V. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN 5.1. Profil Kota Depok 5.1.1. Letak dan Keadaan Geografis Secara Geografis Kota Depok terletak di antara 06 19 06 28 Lintang Selatan dan 106 43 BT-106 55 Bujur Timur. Pemerintah Kota Depok merupakan bagian wilayah dari Propinsi jawa Barat yang berbatasan dengan tiga kabupaten dan satu propinsi yaitu: a. Sebelah Utara berbatasan dengan DKI Jakarta dan Kecamatan Ciputat Kabupaten Tangerang b. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Cibinong Kabupaten Bogor c. Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Pondokgede Kota Bekasi dan Kecamatan Gunungsindur Kabupaten Bogor d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Parung dan Kecamatan Gunung Sindur Kabupaten Bogor Luas keseluruhan Kota Depok 20.504,54 ha atau 200,29 km 2 yang mencakup 6 kecamatan yaitu: Kecamatan Beji, Limo, Cimanggis, Sawangan, Sukmajaya dan Kecamatan Pancoran Mas. Kota Depok sebagai pusat pemerintahan berada di Kecamatan Pancoran Mas. 5.1.2. Keadaan Alam Wilayah kota Depok termasuk beriklim tropis dengan perbedaan curah hujan cukup kecil yang dipengaruhi oleh angin muson. Musim kemarau jatuh pada periode April September dan musim penghujan jatuh pada periode Oktober- Maret. Temperatur rata-rata 24,3-33 derajat Celcius, kelembaban udara rata-rata 82 persen, penguapan udara rata-rata 3,9 mm/tahun dan penyinaran matahari rata-rata 49,8 persen. Banyaknya curah hujan 872 mm/tahun, banyaknya curah hujan rata-rata sekitar 2,4 mm. Secara umum topografi wilayah kota Depok dibagian utara merupakan dataran rendah dengan elevasi antara 40-80 meter, sedangkan di bagian selatan perbukitan bergelombang lemah dengan elevasi 80-140 meter. 42
Wilayah kota Depok dari segi hidrologis didominasi oleh kelompok litologi endapan lanau, pasir, kerikil dan kerakal. 5.2. Kecamatan Pancoran Mas 5.2.1. Letak dan Keadaan Geografis Kecamatan Pancoran Mas adalah salah satu kecamatan di Kota Depok, Jawa Barat yang terletak pada koordinat 6,19-6,28 LS dan 106,43 BT. Terdiri dari 11 kelurahan yaitu: Kelurahan Depok, Kelurahan Depok Jaya, Kelurahan Pancoran Mas, Mampang, Cipayung, Cipayung Jaya, Rangkapan Jaya, Rangkapan Jaya Baru, Bojong Pondok Terong, Ratu Jaya dan Kelurahan Pondok Jaya. Luas wilayahnya mencapai 1.969,57 Ha dengan ketinggian antara 65-72 meter diatas permukaan laut dengan topografi relatif datar. Wilayah sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Beiji dan Kecamatan Limo. Sebelah selatan dengan Kecamatan Bojong Gede Kabupaten Bogor, sebelah timur dengan Kecamatan Sukmajaya dan sebelah barat dengan Kecamatan Sawangan. 5.2.2. Keadaan Alam Kecamatan Pancoran Mas memiliki temperatur 24,3 0 C-33 0 C, kelembaban udara rata-rata 82 persen, kecepatan angin rata-rata 3,3 knot, jumlah curah hujan 2.684 m/tahun dan jumlah hari ujan sebanyak 222 hari/tahun. Penyinaran matahari rata-rata 49,8 persen. 5.2.3. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Jumlah penduduk di Kecamatan Pancoran Mas sampai akhir tahun 2009 sebanyak 281.005 jiwa yang terdiri dari 146.506 laki-laki dan 134.499 perempuan. Kecamatan Pancoran Mas merupakan pusat kegiatan pemerintah dan aktivitas bisnis. Mata pencaharian penduduknya sebagian besar bergerak disektor perdagangan. Meskipun demikian, sektor pertanian merupakan sektor yang mendapat perhatian khusus dari pemerintah kota. Sebanyak tiga persen dari jumlah penduduk bergerak di sektor pertanian, 22 persen di sektor industri, 45 persen disektor perdagangan dan 30 persen bergerak disektor jasa. Fasilitas 43
