadi dokumen yang penting untuk para calon tenaga kerja, sehingga memilih perusahaan jasa tenaga kerja (illegal). Dampaknya pada dilakukan pemeriksaan oleh kepolisian di negara tujuan, para 6 Ibid., hal 34 5

calon tenaga kerja tidak dapat memberikan dokumen-dokumen legal yang menyebabkan para calon tenaga kerja dapat dipulangkan kembali dan permasalahan ini sering kali muncul terhadap para calon tenaga kerja. Dan ini merupakan tugas pemerintah harus berupaya untuk menindak perusahaan jasa tenaga kerja Indonseia (illegal). Sebelum melakukan penempatan tenaga kerja Indonesia ke negara tujuan bagi pelaksanaan penempatan tenaga kerja Indonesia swasta/ perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia (PJTKI) diwajibkan untuk memberikan kegiatan prapenempatan, selama penempatan, sampai purnapenempatan hal ini sebagai upaya preventif terhadap perlindungan para calon tenaga kerja Indonesia. 7 Hal ini diperlukan oleh para calon tenaga kerja Indonesia, misalnya pada saat masa prapenempatan para calon tenaga kerja diberikan pelatihan dan pembekalan mengenai situasi, kondisi di negara tujuan agar para calon tenaga kerja dapat beradapatasi dengan lingkungan negara tujuan. Selama masa penempatan para calon tenaga kerja diberikan perlindungan baik dari pemerintah maupun dari perusahaan jasa tenaga kerja yang mengirimnya ke negara tujuan, apabila para calon tenaga kerja mendapatkan perlakuan yang kurang baik dapat meminta bantuan dan melaporkan kepada pemerintah dan perusahaan jasa tenaga kerja yang merupakan haknya sebagai warga negara yang bekerja di negera lain. Dan untuk masa purnapenempatan para calon tenaga kerja dijamin keselamatan dari bentuk apapun hingga sampai di daerah asal para calon tenaga kerja. 7 Ibid., hal 34 6

Pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia (PPTKIS) yang melaksanakan penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri harus mempunyai mitra usaha yang berada di negera tujuan yang bertanggung jawab dalam menempatkan para calon tenaga kerja untuk dapat bekerja di negera tujuan. Antara perusahaan jasa tenaga kerja Indonesia dengan mitra usaha sudah ada perjanjian sebelum terkait dengan jumlah para calon tenaga kerja yang dibutuhkan, jenis kelamin para calon tenaga kerja dan tempat kerja yang nantinya para calon tenaga kerja akan dipekerjakan. 8 Diperlukan pengawasan dan tanggung jawab dari pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) terkait semua aspek, mulai dari aspek administratif (dokumen-dokumen yang diperlukan), aspek pembekalan dan pelatihan dan aspek perlindungan yang menjamin para calon tenaga kerja untuk dapat bekerja dengan tertib dan efektif yang dapat meningkatkan perlindungan, kesejahteraan dan memperhatikan harkat dan martabat manusia sebagaimana yang dijamin oleh negara, dan pemerintah harus tetap mengawasi kinerja dari pelaksana penempatan jasa tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) di dalam penempatan tenaga kerja ke luar negeri yang masih menjadi permasalahan ketengakerjaan Indonesia. Diperlukan adanya perbedaan antara pengawasan dan tanggung jawab dari pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) dalam melakukan penemapatan tenaga kerja Indonesia, untuk pengawasan sendiri pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia melakukan kegiatan pemeriksaan dan pengendalian yang mana sudah kewajiban dari pelaksanaan sesuai dengan 8 Zaeni Asyhadie, S.H., M.Hum, 2007, Hukum Kerja: Hukum Ketenagakerjaan Bidang Hubungan Kerja, Jakarta: Raja Grafindo Persada, hal 225 7

