LAPORAN STATUS KLINIK

dokumen-dokumen yang mirip
LAPORAN STATUS KLINIK Universitas Muhammadiyah Surakarta Fakultas Ilmu Kesehatan Program Studi D III Fisioterapi

LAPORAN STATUS KLINIK

LAPORAN STATUS KLINIK D III FISIOTERAPI FISIOTERAPI MUSKULOSKELETAL. Program Studi Fisioterapi

PROTOKOL STUDI KASUS. : RSUP Dr.SOERADJI TIRTONEGORO KLATEN. : Tn. Biran Kusdomo. : Delanggu RT 03, RW 11,klaten

Oleh: ANANG RAFIK SETIYANTO J

BAB III PROSES FISIOTERAPI

Oleh : DWI BRINA HESTILIANA J

BAB III PELAKSANAAN STUDI KASUS. De Quervain Syndrome Dextra, meliputi: (1) pengkajian data, (2) pelaksanaan

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASCA GIPS FRAKTUR RADIUS 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT BILATERAL DI RSUD SUKOHARJO

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO

BAB III PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI. dilakukan pada tanggal 5 Februari 2016 secara auto anamnesis yaitu

BAB III PROSES FISIOTERAPI. riwayat penyakit, baik berupa anamnesis maupun pemeriksan. Sistematika

BAB IV PROTOKOL STUDI KASUS. fisioterapi. Dengan ditetapkannya problematika fisioterapi selanjutnya dapat

CASE REPORT SESSION LOW BACK PAIN OLEH : Dani Ferdian Nur Hamizah Nasaruddin PRESEPTOR: Tri Damiati Pandji,dr.,Sp.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI MICRO WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU UNILATERAL

NASKAH PUBLIKASI. Disusun oleh: AYUDIA SEKAR PUTRI J

PENATALAKSANAAN INFRA RED DAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS POST OPERASI FRACTURE COLLES DISERTAI DISLOKASI ULNA DEXTRA DI RST Dr.

BAB III PELAKSANAAN STUDI KASUS. anamnesis. Anamnesis dilakukan dengan cara tanya jawab, dilakukan untuk

BAB I PENDAHULUAN. fungsionalnya. Kompleksnya suatu gerakan dalam aktifitas seperti. tulang-tulang yang membentuk sendi ini masing-masing tidak ada

BAB III PELAKSANAAN STUDI KASUS. tata urutan tindakan fisioterapi (assasment) yang meliputi, anamnesis,

CASE REPORT SESSION OSTEOARTHRITIS. Disusun oleh: Gisela Karina Setiawan Abednego Panggabean

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST FRAKTUR 1/3 DISTAL FIBULA SINISTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RSUD SUKOHARJO.

BAB 1 PENDAHULUAN. serta bidang kesehatan. Setiap orang yang hidup baik usia produktif maupun

BAB ² PENDAHULUAN. Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia sehat 2010 adalah

Nama Mahasiswa : Fitriyanti NIM : J Tempat Praktek : RS. AL. Dr. Ramelan Surabaya Pembimbing : Deddy Herman. P. SST.

BAB III PELAKSANAAN STUDI KASUS. A. Pengkajian Fisioterapi. fisioterapi pada kasus carpal tunnel syndrome perlu dilakukan beberapa tahapan

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS FRAKTUR FEMUR 1/3 PROXIMAL DEXTRA DI PUSKESMAS KARTASURA

PENGARUH TERAPI LATIHAN SETELAH PEMBERIAN TERAPI GABUNGAN ULTRASOUND DAN TENS PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS LUTUT KRONIS SKRIPSI

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD KOTA SRAGEN

BAB I PENDAHULUAN. yang sangat besar terhadap kehidupan masyarakat disuatu negara,

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH FISIOTERAPI OLAHRAGA. Tim Penyusun : SyahmirzaIndraLesmana, SFT, SKM, M.Or Muhammad ZIkra, S.Ft Victor SieraNenga, S.

