MOTIVASI SISWA MENGIKUTI TAMBAHAN JAM PELAJARAN UNTUK PERSIAPAN UJIAN NASIONAL DI PROGRAM STUDI TATA BUSANA SMK N 1 PANDAK

dokumen-dokumen yang mirip
MOTIVASI PESERTA PELATIHAN ACCESSORIES DILEMBAGA PELATIHAN KETERAMPILAN ADANA YOGYAKARTA

FACTORS THAT ENCOURAGE STUDENTS CHOOSING EDUCATION PROGRAM BUILDING TECHNIQUES FT-UNP

Keywords: Learning Interest, Basic Gastronomy Subject.

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan. kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran

UPAYA GURU BK DALAM MEMPERBAIKI CARA BELAJAR PESERTA DIDIK MELALUI LAYANAN PENGUASAAN KONTEN DI SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR IPS SISWA JURNAL. Oleh RIZKI RAMADHANI ERNI MUSTAKIM CUT ROHANI

ARTIKEL/JURNAL OLEH ROBIATUL AINI RRA

2015 PENGARUH FASILITAS DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP KEBIASAAN BELAJAR SISWA

MOTIVASI MAHASISWA DALAM MENYELESAIKAN STUDI DI JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG. Oleh: YULIANI 57617/2010

PENGARUH LINGKUNGAN SOSIAL DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS VIII MTs AL IRSYAD NGAWI TAHUN AJARAN 2011/2012

I. PENDAHULUAN. Peningkatan sumber daya manusia yang berkualitas, pendidikan memegang

MINAT BELAJAR SISWA KELAS XI PADA MATA PELAJARAN MENGHIAS BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH PERA WETTI

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

PENGARUH MOTIVASI BERPRESTASI DAN MINAT BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR MATA PELAJARAN KORESPONDENSI

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah pembelajaran pengetahuan, keterampilan, dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

PEMBERIAN PENGUATAN OLEH GURU PEMBIMBING TERHADAP PESERTA DIDIK DALAM LAYANAN INFORMASI DI SMP NEGERI 26 PADANG. Oleh : Ismi Auldra Efendi*

STUDI KORELASI ANTARA MOTIVASI BELAJAR, MEDIA PEMBELAJARAN, KEMAMPUAN AWAL, DENGAN HASIL BELAJAR. Oleh :

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Pendidikan memiliki fungsi yang sangat penting dalam pengembangan

BAB I PENDAHULUAN. dan keterampilan. Menurut Suharjo (2006: 1), pendidikan memainkan peranan. emosi, pengetahuan dan pengalaman peserta didik.

Hubungan Antara Motivasi Belajar Dengan Prestasi Mata Pelajaran Ekonomi

FAKTOR-FAKTOR KESULITAN BELAJAR DALAM MENGIKUTI MATA PELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA SISWA SMPN 1 SURUH SEMARANG

PENGARUH PERILAKU TEMAN SEBAYA TERHADAP MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK DI SMP NEGERI 01 RANAH BATAHAN KABUPATEN PASAMAN BARAT

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR MEMBUAT GAUN BAYI DENGAN PENDEKATAN KETERAMPILAN PROSES DI SMK NEGERI 4 YOGYAKARTA

MOTIVASI BERPRESTASI SISWA KELAS 3 JURUSAN TATA BUSANA DI SMK NEGERI 3 SUNGAI PENUH SRI DEFI MUSTIKA

Oleh: Sri Arita dan Susi Evanita ABSTRACT

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI SEKOLAH TINGGI KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN (STKIP) PGRI SUMATERA BARAT PADANG

Oleh. Mahasiswa Program Studi Pendidikan Ekonomi STKIP PGRI Sumbar 2,3

PENGARUH POLA ASUH ORANG TUA, MOTIVASI BELAJAR, DAN GAYA BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS. Eddi Artanti Puji Lestari L.A

MOTIVASI BELAJAR DAN HUBUNGANNYA DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DALAM MATA PELAJARAN BIOLOGI PADA SISWA KELAS VII SMP NEGERI 18 PADANG ARTIKEL

PERAN GURU BIMBINGAN DAN KONSELING SERTA PERAN GURU MATA PELAJARAN DALAM MENGATASI KESULITAN BELAJAR SISWA DI SEKOLAH MENENGAH ATAS (SMA) NEGERI

PENGARUH MOTIVASI PRAKTIK DAN KELAYAKAN FASILITAS BENGKEL PEMESINAN TERHADAP PRESTASI PRAKTIK PEMBUBUTAN

HUBUNGAN ANTARA MINAT BELAJAR SEJARAH DENGAN PRESTASI BELAJAR SEJARAH SISWA SMA SANTO MIKAEL SLEMAN YOGYAKARTA

HUBUNGAN PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN SEKOLAH DENGAN PRESTASI BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS VII SMP NEGERI 1 PAINAN.,, dan

