2. Penawaran ekspor karet alam Indonesia ke Amerika Serikat dan Jepang lebih

dokumen-dokumen yang mirip
VII. DAMPAK KEBIJAKAN PERDAGANGAN DAN PERUBAHAN LINGKUNGAN EKONOMI TERHADAP DINAMIKA EKSPOR KARET ALAM

BAB I PENDAHULUAN. keberlangsungan suatu negara dan diyakini merupakan lokomotif penggerak dalam

BAB I PENDAHULUAN. Produk Domestik Bruto (PDB) yang cukup besar, yaitu sekitar 14,43% pada tahun

II. TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Pembangunan sektor pertanian saat ini telah mengalami perubahan

II. TINJAUAN PUSTAKA. atau pemerintah suatu negara dengan pemerintah negara lain.

BAB I PENDAHULUAN. yang memerlukan komponen yang terbuat dari karet seperti ban kendaraan, sabuk

oleh nilai tukar rupiah terhadap US dollar dan besarnya inflansi.

IX. SIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. 1) Simpulan

I. PENDAHULUAN. penyediaan lapangan kerja, pemenuhan kebutuhan konsumsi dalam negeri, bahan

IX. KESIMPULAN DAN SARAN

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara agraris yang mengandalkan sektor pertanian

I. PENDAHULUAN. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ukuran dari peningkatan kesejahteraan tersebut adalah adanya pertumbuhan

VIII. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pertumbuhan perekonomian suatu negara tentunya tidak terlepas dari

RINGKASAN ISVENTINA. DJONI HARTONO

Karet mempakan salah satu komoditi non migas yang mempunyai peranan. penting dalam perekonomian Indonesia. Peranan penting itu antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. Sektor pertanian, peternakan, kehutanan, dan perikanan memberikan

ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA. Oleh : AYU LESTARI A

ANALISIS PERDAGANGAN BIJI KAKAO INDONESIA

ANALISIS PERDAGANGAN BIJI KAKAO INDONESIA

1.1. Latar Belakang. dengan laju pertumbuhan sektor lainnya. Dengan menggunakan harga konstan 1973, dalam periode

VII. KESIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN

I. PENDAHULUAN. Perekonomian merupakan salah satu indikator kestabilan suatu negara. Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian Indonesia tidak lepas dari perubahan

BAB III KERANGKA PEMIKIRAN

Keseimbangan Ekonomi Empat Sektor. Oleh: Ruly Wiliandri, SE., MM

II. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dalam membangun perekonomian. Pembangunan ekonomi diarahkan

VIII. KESIMPULAN DAN IMPLIKASI KEBIJAKAN. dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan net ekspor baik dalam

I. PENDAHULUAN. Indonesia menjadi salah satu negara yang memiliki areal perkebunan yang luas.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Indonesia merupakan suatu Negara yang mempunyai kekayaan yang

VIII. SIMPULAN, IMPLIKASI KEBIJAKAN DAN SARAN. Berdasarkan hasil analisis deskripsi, estimasi dan simulasi kebijakan

BAB I PENDAHULUAN. angka tersebut adalah empat kali dari luas daratannya. Dengan luas daerah

VI. HASIL DAN PEMBAHASAN. 6.1 Model Fungsi Respons Produksi Kopi Robusta. Pendugaan fungsi respons produksi dengan metode 2SLS diperoleh hasil

I. PENDAHULUAN. pertanian berperan besar dalam menjaga laju pertumbuhan ekonomi nasional. Di

BAB I PENDAHULUAN. Uang merupakan suatu alat tukar yang memiliki peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. bertambah seiring dengan peningkatan pembangunan, untuk itu ekspor harus

8. KESlMPUlAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. pertukaran barang dan jasa antara penduduk dari negara yang berbeda dengan

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Gambar 1. Luasan lahan perkebunan kakao dan jumlah yang menghasilkan (TM) tahun

I. PENDAHULUAN. hambatan lain, yang di masa lalu membatasi perdagangan internasional, akan

BAB I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. samping komponen konsumsi (C), investasi (I) dan pengeluaran pemerintah (G).