BAB I PENDAHULUAN. sekedar jalan-jalan atau refreshing, hobi dan sebagainya. Dalam melakukan

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA POST ORIF PEMASANGAN PLATE AND SCREW PADA FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL SINISTRA DI RSUD SRAGEN

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA PASIEN DENGAN KONDISI OSTEOARTHRITIS GENUE SINISTRA DI RSU AISYIYAH PONOROGO

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KASUS OSTEOARTHRITIS KNEE DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO

FRAKTUR TIBIA DAN FIBULA

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu gerak yang merupakan kebutuhan dasar manusia untuk beraktivitas

BAB I PENDAHULUAN. persendian melakukan aktivitas atau gerakan (Helmi, 2012). Usia tua merupakan salah satu faktor risiko terjadi osteoarthritis.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar BelakangMasalah. bagian bawah adalah tungkai. Dan lutut merupakan salah satu sendi utama

: Pensiunan PNS angkatan laut. : Waru surabaya

BAB I PENDAHULUAN. sehingga menghambat aktivitas kegiatan sehari-hari, di Jerman persentase

BAB I PENDAHULUAN. tersebut ringan atau berat sehingga dalam proses penyembuhan pasien. buruk dari rawat inap atau long bed rest.

BAB I PENDAHULUAN. jaman. Termasuk ilmu tentang kesehatan yang di dalamnya mencakup. manusia. Selama manusia hidup tidak pernah berhenti menggunakan

Oleh: JOHANA SYA BANAWATI J KARYA TULIS ILMIAH

B AB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. disebabkan karena kecelakaan yang tidak terduga. kecelakaan lalu lintas adalah fraktur.

BAB III METODE PENELITIAN. - Tempat : Ruang Skill Lab Gedung E Fakultas Kedokteran. Universitas Diponegoro Semarang. bulan April Mei 2016.

PENATALAKSANAAN SINAR INFRA MERAH DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

OSTEOARTHRITIS GENU (

Hasil Evaluasi Nyeri Tekan Menggunakan Skala VDS

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSUD DR MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. globalisasi telah berkembang sangat pesat. Hal tersebut menjadikan

Tindakan keperawatan (Implementasi)

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU SINISTRA. DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

PENATALAKSANAAN SHORT WAVE DIATHERMY DAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS GENU DEXTRA DI RSOP dr. SOEHARSO SURAKARTA

NASKAH PUBLIKASI PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST DISLOKASI SHOULDER DEXTRA DI RSUD SUKOHARJO

BAB I PENDAHULUAN. osteoporosis, biasanya dialami pada usia dewasa dan dapat juga disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. meningkatnya aktifitas masyarakat diluar maupun didalam ruangan. melakukan atifitas atau pekerjaan sehari-hari.

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA SCOLIOSIS VETEBRA THORACAL 7 LUMBAL 1 DI RSAL DR.RAMELAN

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Penelitian akan dilakukan pada bulan Januari - Februari 2014

yang sangat penting dalam aktifitas berjalan, sebagai penompang berat tubuh dan memiliki mobilitas yang tinggi, menyebabkan OA lutut menjadi masalah

BAB I PENDAHULUAN. subyektif, setiap orang memiliki arti sehat masing-masing. Berdasarkan

Blanko Kuisioner Neck Disability Index (NDI)

BAB I PENDAHULUAN. menjadi 2 yaitu fraktur terbuka, yaitu jika patahan tulang itu menembus kulit. fragmen tulang tidak berhubungan dengan dunia luar.

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA OSTEOARTHRITIS LUTUT DEKSTRA. DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KASUS FRAKTUR COLUMN FEMUR DEXTRA DI RUMAH SAKIT ORTOPEDHI Dr. SOEHARSO SURAKARTA TAHUN 2015

BAB III PROSES FISIOTERAPI

BAB III LAPORAN KASUS REHABILITASI MEDIK DOKUMEN MEDIK

Dewasa ini didapati angka kehidupan masyarakat semakin meningkat. Hal ini

PENGARUH PEMBERIAN ISOMETRIC EXERCISE DAN PROGRESSIVE RESISTIVE EXERCISE TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PADA PENDERITA OSTEOARTRITIS

BAB I PENDAHULUAN. Osteoartritis (OA) penyakit sendi degeneratif atau artritis hipertropi.

