UJI PENANGKAPAN RADIKAL 2,2-DIFENIL-1-PIKRIHIDRAZIL DAN PROFIL BIOAUTOGRAFI EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG BIDARA (Ziziphus mauritiana Auct. non Lamk.

dokumen-dokumen yang mirip
III. METODOLOGI PENELITIAN. Metodologi penelitian meliputi aspek- aspek yang berkaitan dengan

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. November Pengambilan sampel Phaeoceros laevis (L.) Prosk.

BAB III METODE PENELITIAN. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC 50 serta nilai SPF

BAB II METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. salam dan uji antioksidan sediaan SNEDDS daun salam. Dalam penelitian

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Instrumen Jurusan Pendidikan Kimia FPMIPA Universitas Pendidikan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. FPMIPA Universitas Pendidikan Indonesia dan Laboratorium Kimia Instrumen

BAB III. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Desain penelitian yang dilakukan pada penelitian ini adalah penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai dengan Juni 2012.

IDENTIFIKASI SENYAWA ANTIOKSIDAN DALAM SELADA AIR (Nasturtium officinale R.Br)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Gambar 14. Hasil Uji Alkaloid dengan Pereaksi Meyer; a) Akar, b) Batang, c) Kulit batang, d) Daun

BAB IV PROSEDUR PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah kentang merah dan

UNIVERSITAS PANCASILA DESEMBER 2009

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Riset, Jurusan Pendidikan Kimia,

UJI AKTIVITAS ADAPTOGENIK EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG BIDARA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Material Jurusan Pendidikan

III. BAHAN DAN METODA

BAB III METODE PENELITIAN. ini berlangsung selama 4 bulan, mulai bulan Maret-Juni 2013.

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini telah dilakukan dari bulan Agustus 2009 sampai dengan bulan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Reactive Oxygen Species (ROS) adalah hasil dari metabolisme aerobik

BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian. Pengambilan sampel buah Debregeasia longifolia dilakukan di Gunung

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Determinasi Tanaman. acuan Flora of Java: Spermatophytes only Volume 2 karangan Backer dan Van

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2015 Juli 2015, bertempat di

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. identitas tanaman tersebut, apakah tanaman tersebut benar-benar tanaman yang

Prosiding SNaPP2015 Kesehatan pissn eissn

Ros Sumarny, Ratna Djamil, Afrilia Indira S. FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS PANCASILA rosaries15@yahoo.com ABSTRAK

BAB III MATERI DAN METODE. Laboratorium Nutrisi dan Pakan Ternak Fakultas Peternakan dan Pertanian,

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAUN SIRIH HITAM (Piper sp.) TERHADAP DPPH (1,1-DIPHENYL-2-PICRYL HYDRAZYL) ABSTRAK

BAB III METODE PENELITIAN

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menguji aktivitas antioksidan pada

PENENTUAN PROFIL KANDUNGAN KIMIA EKSTRAK ETANOL DAUN BINAHONG (Anredera scandens (L.) Moq.)

Lampiran 1. Hasil identifikasi sponge

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun

BAHAN DAN METODE Waktu dan Tempat Alat dan Bahan Prosedur Penelitian

KAJIAN AWAL AKTIFITAS ANTIOKSIDAN FRAKSI POLAR KELADI TIKUS (typhonium flagelliforme. lodd) DENGAN METODE DPPH

HASIL DAN PEMBAHASAN Penetapan Kadar Air Hasil Ekstraksi Daun dan Buah Takokak

BAB III METODE PENELITIAN. di Laboratorium Kimia Riset Makanan dan Laboratorium Kimia Analitik

BAB III METODE PENELITIAN

Uji Aktivitas Antioksidan Ekstrak Dan Fraksi Kulit Buah Jengkol (Archidendron jiringa (Jeck) Nielsen Dengan Metode Peredaman Radikal Bebas DPPH

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari sampai dengan September 2015 di

UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK METANOL DAN PROFIL KLT PARTISI CAIR-PADAT EKSTRAK DAUN JAHE BALIKPAPAN (Etlingera balikpapanensis)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III. Metode Penelitian. kandungan fenolik total, kandungan flavonoid total, nilai IC50 serta nilai SPF

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. vitro pada bakteri, serta uji antioksidan dengan metode DPPH.