BAB I PENDAHULUAN. opportunity cost. Perbedaan opportunity cost suatu produk antara suatu negara

BAB I PENDAHULUAN. ekspor. Ekspor merupakan barang dan jasa yang diproduksi di dalam negeri dan

terhadap impor dalam kelompok perdagangan nonmigas yang meningkat menandakan bahwa peranan migas di dalam ekspor total nasional semakin kecil.

VI ANALISIS EKSPOR KEPITING INDONESIA

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI PENAWARAN EKSPOR KARET ALAM INDONESIA. Setelah dilakukan pengolahan data time series bulanan tahun 2005 sampai

BAB I PENDAHULUAN. tidak ada hambatan. Hal tersebut memberi kemudahan bagi berbagai negara untuk

BAB I PENDAHULUAN. Dalam mendorong pembangunan ekonomi nasional, salah satu alat dan

I. PENDAHULUAN. Peran ekspor non migas sebagai penggerak roda perekonomian. komoditas perkebunan yang mempunyai peran cukup besar dalam

BAGIAN KEEMPAT MEMBANGUN AGRIBISNIS MEMBANGUN EKONOMI RAKYAT

BAB I PENDAHULUAN. Pada awal masa pembangunan Indonesia dimulai, perdagangan luar negeri

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN

meningkatkan pembangunan ekonomi dan menyejahterakan masyarakat. dicerminkan dari adanya pertumbuhan ekonomi negara bersangkutan.

BAB I PENDAHULUAN. dalam menunjang peningkatan ekspor nonmigas di Indonesia. Indonesia

Dari hasil penelitian mengenai perilaku makroekonomi lndonesia. dikaitkan dengan liberalisasi perdagangan, maka dapat ditarik beberapa

BAB I PENDAHULUAN. Industri pulp dan kertas merupakan salah satu industri di Indonesia yang memiliki

BAB I PENDAHULUAN. suatu negara adalah perdagangan internasional. Perdagangan internasional

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini, perekonomian Indonesia diliput banyak masalah. Permasalahan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah Perdagangan Internasional merupakan salah satu upaya untuk

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia tidak dapat hidup sendiri, demikian halnya dengan

VI. SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. perdagangan sangat berarti dalam upaya pemeliharaan dan kestabilan harga bahan pokok,

BAB I PENDAHULUAN. adalah dengan melakukan pembangunan baik dalam jangka pendek dan jangka

I. PENDAHULUAN. Menurut Undang-Undang RI Nomor 10 Tahun 1998 tentang perbankan yang. dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

VII. ANALISIS DAMPAK KEBIJAKAN DAN PERUBAHAN FAKTOR EKONOMI TERHADAP KESEJAHTERAAN

VI. HASIL PENDUGAAN MODEL EKONOMI PUPUK DAN SEKTOR PERTANIAN

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kesejahteraan sebuah negara. Hal ini serupa dengan pendapat yang

III. TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berlebih, yang bisa mendatangkan suatu devisa maka barang dan jasa akan di ekspor

PERKEMBANGAN EKSPOR DAN IMPOR BANTEN JUNI 2014

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI. dengan kekuatan permintaan dan penawaran (Waluya, 2003)

BAB I PENDAHULUAN. Proses globalisasi yang bergulir dengan cepat dan didukung oleh kemajuan

STRATEGI PENINGKATAN DAYA SAING LADA PUTIH INDONESIA MELALUI ANALISIS PENAWARAN EKSPOR DAN PERMINTAAN IMPOR LADA PUTIH DUNIA

DAFTAR ISI KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PROSFEK, PEMASARAN DAN KEBIJAKAN HASIL HUTAN BUKAN KAYU ROTAN MUHDI, S.HUT., M.SI NIP

BAB I PENDAHULUAN. banyak kebutuhan lainnya yang menghabiskan biaya tidak sedikit. Guna. sendiri sesuai dengan keahlian masing-masing individu.

BAB IV GAMBARAN UMUM OBYEK PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Sektor pertanian merupakan salah satu tulang punggung perekonomian

PERNYATAAN ORISINALITAS...