PENGARUH PEMANFAATAN PERPUSTAKAAN DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA MTS. MIFTAHUL KOTA KEDIRI

HUBUNGAN KINERJA GURU DAN FASILITAS BENGKEL PRAKTIK DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA KELAS X TEKNIK PEMESINAN DI SMK MUHAMMADIYAH 3 YOGYAKARTA

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PEMANFAATAN FASILITAS BELAJAR DI SEKOLAH PADA SISWA KELAS XI IPA SMA NEGERI I NATAR

Jurnal Sosialisasi Pendidikan Sosiologi-FIS UNM

Kinerja Guru dalam... (Reni Tiana) 1

BAB I PENDAHULUAN. kemajuan dan perkembangan suatu negara. Pendidikan nasional berfungsi

BAB V PEMBAHASAN. A. Upaya Guru Meningkatkan Motivasi Ekstrinsik Menghafal Juz Amma. SD Islam Miftahul Huda Plosokandang Tulungagung

Jurnal Siliwangi Vol. 3. No.1, 2017 ISSN Seri Pendidikan

E-JURNAL. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (STRATA 1) Oleh : WENI YUNIARTI

Sartika Tolingguhu NIM :

ANALISIS BUTIR SOAL UJIAN AKHIR SEMESTER GASAL MATA PELAJARAN PENGANTAR AKUNTANSI

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan

BAB I PENDAHULUAN. yang sudah menyelesaikan pendidikannya adalah aktor-aktor penting yang

HUBUNGAN ANTARA GAYA BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJARSISWA JURNAL. Oleh ERNILA INDAH FEBRIKA SUGIYANTO BAHARUDDIN RISYAK

HUBUNGAN ANTARA KETERAMPILAN MENJELASKAN DAN BERTANYA GURU DENGAN PRESTASI BELAJAR SISWA JURNAL. Oleh

TINGKAT MINAT SISWA TERHADAP PEMBELAJARAN GULING DEPAN KELAS VIII TAHUN AJARAN 2016/2017 DI SMP NEGERI 7 KOTA MAGELANG

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR SISWA DENGAN LAYANAN BIMBINGAN KELOMPOK. Putria Maharani 1 Yusmansyah 2 Shinta Mayasari 3

MINAT BERWIRAUSAHA PADA SISWA KELAS XI JURUSAN TATA BOGA DI SMK NEGERI 2 GODEAN ARTIKEL E - JOURNAL

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

ABSTRACT RELATED LEARNING MOTIVATION AND LEARNING FACILITY WITH STUDENT ACHIEVEMENT IPS

Witan Faestri, Agustina Sri Purnami Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa Yogyakarta. *Korespondensi:

HUBUNGAN MOTIVASI BELAJAR DAN F ASILITAS PEMBELAJARAN DENGAN PRESTASI BELAJAR PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP (PLH)

HUBUNGAN KEBIASAAN BELAJAR KELOMPOK DENGAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN SOSIOLOGI KELAS X DAN XI DI SMA NEGERI 10 MAKASSAR

Economic Education Analysis Journal

Pengembangan Perangkat Pembelajaran Menerapkan Pendekatan Kontekstual

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PRESTASI BELAJAR MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI FKIP UNIVERSITAS RIAU

IMPLEMENTASI KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU IPS SMP/MTs DI KECAMATAN PANDAK JURNAL SKRIPSI

HUBUNGAN LINGKUNGAN BELAJAR DI SEKOLAH DAN MOTIVASI BELAJAR DENGAN PRESTASI BELAJAR IPS JURNAL. Oleh DEVIYANTI PANGESTU SULTAN DJASMI ERNI MUSTAKIM

MOTIVASI ORANG TUA MENGIKUTSERTAKAN PUTRA/PUTRINYA OLAHRAGA BELA DIRI TAEKWONDO DOJANG EKADANTA RINDAM MAGELANG

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Indri Murniawaty, 2013

TANGGAPAN SISWA KELAS VII TERHADAP PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN JASMANI OLAHRAGA DAN KESEHATAN DI SMP NEGERI 2 PLERET

PENGARUH KONDISI SOSIAL EKONOMI ORANG TUA DAN PERHATIAN ORANG TUA TERHADAP PRESTASI BELAJAR EKONOMI PADA SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 1

Muhammad Iqbal 1, Zulkifli Naansah 2, Yusri Abdul Hamid 2 Program Studi Pendidikan Teknik Elektronika FT Universitas Negeri Padang

BAB I PENDAHULUAN. Dalam pasal 3 UU Sisdiknas menyebutkan, bahwa Pendidikan nasional

BAB I PENDAHULUAN. beradaptasi dengan lingkungan sekitarnya. Tidak seorangpun yang dilahirkan

TANGGAPAN PESERTA DIDIK TERHADAP PEMBELAJARAN KEBUGARAN JASMANI DI KURIKULUM 2013 KELAS X SMK N 1 DEPOK SLEMAN

E_JURNAL. Diajukan Guna Memenuhi Persyaratan Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Ekonomi (S1) NURSYAMSI

SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Guna. Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd.) Pada Jurusan PPKn OLEH:

