BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Landasan Teori 2.1.1 Pengertian sistem Menurut Hall (2001:5) menyatakan sistem adalah sekelompok dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan atau subsistem-subsistem yang bersatu untuk mencapai tujuan yang sama. Sedangkan menurut Mulyadi (2000:1) mendefenisikan sistem adalah sekelompok unsur yang erat berhubungan antara satu dengan yang lainnya, yang berfungsi bersama-sama untuk mencapai tujuan tertentu. Menurut Nugroho Widjajanto (2001:2) mendefinisikan sistem adalah suatu yang memiliki bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan tertentu melalui tiga tahapan yakni input, proses, dan output. Sedangkan subsistem atau yang sering dikatakan prosedur adalah bagian-bagian yang saling berinteraksi untuk mencapai tujuan. Dari pengertian di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa sistem adalah kumpulan dua atau lebih komponen-komponen yang saling berkaitan, komponen-komponen tersebut berhubungan erat satu dengan yang lainnya dan tidak dapat berdiri sendiri, mereka saling berinteraksi dan saling berhubungan membentuk suatu kesatuan sehingga tujuan atau sasaran suatu sistem dapat tercapai. 7
2.1.2 Pengertian informasi Informasi adalah salah satu hal yang sangat penting dalam organisasi, tanpa informasi kegiatan operasionalnya tidak akan berjalan dengan baik. Menurut Bodnar George dan William (2000:5) mendefinisikan informasi sebagai data yang berguna yang diolah sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk pengambilan keputusan yang tepat. Sedangkan Gordan (1974) dalam Jogiyanto (2000:25) informasi merupakan data yang telah diolah kedalam suatu bentuk yang berguna bagi penerimanya dan nyata atau berupa nilai yang dapat dipahami dalam keputusan sekarang ataupun masa depan. Menurut McLeod, informasi adalah salah satu jenis utama sumber daya yang tersedia bagi manajemen. Informasi dapat dikelola seperti halnya sumber daya yang lain, dan perhatian pada topik ini bersumber dari dua pengaruh. Pertama, bisnis telah menjadi semakin rumit, dan kedua, komputer telah mencapai kemampuan yang semakin baik. Dari pengertian di atas tentang informasi, maka dapat disimpulkan bahwa informasi adalah data yang telah diproses dan digunakan sebagai dasar dalam pengambilan keputusan. 2.1.3 Pengertian akuntansi Dewasa ini peranan akuntansi sebagai alat pembantu dalam pengambilan keputusan-keputusan ekonomi dan keuangan semakin disadari oleh usahawan. Peranan akuntansi dalam membantu melancarkan tugas manajemen sangat menonjol, 8
khususnya dalam melaksanakan fungsi perencanaan dan pengawasan. Menurut, Jusup (2005:4) akuntansi dapat didefinisikan melalui dua sudut pandang yaitu dari sudut pemakai jasa akuntansi dan dari sudut proses kegiatannya. Ditinjau dari sudut pemakaiannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai suatu disiplin yang menyediakan informasi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan secara efisien dan mengevaluasi kegiatan-kegiatan untuk organisasi. Ditinjau dari sudut kegiatannya, akuntansi dapat didefinisikan sebagai proses pencatatan, penggolongan, peringkasan, pelaporan, dan penganalisisan data keuangan suatu organisasi. Dari penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa akuntansi adalah suatu proses mencatat, mengklasifikasi, meringkas, mengolah dan menyajikan data transaksi serta kejadian yang berhubungan dengan keuangan sehingga mudah dimengerti untuk pengambilan suatu keputusan. 2.1.4 Pengertian sistem informasi akuntansi Menurut, Bodnar dan William (2000:1) sistem informasi akuntansi adalah komponen sumber daya, seperti manusia dan peralatan yang diatur untuk mengubah data menjadi informasi yang berguna. Menurut, Jogiyanto (2000:49) menyatakan sistem informasi adalah kumpulan dari manusia dan sumber-sumber daya modal didalam suatu organisasi yang bertanggung jawab untuk menyediakan informasi 9