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPEN REDUCTION INTERNAL FIXATIONPASCA FRACTURECRURIS 1/3 DISTAL DEXTRA NASKAH PUBLIKASI

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI POS OP FRAKTUR CRURIS 1/3 DISTAL SINISTRA DENGAN MODALITAS TERAPI LATIHAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Dalam studi kasus ini, seorang pasien perempuan dengan inisial Ny. NF

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA POST OPERASI FRAKTUR FEMUR DEXTRA 1/3 TENGAH DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREWS

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN PADA KONDISI PASKA OPERASI PERTROKANTER FEMUR DEKSTRA DENGAN PEMASANGAN PLATE AND SCREW

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Osteoarthritis merupakan penyakit sendi degeneratif yang paling banyak

PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA OSTEOARTHRITIS GENU BILATERAL DI RSUD Dr. MOEWARDI SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. kedokteran sehingga dapat memperbaiki kualitas kesehatan para penduduk

Disusun oleh : FITRIA NUR CANDRARINI NIM : J

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan bangsa Indonesia yang tertuang dalam

BAB I PENDAHULUAN. Beberapa data yang tersedia menurut World Health Organization (2010),

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

MODUL PRAKTIKUM MATA KULIAH PENGUKURAN FISIOTERAPI. Topik : Pengukuran Lingkup Gerak Sendi Siku (Elbow Joint)

KARYA TULIS ILMIAH PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA POST FRAKTUR 1/3 DISTAL FIBULA SINISTRA DENGAN PEMASANGAN WIRE DI RSUD SUKOHARJO

Di susun oleh : ARFIAN EKA NUGRAHA J

BAB I PENDAHULUAN. jumlah penduduk Indonesia sampai tahun ini mencapai 237,56 juta orang (Badan

BAB I PENDAHULUAN. merupakan keadaan dinamis dan dapat ditingkatkan sehingga manusia dapat

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN POST

BAB I PENDAHULUAN. manusia. Perubahan ini terjadi sejak awal kehidupan sampai lanjut usia pada

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan, begitu juga dalam bidang kesehatan. Salah satu Negara kita, yaitu dari

Lampiran I [Daftar Riwayat Hidup]

BAB I PENDAHULUAN. bisa bertambah dengan munculnya kelemahan otot quadriceps dan atropi otot.

KARYA TULIS ILMIAH. PENATALAKSANAAN FISIOTERAPI PADA KONDISI OSTEOARTHRITIS KNEE SINISTRA DI RSAL Dr. RAMELAN SURABAYA

PENGARUH KONTRAKSI KONSENTRIK TERHADAP PENINGKATAN LINGKUP GERAK SENDI LUTUT PASKA OPERASI FRAKTUR FEMUR 1/3 DISTAL

PENATALAKSANAAN TERAPI LATIHAN POST OPERASI MALUNION FRAKTUR PATELLA SINISTRA DI RSO Prof. Dr. SOEHARSO SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. degeneratif atau osteoarthritis (OA). Sendi merupakan faktor penunjang yang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sekarang ini, terjadi banyak perkembangan di berbagai bidang

Transkripsi:

KEMENTRIAN KESEHATAN RI POLITEKNIK KESEHATAN SURAKARTA PROGRAM STUDI DIPLOMA IV FISIOTERAPI LAPORAN STATUS KLINIK NAMA MAHASISWA : GANESA PUPUT DINDA KURNIAWAN N.I.M. : P 27226009061 TEMPAT PRAKTIK : RSUP SOERADJI TIRTONEGORO PEMBIMBING : I. SULISTIYO, S.ST.FT Tanggal Pembuatan Laporan : 7 Januari 2013 Kondisi/kasus : FT B I. KETERANGAN UMUM PENDERITA N a m a : Ny. S.A Umur : 69 th Jenis Kelamin : Perempuan Agama : Islam Pekerjaan : Ibu Rumah Tangga Alamat : Bakal, Karang Duren, Kebonarum, Klaten No. CM : 513837 II. DATA DATA MEDIS RUMAH SAKIT (Diagnosis medis, catatan klinis, medika mentosa, hasil lab, radiologi, dll) Diagnosis medis : Osteoarthritis genue bilateral Medika mentosa : - Meloxicam - Fitbon - Ranitidin Foto rontgen : tidak ada