Pendidikan Teknik Mesin Universitas Sarjanawiyata Tamansiswa. & ABSTRACT

PROFIL KOMUNIKASI GURU DAN MOTIVASI BELAJAR PESERTA DIDIK (Studi Pada Peserta Didik Kelas XI SMA N 2 Koto Baru Kab. Dharmasraya) ARTIKEL

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR DAN PENGGUNAAN METODE MENGAJAR TERHADAP MOTIVASI BELAJAR SISWA KOMPETENSI KEAHLIAN ADMINISTRASI PERKANTORAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan mempunyai peran yang sangat strategis dalam meningkatkan

PENGARUH MANAJEMEN PEMBELAJARAN FULL DAY SCHOOL TERHADAP MOTIVASI BELAJAR

PENGARUH MOTIVASI BELAJAR DAN LINGKUNGAN BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPS SISWA KELAS VIII SMP NEGERI 1 MOJOLABAN TAHUN PELAJARAN 2009/2010

PENGARUH LINGKUNGAN BELAJAR, KEMANDIRIAN BELAJAR DAN KESIAPAN BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR EKONOMI SISWA KELAS XI IPS SMA N 5 PADANG E-JURNAL

PENGARUH INTENSITAS PERHATIAN ORANG TUA DAN MOTIVASI BELAJAR TERHADAP PRESTASI BELAJAR SISWA

MOTIVASI KERJA GURU DALAM MELAKSANAKAN TUGAS DI SMP NEGERI 1 KECAMATAN GUGUAK KABUPATEN LIMA PULUH KOTA

PERSEPSI SISWA KELAS X TKJ TENTANG KEMAMPUAN MENGAJAR GURU MATA PELAJARAN IPPK DI SMK TAMANSISWA JETIS YOGYAKARTA. Oleh : Resti Kurnia Yulianti

PERSEPSI GURU PEMBIMBING TERHADAP PROSES PEMBELAJARAN MAHASISWA PRAKTIK KKN-PPL UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA DI SMK PIRI 1 YOGYAKARTA

JURNAL PUBLIKASI. Diajukan Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Jurusan Pendidikan Akuntansi.

FAKTOR-FAKTOR MOTIVASI BELAJAR SISWA KELAS V SD NEGERI PUJOKUSUMAN I YOGYAKARTA

PENERAPAN KEGIATAN MANAJEMEN KELAS OLEH GURU DI KELAS IV SD NEGERI LAMREUNG KECAMATAN KRUENG BARONA JAYA ACEH BESAR

BAB 1 PENDAHULUAN. semakin lama semakin berkembang dan merupakan kebutuhan mutlak yang

BAB I PENDAHULUAN. memiliki potensi kreatif dan inovatif dalam segala bidang kehidupannya, sehingga

BAB I PENDAHULUAN. Undang Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 tahun 2003 Bab 2 Pasal

Economic Education Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN. Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan Baru, PT. Remaja Rosdakarya, Bandung, Hal. 89

EKSPLORASI MOTIVASI BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN PEMELIHARAAN SISTEM KELISTRIKAN KENDARAAN RINGAN

BAB I PENDAHULUAN. kualitas pendidikan yang baik. Pendidikan menjadi pilar pembangunan bagi

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu faktor yang menentukan berkembangnya suatu Negara ialah

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU

BAB I PENDAHULUAN. mengalami proses pendidikan yang didapat dari orang tua, masyarakat maupun

PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN TEACHING FACTORY 6 LANGKAH (MODEL TF-6M) UNTUK MENINGKATKAN MOTIVASI BERPRESTASI SISWA DI SMK

TINGKAT KEAKTIFAN SISWA KELAS V DALAM MENGIKUTI PEMBELAJARAN TONNIS DI SD N 01 REJOSARI KABUPATEN KUDUS TAHUN AJARAN 2015/2016

PENGGUNAAN PENDEKATAN NUMBERED HEADS TOGETHER UNTUK MENUMBUHKAN PEMBELAJARAN PKN YANG JOYFULL LEARNING DI KELAS VII A SMP NEGERI 1 WONOAYU SIDOARJO

BAB I PENDAHULUAN. diharapkan dapat melahirkan sumber daya manusia yang berkualitas yaitu yang

Transkripsi:

Motivasi Siswa Mengikuti...(Miftahul Falah) 1 MOTIVASI SISWA MENGIKUTI TAMBAHAN JAM PELAJARAN UNTUK PERSIAPAN UJIAN NASIONAL DI PROGRAM STUDI TATA BUSANA SMK N 1 PANDAK Penulis 1: Miftahul Falah Penulis 2: Dr. Sri Wening Universitas Negeri Yogyakarta E-mail: falah.mf182@gmail.com Abstrak Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui: (1) motivasi siswa tata busana mengikuti tambahan jam pelajaran di SMK N 1 Pandak. (2) faktor-faktor yang mendorong motivasi siswa tata busana mengikuti tambahan jam pelajaran di SMK N 1 Pandak. (3) faktor-faktor penghambat motivasi siswa tata busana mengikuti tambahan jam pelajaran di SMK N 1 Pandak. Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif dengan pendekatan survei. Penelitian ini merupakan penelitian populasi, dengan jumlah populasi sebanyak 64 siswa. Instrumen penelitian menggunakan lembar kuesioner. Uji coba instrumen dilakukan di sekolah lain yang mempunyai karakter sama dengan SMK N 1 Pandak. Teknik pengumpulan data menggunakan angket. Teknik analisis data yang digunakan adalah teknik deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) motivasi siswa mengikuti tambahan jam pelajaran berada pada kategori tinggi (79,68%), (2) faktor yang mendorong motivasi ialah keinginan belajar yang sangat tinggi sebanyak 22 siswa (34,1%), persiapan belajar yang tinggi sebanyak 44 siswa (68,8%), disiplin belajar yang sangat tinggi sebanyak 38 siswa (59,4%), pemilihan tempat duduk di kelas dengan kategori sangat tinggi sebanyak 50 siswa (78,1%), dorongan dari orang tua tinggi sebanyak 34 siswa (53,1%), dorongan dari teman tinggi sebanyak 31 siswa (48,4%), dorongan dari guru tinggi sebanyak 43 siswa (67,2%), (3) faktor penghambat motivasi ialah ketekunan belajar yang masih rendah sebanyak 27 siswa (42,20%), hasrat berprestasi tinggi yang masih rendah sebanyak 40 siswa (62,50%), penyelesaian tugas kurang disiplin sebanyak 50 siswa (78,10%). Hal ini menunjukkan bahwa motivasi siswa tata busana SMK N 1 Pandak berada pada kategori tinggi, namun masih ada faktor penghambat siswa untuk mengikuti tambahan jam pelajaran sehingga perlu ditingkatkan lagi motivasi nya agar lebih siap menghadapi ujian nasional. Kata kunci: motivasi, tambahan jam pelajaran, ujian nasional, tata busana STUDENTS MOTIVATION TO ATTEND EXTRA CLASSES TO PREPARE THE NATIONAL EXAMINATION IN THE STUDY PROGRAM OF FASHION DESIGN AT SMKN 1 PANDAK Abstract This study aims to investigate: (1) the motivation of the students of Fashion Design to attend extra classes at SMKN 1 Pandak, (2) the factors that motivate students to attend extra classes, and (3) the factors inhibiting their motivation to attend extra classes. The type of research used in this research is descriptive survey. This research is study population, with a total population og 64 students. Research instrument used by a questionnaire. Testing instrument carried at other school that have the same character with SMK N 1 Pandak. The data were collected using questionnaires. The data analysis technique was the descriptive. The results of the study are as follows. (1) on the whole, the students motivation is high (79.68%). (2) the factors that motivate includes the desire to learn is very high as many as 22 students (34.1%), good preparation for learning as many as 44 students (68.8%), a great learning discipline as many as 38 students (59.4%), seat selection in the classroom with a very high category as many as 50 students (78.1%), high support from their parents as many as 34 students (53.1%), high support from their friends as many as 31 students (48.4%), high support from their teacher as many as 43 students (67.2%). (3) the factors inhibiting motivation includes the low learning perseverance as many as 27 students (42.20%), the low desire to attain high achievement as many as 40 students (62.50%), and the indiscipline in finishing assignments as many as 50 students (78.10%). These

2 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Tahun 2016 show that the motivation of the students of Fashion Design at SMKN 1 Pandak is high and needs maintaining and improving in order to be more prepared to sit for the national examination. Keywords: motivation, extra classes, national examination, fashion design PENDAHULUAN Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan kepribadian manusia melalui pemberian pengetahuan, pengajaran sebagai bekal untuk masa depan. Seperti dengan tujuan Pendidikan Nasional Republik Indonesia yang dituangkan dalam Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 Pasal 3. Pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Belajar merupakan kegiatan yang membutuhkan motivasi, bahkan motivasi dan belajar adalah dua hal yang saling mempengaruhi. Menurut Tabrani Rusyan, (1989 : 78) belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh perubahan tingkah laku secara keseluruhan sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksi dengan lingkungannya. Pada dasarnya tujuan pendidikan sangat erat hubungannya dengan keberhasilan pembelajaran. Upaya untuk mencapai hasil belajar yang maksimal dibutuhkan guru profesional yang dapat menyampaikan materi pelajaran dengan baik. Proses pembelajaran juga memerlukan tempat belajar yang layak dan fasilitas yang memadai, namun guru yang profesional dan fasilitas belajar yang bagus belum menjamin keberhasilan belajar siswa karena yang terpenting adalah kesungguhan siswa dalam mengikuti pembelajaran. Motivasi sangat penting bagi seseorang yang sedang jenuh dalam kehidupannya, termasuk seorang siswa yang jenuh dengan pembelajaran. Motivasi yang ada didalam diri ditambah motivasi dari luar adalah bekal berharga siswa untuk belajar. Berdasarkan observasi peneliti di SMK N 1 Pandak, menunjukkan bahwa masih ada siswa yang belum menyadari pentingnya mengikuti tambahan jam pelajaran. Hal ini dapat terlihat dari adanya beberapa siswa yang kadang membolos, siswa yang sengaja telat masuk kelas, dan beberapa siswa yang gaduh di dalam kelas. Siswa harus mempunyai kesadaran untuk mengikuti tambahan jam pelajaran karena siswa yang mempunyai kesadaran untuk belajar akan lebih sungguh-sungguh mengikuti tambahan jam pelajaran dan lebih siap menghadapi ujian nasional. Siswa yang siap menghadapi ujian nasional akan lebih tenang dan percaya diri dalam mengerjakan soal-soal ujian nasional, sehingga bisa mendapat nilai yang maksimal. Guru, orang tua, dan sekolah akan bangga jika siswa nya lulus dengan nilai yang memuaskan. Setiap aktivitas manusia pada dasarnya dilandasi oleh adanya motivasi untuk mencapai suatu tujuan atau terpenuhinya kebutuhannya, bisa dikatakan motivasi tersebut antara satu