keuangan dan juga informasi yang didapat dari pengumpulan dan pengolahan data transaksi. Dari pengertian diatas, dapat disimpulkan bahwa sistem informasi adalah suatu kumpulan sumber daya dan susunan berbagai dokumen yang didesain untuk mengubah data atau mentransformasikan data keuangan menjadi informasi keuangan yang berguna. Melalui informasi yang dihasilkan, menurut Jogiyanto (2000:277) sistem informasi akuntansi mempunyai tiga tujuan utama, sebagai berikut: 1. Untuk mendukung operasi sehari-hari Sistem informasi akuntansi mempunyai sistem bagian yang disebut dengan TPS (Transaction Procesing System) yang mengolah data transaksi menjadi informasi yang berguna untuk melakukan kegiatan operasi sehari-hari. 2. Mendukung pengambilan keputusan manajemen Informasi dari sistem informasi akuntansi dibutuhkan oleh manajemen sebagai dasar pengambilan keputusan. Manajemen menengah membutuhkan informasi akuntansi untuk melihat penyimpangan-penyimpangan yang terjadi antara yang dianggarkan dengan nilai realisasi yang dilaporkan oleh sistem informasi akuntansi. 10
3. Untuk memenuhi kewajiban yang berhubungan dengan pertanggungjawaban Dalam hal ini, manajemen perlu melaporkan kegiatannya kepada stakeholder. Stakeholder dapat berupa pemilik, pemegang saham, kreditor, serikat kerja, pemerintah, otoritas pasar modal, dan sebagainya. 2.1.5 Sistem informasi akuntansi berbasis komputer Menurut Amir Abadi Jusuf (2000:4) sistem informasi berbasis komputer merupakan sekelompok perangkat keras dan perangkat lunak yang dirancang untuk mengubah data menjadi informasi yang bermanfaat. Menurut Bodnar George H. dan William Hopwood S. (2000:4) terdapat beberapa jenis informasi akuntansi berbasis komputer antara lain: 1. Sistem Pengolahan Data Elektronik (EDP), adalah pemanfaatan teknologi komputer untuk pengolahan data transaksi-transaksi dalam suatu organisasi. 2. Sistem Informasi Manajemen (SIM), menguraikan penggunaan teknologi komputer untuk menyediakan informasi bagi pengambilan keputusan para manajer. 3. Sistem Pendukung Keputusan (DSS), dalam sistem pendukung keputusan data diproses ke dalam format pengambilan keputusan bagi kepentingan pemakai akhir. Sistem ini mensyaratkan penggunaan modul-modul keputusan dan basis data khusus, dan benar-benar terpisah dari sistem pengolahan data. 11
4. Sistem Pakar (ES) adalah sistem informasi berbasis pengetahuan yang memanfaatkan pengetahuan tentang aplikasi tertentu untuk bertindak seperti seorang konsultan ahli bagi pemakainya. 5. Sistem Informasi Eksekutif (EIS), sistem ini dibuat bagi kebutuhan informasi stratejik manajemen tingkat puncak. 6. Sistem Informasi Akuntansi (SIA), merupakan sistem berbasis komputer yang dirancang untuk mengubah data akuntansi menjadi informasi. Dalam menghasilkan informasi yang dibutuhkan oleh pembuat keputusan, sistem informasi akuntansi perlu memperhatikan beberapa tahap penting, yaitu: 1. Mengumpulkan transaksi dan data lainnya lalu memasukkan kedalam sistem informasi akuntansi. 2. Mengolah data. 3. Simpan data untuk keperluan yang akan datang. 4. Melengkapi pemakai dengan informasi yang mereka butuhkan, dengan membuat report. 5. Diperlukannya suatu pengendalian didalam seluruh proses tadi sehingga informasi yang dihasilkan akurat (accurate) dan dapat dipercaya (reliable). 12