III. SEGI FISIOTERAPI A. PEMERIKSAAN SUBYEKTIF 1. Keluhan Utama Dan Riwayat Penyakit Sekarang (Termasuk didalamnya lokasi keluhan, onset, penyebab, factor-2 yang memperberat atau memperingan, irritabilitas dan derajad berat keluhan, sifat keluahan dalam 24 jam, stadium dari kondisi) Keluhan Utama : Pasien mengeluh nyeri pada pada kedua lututnya, tetapi terasa lebih nyeri pada lutut kanannya bagian depan medial dan lateral apabila berdiri dari posisi duduk dan berjalan yang lama. Riwayat Penyakit Sekarang : Pasien mengeluh nyeri pada lutut kanannya bagian depan medial dan lateral. Oleh karena faktor usia dan aktivitas sehari hari. Nyeri pada lututnya sejak tahun 2010. Nyeri dirasakan bertambah saat dari posisi duduk yang lama ke berdiri dan jika pasien berjalan jauh. Untuk mengurangi rasa sakitnya pasien mulai berobat ke RSUP SOERADJI TIRTONEGORO pada mei 2011 untuk mendapatkan pengobatan dan terapi oleh fisioterapi. Sampai saat ini pasien masih rutin ke fisioterapi RSUP SOERADJI TIRTONEGORO sekali dalam seminggu. 2. Riwayat Keluarga Dan Status Sosial (Lingkungan kerja, lingkungan tempat tinggal, aktivitas rekreasi dan diwaktu senggang, aktivitas sosial) Pasien adalah seorang ibu rumah tangga yang tinggal dengan suami beserta anaknya. Sehari harinya kegiatan pasien melakukan aktivitas rumah tangga seperti memasak, mencuci, dan

membersihkan rumah. Pasien juga aktif di kemasyarakatan seperti mengikuti pengajian di sekitar rumahnya. 3. Riwayat Penyakit Dahulu dan Penyerta Pasien tidak pernah merasakan sakit seperti ini sebelumnya. Pasien tidak memiliki riwayat penyakit jantung, diabetes militus (+), dan darah tinggi (-). B. PEMERIKSAAN OBYEKTIF 1. Pemeriksaan Tanda Vital (Tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, temperatur, tinggi badan, berat badan) o Tekanan darah : 150 / 90 mmhg o Denyut nadi : 84 x / menit o Pernapasan : 20 x / menit o Temperatur : - o Tinggi badan : 156 cm o Berat badan : 68 Kg 2. Inspeksi / Observasi Statis : Pada posisi pasien tidur terlentang di dapat hasil : 1. Terpasang dekker 2. Tampak udema 3. Deformitas(-) 4. Tampak obesitas Dinamis : Pola jalan pasien seirama, pasien terlihat menahan nyeri. Setelah dari posisi duduk pasien merasa kesulitan untuk berdiri mengeluhkan nyeri bertambah. 3. Palpasi Palpasi ada spasme otot quadriceps, hamstring dan adduktor. Terdapat nyeri tekan.

Ada atrofi otot quadriceps dan hamstring. Suhu pada lutut kanan suhu lebih hangat dibanding lutut sebelah kiri. Terdengar bunyi krepitasi pada lutut kanan saat pasien diminta untuk menekuk dan meluruskan lututnya dan krepitasi pada patela kanan Non pitting udema pada lutut kanan Terdapat spasme otot sekitar sendi lutut kanan bagian medial. 4. Joint Test a. Pemeriksaan Gerak Dasar (Gerak aktif/pasif/isometrik fisiologis) o Gerak aktif Dari pemeriksaan gerak aktif diperoleh hasil gerakan tidak full ROM dikarenakan ada nyeri pada sendi lutut kanan dan terdengar bunyi krepitasi pada sendi lutut kanan saat pasien diminta menekuk dan meluruskan lututnya. o Gerak pasif terdapat nyeri dan terdengar bunyi krepitasi pada akhir gerakan fleksi lutut kanan saat terapis menekuk dan meluruskan lutut secara bergantian. Saat menekuk endfeel sendi lutut kanan adalah lunak dan keras saat diluruskan. o Gerak isometris melawan tahanan Terdapat nyeri gerak pada lutut kanan bagian depan sebelah medial. Terdapat penurunan kekuatan otot. c. Pemeriksaan Gerak Pasif Accessory Tidak dilakukan. 5. Muscle Test (kekuatan otot, kontrol otot, panjang otot, isometric melawan tahanan/provokasi nyeri, lingkar otot) Kelompok otot Kanan Kiri Fleksor Knee 4-5 Ekstensor Knee 4 5 Adductor hip 4-5 Fleksor hip 4 5 Ekstensor hip 4 5