Motivasi Siswa Mengikuti...(Miftahul Falah) 3 orang dengan orang lain berbeda-beda. Istilah itu, (8) senang mencari dan memecahkan motivasi berasal dari kata motif, berarti kekuatan masalah soal-soal. dalam diri individu yang menyebabkan bertindak Motivasi sangat diperlukan siswa untuk atau berbuat. Menurut Isbandi Rukminto, (1994 : mengikuti tambahan jam pelajaran. Tambahan 154) Motif tidak dapat diamati secara langsung, jam pelajaran atau disebut juga Program Belajar tetapi dapat diintepretasikan dalam tingkah Tambahan (PBT) merupakan program belajar lakunya berupa rangsangan, dorongan atau yang diberikan orang lain terkait tambahan pembangkit tenaga munculnya suatu tingkah laku belajar, PBT yang diberikan oleh tenaga ahli tertentu. Motivasi banyak diterapkan dalam (konselor) untuk membantu individu dalam berbagai macam kegiatan, termasuk belajar. menghadapi dan memecahkan masalah-masalah Betapa pentingnya motivasi dalam belajar karena yang berkaitan dengan belajar (yusuf, 2005:10). dapat memandu proses belajar menuju ke tujuan Tujuan program belajar tambahan di SMK secara yang ingin dicapai. Herminarto Sofyan, (2012 : umum yaitu mempersiapkan siswa SMK kelas 3 18) motivasi belajar adalah dorongan internal dan untuk menghadapi ujian nasional. eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar Ujian nasional atau biasa disebut dengan untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang UN merupakan sebuah program yang pada umumnya ditenggarai beberapa indikator diselenggarakan oleh pemerintah setiap tahun. dan unsur yang mendukung. UN tidak seperti tes ataupun ujian yang Berdasarkan macamnya motivasi dibedakan diselenggarakan sekolah setiap akhir semester, menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan namun UN diselenggarakan serentak seeksintrinsik. Menurut Syaiful Bahri Djamarah Indonesia. Menurut Hari Setiadi (2005:2) Ujian (2002 : 115) motivasi intrinsik adalah motif- Nasional adalah penilaian hasil belajar oleh motif yang menjadi aktif atau berfungsinya tidak pemerintah yang bertujuan untuk menilai perlu dirangsang dari luar, karena dalam setiap pencapaian kompetensi lulusan secara nasional diri individu sudah ada dorongan untuk pada mata pelajaran tertentu dalam kelompok melakukan sesuatu. Motivasi ekstrinsik menurut ilmu pengetahuan dan teknologi. Muhibbin Syah (2005 : 136-137) adalah hal dan Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut: keadaan yang berasal dari luar individu yang juga (1) mendiskripsikan motivasi siswa tata busana mendorongnya untuk melakukan kegiatan. Ciri- secara keseluruhan dalam mengikuti tambahan ciri seseorang yang memiliki motivasi menurut jam pelajaran di SMK N 1 Pandak, (2) Sardiman (2011: 83) antara lain: (1) tekun mengetahui motivasi yang dominan pada siswa menghadapi tugas, (2) ulet menghadapi kesulitan, tata busana dalam mengikuti tambahan jam (3) menunjukkan minat terhadap bermacam- pelajaran di SMK N 1 Pandak ditinjau dari macam masalah, (4) Lebih senang bekerja motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, (3) mandiri, (5) cepat bosan dengan tugas-tugas yang mengetahui faktor-faktor yang menjadi rutin, (6) dapat mempertahankan pendapatnya, penghambat motivasi siswa tata busana (7) tidak mudah melepaskan hal yang diyakini

