PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (Studi Situs Di SD Negeri Batursari 6 Mranggen Demak) TESIS

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. tersebut maka terjadi banyak perubahan di segala bidang termasuk di bidang

DORONGAN BELAJAR SISWA PASCA PEMBERIAN BOS TESIS

DASAR & FUNGSI. PENDIDIKAN NASIONAL BERDASARKAN PANCASILA DAN UNDANG UNDANG DASAR NEGARA REPUBLIK INDONESIA TAHUN 1945

DASAR & FUNGSI. Pendidikan Nasional berdasarkan Pancasila dan Undang Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945

D S A A S R A R & & FU F N U G N S G I S PE P N E D N I D DI D KA K N A N NA N S A I S ON O A N L A

UNJUK KERJA KOMITE SEKOLAH DI SMA NEGERI 3 SEMARANG TESIS

PERATURAN PEMERINTAH NOMOR 19 TAHUN 2005 Tentang STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN

UNDANG UNDANG NO. 20 TH.2003 Tentang SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL

AS ADI NIM. Q

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

siswa yang terdiri: Peserta UAMBN MI : siswa Peserta UN MTs : siswa Peserta UN MA : siswa

BAB I PENDAHULUAN. sendiri. Tuntutan itu sangat wajar dan masuk akal serta bukan termasuk isu

UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL 2007/2008

ANALISIS DAMPAK AKREDITASI SEKOLAH DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus Di SD Negeri Donohudan 3 Kecamatan Ngemplak Kabupaten Boyolali)

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualitas sumber daya manusia. Peningkatan kualitas pendidikan

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

alam proses pembelajaran, penilaian dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 74 TAHUN 2009 TENTANG

Persoalan Terkait Kurikulum Hendra Gunawan 14 April 2015

Peraturan Mendiknas Nomor: 20 Tahun tentang STANDAR PENILAIAN DIREKTORAT PEMBINAAN SMA

BAB I PENDAHULUAN. agar dapat bersikap tenang dalam menghadapi ujian nasional. Orangtua dan

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DI INDONESIA. Imam Gunawan

SURAT KEPUTUSAN KEPALA SMP NEGERI 3 MRANGGEN NOMOR : 870 / 083 / 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 5 TAHUN 2008 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2007/2008

BUPATI CIAMIS PROVINSI JAWA BARAT PERATURAN DAERAH KABUPATEN CIAMIS NOMOR 2 TAHUN 2015 TENTANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 15 TAHUN 2009 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2008/2009

EFEKTIVITAS KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH. ( Studi Situs SD Negeri Bekonang 02 Kecamatan Mojolaban Sukoharjo) TESIS

BERITA NEGARA. No.19, 2011 KEMENTERIAN PENDIDIKAN NASIONAL. Ujian Sekolah. Ujian Nasional. SD.Ibtidaiyah. SD Luar Biasa.

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

RESPONDEN KEPALA SEKOLAH

BAHAN PRESS RELEASE PERSIAPAN PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL PROVINSI JAWA TENGAH TAHUN PELAJARAN 2011/2012

PENGELOLAAN PENERIMAAN PESERTA DIDIK BARU SDN PAMONGAN 2 KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK TESIS

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN DI MTs SHABILUL HUDA KECAMATAN GUNTUR KABUPATEN DEMAK

BAB I PENDAHULUAN. keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara. lanjutan dari hasil belajar yang diakui sama/setara SMP/MTs.