2.1.6 Tahap tahap pengembangan sistem informasi akuntansi Menurut Nugroho Widjanjanto (2001:30) mengatakan bahwa proses pengembangan sistem informasi akuntansi terdiri dari beberapa tahap, yaitu: 1. Tahap Perencanaan Sistem Pada tahap ini idealnya pengembangan sistem dilaksanakan dalam suatu kerangka rencana induk sistem yang mengkoordinasikan proyek proyek pengembangan sistem pertama dalam rencana strategis perusahaan. 2. Tahap Analisis Sistem Adalah proses untuk menguji sistem informasi yang ada berikut dengan lingkungannya dengan tujuan untuk memperoleh petunjuk mengenai berbagai kemungkinan perbaikan yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kemampuan diri sendiri. 3. Tahap Desain Sistem Dalam tahap ini tim penyusun harus dapat menerjemahkan saran saran yang dihasilkan dari analisis sistem kedalam bentuk yang dapat diimplementasikan. 4. Tahap Implementasi Pada tahap ini kegiatan yang paling banyak menyita waktu adalah kegiatan pengujian program komputer yang disebut juga proses pengujian persetujuan. 13
Sedangkan proses akhir dalam tahap ini adalah proses konversi dimana semua data yang disimpan dalam file sistem lama harus dipindahkan ke file dengan format sistem baru. 5. Tahap Operasional Sistem Setelah berjalan dengan baik sistem baru perlu dipelihara dan terus dievaluasi untuk mengetahui adanya kelemahan kelemahan tertentu yang mungkin belum terlibat pada tahap-tahap sebelumnya. 2.1.7 Kinerja sistem informasi akuntansi Kinerja berhubungan dengan pencapaian serangkaian tugas-tugas oleh individual. Kinerja semakin tinggi melibatkan kombinasi dari peningkatan efesiensi, efektifitas, produktifitas atau peningkatan kualitas. Kinerja lebih baik akan tercapai jika individu dapat memenuhi kebutuhan individual dalam melaksanakan dan menyelesaikan tugas (Goodhue dan Thompson 1945 dalam Tjhai 2002). Khalil (1997) dalam Tjhai (2002) mengukur efektivitas sistem informasi akuntansi dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. Penelitian ini mengacu pada penelitian Tjhai (2002) dan Acep Komara (2005) yaitu mengukur kinerja sistem informasi akuntansi dari dua pendekatan yaitu kepuasan pemakai SIA dan pemakaian dari SIA itu sendiri oleh para karyawan dalam membantu penyelesaian pekerjaan mereka untuk mengolah data-data keuangan menjadi informasi akuntansi. 14
2.1.8 Kepuasan pemakai sistem informasi akuntansi Ives (1983) yang dikutip oleh Komara (2005) menyatakan kepuasan penggunaan sistem menunjukkan seberapa jauh pemakai puas dan percaya sistem informasi yang disediakan untuk memenuhi kebutuhan mereka. Sugiharto (2001) yang dikutip dalam Tjhai (2002) mengemukakan bahwa ketika sebuah sistem informasi diperlukan, kesuksesan manajemen dengan sistem informasi dapat menentukan kepuasan pemakai. 2.1.9 Pemakaian sistem informasi akuntansi Penelitian yang dilakukan oleh Homilton (1981), Ives dan Olson (1984) dalam Tjhai (2002) mengatakan sistem informasi yang banyak digunakan menunjukkan keberhasilan sebuah sistem informasi akuntansi artinya pada saat perusahaan menggunakan sistem informasi, apabila frekuensi penggunanya sering maka sistem itu dikatakan baik. 2.1.10 Faktor-faktor yang berpengaruh pada kinerja SIA Menurut Tjhai (2002) mengemukakan faktor-faktor yang mempengaruhi pada kinerja SIA adalah: 1. Keterlibatan Pemakai dalam Proses Pengembangan SIA Penelitian yang dilakukan Soegiharto (2001) dalam Tjhai (2002) dengan responden perusahaan di Australia, menemukan hubungan yang positif dan 15
signifikan antara keterlibatan pemakai dalam mengembangkan sistem dan pemakaian sistem serta hubungan yang positif tapi tidak signifikan antara variabel keterlibatan pemakai dengan kepuasan pemakai sistem akuntansi. Pemakai sistem informasi akuntansi yang dilibatkan dalam proses pengembangan sistem informasi akuntansi akan menimbulkan keinginan dari pemakai untuk menggunakan SIA sehingga pemakai akan merasa lebih memiliki sistem informasi yang digunakan sehingga kinerja sistem informasi akuntansi dari sistem yang digunakan menjadi meningkat. 