pendidikan formal yang dimilki Kecamatan Pancoran Mas dapat dilihat pada Tabel 5. Tabel 5. Fasilitas Pendidikan di Kecamatan Pancoran Mas tahun 2008 No. Jenis Fasilitas Jumlah (unit) 1. TK 37 2. Sd Negeri 56 3. SD Swasta 12 4. SLTP Negeri 2 5. SLTP Swasta 37 6. SMU Negeri 1 7. SMU Swasta 11 8. SMK/SMEA 13 9. STM 6 10. SMIP Negeri 1 11. Perguruan Tinggi Swasta 4 Sumber: Kecamatan dalam Angka, 2008 Fasilitas kesehatan yang dimiliki Kecamatan Pancoran Mas antara lain: tiga Rumah sakit Swasta, empat puskesmas, satu puskesmas pembantu dan beberapa poliklinik serta RS bersalin. Fasilitas umum lainnya yang tersedia natara lain: lapangan sepak bola, tempat pemancingan, stasiun kereta api, terminal dan lembaga kesenian. 5.3. Kecamatan Sawangan 5.3.1. Letak dan Keadaan Geografis Kecamatan Sawangan adalah sebuah kecamatan di Kota Depok, Jawa Barat. Sawangan berasal dari kata bahasa Sunda "sawang" yang artinya melihat. Sawangan dalam bahasa Sunda mempunyai arti tempat melihat. Hal ini mungkin karena pada masa lalu Sawangan posisinya lebih tinggi dari tempat-tempat di sekitarnya sehingga bisa dijadikan tempat melihat sekelilingnya. Luas wilayahnya mencapai 4.671,20 KM 2 dengan ketinggian 138 meter diatas permukaan laut dengan topografi relatif datar. Penggunaan lahan terbesar adalah kebun campuran yang merupakan lahan pekarangan di sekitar pemukiman 44
dan kebun yang ditanami buah-buahan seperti belimbing,jambu dan pepaya. Sedangkan lahan yang digunakan untuk sawah relatif sempit. 5.3.2. Keadaan Alam Kecamatan Sawangan memiliki temperatur 28 0 C-33 0 C, kelembaban udara rata-rata 82 persen, kecepatan angin rata-rata 3,2 kont, jumlah curah hujan 2.684 m/tahun dan jumlah hari hujan sebanyak 221 hari/tahun. Penyinaran matahari rata-rata 48,9 persen. Jenis tanah yang ada di Kecamatan Sawangan terutama di lokasi penelitian,kelurahan Pasir Putih yaitu tanah dengan jenis latosol merah dan latosol cokelat kemerahan yang cenderung memilki nilai kesesuaian lahan yang cocok untuk beberapa jenis tanaman. Dengan kondisi kemiringan lerengnya yang kecil, komoditas pertanian yang dapat dikembangkan diantaranya adalah tanaman buah-buahan seperti belimbing. 5.3.3. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan Sawangan ini terdiri dari 618 RT (Rukun Tetangga) dan 142 RW (Rukun Warga). Jumlah penduduk Kecamatan Sawangan sebesar 160.856 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 81.067 jiwa dan penduduk perempuan 79.789 jiwa. Penduduk di Kecamatan Sawangan yang termasuk usia produktif sebanyak 127.843 jiwa yang terdiri dari 66.792 laki-laki dan 61.051 perempuan. Dilihat dari jumlah penduduk usia produktif, dapat diketahui bahwa ketersediaan tenaga kerja di Kecamatn Sawangan mencukupi, termasuk tenaga kerja di bidang pertanian. Fasilitas kesehatan yang dimiliki Kecamatan Sawangan antara lain: 1 rumah sakit, 5 puskesmas dan 6 klinik swasta. Fasilitas lain yang dimiliki adalah pendidikan, rekreasi, rumah makan, penginapan dan perumahan. 5.4. Kecamatan Beji 5.4.1. Letak dan Keadaan Geografis Kecamatan Beji adalah salah satu kecamatan di Kota Depok, Jawa Barat. Terdiri dari 6 kelurahan yaitu: Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur, Kelurahan Kemiri Muka, Pondok China, Kukusan dan Kelurahan Tanah Baru. Luas 45
wilayahnya mencapai 1.509,70 Ha dengan ketinggian antara 65-72 meter diatas permukaan laut dengan topografi relatif datar. 5.4.2. Keadaan Alam Kecamatan Beji memiliki keadaan alam yang tak jauh berbeda dengan kecamatan Pancoran Mas yaitu memiliki temperatur 24,3 0 C-33 0 C, kelembaban udara rata-rata 82 persen, kecepatan angin rata-rata 3,3 knot, jumlah curah hujan 2.684 m/tahun dan jumlah hari ujan sebanyak 222 hari/tahun. Penyinaran matahari rata-rata 49,8 persen. 5.4.3. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat Kecamatan Beji ini terdiri dari 317 RT (Rukun Tetangga) dan 72 RW (Rukun Warga). Jumlah penduduk Kecamatan Sawangan sebesar 160.856 jiwa dengan jumlah penduduk laki-laki sebanyak 60.552 jiwa dan penduduk perempuan 56.614 jiwa. Mata pencaharian penduduknya sebagian besar bergerak dibidang pertanian yaitu sejumlah 21.494 jiwa, lalu diikuti oleh perdagangan, konstruksi serta jasa. 5.5. Gambaran Umum Usaha Budidaya Belimbing Dewa Belimbing Depok dikenal dengan Belimbing Dewa, hasil buah karya petani penangkar Depok Bapak H. Usman Mubin. Buah yang berwarna kuning orange keemasan, mengandung citamin C dan A yang cukup tinggi, buah besar dapat mencapai 0,5 Kg per buah. Salah satu program pertanian yang sedang diupayakan dapat mengangkat dunia pertanian Kota Depok sekaligus dapat dijadikan icon kota adalah Program Pengembangan Buah Belimbing Varietas Dewa Baru melalui SOP yang menitikberatkan