IDENTIFIKASI KOMPONEN KIMIA DAN UJI DAYA ANTIOKSIDAN EKSTRAK BUAH DENGEN (DilleniaserrataThunbr.)

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN. (1965). Hasil determinasi tanaman. Determinasi dari suatu tanaman bertujuan untuk mengetahui kebenaran

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat 3.2 Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

Agustiningsih. Achmad Wildan Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang. Mindaningsih Sekolah Menengah Farmasi Yayasan Pharmasi Semarang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan dari bulan Maret sampai dengan Juni 2010 di

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi Pengambilan Sampel, Waktu dan Tempat Penelitian. Lokasi pengambilan sampel bertempat di sepanjang jalan Lembang-

Lampiran 1. Identifikasi tumbuhan.

HASIL DAN PEMBAHASAN Persiapan dan Ekstraksi Sampel Uji Aktivitas dan Pemilihan Ekstrak Terbaik Buah Andaliman

ANALISIS KADAR FLAVONOID TOTAL PADA EKSTRAK DAUN SIRSAK (ANNONA MURICATA L.) DENGAN METODE SPEKTROFOTOMETRI UV-VIS.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek yang digunakan dalam penelitian ini adalah daun Artocarpus

The Experiment Antioxidant Activity Of Aleurites moluccana (L.) Willd Leaves Ethanolic Extract By DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) Method.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Objek atau bahan penelitian ini adalah daun pohon suren (Toona sinensis

BAB III METODOLOGI PENELITIAN Alat Alat yang digunakan dalam penelitian ini, diantaranya: set alat destilasi,

STUDI FITOKIMIA DAN POTENSI ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI KAYU MANIS (CINNAMOMUM SP.) DENGAN METODE PERKOLASI YOANITA EUSTAKIA NAWU

BAB III METODE PENELITIAN. Neraca analitik, tabung maserasi, rotary evaporator, water bath,

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental laboratorium.

Penentuan Aktivitas Antioksidan dari Ekstrak Etanol Daun Ketapang (Terminalia catappa L) dengan Metode 1,1-Difenil-2-Pikrilhidrazil (DPPH)

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAHAN DAN METODE. Bahan dan Alat

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. polyanthum) asal NTB. Untuk memastikan identitas dari tanaman salam

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI FITOKIMIA DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK ETANOL TAUGE (Phaseolus radiatus L.)

Potensi Tumbuhan Tembelekan (Lantana camara Linn) Sebagai Sumber Bahan Farmasi Potensial ABSTRAK

PROSIDING SEMINAR NASIONAL TUMBUHAN OBAT INDONESIA (TOI) KE-50

OLEH Burhanuddin Taebe Andi Reski Amalia Sartini

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dengan tempat penelitian sebagai berikut :

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. dengan metode purposive sampling, dimana pengambilan sampel dilakukan

3. BAHAN DAN METODE Waktu dan Lokasi Penelitian. Pengambilan sampel karang lunak dilakukan pada bulan Juli dan Agustus

ISOLASI DAN IDENTIFIKASI SENYAWA FLAVONOID DARI FASE n-butanol DAUN JERUK PURUT (Citrus hystrix.dc)

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

III. METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi pengambilan sampel bertempat di daerah Cihideung Lembang Kab

Uji antibakteri komponen bioaktif daun lobak (Raphanus sativus L.) terhadap Escherichia coli dan profil kandungan kimianya

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Sampel atau bahan penelitian ini adalah daun M. australis (hasil

THE EXPERIMENT ANTIOXIDANT ACTIVITY OF RUMPUT TEKI LEAVES (Cyperus rotundus L.) ETHANOLIC EXTRACT WITH DPPH (2,2-Diphenyl-1-Picrylhydrazyl) METHOD

BAB III METODE PENELITIAN

Aktivitas Antioksidan Fraksi Dietileter Buah Mangga Arumanis (Mangifera indica L.) dengan Metode DPPH

Transkripsi:

UJI PENANGKAPAN RADIKAL 2,2-DIFENIL-1-PIKRIHIDRAZIL DAN PROFIL BIOAUTOGRAFI EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG BIDARA (Ziziphus mauritiana Auct. non Lamk.) Samirana, P. O. 1, Putra, P. A. S. 1, Leliqia, N. P. E. 1 1 Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Korespondensi: Putu Oka Samirana Jurusan Farmasi Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Udayana Jalan Kampus Unud-Jimbaran, Jimbaran-Bali, Indonesia 80364 Telp/Fax: 0361-703837 Email: oka_samirana@unud.ac.id ABSTRAK Bidara atau yang dikenal dalam bahasa latin Ziziphus mauritiana Auct. non Lamk. telah dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan. Aktivitas antioksidan yang dimiliki tanaman ini berasal dari metabolit sekunder yang tekandung didalamnya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol 96% kulit batang Ziziphus mauritiana dan mengetahui golongan senyawa apa yang berperan dalam menciptakan aktivitas antioksidan dengan profil bioautografi. Uji penangkapan radikal bebas DPPH dilakukan untuk mengetahui aktivitas antioksidan yang dimiliki ekstrak etanol 96% kulit batang Z. Mauritiana dengan parameter nilai IC50. Penentuan profil bioautografi dilakukan untuk mengetahui golongan senyawa apa saja yang berperan dalam aktivitas antioksidan yang meliputi pemeriksaan terhadap senyawa golongan triterpenoid, saponin, flavonoid, dan alkaloid. Hasil pengujian menunjukkan, ekstrak etanol 96% kulit batang Z. Mauritiana memiliki kemampuan penangkapan radikal bebas dengan IC50 19,32±0,17 µg/ml. Senyawa golongan saponin dan flavonoid yang terkandung dalam ekstrak diketahui memiliki aktivitas antioksidan. Kata Kunci: Bidara, Ziziphus mauritiana, Kulit Batang, Ekstrak Etanol, Antioksidan, Bioautografi 1. Pendahuluan Radikal bebas merupakan suatu molekul yang sangat reaktif karena mempunyai satu atau lebih elektron yang tidak berpasangan dan untuk mengembalikan keseimbangannya, maka radikal bebas berusaha mendapatkan elektron dari molekul lain atau melepas elektron yang tidak berpasangan tersebut (Marks et al., 2000). Radikal bebas atau biasa disebut ROS (reactive oxygen species) dapat diproduksi di dalam tubuh selama metabolisme sel normal dan apabila jumlahnya berlebih, maka ROS dapat menyerang molekul biologis seperti lipid, protein, dan enzim yang selanjutnya dapat menyebabkan kerusakan sel atau jaringan. Antioksidan merupakan senyawa yang mampu menunda, memperlambat atau mencegah proses oksidasi. Dalam hal 55