MANAJEMEN PEMBELAJARAN PROGRAM AKSELERASI DALAM PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN (Studi Kasus di SMP Negeri 9 Surakarta)

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 17 TAHUN 2010 TENTANG PENGELOLAAN DAN PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 20 TAHUN 2003 TENTANG SISTEM PENDIDIKAN NASIONAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA PRESIDEN REPUBLIK INDONESIA

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 39 TAHUN 2007 TENTANG

TANYA-JAWAB PELAKSANAAN UJIAN NASIONAL

DAMPAK KOMPETENSI PEDAGOGIK, TINGKAT PENDIDIKAN, DAN PENGALAMAN KERJA TERHADAP SEMANGAT KERJA GURU SMK KABUPATEN BLORA TESIS

PENGELOLAAN SEKOLAH DASAR STANDAR NASIONAL Studi Situs Di SD Negeri Karangtowo 1 Kecamatan Karang Tengah Kabupaten Demak TESIS

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI

KTSP DAN IMPLEMENTASINYA

BAB I PENDAHULUAN. Banyak faktor yang menyebabkan rendahnya mutu pendidikan, salah satunya adalah

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

GUBERNUR JAWA BARAT PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN TENTANG

BAB I PENDAHULUAN BAB I

BAB I PENDAHULUAN. berkembang dan bahkan menjadi terbelakang. Dengan demikian pendidikan

2. KTSP dikembangkan oleh program keahlian dengan melibatkan berbagai pihak sesuai dengan tahapan penyusunan KTSP.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERUBAHAN SISTEM PENILAIAN MURID UNTUK MENINGKATKAN HASIL PEMBELAJARAN: TEMUAN AWAL STUDI SABER-LIKE. Forum Kajian Pembangunan Kamis, 19 Oktober 2017

BAB I PENDAHULUAN. membantu peserta didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan. Interaksi

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional yang berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar

STANDAR PENILAIAN (Permen No. 20 Th. 2007)

DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA,

Standar Nasional Pendidikan

KEBIJAKAN UJIAN NASIONAL TAHUN 2018

GUBERNUR JAWA BARAT, PERATURAN GUBERNUR JAWA BARAT NOMOR : 16 TAHUN 2017 TENTANG

BAB I PENDAHULUAN. Bab 1 memaparkan beberapa cakupan yang dibahas dalam penelitian ini.

LEMBARAN DAERAH KABUPATEN TANGERANG

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 4 TAHUN 2010 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2009/2010 DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 10 TAHUN 2006 TENTANG UJIAN SEKOLAH/MADRASAH TAHUN PELAJARAN 2005/2006

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

BAB I PENDAHULUAN. dengan adannya implementasi Kurikulum 2013 yang baru diselenggarakan maka

PENGEMBANGAN BUDAYA MUTU PESERTA DIDIK PADA SMP NEGERI 1 ROWOKELE KEBUMEN TESIS

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 33 B. TUJUAN 33 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 34 D. UNSUR YANG TERLIBAT 34 E. REFERENSI 34 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 34

Pengertian Ujian Akhir Nasional Makalah Tujuan Standarisasi dan Partisipasi Pemerintah Dalam Pendidikan

KOMPARASI PROSES SUPERVISI KLINIS DITINJAU DARI SERTIFIKASI DAN MASA KERJA KEPALA SEKOLAH SD/MI KECAMATAN KEDUNGTUBAN BLORA TESIS

BAB I PENDAHULUAN. menyeluruh. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan. diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN. mengamanatkan bahwa pemerintah daerah, yang mengatur dan mengurus

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL Nomor 41 Tahun 2007 STANDAR PROSES

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 muatan KTSP

BAB I PENDAHULUAN. Pembangunan pendidikan nasional ditujukan untuk mewujudkan cita-cita

BUPATI SIDOARJO PERATURAN BUPATI SIDOARJO NOMOR : 20 TAHUN 2013 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

FAKTOR-FAKTOR STRATEGIK PENCAPAIAN SEKOLAH STANDAR NASIONAL (SSN) DI SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 1 TAWANGMANGU KARANGANYAR TESIS

PENGEMBANGAN KTSP. A. Rasional

DAYA DUKUNG DANA BANTUAN OPERASIONAL SEKOLAH (BOS) DI SD NEGERI WONOTINGAL 04 KECAMATAN CANDISARI KOTA SEMARANG TESIS

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

BUPATI BANGKA TENGAH PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG SALINAN PERATURAN DAERAH KABUPATEN BANGKA TENGAH NOMOR 5 TAHUN 2014 TENTANG