rencana yang sudah ditentukan. Dan pengawasan yang dimaksud pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) harus melakukan pengawasan preventif sebelum calon tenaga kerja Indonesia bekerja di negara tujuan dan pengawasan represif pada saat calon tenaga kerja Indonesia bekerja di negara tujuan. Tanggung jawab yang harus dilakukan oleh pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) adalah tanggung jawab penuh, dimana pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) harus menjamin perlindungan baik dari masa pra penempatan, selama penempatan dan purna penermpatan yang merupakan kewajiban dari pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia (PPTKIS). Masalah tenaga kerja Indonesia di luar negeri juga masih mewarnai kondisi ketenagakerjaan Indonesia, khususnya terkait dengan penyelenggaraan, penempatan dan perlindungan tenaga kerja Indonesia diluar negeri. Berbagai kebijakan permasalahan pengiriman tenaga kerja Indonesia masih perlu terus diperbaiki dan disempurnakan agar tenaga kerja Indonesia dapat bekerja dengan baik, terlindungi hak asasinya dan bisa menikmati hasil jerih payahnya secara penuh. 9 Adapun permasalahan yang sering muncul terkait dengan tenaga kerja Indonesia, tenaga kerja Indonesia kita yang meninggal di negaranya bekerja, tenaga kerja Indonesia yang terancam hukuman mati di negaranya bekerja, tenaga kerja Indonesia yang harus dipulangkan ke Indonesia karena tidak memiliki dokumen-dokumen yang resmi dan masih banyak lagi permasalahan yang muncul. 9 Adrian Sutendi, 2009, Hukum Perburuhan, Jakarta: Sinar Grafika, hal 2. 8

Berdasarkan uraian diatas, maka penulis tertarik untuk menulis skripsi dalam bentuk studi kasus yang berjudul Pelaksanan Pengawasan dan Tanggung Jawab Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) terhadap Penempatan Tenaga Kerja Indonesia ke Luar Negeri (Studi Kasus di PT. Mitra Sinergi Sukses Semarang) B. Perumusan Masalah 1. Bagaimana pengaturan perekrutan/pengerahan yang dilakukan pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) dan proses perekrutan/pengerahan yang dilakukan pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) terhadap tenaga kerja Indonesia ke luar negeri? 2. Bagaimana pengawasan dan tanggung jawab pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) dalam melaksanakan penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri? 3. Faktor-faktor apa saja yang menjadi penghambat dan pendukung pengawasan dan tanggung jawab pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) dalam melaksanakan penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri? C. Tujuan Penelitian Penelitian ini dilakukan dengan tujuan memperoleh informasi terkait dengan pengawasan dan tanggung jawab dari pelaksana penempatan tenaga 9

kerja Indonesia swasta (PPTKIS) dalam penempatan tenaga kerja Indonesia diluar negeri. Berdasarkan perumusan masalah yang telah dijelaskan diatas, maka penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: 1. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi pengaturan dan proses perekrutan yang dilakukan pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) dalam merekrut/ mengerahkan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. 2. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi pengawasan dan tanggung jawab yang dilakukan pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) dalam melaksanakan penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. 3. Untuk mengetahui dan mengidentifikasi faktor-faktor yang menjadi hambatan dan pendukung pengawasan dan tanggung jawab pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) dalam melaksanakan penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. D. Manfaat penelitian Hasil penelitian ini diharapkan akan dapat dimanfaatkan baik dari manfaat teoritis maupun maupun praktis. 10

1. Manfaat Teoritis Untuk menambah pemahaman tentang ketenagakerjaan, khususnya dalam hal pengawasan dan tanggung jawab dari pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) dalam melakukan penempatan tenaga kerja Indonesia di luar negeri. 2. Manfaat Praktis a. Bagi akademis Diharapkan dari hasil penelitian penulis dapat menambah bahan-bahan kepustakaan yang dapat menambah wawasan bagi mahasiswa khususnya hukum ketenagakerjaan dalam bidang pengawasan dan tanggung jawab pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) dalam melakukan penempatan tenaga kerja Indonesia. b. Bagi instansi terkait Dari hasil penelitian penulis diharapkan agar lebih melakukan pengawasan terhadap kinerja pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) dan menjamin perlindungan tenaga kerja Indonesia. c. Bagi masyarakat Dari hasil penelitian penulis diharapkan masyarakat mendapatkan informasi mengenai ketenagakerjaan, pentingnya pengawasan dan tanggung jawab yang harus 11