2. Kemampuan Teknik Personal SIA Penelitian Choe (1996) dalam Tjhai (2002), menemukan bahwa kemampuan teknik personal sistem informasi memiliki hubungan positif signifikan dengan kinerja sistem akuntansi. Tjhai (2002) dalam penelitiannya menemukan variabel kemampuan teknik personal sistem informasi akuntansi menunjukkan hubungan positif dengan variabel kepuasan pemakai. Kemampuan teknik pemakai yang baik akan mendorong pemakai untuk menggunakan sistem informasi akuntansi sehingga kinerja sistem informasi akuntansi lebih tinggi. Pemakai sistem informasi yang memiliki kemampuan teknik baik yang diperolehnya dari pendidikan atau dari pengalaman menggunakan sistem akan meningkatkan kepuasan dalam menggunakan sistem informasi akuntansi, sehingga akan terus menggunakannya dalam membantu menyelesaikan pekerjaannya karena pemakai memiliki pengetahuan dan kemampuan memadai. 16
3. Ukuran Perusahaan Menurut, Husein dan Amin (2002:43) menyatakan organisasi merupakan suatu struktur formal, stabil yang membutuhkan sumber daya dari lingkungan dan pemrosesannya untuk menghasilkan output atau keluaran. Untuk menentukan besar kecilnya suatu perusahaan yang paling umum digunakan adalah banyaknya karyawan yang bekerja pada perusahaan tersebut, (Delone 1998 dalam Komara 2005). Penelitian Tjhai (2002), menemukan adanya hubungan positif signifikan antara variabel ukuran perusahaan dengan kinerja sistem informasi akuntansi. Komara (2005) menemukan pengaruh positif signifikan antara ukuran perusahaan dengan kepuasan pemakai sistem. Ukuran perusahaan yang semakin besar akan didukung oleh sumber daya yang semakin besar, akan menghasilkan sistem informasi yang lebih baik sehingga pemakai akan merasa lebih puas untuk menggunakan sistem akuntansi yang ada. 4. Dukungan Manajemen Puncak Penelitian yang dilakukan Soegiharto (2001) dalam Tjhai (2002), menemukan adanya hubungan yang positif atas dukungan manajemen puncak dan kinerja sistem informasi akuntansi. Tjhai (2002), menemukan variabel dukungan manajemen puncak memiliki hubugan positif dengan kinerja sistem informasi akuntansi. 17
5. Formalisasi Pengembangan Sistem Lee dan Kim (1992) dalam Tjhai (2002) mengemukakan formalisasi pengembangan sistem informasi berarti penugasan dalam proses pengembangan sistem yang didokumentasikan secara sistematik dan dikonfirmasikan dengan dokumen yang ada, akan mempengaruhi keberhasilan penerapan sistem informasi. Sejarah pengembangan sistem komputer menunjukkan bahwa hasil positif lebih sering didapat jika proses pengembangan sistem distruktur secara formal, didokumentasikan, dan disesuaikan dengan teknik-teknik pengendalian manajemen (Bodnar, 2000:107). Penelitian Tjhai (2002) menemukan bahwa variabel formalisasi pengembangan sistem memiliki hubungan positif signifikan terhadap kepuasan pemakai. 6. Program Pendidikan dan Pelatihan Pemakai Pelatihan merupakan hal yang paling penting untuk memberikan latarbelakang yang umum untuk mendekatkan pemakai dengan penggunaan teknologi komputer secara umum, proses dari pengembangan sistem, dan membantu pemakai lebih efektif dengan pengembangan sistem yang spesifik (Sadat, 2005). Soegiharto (2001) menemukan tidak ada perbedaan yang signifikan antara perusahaan yang memiliki program pelatihan dan pendidikan pemakai dengan perusahaan yang tidak memiliki.tjhai (2002) menemukan bahwa antara perusahaan yang memperkenalkan sebuah program pendidikan dan pelatihan pemakai dan 18