pada pengembangan pola produksi. Perencanaan program ini telah dilakukan sejak tahun 2006, yang melibatkan seluruh stakeholder belimbing Kota Depok. Perencanaan ini meliputi seluruh aspek kerja pengelolaan belimbing, mulai dari pembinaan petani, penelitian pembudidayaan samapi dengan pemasaran hasil produksi belimbing dari petani. Hingga saat ini pemerintah Kota Depok telah melakukan pembinaan kepada 650 petani belimbing tergabung dalam 25 kelompok tani yang tersebar di enam kecamatan Kota Depok. Petani belimbing ini telah diberikan pembekalan dan sosialisasi tata cara pembudidayaan belimbing varietas Dewa Baru dengan SOP. 46
Dari segi pemasaran, pemerintah Kota Depok telah memfasilitasi terbentuknya Pusat Koperasi Pemasaran Buah dan Olahan Belimbing yang dikenal dengan Puskop bertugas dalam memasarkan hasil buah dan olahan petani belimbing Kota Depok. Belimbing dinilai berkhasiat untuk penurunan darah tinggi, kencing manis dan nyeri lambung. Belimbing dewa sangat prospektif dikembangkan di Kota Depok dan kini telah menjadi buah unggulan Kota Depok karena buah Belimbing Dewa Depok lebih unggul dibandingkan buah belimbing yang lainnya yang ada di Indonesia. Hal ini diketahui pada setiap Event Lomba Buah Belimbing Unggul dan pameran-pameran buah nasional serta internasional, buah Belimbing Dewa ini lebih unggul dan selalu menjuarai sebagai buah unggul nasional versi Trubus. Potensi pertanian belimbing di Kota Depok sampai tahun 2007 memiliki populasi tanaman sebanyak 27.773 pohon dengan total luas areal lahan 121 Ha menyebar di wilayah Kota Depok. Perkiraan tanaman belimbing yang sudah produktif dengan umur tanaman lebih dari empat tahun, memiliki kapasitas produksi per tahun 100-150 Kg per pohon per tahun. Sehingga perkiraan total produksi yang dihasilkan Kota Depok berkisar antara 2.700 ton sampai 3.000 ton per tahun. Sementara kapasitas produksi belimbing jika diterapkan budidaya sesuai SOP Belimbing Dewa, diharapkan produktifitas per pohon dapat mencapai 300 Kg per tahun. Mengenai produkrifitas Belimbing Dewa berdasarkan umur belimbing dapat dilihat pada Tabel 6. Tabel 6. Produktifitas Belimbing Dewa berdasarkan Umur Belimbing di Kota Depok No Umur (Tahun) Produktivitas Jumlah Panen (kali/tahun) (buah/pohon/tahun) 1. 2-4 <500 3 2. 5-9 500-1200 3 3. 10-15 1.201-2.000 3 4. >15 >2000 3 Sumber: Standar Operasional Belimbing Dewa, Kota Depok, 2007 Belimbing Dewa memiliki kandungan air yang lebih tinggi dari pada belimbing jenis lain, sehingga Belimbing Dewa lebih tahan lama. Dalam ruangan 47
sejuk, Belimbing Dewa mampu mempertahankan kesegarannya hingga satu minggu, sedangkan belimbing jenis lain hanya dua hingga tiga hari. Kadar air yang tinggi membuat Belimbing Dewa lebih berbobot (berat rata-rata 200 gr hingga 250 gr, bahkan dapat mencapai 500 gr/buah. Selain itu semua bagian buah belimbing dapat dimakan termasuk pinggir buah belimbing yang tipis sehingga dapat dimakan. Ukuran yang besar membuat buah Belimbing Dewa berpotensi bersaing secara global. Pertanaman Belimbing di kota Depok banyak dikembangkan di lahan-lahan masyarakat dan uniknya banyak juga dikembangkan disepanjang kali Ciliwung, hal ini berpotensi menjadi kawasan agrowisata belimbing Depok di sepanjang DAS Ciliwung. Dalam upaya peningkatan hasil kualitas belimbing dari para petani Kota Depok serta upaya pemenuhan kualitas produk, para petani mulai menerapkan SOP Belimbing Dewa yang sudah disosialisasikan. Hal ini juga dipicu dengan peluang pasar komoditas ini masih cukup besar, karena keunggulan spesifik yang dimiliki belimbing Dew Depok dan cukup diminati konsumen. Hampir seluruh pelaku usaha budidaya belimbing Dewa Kota Depok menganggap bahwa kegiatan usaha yang mereka lakukan merupakan pekerjaan utama. Mereka menggantungkan hidupnya pada usaha budidaya Belimbing Dewa dan menganggap bahwa menjalankan usaha budidaya Belimbing dewa dengan pengembangan melalui SOP menguntungkan. Mereka akan mengunakan selalu SOP karena dapat meningkatkan jumlah produksi. Sebagian besar pelaku usaha budidaya berusia 20 hingga 55 tahun. Tingkat pendidikan pelaku usahanya sangat beragam. 48