6. Neurological Test (Pemeriksaan reflek, myotom tes, dermatom tes, Straight Leg Raising, dll) Tidak dilakukan. 7. Kemampuan Fungsional dan Lingkungan Aktivitas o Kemampuan Fungsional Pasien tidak mampu melakukan aktivitas duduk ke berdiri jika lama, jongkok lama ke berdiri, dan berjalan jauh karena merasakan nyeri pada lutut kanannya. o Aktivitas Fungsional Pasien mengalami nyeri pada lutut kanannya sehingga merasa terganggu untuk BAB dan BAK. o Lingkungan Aktivitas Di rumah pasien tidak terdapat trap trapan, rumah pasien menggunakan WC duduk 8. Pemeriksaan Spesifik o Pemeriksaan nyeri dengan VAS Posisi Derajat Nyeri Diam 1 Gerak 3 Tekan 1 o Pemeriksaan Lingkup Gerak Sendi dengan Goneometer Kanan Kiri LGS Normal LGS Aktif S 0º - 0º - 100º S 0º - 0º - 120º LGS Pasif S 0º - 0º - 110º S 0º - 0º - 130º S 0º - 0º - 130º o Pengukuran antopometri Patokan Kanan (cm) Kiri (cm) pengukuran 5 cm diatas patella 44 42 Patella 41 38 5cm distal patella 36 34 10 cm proksimal 46 48

patella 20 cm proksimal patella 59 62 o Pemeriksaan Stabilitas Sendi Lutut - Test hiperekstensi sendi lutut pasif Kanan ( - ), Kiri ( - ) - Laci sorong Kanan ( + ), Kiri ( - ) - Graviti sign ( + ) - Hipermobilitas Valgus ( + ), Varus ( - ) o Tes Meniskus - Appley test Kanan ( - ), Kiri ( - ) o IMT = 27.93(obesitas) Tinggi badan : 156 cm Berat badan : 68 Kg IMT= 68/(1.56) 2 = 27.93

HASIL PEMERIKSAAN SKALA JETTE Bentuk Aktivitas Kemampuan beraktivitas Nilai Berdiri dari posisi duduk Berjalan 15 meter Naik tangga tiga trap Nyeri Kesulitan Ketergantungan Nyeri Kesulitan Ketergantungan Nyeri Kesulitan Ketergantungan 3 ( nyeri ) 2 ( agak mudah ) 1 ( tanpa bantuan ) 2 ( nyeri ) 2 ( agak mudah ) 1 ( tanpa bantuan ) 2 ( nyeri ) 2 ( agak mudah) 1 ( tanpa bantuan )

C. UNDERLYING PROCCESS (CLINICAL REASONING) DEGENERASI Penipisan kartilago (rusak) Terbentuk osteofit pada subkondral Sklerosis (pemadatan tulang pada kartilago yang rusak) NYERI Pasien enggan bergerak Peradangan pada bagian synovial Penurunan kekuatan otot, LGS menurun Spasme otot sekitar sendi Penebalan membran synovial dan peningkatan cairan synovial EXERCISE (TM Lutut, penguatan otot quadriceps dengan PNF Penetrasi & perubahan suhu lebih terkonsentrasi pd jaringan otot Vasodilatasi Sirkulasi menjadi lancar Pengangkutan substansi P meningkat NYERI BERKURANG IR Kemampuan Fungsional Meningkat Massage (efflaurage) Otot menjadi rileks Spasme berkurang Penekanan nociceptor berkurang D. DIAGNOSIS FISIOTERAPI Sintesis enzim hyoloridase meningkat Kekuatan otot meningkat dan posisi sendi diperbaiki serta memperbaiki joint play movement Gerak aktif Homeostatis cairan sendi diperbaiki Membantu remisi / perbaikan 1. Impairment

