BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan September Januari 2016 di

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III MATERI DAN METODE. Kimia dan Gizi Pangan, Departemen Pertanian, Fakultas Peternakan dan

METODE Waktu dan Tempat Bahan dan Alat Tahapan

SCAVENGING ACTIVITY, TOTAL FENOL, INTENSITAS WARNA DAN PROFIL PROTEIN, DARI UBI KAYU DENGAN PENAMBAHAN D-GLUKOSA DAN D-SORBOSA SKRIPSI.

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian tentang Sintesis Protein Mikroba dan Aktivitas Selulolitik Akibat

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan

BAB III MATERI DAN METODE. biji durian dengan suhu pengeringan yang berbeda dilaksanakan pada bulan

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul kelarutan senyawa fenolik dan aktivitas antioksidan

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III BAHAN DAN METODE PENELITIAN. tambahan. Bahan utama berupa daging sapi bagian sampil (chuck) dari sapi

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei sampai September 2014 di Green

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan selama 5-6 bulan di Laboratorium Ilmu dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dilaksanakan pada bulan Februari hingga April Penelitian

III. BAHAN DAN METODOLOGI

BAB III BAHAN DAN METODE

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian (Ruang

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Alat yang digunakan yaitu pengering kabinet, corong saring, beaker glass,

7. LAMPIRAN. Gambar 19. Kurva Standar Protein

Lampiran 1. Prosedur Karakterisasi Komposisi Kimia 1. Analisa Kadar Air (SNI ) Kadar Air (%) = A B x 100% C

BAB III MATERI DAN METODE. super merah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017, pengujian overrun,

III. Bahan dan Metode

dimana a = bobot sampel awal (g); dan b = bobot abu (g)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain: waterbath,

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juli 2012 sampai bulan Desember 2012 di

Lampiran 1. Prosedur Analisis Pati Sagu

Lampiran 1. Pembuatan Larutan Buffer untuk Dialisa Larutan buffer yang digunakan pada proses dialisa adalah larutan buffer Asetat 10 mm ph 5,4 dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari Maret 2017 di

BAB III METODE PENELITIAN Bagan Alir Penelitian ini secara umum dapat digambarkan pada skema berikut:

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Juli sampai September 2012,

LAMPIRAN 1. Pembuatan Reagen Bradford dan Larutan Standar Protein

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Pelaksanaan Penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Analisis kadar protein

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian dilaksanakan di Laboratorium Kimia dan Biokimia Hasil Pertanian,

BAB III METODE PENELITIAN

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari sampai Juni 2014 bertempat di

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Jurusan Biologi Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Maulana

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian dengan judul produksi VFA, NH 3 dan protein total pada fodder

BAB III MATERI DAN METODE. Mozzarela dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 di Laboratorium Kimia dan

III. METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Juni-November Penelitian ini

METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan April 2012 sampai dengan bulan Juni 2012 di

III. BAHAN DAN METODE. laboratorium Biomassa, laboratorium Analisis Hasil Pertanian, Jurusan Teknologi

MATERI DAN METODE. Materi

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian akan dilaksanakan pada bulan November 2016 di Laboratorium

III. BAHAN DAN METODE. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Hasil Pertanian dan

III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan pada bulan Februari sampai Juni 2014 bertempat di

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Oktober sampai Februari 2014, dengan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III Bahan dan Metode

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

FAKULTAS BIOLOGI LABORATORIUM GENETIKA & PEMULIAAN INSTRUKSI KERJA UJI

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam penelitian ini dilakukan lima tahap utama yang meliputi tahap

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Percobaan yang dilakukan pada penelitian ini yaitu penggunaan amonium

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODELOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai Agustus 2013 di Laboratorium

Lampiran 1. Analisis Kadar Pati Dengan Metode Luff Schroll (AOAC, 1995)

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Mikrobiologi Jurusan Biologi

METODE. Materi. Rancangan

BAB III METODE PENELITIAN. Metode penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental, karena

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April s/d Mei Bertempat di

BAB III METODE PENELITIAN

ANALISIS PROTEIN SPESIFIK TEMBAKAU SRINTHIL. Disusun oleh : Nama : Slamet Haryono NIM :

BAB III METODE PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Prosedur Penelitian

METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Analisis Hasil Pertanian Jurusan THP

METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan 2 faktor, faktor pertama terdiri dari 3

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

LAMPIRAN A DATA PENELITIAN DAN HASIL PERHITUNGAN

BAB III METODE PENELITIAN

3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan pada bulan Juni 2013 dan

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

BAHAN DAN METODE Tempat dan Waktu Bahan Pertumbuhan dan Peremajaan Isolat Pengamatan Morfologi Isolat B. thuringiensis

III METODE PENELITIAN. akuades, reagen Folin Ciocalteu, larutan Na 2 CO 3 jenuh, akuades, dan etanol.

