SINKRONISASI ALAT ANGKUT DENGAN ALAT MUAT TERHADAP TARGET PRODUKSI ASPAL PADA PT. WIJAYA KARYA KABUPATEN BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA

dokumen-dokumen yang mirip
Rezky Anisari (1) 1. PENDAHULUAN

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

KESERASIAN ALAT MUAT DAN ANGKUT UNTUK KECAPAIAN TARGET PRODUKSI PENGUPASAN BATUAN PENUTUP PADA PT. ADARO INDONESIA KALIMANTAN SELATAN

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

KAJIAN TEKNIS ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA MEMENUHI SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT

EVALUASI PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMBONGKARAN OVERBURDEN DI PIT 4 PT DARMA HENWA SITE ASAM-ASAM

EVALUASI PRODUKSI OVERBURDEN PADA FRONT KERJA EXCAVATOR HITACHI SHOVEL

2 Dosen Jurusan Teknik Pertambangan, Sekolah Tinggi Teknologi Nasional.

RUSTAM D Proposal Tugas Akhir

Farisyah Melladia Utami, Angga Kurniawan, Muhammad Wahyudi ABSTRAK

ANALISIS KESERASIAN ALAT MEKANIS (MATCH FACTOR) UNTUK PENINGKATAN PRODUKTIVITAS

EVALUASI PRODUKSI ALAT MEKANIS UNTUK PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RIUNG MITRA LESTARI SITE RANTAU

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ANGKUT PADA PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PIT 8 FLEET D PT. JHONLIN BARATAMA JOBSITE SATUI KALIMANTAN SELATAN

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIFITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT BATUBARA PADA PENAMBANGAN BATUBARA DI PT. BUKIT ASAM. SITE MTBU TANJUNG ENIM SUMATERA SELATAN

SIMULASI PERENCANAAN PENGGUNAAN ALAT BERAT PADA PEKERJAAN PENGGALIAN TANAH

EVALUASI PRODUKSI ALAT GALI MUAT DAN ALAT ANGKUT SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN TARGET PRODUKSI PADA PT PAMA PERSADA NUSANTARA DISTRIK KCMB

Perencanaan Produksi dan Pentahapan Pengupasan Lapisan Penutup pada Bulan Maret - Desember 2015 di PT Cipta Kridatama Site Cakra Bumi Pertiwi

Optimalisasi Pekerjaan Pemindahan Tanah Pada Proyek Embung Begawan Kota Tarakan Dengan Model Antrian

OPTIMALISASI PRODUKSI PERALATAN MEKANIS SEBAGAI UPAYA PENCAPAIAN SASARAN PRODUKSI PENGUPASAN LAPISAN TANAH PENUTUP DI PT

EVALUASI KINERJA EXCAVATOR BACKHOE

KAJIAN TEKNIS PENGUPASAN TANAH PENUTUP DI TAMBANG BANKO BARAT PIT 3 BARAT PT. BUKIT ASAM (PERSERO) TBK UPTE

BAB III LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI. KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR TABEL... DAFTAR LAMPIRAN... Bab

Prasmoro Jurnal OE, Volume VI, Maret No. 1, 2014

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT LIEBHERR 9400 DALAM KEGIATAN PEMINDAHAN OVERBURDEN DI PT RAHMAN ABDIJAYA JOB SITE PT ADARO INDONESIA

KAJIAN TEKNIS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM UPAYA PENCAPAIAN PRODUKSI BATUBARA SEBESAR TON/BULAN PT

Kajian Biaya Produksi Pemindahan Material Batugamping dari Room of Material ke Crusher di PT Lafarge Cement Indonesia, Lhoknga, Aceh Besar

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

PRODUKTIVITAS KINERJA MESIN BOR DALAM PEMBUATAN LUBANG LEDAK DI QUARRY BATUGAMPING B6 KABUPATEN PANGKEP PROPINSI SULAWESI SELATAN

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB V ANALISA DAN PEMBAHASAN

Seminar Nasional Sains dan Teknologi Terapan IV 2016 ISBN Institut Teknologi Adhi Tama Surabaya

JURNAL TEKNOLOGI INFORMASI & PENDIDIKAN ISSN : VOL. 9 NO. 1 April 2016

EVALUASI PENGGUNAAN ALAT-ALAT BERAT PROYEK

Jl. Raya Palembang Prabumulih KM.32 Indralaya, Sumatera Selatan, Indonesia ABSTRAK