Nyeri pada lutut kanan, keterbatasan LGS pada lutut kanan dan penurunan kekuatan otot sekitar sendi lutut kanan dan oedema. Spasme otot quadriceps, hamstring dan adduktor 2. Functional Limitation Mengalami penurunan ADL karena kesulitan berdiri dari posisi duduk, kesulitan jongkok berdiri, kesulitan naik turun tangga, dan tidak bisa berjalan jauh. 3. Disability / Participation restriction Pasien mengeluh sakit saat mengikuti pengajian di lingkungan sekitar rumahnya karena harus duduk bersimpuh. E. PROGRAM FISIOTERAPI 1. Tujuan Jangka Panjang Mengembalikan kapasitas fisik dan kemampuan fungsional pasien sehingga bisa menjalankan aktivitas sehari hari dengan normal dan tanpa keluhan. 2. Tujuan Jangka Pendek Mengurangi udema atau bengkak pada lutut kanan, nyeri pada sendi lutut kanan, meningkatkan kekuatan otot sekitar sendi lutut kanan, mengurangi keterbatasan LGS sendi lutut kanan. 3. Teknologi Intervensi Fisioterapi Strengthening Quadriceps Terapi Manipulasi pada lutut Mobilisasi sendi lutut Traksi lutut Translasi patela kearah medial, lateral dan dorsal Translasi tulang tibia kearah anterior dan posterior ( Tujuan untuk memperbaiki joint play movement knee joint ) IR

F. RENCANA EVALUASI Pengukuran nyeri dengan skala VAS, pengukuran kekuatan otot dengan MMT, pengukuran LGS dengan goneometer, Skala Jette, pengukuran antopo metri. G. PROGNOSIS - Quo ad vitam : baik - Quo ad sanam : baik - Quo ad functionam : baik - Quo ad cosmeticam : baik H. PELAKSANAAN TERAPI Tindakan Fisioterapi yang digunakan a. Terapi manipulasi pada lutut Pelaksanaan terapi Beri penjelasan kepada pasien tentang terapi yang diberikan dan tujuan dari terapi Gerakan mobilisasi fleksi dan ekstensi lutut Posisi pasien : tidur terlentang Pegangan : tangan terapis memegang kaki pasien bagian bawah atau ankle Gerakan : berikan gerakan kearah fleksi dan ekstensi pada regio lutut Gerakan traksi non spesifik tibia searah dengan axis longitudinal tibia Posisi pasien :tengkurap tungkai bawah diluar bed lutut fleksi 30 0 Posisi terapis : berdiri di distal pasien Fiksasi :pada tungkai atas Pelaksanaan : terapis memegang tungkai bawah pasien (di proksimal ankle). Kemudian lakukan traksi searah axis longitudinal tibia (6/8 kali traksi), berikan traksi dengan diikuti gerakan eksorotasi dan endorotasi lutut Gerakan translasi spesifik patela ke distal (posisi hip dan knee semi fleksi) Posisi pasien :terlentang dengan lutut fleksi Posisi terapis : berdiri disamping lutut sisi yang diterapi

Pelaksanaan : bagian pangkal palmar tangan heterolateral diletakkan pada tepi proksimal patella memberi dorongan( translasi patela) kearah distal, tangan homolateral memegang patella dengan ibu jari dan jari jari dari distal berfungsi mengarahkan gerak patella Gerakan translasi spesifik patela ke medial dan lateral (posisi hip dan knee semi fleksi) Posisi pasien : terlentang dengan lutut fleksi Posisi terapis : berdiri disamping lutut sisi yang diterapi Fiksasi : kaki pasien difiksasi dengan ditindih dengan lutut terapis Pelaksanaan : ibu jari homolateral diletakkan pada tepi lateral patella dan mendorong patella (translasi patella) kearah medial. Ibu jari heterolateral membantu mendorong Translasi patella ke lateral dilakukkan dengan cara yang sama, ibu jari dari tepi medial patella Gerakan translasi non spesifik tibia anterior Posisi pasien : tengkurap tungkai bawah diluar bed lutut fleksi 30 0 Posisi terapis : duduk di distal pasien dengan bahu menyangga tungkai bawah pasien Fiksasi : pada tungkai atas sedistal mungkin Pelaksanaan : terapis memegang tungkai bawah pasien dari dorsal seproksimal mungkin, kemudian lakukan tarikan kearah ventral atau anterior Gerakan translasi non spesifik tibia posterior atau dorsal Posisi pasien : terlentang tungkai bawah diluar bed lutut fleksi 30 0 Posisi terapis :berdiri di sebelah medial dan distal lutut pasien Fiksasi : pada tungkai atas Pelaksanaan tangan terapis homolateral memegang tungkai bawah dari ventral seproksimal mungkin, kemudian lakukan dorongan kearah dorsal saat yang sama tangan homolateral memegang tungkai bawah pasien sedikit di atas pergelangan kaki mengikuti gerakan yang terjadi b. Penguatan otot quadriceps dengan PNF Rhytmichal Stabilization adalah suatu tehnik stabilisasi yang ritmis, terasa nyaman, menggunakan kontraksi isometrik dari kelompok agonis dan antagonis. Pelaksanaan - Dimulai pada tempat dimana pasien belum memiliki stabilitas yang bagus. - Aproksimasi diberikan terus menerus (melalui tangan Terapis atau berat badan pasien).