4 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Tahun 2016 mengikuti tambahan jam pelajaran di SMK N 1 Pandak. Tujuan penelitian tersebut adalah untuk menjawab rumusan masalah penelitian ini, yaitu: (1) Bagaimana motivasi siswa tata busana secara keseluruhan (yang meliputi motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik) dalam mengikuti tambahan jam pelajaran di SMK N 1 Pandak?, (2) Motivasi apa yang dominan bagi siswa tata busana dalam mengikuti tambahan jam pelajaran di SMK N 1 Pandak ditinjau dari motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik?, (3) Faktor-faktor apa yang menjadi penghambat motivasi siswa tata busana mengikuti tambahan jam pelajaran di SMK N 1 Pandak?. METODE PENELITIAN Jenis Penelitian Penelitian tentang motivasi siswa mengikuti tambahan jam pelajaran di SMK Negeri 1 Pandak Bantul ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan survei. Penelitian survei merupakan suatu teknik pengumpulan informasi yang dilakukan dengan cara menyusun daftar pertanyaan yang diajukan pada responden. Penelitian deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum. Waktu dan Tempat Penelitian Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2016 di SMK Negeri 1 Pandak yang beralamat di Dusun Kadekrowo, Desa Gilangharjo, Kecamatan Pandak Kabupaten Bantul. Populasi Penelitian Populasi pada penelitian ini yaitu siswa jurusan tata busana kelas XII SMK N 1 Pandak, yaitu XII busana 1 dan XII busana 2. Masing-masing kelas tersebut mempunyai jumlah 32 siswa. Seluruh populasi dijadikan sampel pada penelitian ini karena jumlah populasi kurang dari 100. Data, Instrumen, dan Teknik Pengumpulan Data Data dalam penelitian ini adalah data angket motivasi siswa mengikuti tambahan jam pelajaran. Data yang didapatkan berbentuk data kuantitatif. Data kuantitatif merupakan data yang berbentuk angka atau bilangan. Penelitian ini menggunakan instrumen berupa angket untuk mengukur motivasi siswa tata busana kelas XII mengikuti tambahan jam pelajaran di SMK N 1 Pandak. Pilihan jawaban angket menggukanan skala likert dengan alternatif 4 jawaban. Selain itu instrumen yang digunakan dalam penelitian ini berupa pengamatan secara langsung untuk memperoleh informasi tentang keadaan yang ada dalam lingkungan sekolah dan untuk mengetahui permasalahan pelaksanaan pembelajaran tambahan jam pelajaran. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan angket, yaitu memberikan lembar kuesioner kepada siswa.

Motivasi Siswa Mengikuti...(Miftahul Falah) 5 Teknik Analisis Data Teknik analisis data dalam penelitian menggunakan teknik analisis deskriptif. Dalam penelitian ini, analisis deskriptif bertujuan untuk mengetahui fakta-fakta tentang motivasi siswa mengikuti tambahan jam pelajaran dari faktor intrinsik dan ekstrinsik, serta mengetahui faktor-faktor penghambat motivasi siswa mengikuti tambahan jam pelajaran. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Motivasi Siswa secara Keseluruhan dalam Mengikuti Tambahan Jam Pelajaran di SMK Berdasarkan hasil analisis deskriptif yang diolah menggunakan SPSS 13.0 for windows untuk motivasi siswa untuk mengikuti tambahan jam pelajaran dari 64 responden menunjukkan Mean (M) 83,54 ; Median (Me) 82,50 ; Modus (Mo) 80 dan Standar Deviasi (SD) 8,64. Hasil analisis deskriptif motivasi belajar selengkapnya bisa dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Kategorisasi Motivasi Siswa Secara Keseluruhan Berdasarkan hasil Tabel 1 secara umum dapat diketahui bahwa dari 64 responden kelas XII yang mengikuti tambahan jam pelajaran mempunyai kecenderungan motivasi belajar sangat tinggi sebanyak 4 siswa (6,25%), tinggi sebanyak 51 siswa (79,68%), rendah sebanyak 9 siswa (14,06%) dan sangat rendah sebanyak 0 siswa (0%). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar motivasi belajar siswa dalam mengikuti tambahan jam pelajaran berkategori tinggi, berada pada interval nilai 75 X < 97,5 atau 79,68 %. Faktor-faktor yang Mendorong Motivasi Siswa Mengikuti Tambahan Jam Pelajaran Berdasarksan hasil penelitian pada faktor motivasi intrinsik dan faktor motivasi ekstrinsik, maka dapat dikatakan faktor yang mendorong motivasi siswa adalah faktor yang mendorong motivasi ialah keinginan belajar yang sangat tinggi sebanyak 22 siswa (34,1%), persiapan belajar yang tinggi sebanyak 44 siswa (68,8%), disiplin belajar yang sangat tinggi sebanyak 38 siswa (59,4%), pemilihan tempat duduk di kelas dengan kategori sangat tinggi sebanyak 50 siswa (78,1%), dorongan dari orang tua tinggi sebanyak 34 siswa (53,1%), dorongan dari teman tinggi sebanyak 31 siswa (48,4%), dan dorongan dari guru tinggi sebanyak 43 siswa (67,2%). Faktor-faktor yang Menjadi Penghambat motivasi Siswa Mengikuti Tambahan Jam Pelajaran Setelah dilakukan perhitungan data motivasi secara kategorisasi, maka dapat dilihat faktor motivasi yang tinggi dan faktor motivasi yang rendah. Faktor yang berada pada kategori rendah dan sangat rendah merupakan termasuk dalam faktor motivasi penghambat bagi siswa mengikuti tambahan jam pelajaran. Hasil penelitian faktor yang menjadi penghambat motivasi siswa dapat dilihat pada tabel 2.