ABSTRAK. Kata Kunci : excavator backhoe, articulate dump truck, produktivitas, bahan bakar ABSTRACT

ABSTRACT. Keywords: Efficiency, Productivity, Line Balancing, Idle Time. Universitas Kristen Maranatha

KAJIAN TEKNIS KERJA ALAT GALI MUAT UNTUK PENGUPASAN LAPISAN TANAH PUCUK PADA LOKASI TAMBANG BATUBARA DI PIT

BAB I PENDAHULUAN. sangat signifikan khususnya terhadap batubara. Batubara merupakan

RE DESAIN PENGATURAN PERALATAN COALGETTING UNTUK MEMENUHI TARGET PRODUKSI DESEMBER 2016

ejournal Teknik sipil, 2012, 1 (1) ISSN ,ejurnal.untag-smd.ac.id Copyright 2012

OPTIMALISASI PRODUKTIVITAS ALAT MUAT DAN ALAT ANGKUT DALAM MENCAPAI TARGET PRODUKSI PADA PT. SEMEN BOSOWA KABUPATEN MAROSPROVINSI SULAWESI SELATAN

ANALISIS EFISIENSI LAYOUT FASILITAS PRODUKSI OBAT TRADISIONAL PADA IKOT QOLBUN SALIM YOGYAKARTA

PERANCANGAN TEKNIS PENAMBANGAN BATUGAMPING UNTUK KEBUTUHAN PABRIK SEMEN DI PT. SINAR TAMBANG ARTHALESTARI KABUPATEN BANYUMAS PROVINSI JAWA TENGAH

MODEL TRANSPORTASI PENGANGKUTAN BATUBARA KE LOKASI DUMPING DENGAN METODE SUDUT BARAT LAUT DAN METODE BIAYA TERENDAH PADA PT. BUKIT ASAM (PERSERO), Tbk

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

ANALISIS GEOMETRI JALAN DI TAMBANG UTARA PADA PT. IFISHDECO KECAMATAN TINANGGEA KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

BAB IV PENAMBANGAN 4.1 Metode Penambangan 4.2 Perancangan Tambang

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Berdasarkan uraian yang telah dikemukakan pada Bab 1, permasalahan

ALAT GALI. Backhoe dan Power Shovel disebut juga alat penggali hidrolis karena bucket digerakkan secara hidrolis.

PERBANDINGAN PRODUKTIVITAS EXCAVATOR PADA PEKERJAAN PASANG/SUSUN BATU GUNUNG UKURAN KG DAN KG

DAFTAR ISI. Halaman ABSTRAK KATA PENGANTAR

Jurnal Teknologi Pertambangan Volume. 1 Nomor. 2 Periode: Sept Feb. 2016

PERHITUNGAN PEMINDAHAN TANAH MEKANIS PADA PEKERJAAN PEMATANAGN LAHAN PERUMAHAN PANORAMA ALAM ASRI II KEC. SUNGAI KUNJANG SAMARINDA

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan penambangan terdiri dari tahapan penggalian, pemuatan, dan

PENGARUH GEOMETRI PELEDAKAN TERHADAP FRAGMENTASI BATUANPADA PT. PAMAPERSADA NUSANTARA SITE ADARO PROVINSI KALIMANTAN SELATAN

ABSTRACT. viii. Universitas Kristen Maranatha

ASSALAMUALAIKUM WR.WB

ADLN-Perpustakaan Universitas Airlangga

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ABSTRAK. Kata kunci : data insinyur, data material, data excavator, data dump truck, data proyek. vii Universitas Kristen Maranatha

Oleh : Tri Budi Amperadi 1 dan Ahmad 2. Dosen Program Studi Teknik Pertambangan Fakultas Teknik Universitas Kutai Kartanegara 2.