diberikan pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS). E. Metode Penelitian Dalam menyelesaikan suatu permasalahan, penulis memerlukan suatu metode yang dapat menjawab permasalahan yang akan dibahas dengan menggunakan penelitian hukum yang baik dan dapat dipertanggungjawabkan untuk kebenaran ilimiah. Metode penelitian adalah suatu kegiatan ilmiah, yang didasarkan pada metode, sistematika dan pemikiran tertentu, yang bertujuan untuk mempelajari satu atau beberapa gejala hukum tertentu, dengan jalan menganalisanya. 10 1. Metode Pendekatan Metode penelitan yang dipakai dalam penelitian ini bersifat kualitatif, dengan menggunakan metode pendekatan yuridis sosiologis, karena yang diteliti dalam penelitian ini adalah pengaturan serta pelaksanaan perekrutan/ pengerahan dan implementasi pengawasan dan tanggung jawab pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) terhadap penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri dengan menganalisis sesuai bahan hukum yang tercantum pada peraturan perundang-undangan. 10 Soerjono Soekanto, 1984. Pengantar Penelitian Hukum, Jakarta: Universitas Indonesia Press, hal 43 12

2. Spesifikasi Penelitian Spesifikasi penelitian yang digunakan adalah deskritptif analitis, dipergunakan untuk memperoleh dan memberikan gambaran tentang pengaturan dan proses perekrutan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri serta implementasi pengawasan dan tanggung jawab pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) terhadap penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. 11 3. Subjek/Objek Penelitian a. Subjek penelitian adalah dua bagian, diantranya narasumber (Kepala Cabang PT. Mitra Sinergi Sukses dan Bagian Administrasi) dan responden sepuluh orang tenaga kerja Indonesia. b. Objek Penelitian adalah pengawasan dan tanggung jawab pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia (PPTKIS) terhadap penempatan tenaga kerja Indonesia keluar negeri. 4. Teknik Pengumpulan Data Pengumpulan data berarti mencatat peristiwa atau mencatat karakteristik/ atribut elemen atau mencatat nilai variabel. 12 11 Ibid hal 32 12 J. Suparnto, 2003. Metode Penelitan Hukum dan Statistik, Jakarta: Rineka Cipta, hal 23. 13

Penulis menggunakan teknik pengumpulan data dengan cara studi lapangan dan studi kepustakaan. Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan penulis ada 2 jenis data, antara lain: a. Data primer adalah data yang diperoleh penulis dengan cara studi lapangan langsung dari sumber yang terkait dan belum diuraikan orang lain. 13 metode yang digunakan, antara lain: 1) Wawancara, yaitu melakukan tanya jawab secara lisan kepada narasumber yang terkait dengan penelitian penulis. Wawancara dilakukan kepada Kepala Cabang PT. Mitra Sinergi Sukses dan Staf bagian administrasi PT. Mitra Sinergi Sukses dan responden yang terdiri dari sepuluh orang tenaga kerja Indonesia, yang terbagi atas lima orang tenaga kerja Indonesia yang sudah pernah berangkat dan lima orang tenaga kerja Indonesia yang belum pernah berangkat. b. Data sekunder Data sekunder adalah data yang diperoleh peneliti yang sebelumnya telah diperoleh orang lain. Data sekunder yang dibutuhkan untuk penelitian ini, yaitu: 13 Ibid hal 204 14

1) Bahan hukum primer, yaitu bahan-bahan hukum yang mengikat, antara lain: a) Undang-Undang Dasar 1945; b) Undang-Undang Nomor 39 Tahun 2004 Tentang Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri; c) Peraturan Pemerintah Nomor 4 Tahun 2015 Tentang Pengawasan Pelaksanaan Terhadap Penyelenggaran Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri; d) Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 22 Tahun 2014 Tentang Pelaksanaan Penempatan dan Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia di Luar Negeri. 2) Bahan hukum sekunder adalah bahan-bahan yang ada kaitannya dengan bahan hukum primer seperti jurnal hukum, artikel serta berbagai sumber lain yang berkaitan dengan penelitian penulis. 3) Bahan hukum tersier adalah bahan hukum yang memberikan informasi bahan hukum primer dan sekunder. Dalam penelitian ini, penulis menggunakan kamus besar bahasa Indonesia dan Internet. 15

