Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Polokarto Kabupaten Sukoharjo.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. WHO (World Health Organization) mendefinisikan Diare merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Diare merupakan penyakit yang sangat umum dijumpai di negara

BAB I PENDAHULUAN. Diare adalah sebagai perubahan konsistensi feses dan perubahan frekuensi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah kondisi dimana terjadi buang air besar atau defekasi

BAB 1 PENDAHULUAN. masa depan yang penduduknya hidup dalam lingkungan dan perilaku sehat, mampu

SUMMARY. Jihan S. Nur NIM :

BAB I PENDAHULUAN juta kematian/tahun. Besarnya masalah tersebut terlihat dari tingginya angka

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PHBS yang Buruk Meningkatkan Kejadian Diare. Bad Hygienic and Healthy Behavior Increasing Occurrence of Diarrhea

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Angka kejadian ISPA Di Indonesia, pada balita adalah sekitar 10-20%

BAB 1 PENDAHULUAN. Berdasarkan laporan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2013 ISPA

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. buang air besar (Dewi, 2011). Penatalaksaan diare sebenarnya dapat. dilakukan di rumah tangga bertujuan untuk mencegah dehidrasi.

BAB III METODA PENELITIAN. A. Jenis/ Rancangan Penelitian dan Metode Pendekatan. wawancara menggunakan kuesioner dengan pendekatan cross sectional.

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan 2010 bahwa kejadian diare pada bayi terus meningkat dan

PERILAKU IBU DALAM MENGASUH BALITA DENGAN KEJADIAN DIARE

BAB I PENDAHULUAN. penyakit menular mengutamakan aspek promotif dan preventif dengan membatasi

BAB I PENDAHULUAN. yaitu program pemberantasan penyakit menular, salah satunya adalah program

2. ( ) Tidak lulus SD 3. ( ) Lulus SD 4. ( ) Lulus SLTP 5. ( ) Lulus SLTA 6. ( ) Lulus D3/S1

Jurnal Harapan Bangsa, Vol.1 No.1 Desember 2013 ISSN

Grafik 1.1 Frekuensi Incidence Rate (IR) berdasarkan survei morbiditas per1000 penduduk

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara sekitar dari jumlah penduduk setiap tahunnya.gastritis

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara. Pada usia balita merupakan masa perkembangan tercepat

Eko Heryanto Dosen Program Studi S.1 Kesehatan Masyarakat STIKES Al-Ma arif Baturaja ABSTRAK

HUBUNGAN SANITASI LINGKUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DIDUGA AKIBAT INFEKSI DI DESA GONDOSULI KECAMATAN BULU KABUPATEN TEMANGGUNG

HUBUNGAN KONDISI FASILITAS SANITASI DASAR DAN PERSONAL HYGIENE DENGAN KEJADIAN DIARE DI KECAMATAN SEMARANG UTARA KOTA SEMARANG.

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG IMUNISASI DASAR DENGAN KELENGKAPAN IMUNISASI DASAR PADA BAYI USIA 1 TAHUN DI PUSKESMAS DEPOK I SLEMAN YOGYAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. Program Indonesia Sehat dilaksanakan dengan 3 pilar utama yaitu paradigma

HUBUNGAN SIKAP IBU TENTANG SANITASI BOTOL SUSU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA 1-5 TAHUN DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS CIMAHI SELATAN

BAB III METODE PENELITIAN. survei dengan menggunakan alat bantu kuesioner dan menggunakan metode

BAB 1 PENDAHULUAN. Kesehatan merupakan hak asasi manusia yang harus diperhatikan untuk

BAB IV METODE PENELITIAN. menggunakan pendekatan cross sectional study. Metode analitik korelasi ini

BAB I PENDAHULUAN. Penyakit diare adalah salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian pada

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HUBUNGAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG HYGIENE MAKANAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS JATIBOGOR TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Morbiditas dan mortalitas merupakan suatu indikator yang

Promotif, Vol.2 No.2 April 2013 Hal

3. METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Derajat kesehatan masyarakat yang optimal sangat ditentukan oleh tingkat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. makanan dan minuman yang masuk ke dalam tubuh (Mumpuni, 2013).