- Kesempatan pertama diberikan pada pola gerak yang lebih kuat. - Aba-aba: pertahankan disini!, tidak boleh terjadi pergerakan maupun rotasi. - Mulai pada arah gerak yang kuat, tahanan secara perlahan dipindahkan. - Tahanan secara perlahan ditingkatkan. - Saat perpindahan, tidak boleh ada aproksimasi yang baru. - Penahanan oleh pasien tidak boleh dihentikan/diputus c. Infra Merah - Pasien tidur terlentang - Posisikan IR tegak lurus pada kedua lutut - Jarak IR dengan Lutut kurang lebih 30-40 cm, Waktu 15 menit

I. EVALUASI DAN TINDAK LANJUT Evaluasi Nyeri dengan VAS T1 T2 T3 T4 Nyeri diam 1 1 1 - Nyeri gerak 3 3 2 - Nyeri tekan 1 1 1 - LGS dengan goneometer, setelah 3 kali terapi Kanan Kiri LGS Normal LGS Aktif S 0º - 0º - 100º S 0º - 0º - 120º LGS Pasif S 0º - 0º - 110º S 0º - 0º - 130º S 0º - 0º - 130º Kekuatan otot dengan MMT Hasil: Kelompok otot Pre Post Kanan Kiri Kanan Kiri Fleksor 4 5 4+ 5 Ekstensor 4 5 4+ 5 Fleksor hip 4 5 4 5 Ekstensor hip 4 5 4 5 Adductor hip 4-5 4 5 Abductor hip 4-5 4 5 HASIL EVALUASI PEMERIKSAAN SKALA JETTE Bentuk Aktivitas Kemampuan beraktivitas Nilai Berdiri dari posisi duduk Berjalan 15 meter Nyeri Kesulitan Ketergantungan Nyeri Kesulitan Ketergantungan 2 ( nyeri ) 2 ( agak mudah ) 1 ( tanpa bantuan ) 1 ( Tidak nyeri ) 1( mudah ) 1 ( tanpa bantuan )

Naik tangga tiga trap Nyeri Kesulitan Ketergantungan 2 ( nyeri ) 2 ( agak mudah) 1 ( tanpa bantuan ) J. HASIL TERAPI AKHIR Pasien tersebut datang dengan keluhan nyeri pada lutut akibat dari penipisan bantalan sendi dan penumpuan beban yang berlebihan pada lutut akibat obesitas. Nyeri dirasakan pasien terutama saat melakukan aktivitas duduk ke berdiri, naik turun tangga, berdiri lama, berjalan terlalu jauh serta aktivitas fungsional lainnya yang membebani sendi lutut secara berlebihan. Setelah dilakukan tindakan fisioterapi selama 3x dengan intervensi exercise serta obat - obatan dari dokter, nyeri berkurang, kekuatan otot sekitar sendi lutut meningkat sehingga lutut lebih stabil dan oedema menurun. Klaten, Januari 2013 Mengetahui, Pembimbing, Praktikan, I. SULISTIYO, S.ST.FT GANESA PUPUT DINDA K. NIP. NIM.P27226009061