PERINGATAN!!! Bismillaahirrahmaanirraahiim Assalamu alaikum warahmatullaahi wabarakaatuh

BAB 1 PENDAHULUAN. peningkatan sebesar 74,8%. Dalam laporan Produk Domestik Bruto (PDB)

EVALUASI KINERJA ALAT CRUSHING PLANT DAN ALAT MUAT DALAM RANGKA PENINGKATAN TARGET PRODUKSI BATUBARA PADA PT MANDIRI CITRA BERSAMA

KAJIAN TEKNIS PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT BACKHOE LIEBHERR R 996 PADA PENGUPASAN OVERBURDEN DI PIT JUPITER PT KALTIM PRIMA COAL

ANALISIS BIAYA PELEDAKAN PADA PROSES PEMBONGKARAN BATUGAMPING PT. SEMEN BOSOWA MAROS PROVINSI SULAWESI SELATAN

PERHITUNGAN PRODUKTIVITAS BULLDOZER PADA AKTIVITAS DOZING DI PT. PAMAPERSADA NUSANTARA TABALONG KALIMANTAN SELATAN


ABSTRAK. Kata Kunci : Motivasi Kerja dan Produktivitas Kerja. Universitas Kristen Maranatha

Jl. Raya Palembang Prabumulih KM.32 Indralaya, Sumatera Selatan, Indonesia ABSTRAK ABSTRACT

Prosiding Teknik Pertambangan ISSN:

OPTIMALISASI JUMLAH ALAT ANGKUT JENIS HD785 PADA PIT A MENGGUNAKAN METODE SIMULASI MONTE CARLO DALAM UPAYA MENINGKATKAN PRODUKSI OVERBURDEN DI PT X

ABSTRACT. Keywords: target costing, sales price, production cost efficiency. Universitas Kristen Maranatha. vii

ABSTRAK. Kata kunci: Metode Pembelajaran Index Card Match, Hasil Belajar Aqidah Akhlak

EFISIENSI TEKNIS DAN EKONOMIS TEKNOLOGI GEOMEMBRAN PADA PRODUKSI GARAM TAMBAK DI PT. GARAM II PAMEKASAN DAN PROSPEK PENGEMBANGAN DI TINGKAT PETANI

ANALISIS KESEIMBANGAN LINTASAN PRODUKSI DENGAN MENGGUNAKAN METODE RANKED POSITION WEIGHT (RPW) (STUDI KASUS: PT. KRAKATAU STEEL, Tbk.

ABSTRACT. Key words: Job order costing method. vii. Universitas Kristen Maranatha

Yogyakarta, Agustus 2013 Penulis, AJI DZULIANDA DAFTAR ISI. vii

MINE (ROM) AIR TALANG SEGINIM PT. DANAU MAS HITAM, BENGKULU

HALAMAN PENGESAHAN...

BAB III LANDASAN TEORI

ANALISIS GEOMETRI JALAN DI TAMBANG UTARA PADA PT. IFISHDECO KECAMATAN TINANGGEA KABUPATEN KONAWE SELATAN PROVINSI SULAWESI TENGGARA

LOADER Alat untuk memuat material ke dump truck, atau memindahkan material, penggalian ringan. Produksi per jam (Q)

Riki Rizki Ilahi 1, Eddy Ibrahim 2, Fuad Rusydi Swardi 3

MENINGKATKAN EFISIENSI LINTASAN KERJA MENGGUNAKAN METODE RPW DAN KILLBRIDGE-WESTERN

Proposal Kerja Praktek Teknik Pertambangan Universitas Halu Oleo

PENGEMBANGAN TANAH MEKANIK (PTM) & ALAT ALAT BERAT OLEH. FILIYANTI TETA ATETA BANGUN, ST., M.Eng. NIP

Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi Vol.15 No.3 Tahun 2015

IBM KELOMPOK USAHA HASIL LAUT PULAU LAE-LAE MAKASSAR

UPAYA PENINGKATAN TARGET PRODUKSI BATU KAPUR TON/HARI PADA PENGOLAHAN DAN PENGANGKUTAN AREA DEPAN DI PT.SEMEN PADANG SUMATERA BARAT (PERSERO)

ABSTRACT. Keywords: motivation of employee s work, effectiveness of incentive compensation. vii. Universitas Kristen Maranatha

ABSTRAK. Kata kunci : biaya standar, pengendalian, efektivitas, efisiensi, biaya bahan baku, analisis selisih

ABSTRACT. Key words: internal audit, internal control, independent, competent. vii. Universitas Kristen Maranatha

PENGARUH HASIL PELEDAKAN OVERBURDEN TERHADAP PRODUKTIVITAS ALAT GALI MUAT DI PIT INUL DAN PIT KEONG PT. KALTIM PRIMA COAL DI SANGATTA KALIMANTAN TIMUR