BAB III MATERI DAN METODE. Penelitian telah dilaksanakan pada bulan Februari - Maret 2017 di

BAB III METODE PENELITIAN. variasi suhu yang terdiri dari tiga taraf yaitu 40 C, 50 C, dan 60 C. Faktor kedua

BAB 4 PEMBAHASAN Hasil Kerja Ekstraksi Jahe

Transkripsi:

13 BAB III MATERI DAN METODE Penelitian dilaksanakan pada bulan September 2015 - Januari 2016 di Laboratorium Kimia dan Gizi Pangan Fakultas Peternakan dan Pertanian, dan Laboratorium Terpadu Universitas Diponegoro, Semarang. 3.1. Materi Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi ubi kayu segar yang diperoleh di Pasar Jati Kelurahan Banyumanik-Semarang, D-sorbosa dan D-glukosa (Kagawa University Research Center, Japan), akuades, 1,1Diphenyl-2-picrylhydrazyl (DPPH) (Tokyo, chemical Industry Co., LTD., Japan), dan larutan Folin-Ciocalteu (Merck, Germany), asam galat (Sigma Aldrich, USA). Alat yang digunakan dalam penelitian ini meliputi oven, mortar, gelas ukur, tabung reaksi, timbangan analitik, sentrifugal, seperangkat alat SDS-PAGE spektrofotometer dan Digitalcolormeter pada Macintsosh. 3.2. Metode 3.2.1. Prosedur Perlakuan Penelitian Gula yang digunakan adalah D-glukosa dan D-sorbosa, masing-masing ditimbang sebanyak 1 g dan 2 g, kemudian dilarutkan dengan akuades hingga volume 13

14 menjadi 100 ml dan diaduk hingga larut sehingga menghasilkan konsentrasi 1% dan 2% (b/v). Kemudian ubi kayu yang telah dikupas kulit luarnya dipotong dengan ukuran 2,5x3 cm dan masing-masing direndam pada larutan D-sorbosa dan D-glukosa selama ±15 jam dengan berbagai konsentrasi, yaitu 0%, 1% dan 2%. Selanjutnya ubi o kayu dipanaskan menggunakan hot display pada suhu 65P PC selama 24 jam. Perlakuan penambahan gula D-glukosa dan D-sorbosa pada ubi kayu dapat dilihat pada Ilustrasi 3. Pemanasan 65 o C, 24 jam Ilustrasi 3. Perlakuan penambahan gula D-lukosa dan D-sorbosa 3.2.2. Rancangan Percobaan Rancangan percobaan dalam penelitian ini menggunakan rancangan acak lengkap dengan pola tersarang dan masing-masing perlakuan diulang sebanyak tiga 14

15 kali. Perlakuan yang digunakan dalam penelitian ini adalah tertera pada Tabel 1. Kombinasi perlakuan adalah (TC) = 3 x 2 = 6, ulangan didapatkan dari rumus (t - 1) (r - 1) 12, sehingga diperoleh hasil sebesar 3. Model matematika rancangan percobaan yang digunakan adalah : Yijk = µ + Ai + Bj(i) + εij Keterangan : Yijk : Pengamatan faktor A taraf ke-i, Faktor B taraf ke-j dan ulangan ke-k µ : Rataan umum Ai Bj(i) εij : Pengaruh faktor A pada taraf ke-i : Pengaruh faktor B pada taraf ke-j pada Ai : Pengaruh galat pada Faktor A taraf ke-i, Faktor B taraf ke-j dan Ulangan kek Tabel 1. Layout perlakuan penelitian Konsentrasi D-glukosa D-sorbosa 0% G1P1 G2P1 1% G1P2 G2P2 2% G1P3 G2P3 Keterangan : G1P1: Perendaman gula D-glukosa 0% G1P2: Perendaman gula D-glukosa 1% G1P3: Perendaman gula D-glukosa 2% G2P1: Perendaman gula D-sorbosa 0% G2P2: Perendaman gula D-sorbosa 1% 15

HR0R 16 G2P3: Perendaman gula D-sorbosa 2% 3.2.3. Hipotesis Empiris = Tidak ada perlakuan yang memberikan pengaruh nyata terhadap nilai scavenging activity, nilai total fenol dan intensitas warna pada ubi kayu yang dipanaskan. HR1 R= Paling tidak ada satu perlakuan yang memberikan pengaruh nyata nilai scavenging activity, nilai total fenol dan intensitas warna pada ubi kayu yang dipanaskan. HR0 R: µ = µr0r HR1 R: µ µr0 P value 0,05 = HR0 Rditerima dan HR1 Rditolak P value < 0,05 = HR0 Rditolak dan HR1 Rditerima 3.2.4. Analisis Scavenging Activity Analisis scavenging activity pada penelitian ini menggunakan metode DPPH (1,1-Diphenyl-2-picrylhydrazyl). Sampel ubi kayu dihaluskan dan ditimbang sebanyak 0,1 g ke dalam 10 ml akuades kemudian di vortex dan di sentrifugasi selama 10 menit pada kecepatan 6000 rpm untuk diambil supernatan sebanyak 0,5 ml setelah itu ditambahkan 2 ml larutan 0,125 mm DPPH metanol. Larutan kemudian dicampur dan dibiarkan pada suhu ruang dengan keadaan gelap selama 30 menit. Absorbansi larutan diukur menggunakan spektrofotometer dengan kuvet 1 ml pada panjang gelombang 16