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 19 TAHUN 2005 TENTANG STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

INDIKATOR KINERJA UTAMA TAHUN 2017 (Berdasarkan Format : PERMENPAN Nomor 53 Tahun 2014 dan PERMENPAN & RB Nomor: PER/20/menpan/II/2008)

Optimalisasi Program Kemitraan RSBI dengan PT dalam Rangka Menuju SBI Mandiri

BUPATI TANGERANG PROVINSI BANTEN PERATURAN BUPATI TANGERANG NOMOR 19 TAHUN 2016 TENTANG

POLA MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DI SEKOLAH STANDAR NASIONAL (STUDI KASUS DI SMP NEGERI 2 JEPARA) TESIS

Tanya Jawab Pelaksanaan Ujian Nasional Wednesday, 28 December :24. Kata Pengantar

PERATURAN DAERAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG BARAT NOMOR 2 TAHUN 2008 TENTANG PENYELENGGARAAN PENDIDIKAN DASAR GRATIS

Transkripsi:

PENGELOLAAN PEMBELAJARAN IPA DALAM MENGHADAPI UJIAN AKHIR SEKOLAH BERSTANDAR NASIONAL (Studi Situs Di SD Negeri Batursari 6 Mranggen Demak) TESIS Diajukan Kepada Program Studi Magister Manajemen Pendidikan Universitas Muhammadiyah Surakarta untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Guna Memperoleh Gelar Magister Pendidikan Oleh: Suharyadi Nim : Q. 100.080.154 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA 2010 i

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Pelaksanaan otonomi pendidikan menuntut perubahan dalam sistem supervisi yang bukan saja mengemban fungsi pengawasan tetapi juga fungsi pembinaan terhadap penyelenggaraan pendidikan. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah dan Peraturan Pemeritah Nomor 25 tentang Kewenangan Pusat dan Daerah, telah mendorong perubahan besar pada sistem pengelolaan pendidikan di Indonesia. Pendidikan diserahkan pengelolaannya kepada pemerintah daerah, sementara pemerintah pusat sebatas menyusun acuan dan standar yang bersifat nasional Pendidikan merupakan salah satu sektor penting dalam pembangunan di setiap negara. Menurut Undang-Undang No. 20 Tahun 2004 pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mengembangkan segala potensi yang dimiliki peserta didik melalui proses pembelajaran (Depdiknas, 2006: 2). Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi anak agar memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, berkepribadian, memiliki kecerdasan, berakhlak mulia, serta memiliki keterampilan yang diperlukan sebagai anggota masyarakat dan warga negara. Untuk mencapai tujuan pendidikan yang mulia ini disusunlah kurikulum yang merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan dan metode pembelajaran. Kurikulum digunakan sebagai pedoman dalam penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Untuk melihat tingkat 1

2 pencapaian tujuan pendidikan, diperlukan suatu bentuk evaluasi. Dengan demikian evaluasi pendidikan merupakan salah satu komponen utama yang tidak dapat dipisahkan dari rencana pendidikan. Namun perlu dicatat bahwa tidak semua bentuk evaluasi dapat dipakai untuk mengukur pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditentukan. Informasi tentang tingkat keberhasilan pendidikan akan dapat dilihat apabila alat evaluasi yang digunakan sesuai dan dapat mengukur setiap tujuan. Alat ukur yang tidak relevan dapat mengakibatkan hasil pengukuran tidak tepat bahkan salah sama sekali. Terkait dengan standar yang bersifat nasional, Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional pasal 1 ayat (21) menyebutkan bahwa evaluasi pendidikan adalah kegiatan pengendalian, penjaminan, dan penetapan mutu pendidikan terhadap berbagai komponen pendidikan pada setiap jalur, jenjang, dan jenis pendidikan sebagai bentuk pertanggung jawaban penyelenggaraan pendidikan. Lebih lanjut lagi dijelaskan pada pasal 57 bahwa evaluasi dilakukan dalam rangka pengendalian mutu pendidikan secara nasional sebagai bentuk akuntabilitas penyelenggara pendidikan kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara berkesinambungan (Depdiknas, 2006: 29). Ujian akhir nasional (UAN) merupakan salah satu alat evaluasi yang dikeluarkan Pemerintah yang, menurut pendapat saya, merupakan bentuk lain dari Ebtanas (Evaluasi Belajar Tahap Akhir) yang sebelumnya dihapus. Ujian Akhir