EFISIENSI JUMLAH ARMADA BUS PATAS AC ANTAR BEBERAPA PERUSAHAAN BERDASARKAN METODE PERTUKARAN TRAYEK DI DKI JAKARTA TESIS

ANALISIS SISTEM BACKHEO DUMP TRUCK PADA TAMBANG BATU GRANIT DI PT. TRIMEGAH PERKASA UTAMA TANJUNG BALAI KARIMUN KEPULAUAN RIAU

Transkripsi:

SINKRONISASI ALAT ANGKUT DENGAN ALAT MUAT TERHADAP TARGET PRODUKSI ASPAL PADA PT. WIJAYA KARYA KABUPATEN BUTON PROVINSI SULAWESI TENGGARA Hairun 1, Jamal Rauf Husain 2, Hasbi Bakri 1* 1. Jurusan Teknik Pertambangan Universitas Muslim Indonesia. 2. Progam Studi Teknik Geologi Universitas Hasanuddin. Email: hasbibakri008@gmail.com SARI Sinkronisasi merupakan suatu faktor penting yang digunakan dalam penentuan jumlah alat angkut dengan alat muat terhadap target produksi. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor serta hambatan yang menjadi penyebab tidak tercapainya sasaran produksi dan melakukan upaya peningkatan waktu kerja serta mencari keserasian antara alat muat dengan alat angkut. Metode penelitian yang digunakan yaitu pengamatan langsungdi lapangan adapun datadata yang dibutuhkan adalahcycle Timealat angkut dengan alat muat kemudian diolah untuk dikethui macth factor alat muat dengan alat angkut. Hasil dari perhitungan jumlah alat muat dan alat angkut tidak memiliki keserasian kerja dalam kegiatan pemuatan dan pengangkutan, karena macth factor 0,43 atau lebih kecil dari satu, dimana alat muat bekerja kurang efisien (banyak waktu menganggur). Sedangkan alat angkut sibuk, dengan demikian, perlu penambahan alat angkut menjadi empat unit sehingga antara kedua alat tersebut serasi (sinkron), karena sama-sama bekerja pada efesiensi 100% serta nilai M.F. = 1,0. Penambahan 2 alat unit alat tersebut dapat dilakukan kalau dikehendaki produksi yang maximal perhari. Kesimpulan dari hasil dan pembahasan yaitu dari faktor alat muat bekerja kurang efisien bayak waktu menganggur dan alat angkut sibuk sehingga macth factor 0,43 tidak sinkron maka perlu penambahan 2 alat angkut menjadi 4 unit sehingga sinkron Kata kunci: sinkronisasi, produksi, aspal, alat angkut, alat muat. ABSTRACT Synchronization is an important factor used in determining the amount of conveyance by means of unloading of the production target. The aim of this study was to determine the factors and obstacles that cause failure to achieve production targets and make efforts to increase working time and to find harmony between the tool fit with the means of conveyance. The method used is direct observations in the field as for the data that is needed is the Cycle Time tool ankut the unloading tool is then processed to dikethui macth factor loading tool with means of conveyance. Results of the calculation of the amount of tool load and conveyance does not have harmony in the work of loading and transportation activities, as "macth factor" of 0.43 or less than one, in which the tool unloading work less efficiently (a lot of idle time). While busy conveyance, thus, need to increase conveyance into four units so that the matching between these two devices (synchronous), because both work at 100% efficiency and value MF = 1.0. The addition of 2 units of the instrument can be done if desired maximum production per day. Conclusion of results and discussion of the factors that fit the tool works less efficiently stout idle time and busy ankut tool so macth factor of 0.43 out of sync it is necessary to increase 2 to 4 units conveyances so in sync Keywords: synchronization, production, asphalt, transportation, unloading tools 23