6 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Tahun 2016 No. Tabel 2. Faktor Yang Menjadi Penghambat Motivasi Bagi Siswa Mengikuti Tambahan Jam Pelajaran Faktor Penghambat Motivasi Intrinsik Ekstrinsik 1 Ketekunan dalam Belajar - 2 Hasrat Berprestasi Tinggi - 3 Penyelesaian Tugas - Pembahasan 1. Motivasi Siswa Mengikuti Tambahan Jam Pelajaran di SMK Setiap aktivitas manusia pada dasarnya dilandasi oleh adanya motivasi untuk mencapai suatu tujuan atau terpenuhinya kebutuhan. Motivasi siswa khususnya kelas XII SMK Negeri 1 Pandak dalam mengikuti tambahan jam pelajaran secara keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar siswa memiliki skor pada interval 75 X < 97,5 atau 79,68 % sebanyak 51 siswa (79,68%), sedangkan sangat tinggi sebanyak 4 siswa (6,25%), rendah sebanyak 9 siswa (14,06%), dan sangat rendah sebanyak 0 siswa (0%). Hasil penelitian ini berkaitan dengan pendapat Herminarto Sofyan (2012 : 18) motivasi belajar adalah dorongan internal dan eksternal pada siswa-siswa yang sedang belajar untuk mengadakan perubahan tingkah laku yang pada umumnya ditenggarai beberapa indikator dan unsur yang mendukung. Hasil belajar akan optimal jika adanya motivasi, jadi motivasi akan senantiasa menentukan intensitas usaha belajar bagi para siswa. Berdasarksan hasil penelitian pada faktor motivasi intrinsik dan faktor motivasi ekstrinsik, maka faktor yang mendorong motivasi siswa adalah faktor yang mendorong motivasi ialah keinginan belajar yang sangat tinggi sebanyak 22 siswa (34,1%), persiapan belajar yang tinggi sebanyak 44 siswa (68,8%), disiplin belajar yang sangat tinggi sebanyak 38 siswa (59,4%), pemilihan tempat duduk di kelas dengan kategori sangat tinggi sebanyak 50 siswa (78,1%), dorongan dari orang tua tinggi sebanyak 34 siswa (53,1%), dorongan dari teman tinggi sebanyak 31 siswa (48,4%), dan dorongan dari guru tinggi sebanyak 43 siswa (67,2%). Siswa Kelas XII Tata Busana SMK N 1 Pandak mempunyai keinginan belajar yang tinggi untuk mengikuti tambahan jam pelajaran, ditunjukkan dengan semangat mengikuti tambahan jam pelajaran, serius mengikuti tambahan jam pelajaran, dan menyadari pentingnya mengikuti tambahan jam pelajaran. Motivasi siswa untuk mengikuti tambahan jam pelajaran dilihat dari faktor disiplin belajar sudah baik, siswa Kelas XII Tata Busana SMK N 1 Pandak mempunyai disiplin belajar yang baik, siswa menunjukkan usahanya dalam belajar dengan mengikuti tambahan jam pelajaran dengan baik dan disiplin. Motivasi siswa untuk mengikuti tambahan jam pelajaran dilihat dari faktor pemilihan tempat duduk di kelas sudah baik, siswa Kelas XII Tata Busana SMK N 1 Pandak berusaha fokus dengan pembelajaran tambahan jam pelajaran di dalam kelas. Hasil penelitian ini berkaitan dengan pendapat Dimyati dan Mudjiono (2002: 97) yaitu: faktor-faktor yang mempengarui motivasi ialah cita-cita atau aspirasi siswa, kemampuan siswa, kondisi siswa, kondisi