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN MOTIVASI KELUARGA UNTUK MELAKUKAN PROGRAM PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANGUNHARJO JATIPURNO WONOGIRI

HUBUNGAN PERAN ORANG TUA DALAM PENCEGAHAN PNEUMONIA DENGAN KEKAMBUHAN PNEUMONIA PADA BALITA DI PUSKESMAS SEI JINGAH BANJARMASIN

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat yang setinggi-tingginya sebagai investasi bagi pembangunan sumber daya

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN TINDAKAN PENCEGAHAN IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS TIKALA BARU KOTA MANADO

ARTIKEL PENELITIAN HUBUNGAN KONDISI SANITASI DASAR RUMAH DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS REMBANG 2

BAB I PENDAHULUAN. dan Angka Kematian Balita (AKABA/AKBAL). Angka kematian bayi dan balita

BAB I PENDAHULUAN. diantaranya meninggal serta sebagian besar anak-anak berumur dibawah 5

BAB III METODE PENELITIAN. analitik cross-sectional dan menggunakan pendekatan observasional.

BAB I PENDAHULUAN. Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan masalah kesehatan

BAB. 4 METODOLOGI PENELITIAN. dependen diambil secara bersamaan ketika penelitian dilaksanakan.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. menular yang muncul dilingkungan masyarakat. Menanggapi hal itu, maka perawat

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan perhatian khusus dan perlu penanganan sejak dini. Hal ini

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

ANALISIS DISTRIBUSI PENYAKIT DIARE DAN FAKTOR RESIKO TAHUN 2011 DENGAN PEMETAAN WILAYAH DI PUSKESMAS KAGOK SEMARANG

BAB 1 : PENDAHULUAN Pembangunan kesehatan pada hakekatnya adalah upaya yang dilaksanakan

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG STATUS GIZI BALITA DENGAN FREKUENSI TERJADINYA ISPA DI DESA KEBONDALEM

HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE ANAK USIA SEKOLAH DI SDN 02 PELEMSENGIR KECAMATAN TODANAN KABUPATEN BLORA

BAB I PENDAHULUAN. sampai dengan lima tahun. Pada usia ini otak mengalami pertumbuhan yang

PERBEDAAN PEMBERIAN PENYULUHAN KESEHATAN TERHADAP PENGETAHUAN DAN SIKAP PHBS PADA IBU RUMAH TANGGA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN

PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT (PHBS) DENGAN KEJADIAN ISPA PADA BALITA.

BAB I PENDAHULUAN. di negara berkembang. ISPA yang tidak mendapatkan perawatan dan pengobatan

BAB I PENDAHULUAN. berperilaku sehat. Program PHBS telah dilaksanakan sejak tahun 1996 oleh

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 6 HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. bermanfaat sebagai makanan bayi (Maryunani, 2012). diberikan sampai usia bayi 2 tahun atau lebih (Wiji, 2013).

BAB 1 PENDAHULUAN. keberhasilan pembangunan bangsa. Untuk itu, pembangunan kesehatan di arahkan

HUBUNGAN KEPEMILIKAN JAMBAN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI DESA JATISOBO KECAMATAN POLOKARTO KABUPATEN SUKOHARJO

BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN

HUBUNGAN PHBS TATANAN RUMAH TANGGA DENGAN KEJADIAN ISPA BALITA DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS TEMON II KULON PROGO TAHUN 2012

BAB III METODE PENELITIAN

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN DAN STATUS PEKERJAAN IBU DENGAN PEMBERIAN ASI ESKLUSIF DI PUSKESMAS 7 ULU PALEMBANG TAHUN 2013

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar belakang

BAB I PENDAHULUAN. suatu kondisi dimana pembuluh darah secara terus-menerus mengalami

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Anak usia sekolah dasar disebut juga sebagai masa sekolah. Anak

BAB I PENDAHULUAN. pada anak di dunia, terhitung 5-10 juta kematian/tahun. Besarnya masalah

BAB I PENDAHULUAN. terbaik yang bersifat alamiah. Menurut World Health Organization (WHO),

UKDW BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian utama pada bayi dan anak.