BAB II TINJAUAN PUSTAKA, LANDASAN TEORI, KERANGKA PEMIKIRAN, DAN HIPOTESIS PENELITIAN

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI 2016

BAB I PENDAHULUAN. Globalisasi bukanlah merupakan hal yang baru bagi kita. Globalisasi

I. PENDAHULUAN. Inflasi dapat didefinisikan sebagai suatu proses kenaikan harga-harga yang berlaku dalam

BAB I PENDAHULUAN. membantu membiayai pembangunan nasional, sedangkan impor dilakukan untuk

IV. GAMBARAN UMUM HARGA MINYAK DUNIA DAN KONDISI PEREKONOMIAN NEGARA-NEGARA ASEAN+3

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PERKEMBANGAN EKSPOR IMPOR PROVINSI JAMBI DESEMBER 2015

HUBUNGAN KAUSALITAS ANTARA EKSPOR NON MIGAS TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI INDONESIA TAHUN SKRIPSI

PERKEMBANGAN EKSPOR, IMPOR, DAN NERACA PERDAGANGAN

V. PERKEMBANGAN PRODUKSI DAN EKSPOR KOMODITI TEH INDONESIA. selama tahun tersebut hanya ton. Hal ini dapat terlihat pada tabel 12.

V. GAMBARAN UMUM PRODUK KELAPA SAWIT DAN BAHAN BAKAR BIODIESEL DARI KELAPA SAWIT

BAB I PENDAHULUAN. Dalam era perdagangan bebas saat ini, telah terjadi perubahan secara

Transkripsi:

VIll. KESIMPULAN DAN SARAN 8.1. Kesimpulan 1. Produksi karet alam Indonesia dipengaruhi oleh harga domestik, luas areal, upah tenaga kerja dan produksi karet alam bedakala, tetapi tidak responsif (inelastis) terhadap perubahan harga dornestik, luas areal dan upah tenaga kerja di sektor perkebunan. 2. Penawaran ekspor karet alam Indonesia ke Amerika Serikat dan Jepang lebih responsif terhadap perubahan produksi dibandingkan terhadap perubahan harga ekspor, nilai tukar Rupiah terhadap US$ dan pajak ekspor. Sedangkan penawaran ekspor karet alam Indonesia ke Korea Selatan lebih responsif terhadap perubahan harga ekspor dalam jangka pendek maupun dalam jangka panjang. Selain itu juga responsif terhadap pajak ekspor dalam jangka panjang. 3. Penawaran ekspor karet alam Malaysia lebih responsif terhadap perubahan produksi dibanding terhadap perubahan harga ekspor dan nilai tukar. Sedangkan penawaran ekspor karet alam Thailand tidak responsif terhadap harga ekspor, produksi maupun nilai tukar dalam jangka pendek. 4. Permintaan impor karet alam Singapura lebih responsif terhadap perubahan harga impor dalam jangka ~anjan~. Sedangkan permintaan impor karet alam Korea Selatan lebih responsif terhadap perubahan pendapatan dalam jangka

panjmg. Untuk permintaan karet dam Amerika Serikat dan Jepang tidak responsif terhadap perubahan harga impor, nilai tukar ataupun perubahan pendapatan per kapita. 5. Harga karet alam internasional dipengaruhi oleh rasio total permintaan impor dan total penawaran ekspor dan harga karet dam internasional beda kala. Dalam jangka pendek dan jangka panjang harga karet alam internasional sangat responsif terhadap rasio total permintaan impor dengan total penawaran ekspor karet alam intemasional. 6. Harga impor karet dam masing-masing negara importir utama dipengaruhi oleh harga karet alam internasional dan harga impor beda kala masing-masing negara. Dimana harga impor karet alam Singapura dan Jepang dalam jangka panjang lebih responsif terhadap perubahan harga karet alam internasional. 7. Harga ekspor karet dam Indonesia lebii responsif terhadap perubahan harga karet alam internasional dalam jangka panjang. 8. Harga domestik dipengaruhi oleh harga ekspor, jumlah permintaan domestik, nilai tukar dan harga domestik beda kala, diiana harga domestik sangat responsif terhadap perubahan jumlah permintaan domestik dalam jangka panjang. 9. Dampak altematif perubahan faktor internal dan eksternal terhadap produksi, ekspor, impor dm harga karet alam, menunjukkan : a. Peningkatan upah, apresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US$, peningkatan pajak ekspor, produksi karet alam Indonesia tuntn, komhiiasi depresiasi Rupiah dan peningkatan pajak ekspor, depresiasi