perusahaan yang tidak memperkenalkan terdapat perbedaan yang signifikan dengan kepuasan pemakai, tetapi terbukti menunjukkan adanya perbedaan dengan pemakaian sistem. 7. Keberadaan Dewan Pengarah Sistem Choe, (1994) dalam Tjhai, (2002) menemukan pada perusahaan yang memiliki dewan pengarah akan memiliki kepuasan pemakai lebih tinggi. 2.1.11 Pengertian dan kegiatan Lembaga Perkreditan Desa Menurut peraturan Daerah Tingkat I Bali No. 8 Th 2002 pasal 2, LPD adalah badan usaha milik Desa yang melaksanakan kegiatan usaha di lingkungan desa dan krama desa. Tujuan utama untuk mendorong pembangunan ekonomi masyarakat melalui yang terarah serta penyaluran modal yang efektif, memberantas ijon, menciptakan pemerataan dan kesempatan berusaha bagi warga desa dan tenaga kerja di pedesaan, meningkatkan daya beli dan memperlancar lalu lintas pembayaran dan peredaran uang di desa. Pasal 7 Peraturan Daerah Provinvi Tingkat I Bali No. 8 Th 2002 menyebutkan bahwa kegiatan-kegiatan usaha yang dilakukan oleh Lembaga Perkreditan Desa adalah: 1. Menerima atau menghimpun dana di karma desa dalam bentuk tabungan dan deposito. 19
2. Memberikan pinjaman hanya kepada karma desa. 3. Menerima pinjaman dari lembaga-lembaga keuangan maksimum sebesar 100 % dari jumlah modal termasuk cadangan dan laba ditahan kecuali batas lalu dalam jumlah pinjaman atau dukungan atau bantuan desa. 4. Menyimpan kelebihan likuiditas pada BPD Bali dengan imbalan bunga bersaing dan pelayanan memadai. 2.2 Pembahasan Hasil Penelitian Sebelumnya 1) Tjhai (2002) meneliti tentang Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi. Objeknya adalah perusahaan manufaktur yang sahamnya diperdagangkan di BEJ (Bursa Efek Jakarta). Variabel yang diteliti, variabel terikat adalah kepuasan pemakai SIA dan pemakaian SIA pada perusahaan manufaktur sedangkan variabel bebasnya adalah keterlibatan pemakai, dukungan manajemen puncak, kemampuan teknik personal, program pendidikan dan pelatihan, dewan pengawas, lokasi departemen informasi, formalisasi pengembangan sistem informasi, dan ukuran organisasi. Teknik análisis yang digunakan, uji pearson product moment utuk pengujian hipotesis pertama, dan uji beda withney test untuk pengujian hipótesis kedua. Hasil pengujian kinerja SIA, yang di ukur dengan menggunakan kepuasan pemakai dan pemakai sistem memiliki hubungan positif dengan pemakai yang dilibatkan dalam proses 20
pengembangan sistem, kemampuan teknik personal, dukungan manajemen puncak, ukuran organisasi, sedangkan formalisasi pengembangan sistem berhubungan negatif dengan pemakaian sistem. Perbedaan dan persamaan dengan penelitian sebelumnya: perbedaannya pada lokasi dan tahun penelitian, sebelumnya berlokasi di BEJ Th 2002 sedangkan pada penelitian ini berlokasi di LPD pada Kecamatan Kuta Selatan Th 2010, variabel penelitian sebelumnya menggunakan 8 variabel bebas sedangkan pada penelitian sekarang hanya 7 variabel bebas karena lokasi departemen tidak diteliti. Persamaan dengan penelitian sebelumnya sama-sama menggunakan variabel terikat kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. 2) Masma (2008) meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA) pada Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Gianyar. Objeknya adalah LPD di Kecamatan Gianyar pada tahun 2008. Variabel yang diteliti, variabel terikat adalah kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai SIA dan pemakaian SIA. Sedangkan variabel bebasnya adalah keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA, kemampuan teknik personal, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan SIA, program pelatihan dan pendidikan pemakai, dan keberadaan dewan pengarah. Teknik analisi yang digunakan adalah uji validitas dan uji reabilitas, uji hipotesis yang digunakan adalah uji asumsi klasik, teknik análisis linear ganda, uji t dan uji f. Hasil pengujian secara parsial 21