3 Sekolah Berstandar Nasional merupakan alat ukur yang sesuai untuk mengukur tingkat pencapaian tujuan pendidikan yang telah ditetapkan. Kebijakan ujian kelulusan, semacam ujian nasional/ujian akhir sekolah berstandar nasional (UN/UASBN), didasarkan asumsi bahwa dengan menetapkan standar akademis yang harus dicapai siswa dan diukur melalui standardized test, disertai konsekuensi atas keberhasilan atau kegagalan mencapai standar itu, akan meningkatkan motivasi siswa, guru, dan sekolah dalam meningkatkan prestasi. Asumsi ini berkiblat pada behaviorisme yang meyakini siswa dan guru akan termotivasi meningkatkan prestasinya bila ada penghargaan (rewards) dan sanksi (punishments). Harus diakui, tentu ada siswa atau guru yang berperilaku demikian. Pelajar Sekolah Dasar (SD) terhitung pada tahun ajaran 2007/2008 ini harus mengikuti jejak 'kakak-kakaknya' di SMP dan SMA, mengikuti ujian nasional (UN) yang berlabel Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional (UASBN). Siap tidak siap, UASBN yang telah disepakati DPR dan Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) untuk ujian nasional harus dihadapi setiap pelajar tahun terakhir SD jika ingin melangkah ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. UASBN merupakan ujian nasional yang dilaksanakan secara terintegrasi dengan pelaksanaan ujian sekolah/madrasah untuk SD/madrasah untuk SD/madrasah ibtidaiyah/sd Luar Biasa (SDLB). UASBN bertujuan untuk mencapai standar kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan yang ditetapkan secara nasional pada mata pelajaran bahasa Indonesia, matematika, dan ilmu pengetahuan alam (IPA). Ini juga untuk mendorong tercapainya target wajib

4 belajar pendidikan dasar yang bermutu. Sudah waktunya Indonesia mencontoh pendidikan di Amerika Serikat atau Australia yang menerapkan setiap tiga tahun diadakan evaluasi. Targetnya, untuk mengetahui kemampuan membaca, menulis, dan berhitung. Jadi, pada akhir enam tahun pertama sekolah atau setara lulus SD di Indonesia sudah bisa baca, tulis, dan berhitung. Materi soal UASBN berasal dari Standar Kompetensi Lulusan (SKL) irisan kurikulum 1994, kurikulum 2004, dan standar isi. Paket soal 25 persen ditetapkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan 75 persen ditetapkan oleh penyelenggara UASBN tingkat provinsi. Adapun kriteria kelulusan, ditetapkan oleh setiap sekolah atau madrasah yang peserta didiknya mengikuti UASBN. Peserta UASBN diberi Surat Keterangan Hasil UASBN yang diterbitkan oleh sekolah atau madrasahnya. Dengan adanya kebijakan tersbut diharapkan agar masyarakat, khususnya orang tua murid, jangan terlalu cemas mengenai adanya UASBN bagi murid SD. UASBN hanya untuk mengukur prestasi murid sesuai dengan standar yang sudah ditetapkan oleh pemerintah yang merupakan salah satu instrumen dalam mewujudkan pendidikan bermutu dan untuk meningkatkan lulusan yang bermutu. Standar kelulusan ujian akhir sekolah berstandar nasional (UASBN) sekolah dasar (SD), masih ditentukan sekolah masing-masing. Hingga kini belum ada keputusan baru dari pemerintah untuk menetapkan standar ujian secara nasional, melainkan diserahkan keputusannya kepada masing-masing SD. Meski pelaksanaan UASBN SD penilaiannya dilakukan oleh sekolah masing-masing, naskah soal tetap berada di bawah kendali Badan Standar Nasional Pendidikan