nilai tukar mata uang negara pesaing, kenaikan produksi karet alam negara pesaing dan depresiasi nilai tukar mata uang negara importir berdampak terhadap penurunan produksi karet dam asd Indonesia. Sedangkan depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US$, kombiii peningkatan upah dan depresiasi Rupiah, produksi karet darn negara pesaing turun, apresiasi nilai tukar mata uang negara importir, peningkatan pendapatan perkapita negara importir serta kombiiasi depresiasi nilai tukar mata uang negara importir dan peningkatan pendapatan perkapita negara improtir akan menyebabkan peningkatan produksi karet alam asd Indonesia. Namun altematif penurunan produksi karet darn negara pesaing memberi dampak relatif lebii besar terhadap perubahan harga internasional. b. Penawaran ekspor karet alam internasional akan meningkat apabila terjadi depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US$, kombiii peningkatan upah dan depresiasi Rupiah, depresiasi dai tukar mata uang negara pesaing, produksi karet alam negara pesaing naik, apresiasi nilai tukar mata uang negara importir, peningkatan pendapatan perkapita negara importir serta komb'ii depresiasi nilai tukar mata uang negara importir dan peningkatan pendapatan perkapita negara improtir. Akan tetapi dampak yang diakibatkan oleh produksi karet alam negara pesaing naik adalah relatif lebih besar. Sedangkan jika tingkat upah naik, apresiasi nilai tukar mata uang Rupiah terhadap US$, pajak ekspor dinaikkan, produksi karet dam Indonesia turun, kombinasi depresiasi Rupiah dan

kenaikan pajak ekspor, produksi karet alam negara pesaing turun, dan depresiasi nilai tukar mata uang negara importir akan menyebabkan penawaran ekspor karet alam internasional turun, dimana alternatif produksi karet alam negara pesaing turun berdampak lebih besar. c. Penurunan total penawaran ekspor karet alam internasional berdampak relatif besar jika dibandingkan dengan peningkatan total permintaan impor karet alam internasional terhadap pembahan harga karet alam internasional. d. Depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US$, kombinasi peningkatan upah dan depresiasi Rupiah, depresiasi nilai tukar mata uang negara pesaing, kenaikan produksi karet alam negara pesaing akan berdampak yang sama yaitu naiknya permintaan impor negara-negara importir dan turunnya harga karet alam internasional. 10. Dampak perubahan faktor internal dan eksternal terhadap perubahan tingkat kesejahteraan produsen dan konsumen, penerimaan pemerintah dari pajak ekspor dan kesejahteraan bersih serta penerimaan devisa ekspor karet alam Indonesia, menunjukkan : a. Perubahan faktor internal dan eksternal yang menguntungkan produsen adalah: (1) depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US$25%, (2) produksi karet alam Indonesia turun 4%, (3) produksi karet alam Indonesia turun lo%, (4) kombinasi antara tingkat upah naik 20% dan depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US$ 25%, (5) produksi karet alam negara pesaing turun lo%, (6) apresiasi nilai tukar mata uang negara

importir lo%, (7) pendapatan perkapita negara importir naik 5%, dan (8) kombinasi depresiasi nilai tukar mata uang negara importir 10% dan pendapatan perkapita negara importir naik 5%. Hal ini disebabkan oleh peningkatan produksi yang diiringi dengan peningkatan harga karet alam Indonesia di pasar domestik. b. Pembahan faktor internal dan eksternal yang menguntungkan konsumen adalah: (1) apresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US$ lo%, (2) pajak ekspor naik 5%, (3) kombinasi depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US$ 25% dan pajak ekspor naik 5%, (4) depresiasi nilai tukar mata uang negara pesaing 25%, (5) produksi karet alam negara pesaing naik lo%, dan (6) depresiasi nilai tukar mata uang negara importlr 10%. Hal ini temtama disebabkan oleh penurunan harga karet alam di pasar domestik Indonesia lebih besar dibandingkan dengan peningkatan pemintaan karet alam di pasar domestik. c. Penenmaan pemerintah dari pajak ekspor karet alam mulai tahun 1982 sampai sekarang adalah no1 persen (tidak ada pajak ekspor). Jika pajak ekspor karet alam naik sebesar 5% maka penerimaan pemerintah dari pajak ekspor yang terbesar adalah akibat dari perubahan alternatif simulasi: (1) kombinasi simulasi depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US$25% dan pajak ekspor naik 5%, dan (2) pajak ekspor naik 5%. d. Dengan adanya perubahan faktor internal dan eksternal ini maka kesejahteraan bersih yang terbesar adalah akibat dari perubahan alternatif simulasi : (1) pajak ekspor naik 5%, (2) depresiasi nilai