PENDAHULUAN Dengan meningkatnya pembangunan nasional, khususnya dibidang prasarana jalan maka tidak akan lepas dari pengguna aspal. Bertitik tolak dari hal tersebut diatas maka pemerintah dalam hal ini bekerja sama dengan PT. Wijaya Karya melakukan kembali kegiatannya yaitu penambangan aspal di pulau Buton yang beberapa tahun belakangan ini kemacetan produksi. Cadangan aspal di pulau Buton ini tersebar di Sembilan belas daerah yaitu mulai dari teluk Sampolawa sampai ke Lawele dengan jumlah cadangan yang paling banyak dan ekonomis yaitu daerah Wariti, Kabungka, Winto, Waisu dan Lawele. Daerah Kabungka mempunyai enam buah lapangan yaitu lapangan A, lapangan B, lapangan C, lapangan D, lapangan E dan lapangan Winto yang sedang di tambang. Besarnya produksi dari suatu perusahaan sangat ditentukan oleh kemampuan kerja alat mekanis yang dioperasikan, jumlah alat, keadaan iklim setempat, dan efisiensi kerja karyawan. Disamping itu juga faktor yang sangat menentukan adalah pemasaran. Target produksi yang direncanakan oleh PT. Wijaya Karya Buton untuk periode, tahun 2003/2004 130.000ton Berdasarkan hal tersebut diatas maka penulis melakukan penelitian tentang sinkronisasi alat muat dengan alat angkut dan melakukan pengamatan alat-alat mekanis di lapangan yaitu, alat muat Power Shovel MS 380, alat angkut Dump Truck Volvo on High Way dan mengetahui proses kerja alat muat dan alat angkut serta kemampuan produksi dan efisiensi kerja, pemeliharaan dan lain-lain, dari masing-masing kedua alat muat dengan alat angkut agar sinkron, dan menentukan jumlah alat angkut dan alat muat yang sesuai dan kapasitas produksi dari masingmasing alat mekanis yang digunakan maka, pembahasan dan disertai dengan pegawasan kerja yang baik, yang di rencanakan dapat menguntungkan bilamana di tambang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1. Faktor-faktor serta hambatan yang menjadi penyebab tidak tercapainya sasaran produksi 2. Melakukan upaya peningkatan waktu kerja serta mencari keserasian antara alat muat dengan alat angkut. Dari hasil yang akan didapatkan nantinya diperlukan adanya batasan mengenai masalahmasalah yang akan dibahas, batasan masalah dalam penelitian ini hanya dibatasi dengan sinkronisasi alat angkut dan alat muat terhadap target produksi aspal, di lokasi Kabungka tambang A. METODOLOGI PENELITIAN Metodologi yang digunakan yaitu pengamatan langsung kegiatan alat angkut dengan alat muat di lapangan, adapun data-data yang diperoleh adalah cycle time dan match factor. Data pengamatan langsung dari lapangan meliputi produksi alat muat dan alat angkut, efisiensi kerja, cycle time alat angkut dan alat muat diolah agar mendapatkan nilai keserasian (sinkron) antara alat angkut dan alat muat. Dengan mengunakan rumus a. Produktifitas Alat 1. Alat Muat Produktifitas alat muat dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: (Patana 2008) 60 Pm x Cb x Ffx Pa x UA Ctm Dimana: Pm = produksi alat muat bcm/jam Ctm = waktu siklus alat muat, menit Cb = kapasitas mangkuk (bucket) alat muat, bcm Ff = factor pengisian alat muat UA = use availaibility 2. Alat Angkut Produktifitas alat angkut dapat dihitung dengan menggunakan persamaan: (Patana 2008). 60 Pa x Cb x Ffx Pa x UA Cta 24