Motivasi Siswa Mengikuti...(Miftahul Falah) 7 lingkungan siswa, unsur-unsur dinamis dalam belajar dan pembelajaran, upaya guru dalam membelajarkan siswa. 2. Faktor-faktor yang Menjadi Penghambat motivasi Siswa Mengikuti Tambahan Jam Pelajaran Faktor motivasi yang menjadi penghambat bagi siswa mengikuti tambahan jam pelajaran ialah faktor motivasi yang mempunyai kategori rendah dan sangat rendah. Faktor yang termasuk faktor motivasi penghambat adalah ketekunan dalam belajar, hasrat berprestasi tinggi, dan penyelesaian tugas. Berdasarkan hasil penelitian, maka dapat diketahui bahwa faktor ketekunan dalam belajar berada pada kategori rendah, sebanyak 27 siswa dengan persentase sebesar 42,20%, maka termasuk dalam faktor penghambat untuk mengikuti tambahan jam pelajaran. Faktor hasrat berprestasi tinggi berada pada kategori rendah, sebanyak 40 siswa dengan persentase sebesar 62,50%, termasuk dalam faktor motivasi penghambat mengikuti tambahan jam pelajaran. Faktor penyelesaian tugas berada pada kategori rendah, sebanyak 50 siswa dengan persentase sebesar 78,10%, termasuk dalam faktor motivasi penghambat mengikuti tambahan jam pelajaran. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa masih ada faktor yang menjadi penghambat bagi siswa tata busana untuk mengikuti tambahan jam pelajaran di SMKN 1 Pandak. Menurut pendapat Sardiman (2011: 92-95) bentuk atau cara menumbuhkan motivasi agar peserta didik setidaknya memiliki motivasi untuk belajar, antara lain: memberi angka (hal ini dilakukan sebagai simbol dan nilai kegiatan belajarnya), hadiah (selain memberi nilai kepada siswa, hadiah juga dapat memotivasi siswa untuk belajar lebih giat lagi), saingan (persaingan baik individual maupun kelompok dapat meningkatkan prestasi belajar siswa), ego-involvement (menumbuhkan kesadanran kepada siswa agar merasakan pentingnya tugas dan menerimanya sebagai tantangan), memberi ulangan atau tes, mengetahui hasil, pujian (dengan pujian yang tepat akan memupuk suasana yang menyenangkan dan mempertinggi gairah belajar serta akan membangkitkan harga diri), hukuman (merupakan reinforcement yang negatif tetapi kalau diberikan secara tepat dan bijak maka bisa menjadi alat motivasi), hasrat untuk belajar, dan minat. SIMPULAN DAN SARAN Simpulan Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang dikemukakan, maka dapat ditarik kesimpulannya sebagai berikut: 1. Motivasi siswa Tata Busana kelas XII SMK N 1 Pandak dalam mengikuti tambahan jam pelajaran secara keseluruhan termasuk dalam kategori tinggi. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar siswa memiliki skor pada interval 75,00 X < 97,50 sebanyak 51 siswa dengan persentase sebesar 79,7%, sedangkan sangat tinggi sebanyak 4 siswa (6,3%), rendah sebanyak 9 siswa (14,1%), sangat rendah sebanyak 0 siswa (0,0%).

8 Jurnal Pendidikan Teknik Busana Tahun 2016 2. Hasil penelitian diperoleh skor dari seluruh angket yang telah diisi oleh responden ialah berjumlah 5.347. Motivasi intrinsik memperoleh skor sebanyak 2.710 (50,68%), motivasi ekstrinsik memperoleh skor sebanyak 2.637 (49,32%). Jadi dapat dikatakan motivasi intrinsik sedikit lebih dominan dibanding motivasi ekstrinsik siswa dalam mengikuti tambahan jam pelajaran. 3. Faktor-faktor penghambat motivasi mengikuti tambahan jam pelajaran: a) ketekunan dalam belajar termasuk kategori rendah sebanyak 27 siswa (42,2%), b) hasrat berprestasi tinggi termasuk kategori rendah sebanyak 40 siswa (62,5%), c) penyelesaian tugas termasuk kategori rendah sebanyak 50 siswa (78,1%). Saran Berdasarkan hasil penelitian ini, dapat diberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Motivasi siswa mengikuti tambahan jam pelajaran di program studi tata busana kelas XII SMK N 1 Pandak termasuk kategori tinggi. Siswa, guru, dan orang tua harus bekerja sama mempertahankan motivasi tersebut, karena motivasi yang tinggi terhadap pembelajaran tambahan jam pelajaran dapat membuat siswa menjadi lebih siap menghadapi ujian nasional. 2. Siswa harus lebih tekun belajar, baik di sekolah maupun di luar sekolah. Siswa juga harus memiliki hasrat beprestasi yang tinggi, karena dapat memacu semangat belajar. DAFTAR PUSTAKA Dimyati dan Mudjiono. (2009), Motivasi Belajar. Jakarta: PT Rineka Cipta. Hari Setiadi. 2005. Dampak Ujian Nasional Pada Karakter Bangsa. Bndung: PT Remaja Rosda Karya. Herminarto Sofyan, Hamzah B. Uno. 2012. Teori motivasi dan penerapannya dalam penelitian, Yogyakarta. Isbandi Rukminto Adi. 1994. Psikologi, Pekerjaan Sosial dan Ilmu Kesejahteraan Sosial : Asas Dasar Pemikiran. Jakarta: Grafindo Persada. Muhibbin Syah. 2005. Psikologi Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada. Sardiman A. M. 2011. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Suharsimi Arikunto. 2006. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Syaiful Bahri Djamarah. 2011. Psikologi Belajar. Jakarta: Rineka Cipts. Tabrani Rusyan. (1989). Pendekatan dalam Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja Karya. Yusuf, Syamsu & Juntika Nursihan. (2007). Landasan Bimbingan dan Konseling. Bandung: PT. Remaja Rosada Karya.