tukar Rupiah terhadap US$25%, (3) kombinasi antara tingkat upah naik 20% dan depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US$ 25%, (4) kombinasi simulasi depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US$ 25% dan pajak ekspor naik 5%, (5) produksi karet alam negara pesaing turun lo%, (6) pendapatan perkapita negara importir naik 5%, (7) produksi karet alam Indonesia turun lo%, (8) ) kombinasi simulasi depresiasi nilai tukar mata uang negara importir 10% dan pendapatan perkapita negara importir naik 5%, (9) produksi karet alam Indonesia turun 4%, dan (10) apresiasi nilai tukar mata uang negara importir 10%. e. Perubahan faktor internal dan eksternal yang dapat meningkatkan penerimaan devisa adalah: (1) depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US$ 25%, dan (2) kombinasi antara tingkat upah naik 20% dan depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US$ 25%. Hal ini disebabkan oleh kenaikan volume ekspor karet alam Indonesia lebih besar dibandingkan dengan penurunan harga ekspor karet alam Indonesia.. Selain itu faktor ekonomi yang juga memberikan peningkatan pada devisa ekspor adalah simulasi: (3) produksi karet alam negara pesaing turun lo%, (4) apresiasi nilai tukar ~nata uang negara importir lo%, (5) pendapatan perkapita negara importir naik 5%, serta (6) kombinasi simulasi depresiasi nilai tukar mata uang negara importir 10% dan pendapatan perkapita negara importir naik 5%. Hal ini terutama disebabkan oleh peningkatan harga ekspor karet alarn Indonesia yang diiringi dengan peningkatan volume ekspomya.

8.2. SARAN 1. Harga karet alam domestik tidak responsif terhadap perubahan harga ekspor. Hal ini berarti, perubahan harga ekspor karet alam lamban ditransrnisi ke harga domestik. Oleh karena itu, diperlukan suatu informi harga yang bail agar dapat dirnanfaatkan oleh petani karet. 2. Mengingat alternatif perubahan faktor internal dan eksternal (depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US$, apresiasi nilai tukar Rupiah terhadap US$, peningkatan pajak ekspor, kombiii peningkatan upah dan depresiasi Rupiah, kombinasi depresiasi Rupiah dan peningkatan pajak ekspor, depresiasi nilai tukar mata uang negara pesaing, kenaikan produksi karet alanl negara pesaing, dan depresiasi nilai tukar mata uang negara importir) yang menyebabkan penurunan harga domestik ataupun penurunan harga ekspor ditingkat eksportir, maka beberapa alternatif upaya yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut : (I) pengdihan penawaran ekspor karet alam Indonesia ke pasar domestik melalui pengembangan industri dalam negeri yang menggunakan karet alam sebagai bahan baku, dan (2) memperluas pasar ekspor karet dam Indonesia ke negara-negara importir yang potensial serta melakukan diversifikasi produk ekspor. 3. Guna pengembangan studi mengenai karet alam, beberapa saran untuk penelitian lanjutan adalah : a. Oleh karena karet alam merupakan bahan baku untuk industri ban, sepatu karet dan produk olahan karet yang lainnya maka perlu dianalisis prilaku

penawaran dan permintaan dari produk-produk karet alam seperti ban, sepatu karet dan produk olahan karet yang lainnya. b. Data permintaan impor karet alam yang ada pada setiap negara import? karet alam dilakukan secara agregat tanpa membedakannya menurut industri yang menggunakan komoditi ini sebagai bahan baku. Oleh karena itu, dalam penelitian lanjutan persamaan impor perlu disagregasi berdasarkan jenis industri.