17 517 nm. Kontrol dibuat dengan perlakuan yang sama dengan akuades sebagai a pengganti sampel (Sun et al., 2006P P). Presentase radical scavenging activity dihitung dengan rumus yaitu absorbansi blangko dikurangi dengan absorbansi sampel lalu dibagi dengan absorbansi blangko kemudian dikalikan 100% 3.2.5. Analisis Nilai Total Fenol Analisis total fenol diukur menggunakan metode Folin-Ciocalteu. Preparasi sampel yaitu menambahkan 1 ml methanol kedalam 0.02 g sampel yang diletakkan ke dalam tube berukuran 15 ml. Kemudian dishaker dan disentrifugasi selama 10 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Untuk mengukur nilai total fenol dilakukan dengan menambahkan 300 µl sampel kedalam tube, tambahkan 1,5 ml folin yang telah diencerkan 10 kali, setelah itu ditambahkan larutan NaR2RCoR3R (7,5% b/v) sebanyak 1,2 ml. Kemudian larutan tersebut didiamkan dalam kondisi gelap selama 30 menit sebelum mengukur absorbansi dengan panjang gelombang 765 nm. Pengujian nilai total fenol menggunakan asam galat sebagai kurva standar pada konsentrasi 0,002%, 0,004%, 0,006%, 0,008% dan 0,01% sehingga diperoleh nilai y = 10,311x - 2,1602 (R² = 0,9914) (Irondi et al., 2012). 3.2.6. Analisis Intensitas Warna Intensitas warna diukur dengan metode CIELAB menggunakan digitalcolormeter pada Macintosh. Sampel ubi kayu diletakkan dibawah kamera pada kondisi gelap dan diberi sumber cahaya yang terkontrol, kemudian menggunakan 17

18 digitalcolormeter untuk mengetahui nilai L*, a* dan b* dengan cara kursor diletakkan pada tiga titik yang sejajar. CIELAB terdiri dari tiga komponen yaitu, komponen L* (luminance atau tingkat kecerahan) dengan nilai 0 untuk warna gelap dan 100 untuk warna cerah, komponen warna a* (hijau sampai merah) dengan nilai -120 untuk warna kehijauan dan 120 untuk warna kemerahan, serta komponen warna b* (biru sampai kuning) dengan nilai -120 untuk warna kebiruan dan 120 untuk warna kekuningan (Amien et al., 2010). 3.2.7. Analisis Profil Protein Profil protein dikarakterisasi dengan SDS-PAGE (Sodium Dodecyl Sulphate Poli Acrilmide Gel Electrophoresis) yang dilakukan dengan menggunakan metode standar (Hames, 1998). Sampel ubi kayu dihaluskan dan ditimbang sebanyak 0,2 g kemudian dilarutkan kedalam Pb sample buffer ph 7 10 mm, setelah itu sampel di vortex dan di sentrifugasi selama 20menit dengan kecepatan 6000 rpm. Selanjutnya diambil supernatan sebanyak 500 µl lalu diangin-anginkan selama 1 minggu di dalam refrigerator. Selanjutnya diencerkan kembali menggunakan akuades sebanyak 50 µl. 15 µl sampel protein didenaturasi dengan 15 µl sample buffer (Tris, SDS, HCl 1M, gliserol, Bromophenol Blue 0,02%) dan 3 µl mercaptoetanol (BioChemica, Inggris) setelah itu dididihkan selama 2 menit. Kemudian sampel diinjeksikan pada sumuran gel sebanyak 15µL pada setiap sumur, kemudian elektroforesis dilakukan pada tegangan 60 volt 14 A selama 6 jam. Gel dilepas dan diwarnai dengan Coomasie Briliant Blue 5% (b/v) selama satu jam. Setelah itu dicuci menggunakan staining asam 18

19 asetat (Merck, Germany) dan alkohol (MKR Chemicals, Indonesia) selama semalam untuk mendapatkan garis bend pada gel. 3.2.8. Analisis Data Data yang diperoleh dianalisis statistik menggunakan aplikasi SPSS dengan uji Analysis of Varians. Apabila hasil signifikan maka dilakukan uji lanjut dengan uji Duncan untuk mengetahui perbedaan antar perlakuan. 19