Pa = produksi alat angkut, bcm/jam Cta = waktu siklus alat angkut, menit Cd = kapasitas dump alat angkut, bcm Ff = factor pengisian alat angkut UA = use availaibility a. Waktu Siklus Alat Muat Ctm = loading + swing load + unload + swing empty Ctm = Tm1 + Tm2 + Tm3 + Tm4 Keterangan: Ctm : total waktu siklus unit loading, Tm1 : waktu menggali dan pengisian bucket (detik) Tm2 : waktu putar swing dengan muatan material (detik) Tm3 : waktu untuk menumpahkan muatan unit hauling (detik) Tm4 : waktu putar swing kosongan (detik) b. Waktu Siklus Alat Angkut Cta = loading + hauling + dumping + return empty + spot empty Cta = Ta1 + Ta2 + Ta3 + Ta4 + Ta5 Keterangan: Cta = total waktu siklus unit hauling Ta1 = waktu pengisian muatan material ke bak vessel, Ta2 = waktu mengangkut muatan material, Ta3 = waktu menumpahkan dumping muatan, Ta4 = waktu kembali kosong, Ta5 = waktu untuk manuver mengatur posisi, c. Efektifitas alat muat dan alat angkut d. Keserasian Alat Muat Dan Alat Angkut a. Produksi alat angkut lebih kecil dari produksi alat muat b. Waktu tunggu alat angkut (Wta) = 0 c. Waktu tunggu alat muat (Wtm) Karena alat muat memiliki waktu tunggu maka: (Basuki dan nurhakim. 2004) d. Factor kerja alat angkut (Fka) = 100% e. Factor kerja alat muat (Fkm) = MF x 100% f. Keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut berpengaruh terhadap factor kerja. Hubungan yang tidak serasi antara alat muat dan alat angkut akan menurunkan factor kerja. Factor kerja alat angkut akan mencapai 100% bila MF = 1, sedangkan bila MF <1 maka factor kerja alat muat = 100% dan factor kerja alat angkut < 100%. Keserasian kerja antara alat muat dan alat angkut akan terjadi pada saat harga MF = 1 pada saat itu kemampuan alat muat akan sesuai dengan alat angkut. HASIL DAN PEMBAHASAN Hasil pengamatan waktu siklus dari alat muat dengan alat angkut dapat dilihat pada tabel: Tabel 1 waktu siklus alat muat front shovel MS 380: Nilai data F1 X1 F1 x X1 X 1254.78-18 1325.37 23856.66 1395.96 1395.96-9 1419.57 12776.13 1469.18 22.94 1469.18-2 1489.24 2978.48 1509.30 1509.30-1 1695.7 1695.7 1882.10 NA x CTm MF NM x CTa MF = Match Faktor (MF) atau factor keserasian Na = jumlah alat angkut Nm = jumlah alat muat CTm = waktu siklus alat muat CTa = waktu siklus alat angkut Bila hasil perhitungan ternyata, MF < 1, maka: 25

Tabel 2 waktu siklus alat angkut Dump truck Volvo on high way atau Volvo on 1033: Nilai data F1 X1 F1 x X1 43-47 4 45 180 47-50 4 48.5 194 50-54 10 52 520 54-58 8 51.5 412 58-61 4 59.5 238 Dalam menentukan keserasian kerja (sinkronisasi) antara alat muat dengan alat angkut, dalam mencapai sasaran produksi batuan aspal perhari, dapat digunakan Match Faktor, yaitu suatu gambaran yang menunjukan seberapa baik adanya keserasian kerja antara alat muat dan angkut. Dengan demikian keserasian (sinkron) antara alat muat dan alat angkut tersebut, dapat diketahui dari defenisi diatas dengan menggunakan rumus yaitu: M. F. = nh x Lt nl x CH M. F. = Match factor nh = Jumlah alat angkut nl = Jumlah alat muat Lt = Loading time CH = Cycle time alat muat Loading time disini dimaksudkan adalah waktu yang diperlukan oleh alat muat untuk mengisi penuh satu unit alat angkut dan Cycle time alat angkut dimaksudkan adalah waktu yang dibutuhkan oleh alat angkut sejak mengisi muatan dan seterusnya sampai mengisi muatan kembali. Keadaan yang paling ideal adalah bila M. F. = 1,0 berarti terdapat keserasian kerja (sinkron) antara alat muat dan alat angkut, disini antara alat muat dan alat angkut sama-sama bekerja pada efisiensi 100%. Apabila Match Factor lebih kecil dari satu berarti alat muat bekerja dibawah efisiensi 100% (banyak waktu menganggur), sedangkan alat angkut bekerja pada efisiensi 100% sibuk. X 0.85 Sebaliknya apabila Match Facktor lebih besar dari pada satu berarti alat muat bekerja pada efisiensi 100% sibuk, sedangkan alat angkut bekerja efisiensi dibawah 100% (ada waktu menganggur). Untuk melihat keserasian kerja (sinkronisasi) antara alat muat Front shovel MS 380 dengan Dump truck Volvo on high way N 1033 dapat dihitung sebagai berikut: Dari hasil pengamatan dan perhitungan terdahulu, maka diketahui data-data sebagai berikut: a. Jumlah alat angkut Dump truck Volvo on high way N 1033 yang digunakan sebagai 2 unit b. Waktu pengisian ke Dump truck N 1033 oleh alat muat front Shovel MS 380 adalah 0,85 menit, karena pengisian ke Dump truck adalah rata-rata 6 kali pengisian, maka waktu pengisian 4,92 menit. c. Jumlah alat muat front Shovel MS 380 yang digunakan sebanyak 1 unit. d. Cycle time (waktu edar) Dump truck Volvo on high way N 1033 adalah 22,94 menit Dari data-data di atas, maka dapat ditentukan Match Factor nya sebagai berikut: Match factor (MF) = = 0,43 2 unit x 4,92 menit 1 unit x 22,94 menit Dari perhitungan Match factor diatas maka terlihat bahwa kerja sama antara alat muat front Shovel MS 380 dengan 2 unit alat angkut Dump truck Volvo on high way N 1033 yang digunakan untuk mengangkut batuan batuan aspal dari lapangan A ke Crushing plant adalah kurang serasi, disebabkan oleh waktu yang terlalu sedikit untuk pengisian muatan ke Dump truck disini banyak alat muat yang menganggur, sedangkan alat angkut sibuk. Jadi untuk mengatasi agar alat muat tidak banyak menganggur, maka perhitungan atas jumlah Dump truck akan digunakan rumus sebagai berikut: Jadi jumlah Dump truck Volvo on high way yang dibutuhkan agar keserasian kerja (sinkronisasi) yang baik adalah: 26