FAKTOR-FAKTOR YANG BERHUBUNGAN DENGAN KEJADIAN DIARE DI MASYARAKAT DESA MARANNU KECAMATAN PITUMPANUA KABUPATEN WAJO YURIKA

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENGETAHUAN KELUARGA DENGAN PENERAPAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI DESA MANCASAN WILAYAH PUSKESMAS BAKI I SUKOHARJO

BAB 1 PENDAHULUAN. hijau atau dapat pula bercampur lendir dan darah (Ngastiyah, 1997). Hal ini

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

HUBUNGAN ANTARA FAKTOR PERILAKU IBU DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS BATUJAJAR KABUPATEN BANDUNG BARAT

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP IBU DENGAN UPAYA PENCEGAHAN ISPA PADA BALITA DI PUSKESMAS NGORESAN SURAKARTA

Kata Kunci : Diare, Anak Balita, Penyediaan Air Bersih, Jamban Keluarga

Kata kunci : Peran Keluarga Prasejahtera, Upaya Pencegahan ISPA pada Balita

BAB I PENDAHULUAN. seluruh daerah geografis di dunia. Menurut data World Health Organization

BAB I PENDAHULUAN. Tenggara. Terdapat empat jenis virus dengue, masing-masing dapat. DBD, baik ringan maupun fatal ( Depkes, 2013).

BAB I PENDAHULUAN. pada ibu hamil disebut potensial danger to mother and child (potensial

HUBUNGAN ANTARA PENGETAHUAN DAN SIKAP ORANG TUA DENGAN KEKAMBUHAN ISPA PADA BALITA DI WILAYAH KERJA UPTD PUSKESMAS PEKALONGAN SELATAN SKRIPSI

Evaluasi Program Pengendalian Penyakit Diare di Puskesmas Batu Jaya Periode Januari 2012 sampai dengan Desember 2012

HUBUNGAN ANTARA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BAYI USIA 4 6 BULAN SKRIPSI. Diajukan Oleh : Afitia Pamedar J

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. terjadi pada bayi dan balita. United Nations Children's Fund (UNICEF) dan

Transkripsi:

Hubungan Pengetahuan dan Sikap Ibu dengan Kejadian Diare pada Anak Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Titik Haryanti dan Sunardi. Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Veteran Bangun Nusantara Sukoharjo. Jl. Letjen S. Humardani No1. Sukoharjo 5755 Telp (071) 530156 Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Polokarto Kabupaten Sukoharjo. Populasi penelitian ini adalah semua balita yang berkunjung ke Puskesmas Polokarto selama periode bulan Januari Oktober 009 baik yang menderita diare maupun yang tidak menderita diare yaitu sebesar 11.837 balita. Sampel penelitan sebesar 95 balita yang diambil dari balita yang berkunjung ke Puskesmas Polokarto selama minggu. Dari penelitian disimpulkan bahwa pengetahuan responden tentang kejadian diare adalah sebesar 1% responden mempunyai pengetahuan yang baik, sebesar 71,6% responden mempunyai pengetahuan yang cukup dan sebesar 7,4% responden mempunyai pengetahuan yang kurang. Sikap responden tentang kejadian diare diketahui bahwa sebesar 79% responden mempunyai sikap mendukung terhadap pernyataan tentang kejadian diare dan sebesar 1% responden yang mempunyai sikap tidak mendukung terhadap pernyataan tentang kejadian diare. Terdapat hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap responden dengan kejadian diare pada balita. Kata-kata kunci: Pengetahuan, Sikap, Ibu, Diare, Balita. Pendahuluan Penyakit diare masih menimbulkan keresahan masyarakat seperti diungkapkan oleh Rosmini Day (001) Subdit Diare dan Penyakit Pencernaan. Ditjen Program Pemberantasan Penyakit Menular Langsung (PML), Dinkes Kabupaten Sukoharjo (00), mengatakan penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat. Hal ini terlihat masih tingginya angka kesakitan dan kematian serta sering timbulnya kejadian luar biasa (KLB) dengan frekuensi dan kematian yang cukup tinggi serta merupakan penyebab kematian nomor 3 pada balita. Program Pemberantasan Diare (PD) di Indonesia telah dikembangkan dengan sungguh-sungguh, telah dilaksanakan sebaik mungkin dan telah menunjukkan hasil yang menggembirakan. Meskipun begitu penyakit diare masih merupakan permasalahan kesehatan masyarakat yang utama dan masih diprioritaskan penanggulangannya. Ibu merupakan sasaran utama apabila anaknya terkena diare, sebab ibu adalah yang paling mengetahui kesehatan anaknya, ibu biasanya dekat dengan anak dan yang paling bertanggung jawab terhadap kesehatan anaknya (Djausi S, 001). Berdasarkan hasil survei yang dilakukan oleh Subdit P Diare, episode diare Balita adalah sekitar 1,6 -, kali pertahun, hal ini dikarenakan perilaku dari orang tua yang buruk dan ini dapat diturunkan bila adanya intervensi pencegahan yang efektif 37