F. Metode Analisis Data Analisis data yang digunakan Penulis dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan cara menganalisa data menggunakan peraturan perundang-undangan dan teori hukum terkait, membandingkan dua hal atau dua nilai variable untuk mengetahui selisih atau rasio, kemudian menyimpulkan 14. Penulis hanya meneliti dengan menjelaskan tentang pengaturan dan proses perekrutan yang dilakukan PT. Mitra Sinergi Sukses dalam merekrut/ mengerahkan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, implementasi pengawasan dan tanggung jawab PT. Mitra Sinergi Sukses terkait dengan penempatan tenaga kerja Indonesia ke Luar Negeri. Penulis terlebih dahulu melakukan pemeriksaan data, pengelolaan data dan penyajian data sehingga Penulis dapat menganalisis data lebih dalam mengenai implementasi pengawasan dan tanggung jawab PT. Mitra Sinergi Sukses terkait dengan penempatan tenaga kerja ke luar negeri. G. Metode Penyajian Data Metode penyajian data yang dilakukan penulis dalam penelitan ini dengan mengumpulkan data mengenai pengaturan dan proses perekrutan dari PT. Mitra Sinergi Sukses, implementasi pengawasan dan tanggung jawab PT. Mitra Sinergi Sukses dalam melakukan penempatan tenaga kerja Indonesia ke Luar negeri dan faktor-faktor yang menjadi penghambat dan pendukung PT. Mitra Sinergi Sukses dalam melakukan penempatan 14 Ibid hal 210 16

tenaga kerja Indonesia ke luar negeri, yang kemudian diolah, diperiksa, dipilih, dilakukan secara ilmiah sehingga memberikan gambaran secara utuh dan kemudian disajikan dalam bentuk uraian. 15 H. Sistematika Penulisan Berdasarkan latar belakang dan perumusan masalah sistematika penulisan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : BAB I merupakan pendahuluan yang terdiri atas latar belakang diadakannya penelitian ini, kemudian rumusan permasalahan yaitu dalam hal Bagaimana proses perekrutan/ pengerahan yang dilakukan pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) terhadap tenaga kerja Indonesia ke luar negeri; dan bagaimana pengawasan dan tanggung jawab pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta (PPTKIS) dalam melaksanakan penempatan tenaga kerja Indonesia; faktor yang menghambat dan mendukung pelaksana penempatan tenaga kerja Indonesia swasta. Selanjutnya yang terakhir dari bab ini adalah metode penelitian yang terdiri dari metode pendekatan, spesifikasi penelitian, objek penelitian, teknik pengumpulan data, metode analisa data, dan metode penyajian data. BAB II merupakan tinjauan pustaka yang memberikan penjelasan atas konsep-konsep dan teori mengenai pengawasan, tanggung jawab, 15 Petrus Soerjowinoto, 2014, Metode Penulisan Karya Hukum, Semarang: Fakultas Hukum Universitas Katolik Soegijapranata. hal 46 17

tenaga kerja Indonesia, penempatan kerja dan uraian tentang Pelaksana Penempatan Tenaga Kerja Indonesia Swasta (PPTKIS) BAB III merupakan hasil penelitian dan pembahasan yang memberikan penjelasan secara menyeluruh yang merupakan jawaban mengenai permasalahan yang diteliti Bagaimana pengaturan proses perekrutan/pengerahan dan proses perekrutan/pengerahan yang dilakukan PT. Mitra Sinergi Sukses terhadap penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri; dan bagaimana pengawasan dan tanggung jawab PT. Mitra Sinergi Sukses dalam melaksanakan penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri; faktor-faktor yang menjadi penghambat dan pendukung PT. Mitra Sinergi Sukses dalam melaksanakan penempatan tenaga kerja Indonesia ke luar negeri. BAB IV merupakan penutup yang berisi kesimpulan dan saran dari hasil penelitian ini yang terdiri dari kesimpulan yang merupakan topik pembahasan dalam penelitian ini, dan saran yang merupakan sumbang saran penulis atas penelitian ini. 18