Jumlah Dump truck = Match facktor = = 1 = 4 unit 22,94 menit 4,92 menit 4 unit x 4,92 menit 1unit x 22,94 menit Hal ini berarti bahwa dengan menggunakan 4 unit alat angkut Dump truck Volvo on high way N 1033 untuk mengankut batuan aspal hasil peledakan dari lokasi tambang ke Crushing plant, alat muat akan bekerja pada efisiensi 100%, jadi antara alat muat dan alat angkut terjadi keserasian kerja (sinkronisasi), sehingga akan tercapai produksi yang maksimal. KESIMPULAN Dari hasil pengamatan, perhitungan dan pembahasan pada bab-bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan sebagai berikut: 1. Adapun faktor serta hambatan yang menjadi penyebab tidak tercapainya target produksi disebabkan karena, lebih besar kegiatan dari alat angkut dari pada alat muat sehingga tidak memiliki keserasian kerja (tidak sinkron) dalam kegiatan pemuatan dan pengangkutan, karena macth factor 0.43 atau lebih kecil dari satu, dengan demikian alat muat bekerja dibawah efisiensi 100% (banyak waktu menganggur). 2. Agar mendapatkan keserasian kerja alat muat dengan alat angkut bekerja pada efisiensi 100%, dengan demikian, perlu penambahan 2 (dua) alat angkut menjadi 4 unit sehingga antara kedua alat tersebut serasi (sinkron) pada kegiatan bekerja, karena sama-sama bekerja pada efesiensi 100% serta nilai M.F. = 1,0. Penambahan 2 alat unit alat tersebut dapat dilakukan kalau dikehendaki produksi yang maximal perhari. UCAPAN TERIMA KASIH KEPADA: 1. Bapak Suharna BE. Sub Divisi Tambang PT. Wijaya Karya Buton, di Banabungi sekaligus sebagai pembimbing dilokasi penelitian. 2. Para Staf karyawan dan karyawati PT. Wijaya Karya. DAFTAR PUSTAKA Anonim, 2009., Laporan Eksplorasi PT. Wijaya Karya Aspal Buton Hetzel., 1936., Verslag Van Vet Onderzoek Naar Het Voorkomen Van Aspalt Qesteenten Op Het Eiland Boeton, Batavia. Projosunarto., 1968., (Pemindahan Tanah Mekanis), Departemen tambang Institut of Mining Metalurgical and Petrolium Engineers, Inc New York Rosyid, A., 1998., Pertambangan Aspal Alam Pulau Buton., PPTM., Bandung Rochmanhadi., 1978., Alat-alat berat dan Penggunanya., Departemen Pekerjaan Umum Sikumbang., N, Sanyoto. P, Supandjono,, R.J.B dan Gafoer.S, 1995. Peta geologi Daerah Lembar Buton, Pusat Penelitian Dan Pengembangan Geologi Ubaghs dan Zeylmons Van Emmicholen (1947). (the formation of natural asphalt), 27