No.1/Volume 19/010 seperti : upaya untuk meningkatkan pemberian Air Susu Ibu (ASI), kebiasaan cuci tangan, penyediaan dan penggunaan air bersih serta penggunaan jamban secara benar. Masih banyaknya angka kesakitan karena diare disebabkan dari faktor ibu dalam penatalaksanaan diare yang benar masih belum memadai, walaupun program pemberantasan diare sudah dilaksanakan. Menurut Sunoto (1990) bahwa salah satu hubungan faktor terjadinya diare pada balita adalah akibat dari faktor ibu sebagai orang yang selalu dekat dan memelihara kesehatan anak dan memberi makan. Kabupaten Sukoharjo pada tahun 00 telah menetapkan Visi Baru Pembangunan kesehatan yang secara singkat dinyatakan sebagai Sukoharjo Sehat 010. Adapun pengertian Sukoharjo Sehat 010 adalah masyarakat Sukoharjo yang hidup dalam lingkungan yang sehat dan berperilaku bersih sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang bermutu, adil, merata dan terjangkau serta memiliki derajat kesehatan setinggi-tingginya, khususnya untuk penyakit diare di Kabupaten Sukoharjo menargetkan Angka Kematian Diare < 1 per 1000 Balita. (DKK Sukoharjo, 00). Tingginya angka wabah diare yang menyerang anak dibawah usia lima tahun (Balita) yang mencapai total 4.864 orang dengan satu korban jiwa membuat Dinas Kesehatan Kabupaten (DKK) Sukoharjo serius menangani masalah itu. Hal itu merupakan mayoritas kasus diare di tahun 008, yang mencapai 60% dari total 31.185 penderita diare semua golongan. Sementara jumlah penderita diare di Puskesmas Polokarto menduduki peringkat pertama dari 1 puskesmas yang ada. Penyakit diare meningkat tajam hingga 0% pada tahun 007 sebanyak 1.115 kasus. Kenaikan mencolok terlihat pada tingginya jumlah penderita pada kategori Balita. Kasus diare memang lebih dominan menyerang anak usia Balita. Daya tubuh balita yang cenderung labil, membuat Balita sangat rentan terhadap penyebaran virus penyebab diare. Selanjutnya guna mencegah wabah diare, masyarakat dihimbau memperhatikan pola hidup bersih terutama dalam hal penyajian makanan. Sebab virus diare identik menyebar melalui media makanan maupun minuman. Selain itu, pola hidup bersih dan sehat (PHBS) juga perlu ditingkatkan, karena dari catatan kasus-kasus diare, dominan terjadi di lingkungan kumuh. (DKK, 006) Dari latar belakang tersebut, maka tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian diare pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Polokarto Kabupaten Sukoharjo yang dapat memberi informasi berharga dan bermanfaat bagi puskesmas dalam pencegahan diare pada anak balita khususnya di lokasi penelitian ini. Diharapkan penelitian ini dapat memperkaya dunia ilmu pengetahuan tentang pengetahuan dan sikap ibu dengan kejadian diare pada anak balita. Juga sebagai usaha untuk meningkatkan kemampuan peneliti dalam rangka pelaksanaan dharma penelitian sebagai salah satu pilar dari Tri Dharma Perguruan Tinggi. Metode Penelitian Penelitian ini merupakan explanatory research dengan metode yang digunakan adalah survey melalui wawancara menggunakan kuesioner dan pendekatan belah lintang (Cross sectional). Populasi adalah seluruh anak balita yang berkunjung/berobat ke Puskesmas Polokarto pada bulan Januari - Oktober 009 yaitu sebesar 11.837 balita sedangkan respondennya adalah ibu anak balita. Sampel adalah anak balita yang berkunjung ke Puskesmas Polokarto yang sedang diare atau tidak menderita diare dalam 38