kesehatan manusia, antioksidan merupakan salah satu komponen yang mampu menghambat ROS, spesies nitrogen reaktif, dan juga radikal bebas di dalam tubuh. Tubuh manusia memiliki antioksidan alami di dalamnya, akan tetapi terkadang antioksidan di dalam tubuh ini jumlahnya tidak cukup untuk mengatasi semua radikal yang ada di dalam tubuh. Sehingga diperlukan antioksidan dari luar tubuh yang dapat diperoleh dari alam. Tumbuhan merupakan salah satu sumber antioksidan di alam. Kandungan metabolit sekunder tumbuhan dapat memiliki aktivitas antioksidan yang dapat dimanfaatkan manusia. Salah satu tumbuhan yang telah diketahui memiliki aktivitas antioksidan adalah bidara Bidara atau Ziziphus mauritiana telah dilaporkan memiliki aktivitas antioksidan (Samirana et al., 2014). Perumal et al. (2012), melaporkan bahwa ekstrak metanol kulit batang Z. mauritiana memiliki aktivitas penangkapan radikal bebas DPPH dengan nilai IC50 20,09 ± 0,19 μg/ml dibandingkan dengan standar BHT yang memiliki nilai IC50 sebesar 18,50 ± 0,19 μg/ml. Perbedaan tempat tumbuh dapat mempengaruhi kualitas dari metabolit sekunder yang dihasilkan yang berdampak pada khasiat dari tanaman itu sendiri (Ekka et al., 2008). Sehigga penelitian ini bertujuan untuk menguji aktivitas antioksidan dari kulit batang tumbuhan bidara yang ada di daerah Bukit Jimbaran Bali dan mengetahui golongan senyawa apa yang berperan sebagai antioksidan. 2. Bahan dan Metode 2.1 Bahan Penelitian Kulit batang Z. mauritiana dari daerah Bukit Jimbaran, Kabupaten Badung, Bali, etanol 96%, plat silika gel GF254 (Merck), DPPH (2,2-difenil-1- pikrilhidrazil), pereaksi vanilin-asam sulfat, vitamin C, pelarut seperti amonia, etil asetat, butanol, asam asetat, kloroform, metanol dan toluen yang masing-masing berderajat pro analisis dan Aquadest yang berderajat teknis. 2.2 Alat Penelitian Toples kaca, blender, sudip, sendok tanduk, pisau, alat gelas, timbangan analitik (AND ), kertas saring, Rotary evaporator (Eyela ), Spektrofoto meter UV-VIS (Shimadzu 1240 UV Mini) dan alat semprot 2.3 Preparasi Sampel Kulit batang Z. mauritiana diperoleh dari daerah Bukit Jimbaran, Bali. Sampel kulit batang selanjutnya dikeringkan terhindar dari sinar matahari langsung. Serbuk simplisia selanjutnya dibuat dengan menggunakan blender dan pengayak. 2.4 Ekstraksi Sebanyak 1 kg serbuk kulit batang Z.mauritiana kering dimaserasi dengan etanol 96% selama ±24 jam. Pengadukan dilakukan sesekali selama maserasi. Maserat yang didapat kemudian disaring dan residu dimaserasi kembali. Remaserasi dilakukan sebanyak 2 kali. Filtrat yang didapat kemudian ditampung menjadi satu dan diuapkan dengan menggunakan Rotary evaporator pada suhu 45-50 o C. Rendemen ekstrak hasil maserasi kemudian dihitung dengan persamaan 1. %Rendemen = A1/A0 x 100%...(1) Keterangan: A1 = Bobot ekstrak yang diperoleh A0 = Bobot serbuk simplisia yang dimaserasi 2.5 Uji Penangkapan Radikal DPPH Uji penangkapan radikal bebas DPPH dilakukan sesuai dengan metode yang diajukan oleh Kikuzaki et al. (2002). Ekstrak etanol 96% kulit batang Z. mauritiana dilarutkan dan diencerkan dengan metanol hingga diperoleh 56

beberapa seri konsentrasi. Vitamin C digunakan sebagai kontrol positif yang dibuat dengan beberapa seri konsentrasi dalam metanol. Larutan DPPH disiapkan dengan menimbang 15,8 mg serbuk DPPH, kemudian dilarutkan dalam labu ukur 100 ml dengan metanol hingga tanda batas. Sampel uji ditambahkan dengan 1,0 ml DPPH 0,4 mm dan 3,950 ml methanol yang kemudian divorteks dan dibiarkan selama 30 menit. Absorbansi sampel kemudian diukur pada panjang gelombang 515 nm dengan blanko yang digunakan adalah metanol. Pengukuran absorbansi juga dilakukan terhadap kontrol yang terdiri atas 1,0 ml DPPH dan 4,0 ml metanol. Nilai IC50 selanjutnya diperoleh dengan membuat persamaan regresi linier. Semakin kecil nilai dari IC50, maka semakin kuat senyawa uji tersebut sebagai penangkap radikal DPPH. 2.6 Penentuan Profil Bioautografi Penentuan profil bioautografi mengadaptasi metode yang diajukan Rahman (2012). Ekstrak kulit batang Z. mauritiana dilarutkan ke dalam metanol dan ditotolkan pada plat silika gel GF254. Plat kemudian di elusi menggunakan sistem pelarut yang sesuai dengan golongan senyawa kimia yang akan diidentifikasi. Fase gerak yang digunakan dapat dilihat pada tabel 1. Tabel 1. Sistem Fase Gerak untuk penentuan profil bioautografi (Harborne, 1987; Reich and Blatter, 2003; Markham, 1988). Golongan Sistem Fase Gerak Senyawa Flavonoid Triterpenoid Saponin Butanol: Asam Asetat: Air (4:1:5 v/v) Kloroform: Metanol (20:1 v/v) Kloroform: Metanol: Air (70:30:4 v/v) Alkaloid Toluen:Amonia (90:10 v/v) Plat KLT dielusi sampai tanda batas dalam bejana pengembang yang telah dijenuhkan. Setelah dielusi, plat KLT dikeluarkan dan dikeringkan pada suhu ruang. Plat kemudian disemprot dengan 0,02% DPPH dalam metanol. Diamati adanya perubahan warna spot selama kurang lebih 10 menit. Hasil positif adanya penangkapan radikal DPPH oleh senyawa antioksidan ditunjukkan dengan perubahan warna area spot yang semula ungu (setelah disemprot DPPH) menjadi warna kuning. 2.7 Analisis Data Data aktivitas antioksidan berupa IC50 dibandingkan dengan menggunakan uji indenpendet t-test. 3. Hasil 3.1 Ekstraksi Ekstrak kental yang diperoleh dari proses maserasi dengan etanol 96% sebanyak 76,2098 gram dengan rendemen ekstrak sebesar 7,6 % b/b. 3.2 Uji Penangkapan Radikal DPPH Berdasarkan hasil penelitian didapatkan perbandingan kemampuan penangkapan radikal bebas DPPH antara vitamin C dengan ekstrak etanol 96% kulit batang Z. mauritiana yang dapat dilihat pada gambar 1. Gambar 1. Diagram rata-rata nilai IC 50 3.3 Penentuan Profil Bioautografi 57