variabel keterlibatan pemakai, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja SIA. Persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya: Perbedaannya terletak pada lokasi dan tahun penelitian, tahun sebelumnya berlokasi di LPD Kecamatan Gianyar Th 2008, sedangkan pada penelitian ini berlokasi di LPD Kecamatan Kuta Selatan Th 2010. Persamaan dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama menggunakan variabel bebasnya terdiri dari 7 faktor dan variabel terikatnya kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. 3) Parini (2010) meneliti tentang Analisis Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Sistem Informasi Akuntansi (SIA) pada Lembaga Perkreditan Desa di Kecamatan Mengwi. Objeknya adalah LPD di Kecamatan Mengwi pada tahun 2010. Variabel yang diteliti, variabel terikat adalah kinerja sistem informasi akuntansi yang diukur dengan kepuasan pemakai SIA dan pemakaian SIA. Sedangkan variabel bebasnya adalah keterlibatan pemakai dalam pengembangan SIA, kemampuan teknik personal, ukuran organisasi, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan SIA, program pelatihan dan pendidikan pemakai, dan keberadaan dewan pengarah. Teknik analisi yang digunakan adalah uji validitas dan uji reabilitas, uji hipotesis yang digunakan adalah uji asumsi klasik, teknik análisis linear ganda, uji t dan uji f. Hasil pengujian secara parsial variabel keterlibatan pemakai, dukungan manajemen puncak, program pelatihan dan pendidikan berpengaruh secara positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja 22
SIA. Persamaan dan perbedaan dengan penelitian sebelumnya: Perbedaannya terletak pada lokasi sebelumnya berlokasi di LPD Kecamatan Mengwi Th 2010, sedangkan pada penelitian ini berlokasi di LPD Kecamatan Kuta Selatan Th 2010. Persamaan dengan penelitian sebelumnya yaitu sama-sama menggunakan variabel bebasnya terdiri dari 7 faktor dan variabel terikatnya kepuasan pemakai dan pemakaian sistem. 2.3 Hipotesis Penelitian Berdasarkan uraian latar belakang masalah, pokok permasalahan, landasan teori dan kajian hasil penelitian sebelumnya, maka hipotesis yang dapat diajukan dalam penelitian ini adalah: 1. Secara Simultan faktor-faktor keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personal, ukuran perusahaan, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, program pendidikan dan pelatihan pemakai serta keberadaan dewan pengarah sistem informasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada LPD di Kecamatan Kuta Selatan. 2. Secara parsial faktor-faktor keterlibatan pemakai, kemampuan teknik personal, ukuran perusahaan, dukungan manajemen puncak, formalisasi pengembangan sistem informasi, program pendidikan dan pelatihan pemakai serta keberadaan dewan pengarah sistem informasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada LPD di Kecamatan Kuta Selatan. Adapun hubungan masing- 23
masing variabel bebas tersebut terhadap kinerja sistem informasi akuntansi adalah: 2.1 : Secara parsial faktor keterlibatan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada LPD di Kecamatan Kuta Selatan. 2.2 : Secara parsial faktor kemampuan teknik personal berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada LPD di Kecamatan Kuta Selatan. 2.3 : Secara parsial faktor ukuran perusahaan berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada LPD di Kecamatan Kuta Selatan. 2.4 : Secara parsial faktor dukungan manajemen puncak berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada LPD di Kecamatan Kuta Selatan. 2.5 : Secara parsial faktor formalisasi pengembangan sistem informasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada LPD di Kecamatan Kuta Selatan. 2.6 : Secara parsial faktor program pendidikan dan pelatihan pemakai berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada LPD di Kecamatan Kuta Selatan. 2.7 : Secara parsial factor keberadaan dewan pengarah sistem informasi berpengaruh terhadap kinerja sistem informasi akuntansi pada LPD di Kecamatan Kuta Selatan. 24