bulan terakhir dengan teknik random sampling. Besar sampel yang diteliti yaitu 95 balita dengan mengunakan rumus : n = NZ ( N 1) G P(1 P) + Z P(1 P) n = n = 95 Keterangan : n N Z 11.837x(1,96) x0,5(1 0,5) (11.837 1) x0,1 + 1,96 x0,5(1 0,5) : besar sampel : jumlah populasi : tingkat kepercayaan dalam penelitian ini 95% (Z=1,96) P : proporsi anak balita dalam populasi tidak tahu maka besarnya p dianggap 0,5 G : galat penduga 10% (=0,1) Data diperoleh melalui survei yang dilakukan langsung oleh peneliti selama minggu dengan wawancara dan observasi. Variabel pengetahuan diperoleh dengan menilai kemampuan pemahaman responden tentang penyakit diare yang diukur berdasarkan skor. Variabel sikap diperoleh dengan menilai tanggapan/penerimaan responden mengenai penyakit diare yang dinyatakan dalam skor. Dan variabel kejadian diare diperoleh dengan menanyakan apakah anak balitanya mengalami diare dalam bulan terakhir. Pengolahan data dilakukan sebagai berikut : Tabel 1. Pengolahan Data No Variabel Kategori 1 Pengetahuan Data pengetahuan responden mengenai diare diolah Baik, jika skor x 80% (0) dibuat kategori berdasarkan skor Cukup, jika skor 65% - 79% (16-19) Kurang jika skor x < Sikap Data sikap responden terhadap upaya pencegahan diare dikategorikan berdasarkan skor 3 Kejadian diare Data kejadian diare pada balita dalam bulan terakhir yang dikategorikan 65% (15) Mendukung, jika jumlah skor nilai rata-rata (9) Tidak mendukung, jika jumlah skor < nilai ratarata (9) Diare Tidak diare Analisis dilakukan dengan cara analisis univariat, yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui distribusi frekuensi masing-masing variabel, berupa nilai mean, SD baik variabel bebas maupun variabel terikat. Dan analisis bivariat, yaitu analisis yang dilakukan untuk mengetahui kaitan variabel bebas dengan variabel terikat, uji statistik yang digunakan disesuaikan dengan skala dan distribusi datanya. Hubungan pengetahuan, dan sikap dengan kejadian diare pada balita dilakukan uji Chi Square dengan derajat kepercayaan 95% atau α = 0,05. Analisis data ini menggunakan program komputer. 39