5 (BSNP) dan Pemerintah Pusat. Bahkan, pemeriksaannya juga dilakukan secara terpusat karena standar soalnya juga bersifat nasional. Nantinya, panitia pusat akan mengembalikan hasil pemeriksaan kepada panitia ujian di sekolah masingmasing, karena sekolah penentu lulus atau tidaknya siswa mereka. Penentuan kelulusan siswa, biasanya diputuskan melalui rapat dewan guru dengan mempertimbangkan nilai minimum setiap mata pelajaran yang diujikan, seperti Matematika, Bahasa Indonesia, dan IPA. Selain itu, kelulusan UASBN juga digunakan sebagai salah satu pertimbangan penentuan kelulusan dari sekolah atau madrasah. Standar kelulusan yang diserahkan kepada masingmasing sekolah akan memunculkan standar nilai yang berbeda-beda antar sekolah. Kewenangan masing-masing sekolah menentukan kelulusan siswa memang akan memunculkan standar nilai kelulusan yang berbeda-beda. Namun, kualitas siswa tetap akan menjadi pertimbangan kelulusan. Minimal, para siswa yang ingin lulus memiliki standar nilai kelulusan lebih dari 5,5. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam atau IPA merupakan salah satu mata pelajaran yang diujikan dalam UASBN. Sebagai materi yang berhubungan dengan pengetahuan alam, siswa dituntut tidak hanya memahami materi yang diberikan, tetapi juga dapat mengetahui dan menerapkan pengetahuan tersebut dalam kehidupan sehari-harinya. Oleh Karena itu, sebelum pelaksanaan UASBN, kepala sekolah beserta guru menetapkan program pembelajaran dalam mengahadapi UASBN yang bertujuan untuk membantu kesiapan siswa dalam menghadapi UASBN, sehingga siswa dapat lulus dengan nilai baik sesuai dengan tujuan bersama yang diharapkan.

6 Dalam pelaksanaan UASBN dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu diantaranya ialah pengelolaan UASBN. Dimana dalam pengelolaan diuraikan kegiatan yang berhubungan dengan persiapan sebagai bagian dari perencanaan, pelaksanaan UASBN serta pengawasan UASBN itu sendiri. Hal ini menjadi sangat penting karena selain kompetensi guru, kemampuan dan kesiapan siswa, peran dari pemerinatah, pengelolaan UASBN juga menjadi salah satu faktor keberhasilan dari UASBN. Keberhasilan yang diraih tidak hanya dalam pelaksanaannya saja tetapi juga hasil yang diperoleh siswa. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengkaji tentang masalah pengelolaan pembelajaran IPA dalam menghadapi UASBN dengan studi situs SD Negeri Batursari 6 Mranggen. Pemilihan lokasi penelitian dengan pertimbangan bahwa SD Negeri Batursari 6 Mranggen merupakan salah satu SD yang telah melaksanakan pembelajaran dengan KTSP. Sekolah Dasar tersebut merupakan salah satu SD favorit dan terakreditasi A. hal itu ditunjukkan dengan adanya lulusan yang melanjutkan ke sekolah negeri favorit di Kabupaten Demak. Berdasarkan data, SD Negeri Batursari 6 Mranggen salah satu SD yang sukses dalam penyelenggaraan UASBN tahun 2009. B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang penelitian di atas, fokus penelitian ini adalah bagaimana pengelolaan pembelajaran dalam menghadapi UASBN di SD Negeri Batursari 6 Mranggen?. Fokus penelitian dibagi menjadi empat subfokus.