Berdasarkan hasil penyemprotan DPPH didapatkan hasil seperti yang dapat dilihat pada gambar 2. 58

A1 A2 B1 B2 C1 C2 D1 D2 Gambar 2. Profil bioautografi uji terpenoid (A), Saponin Penyemprotan (B), flavonoid (C) dengan dan Alkaloid DPPH (D) ekstrak tidak etanol kulit batang Z. mauritiana setelah disemprot menunjukkan vanilin-asam adanya sulfat perubahan (1) dan DPPH warna (2). bercak menjadi kuning pada bercak yang 4. Pembahasan Berdasarkan hasil uji konfirmasi aktivitas antioksidan, didapatkan nilai ratarata IC50 dari vitamin C sebesar 2,73±0,05 µg/ml dan ekstrak etanol 96% kulit batang Z. mauritiana sebesar 19,32±0,17 µg/ml. Hasil analisis menunjukkan nilai IC50 ekstrak etanol 96% kulit batang Z. mauritiana lebih besar dan berbeda bermakna dibandingkan dengan nilai IC50 vitamin C. Hal ini menandakan bahwa ekstrak etanol 96% kulit batang Z. mauritiana membutuhkan konsentrasi yang lebih banyak untuk menghambat 50% dari jumlah radikal DPPH yang ada dibandingkan dengan vitamin C. Sehingga potensi aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol 96% kulit batang Z. mauritiana masih lebih rendah dibandingkan dengan vitamin C. Berdasarkan Gambar 2, Pada uji golongan senyawa terpenoid dengan penyemprotan pereaksi vanilin-asam sulfat diamati terdapat beberapa bercak berwarna ungu yang menunjukkan hasil positif adanya golongan senyawa triterpenoid. diduga sebagai senyawa golongan triterpenoid. Hasil ini menandakan bahwa senyawa golongan triterpenoid yang ada pada ekstrak tidak memiliki aktivitas antioksidan. Pada uji golongan senyawa saponin dengan penyemprotan pereaksi vanilinasam sulfat diamati terdapat bercak berwarna ungu yang menunjukkan hasil positif adanya golongan senyawa saponin (Harbone, 1987). Penyemprotan dengan DPPH menunjukkan adanya perubahan warna bercak menjadi kuning pada bercak yang menunjukkan bahwa golongan senyawa saponin yang terkandung dalam ekstrak memiliki aktivitas antioksidan. Pada uji golongan senyawa flavonoid dengan penyemprotan pereaksi vanilinasam sulfat diamati terdapat bercak berwarna merah lembayung yang menunjukkan hasil positif adanya golongan senyawa flavonoid (Harbone, 1987). Penyemprotan dengan DPPH menunjukkan 59