No.1/Volume 19/010 Hasil dan Pembahasan Pengetahuan responden Dari penelitian dapat diketahui bahwa pengetahuan responden tentang kejadian diare sebagian besar mempunyai pengetahuan cukup yaitu sebesar 71,6% dan yang mempunyai pengetahuan kurang hanya sebesar 7,4%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar pengetahuan responden tentang kejadian diare sudah cukup baik tapi masih perlu ditingkatkan supaya responden yang mempunyai pengetahuan kurang dapat ditingkatkan menjadi lebih baik misalnya dengan pendidikan kesehatan. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat Gambar 1. 80 Kategori nilai Pengetahuan Responden 60 Frequency 0 0 baik cukup kurang Kategori nilai Pengetahuan Responden Gambar 1. Kategori pengetahuan responden tentang kejadian diare Dari Gambar 1 dapat diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan responden dengan kejadian diare (p value = 0,000). Hal ini menunjukkan bahwa, responden yang mempunyai pengetahuan baik maupun pengetahuan yang kurang mempengaruhi angka kejadian diare pada anak.. Ini dapat dijelaskan bahwa responden yang mempunyai pengetahuan tentang kejadian diare baik ternyata dapat menurunkan angka kejadian diare pada anak balitanya karena responden tahu apa yang harus dilakukan ketika anak balitanya menderita diare. Dengan kata lain responden dapat menangani sendiri anak balitanya yang menderita diare dengan memberikan oralit atau larutan gula garam atau cairan rumah tangga seperti air tajin, teh pekat dan air sayur sehingga tidak menjadi lebih parah dan tidak harus dirujuk ke puskesmas, sebaliknya responden yang pengetahuan tentang kejadian diare kurang, maka angka kejadian diare pada anak balitanya juga meningkat Sikap responden Dari penelitian dapat diketahui bahwa sikap responden tentang kejadian diare adalah sebesar 78,9% responden mendukung pernyataan yang diberikan tentang kejadian diare dan hanya sebesar 1,1% responden yang menyatakan tidak mendukung dengan beberapa pernyataan yang diberikan tentang kejadian diare. Hal ini membuktikan bahwa sebagian besar responden setuju dan mendukung dengan pernyataan yang diberikan tentang kejadian diare karena responden juga sebagian besar telah memiliki pengetahuan yang cukup tentang kejadian diare. Untuk lebih jelas dapat dilihat pada Gambar.

80 Kategori Nilai Sikap Responden 60 Frequency 0 0 mendukung tidak mendukung Kategori Nilai Sikap Responden Gambar. Kategori sikap responden tentang kejadian diare Dari Gambar dapat dilihat bahwa ada hubungan yang bermakna antara sikap responden dengan kejadian diare (p value = 0,017). Hal ini menunjukkan bahwa baik responden yang mendukung dengan pernyataan yang diberikan tentang kejadian diare ternyata jumlah angka kejadian diare pada anak lebih sedikit. Hal ini dapat terjadi karena responden yang mempunyai sikap mendukung terhadap pernyataan tentang kejadian diare dapat menurunkan angka kejadian diare pada anak balita, karena responden mempunyai sikap yang mendukung terhadap pernyataan tentang kejadian diare tersebut berarti telah siap bereaksi jika ada anak balitanya yang menderita diare. Kesimpulan dan Saran Dari penelitian dapat diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap responden dengan kejadian diare pada balita. Responden dengan pengetahuan cukup tentang kejadian diare sebesar 71,6% sedangkan yang mempunyai pengetahuan kurang hanya sebesar 7,4%. Responden yang mendukung pernyataan yang diberikan tentang kejadian diare sebesar 78,9%, sedangkan responden yang tidak mendukung pernyataan yang diberikan tentang kejadian diare hanya sebesar 1,1%. Karena ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dan sikap responden dengan kejadian diare pada balita maka perlu kegiatan pendidikan kesehatan masyarakat agar pengetahuan dan sikap responden dapat lebih meningkat. Daftar Rujukan Dinkes Kabupaten Sukoharjo, 00, Indikator Sukoharjo Sehat 010, Dinas Kesehatan Kabupaten, Sukoharjo Dinkes Kabupaten Sukoharjo, 006, Rekapitulasi Laporan Penyakit Diare Tingkat Puskemas Polokarto, Sukoharjo, Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. Djausi Samsuridjal. 001. Konsultasi Kesehatan, Harian Kompas, Jakarta, 3 November. Rosmini Day. 001. Diare Penyebab Kematian Nomor Tiga Di Indonesia, Harian Umum Suara Merdeka 18 September 001.htm. Sunoto. 1990. Upaya Menurunkan Morbiditas Diare. Jakarta. Majalah Kesehatan Masyarakat Indonesia, Tahun XVIII, Nomor 1. 41