7 1. Bagaimana setting kelas pembelajaran IPA dalam menghadapi UASBN di SD Negeri Batursari 6 Mranggen? 2. Bagaimana pengelolaan materi pembelajaran IPA dalam menghadapi UASBN di SD Negeri Batursari 6 Mranggen? 3. Bagaimana interaksi siswa dalam pembelajaran IPA menghadapi UASBN di di SD Negeri Batursari 6 Mranggen? 4. Bagaimana evaluasi pembelajaran IPA dalam menghadapi UASBN di SD Negeri Batursari 6 Mranggen? C. Tujuan Penelitian Ada empat tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini. 1. Mendeskripsikan setting kelas pembelajaran IPA dalam menghadapi UASBN di SD Negeri Batursari 6 Mranggen. 2. Mendeskripsikan pengelolaan materi pembelajaran IPA dalam menghadapi UASBN di SD Negeri Batursari 6 Mranggen. 3. Mendeskripsikan interaksi siswa dalam pembelajaran IPA menghadapi UASBN di di SD Negeri Batursari 6 Mranggen. 4. Mendeskripsikan evaluasi pembelajaran IPA dalam menghadapi UASBN di SD Negeri Batursari 6 Mranggen. D. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat, baik secara teoritis akademik maupun praktis aplikatif.

8 1. Manfaat Teoritis Studi ini, secara umum memberikan sumbangan dalam bidang pengelolaan evaluasi pembelajaran khususnya UASBN sekolah dasar. Penelitian ini akan menguji teori-teori manajemen pendidikan yang berkaitan dengan UASBN. 2. Manfaat Praktis Studi ini, pada tataran aplikasi dapat bermanfaat bagi guru, kepala sekolah, pengawas dan kepala dinas pendidikan dan steakholder lainnya. a. Bagi guru dapat dipakai bahan introspeksi dalam menyemangati dirinya mengoptimalkan profesionalitasnya, sehingga dapat mencapai tujuan dalam pembelajaran. b. Bagi kepala sekolah dapat dipakai sebagai masukan dalam mengelola pembelajaran di sekolah dan pengambilan kebijakan dalam menyukseskan UASBN. c. Bagi pengawas selaku pembina, dapat dipakai bahan referensi mengenai pelaksanaan UASBN Sekolah Dasar di Kabupaten Demak. d. Bagi kepala dinas pendidikan dapat memanfaatkan hasil studi ini untuk bahan dalam merumuskan kebijakan dalam pelaksanaan UASBN selanjutnya. e. Bagi para peneliti selanjutnya, hasil studi ini dapat dijadikan referensi berkaitan dengan penelitian tema yang sama.

9 E. Daftar Istilah 1. Pengelolaan adalah upaya di dalam mengatur dan mendayagunakan sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan, secara efisien dan efektif. 2. Ujian Akhir Sekolah Berstandar Nasional atau yang sering disingkat UASBN merupakan ujian akhir bagi siswa-siswa sekolah dasar yang wajib diikuti oleh para siswa sekolah dasar kelas VI guna melanjutkan pendidikan mereka ke jenjang yang lebih tinggi. 3. Setting kelas dalam pembelajaran IPA menghadapi UASBN merupakan upaya yang dilakukan guru dalam mengatur posisi di dalam ruang kelas pada saat kegiatan belajar mengajar. 4. Pengelolaan materi pembelajaran dalam menghadapi UASBN merupakan upaya perencanaan, pengorganisasian, materi UASBN. 5. Interaksi siswa merupakan suatu bentuk aktivitas timbal balik antara siswa dengan siswa dan antara siswa dengan guru dalam kegiatan pembelajaran 6. Evaluasi pembelajaran merupakan upaya untuk mengukur kemampuan siswa dalam memahami materi yang diberikan dalam pembelajaran.