adanya perubahan warna bercak menjadi kuning. Hal ini menunjukkan bahwa golongan senyawa flavonoid yang terkandung dalam ekstrak memiliki aktivitas antioksidan. Pada uji golongan senyawa alkaloid, tidak nampak perubahan warna apapun setelah dilakukan penyemprotan baik menggunakan vanilin-asam sulfat ataupun dengan DPPH. Hasil ini menunjukkan tidak adanya senyawa alkaloid yang terkandung di dalam ekstrak. Hasil ini berbeda dengan hasil beberapa pustaka yang melaporkan bahwa kulit batang Z. mauritiana mengandung senyawa alkaloid (Gaur and Sharma, 2013; Jain et al., 2012). Kondisi lingkungan tempat tumbuh diduga menjadi salah satu faktor penyebab tidak terdapatnya senyawa golongan alkaloid pada ekstrak kulit batang Z. mauritiana. Hal ini didukung anggapan yang diajukan Kardono (2003) yang menyatakan bahwa perbedaan kondisi lingkungan tempat tumbuh dapat menyebabkan perbedaan jenis dan jumlah metabolit sekunder yang terkandung dalam suatu tanaman. 5. Kesimpulan Ekstrak etanol 96% kulit batang Z. Mauritiana memiliki kemampuan penangkapan radikal bebas DPPH dengan IC50 sebesar 19,32±0,17 µg/ml. Aktivitas antioksidan dari ekstrak etanol 96% kulit batang Z. Mauritiana tidak terlepas dari peran golongan senyawa yang terkandung didalamnya yaitu senyawa golongan saponin dan flavonoid. Pustaka Ekka, N. R., K. P. Namdeo, and P. K. Samal. 2008. Standardization Strategies for Herbal Drugs An Overview. Research Journal of Pharmacy and Technology. 1(4): 1-3. Gaur A. and G. N. Sharma. 2013. Ziziphus mauritiana Lam-an overview. Indo American Journal of Pharm Research. 3(6): 4560-4566. Harborne, J.B. 1987. Phytochemical Methods: A Guide to Modern Techniques of Plant Analysis. 2 nd edition. New York: Chapman and Hall Ltd. Page 33-211. Jain A., S.B. Dhyani. 2012. Phytochemical Screening of Secondary Metabolites of Zizphus mauritiana lam. bark. International Journal of Current Pharmaceutical Research. 4(3): 156-159. Kardono, L. B. S. 2003. Kajian Kandungan Kimia Mahkota Dewa (Phaleria marcocarpa). Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan Farmasi dan Obat Tradisional Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan. Halaman 56. Kikuzaki, H., M. Hisamoto, K. Hirose, K. Akiyama, and H. Taniguchi. 2002. Antioxidants Properties of Ferulic Acid and Its Related Compounds. Journal of Agricultural and Food Chemistry. 50: 2161-2168. Markham, K.R. 1988. Cara Mengidentifikasi Flavonoid. Bandung: Penerbit ITB. Halaman 25-26. Marks, D. B., D. M. Allan, and M. S. Collen. 2000. Biokimia Kedokteran Dasar. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC. Halaman 323. Perumal, S., R. Mahmud, S.P. Piaru, L.W. Cai and S. Ramanathan. 2012. Potential Antiradical Activity and Cytotoxycity Assesment of Ziziphus mauritiana and Syzygium polyanthum. International Journal of Pharmacology. 8(6): 535-541. Rahman, S. 2012. Antioxidant, Analgesic, Cytotoxic and Anthidiarrheal Activities of Ethanolic Zizyphus mauritiana Bark Extract. Oriental Pharmacy and Experimental Medicine, 12: 67-73. Reich, E. and A. Blatter. 2003. Modern TLC : A Key Technique of Identification and Quality Control of Botanical and Dietary Supplements. Journal of Planar Chromatography-Modern TLC. 18: 34-37. 60

Samirana, Oka. 2014. Isolasi dan Identifikasi Senyawa Penangkap Radikal 2,2- Difenil-1-Pikrihidrazil dari Kulit Batang Bidara (Zizyphus mauritiana Auct non Lamk.) (Tesis). Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. 61