BAB I PENDAHULUAN Dalam bab ini akan dijelaskan latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian dan penegasan istilah. 1.1 Latar Belakang Kualitas kehidupan suatu bangsa ditentukan oleh faktor pendidikan. Karena pendidikan mempunyai peran yang sangat penting, yaitu untuk menciptakan kehidupan yang cerdas, damai, terbuka, dan demokratis. Oleh karena itu, pembaharuan pendidikan harus selalu dilakukan untuk dapat meningkatkan kualitas pendidikan nasional (Nurhadi dan Agus, 2003:1). Pendidikan merupakan bagian integral kehidupan masyarakat di era global yang harus dapat memberi dan memfasilitasi bagi tumbuh dan berkembangnya keterampilan intelektual, sosial dan personal seseorang. Keterampilan intelektual, sosial dan personal dibangun tidak hanya dengan landasan rasio dan logika saja, tetapi juga inspirasi, kreativitas, moral, emosi dan spiritual (Suprijono: 2011). Sekolah sebagai institusi pendidikan dituntut untuk dapat mencetak generasi yang berkualitas harus dapat mengembangkan pembelajaran sesuai tuntutan kebutuhan era global. Pengembangan pembelajaran dengan cara memberikan inovasi-inovasi baru dalam pembelajaran merupakan salah satu hal yang harus dilakukan oleh guru agar dapat meningkatkan mutu pendidikan nasional. Terutama pada 1
2 pelajaran matematika yang selama ini dianggap sebagai pelajaran yang sulit, membosankan dan monoton. Matematika menurut Ruseffendi dalam Heruman (2010: 1), adalah bahasa simbol, ilmu deduktif yang tidak menerima pembuktian secara induktif, mulai dari unsur yang tidak didefinisikan ke unsur yang didefinisikan. Sedangkan hakikat matematika menurut Soedjadi dalam Heruman (2010: 1) Matematika memiliki objek tujuan abstrak yang bertolak belakang pada fase operasional konkret pada siswa SD. Siswa SD masih terikat dengan objek konkret yang ditangkap oleh panca indra. Oleh karena itu matematika perlu diberikan mulai dari sekolah dasar sebagai bekal agar dapat berfikir logis, kritis, analitis, kreatif, sistematis dan mampu bekerjasama. Berdasarkan hasil observasi di kelas III SDN Siwalanrejo Kecamatan Sukodadi Lamongan peneliti menemukan bahwa masih banyak siswa yang merasa kesulitan dalam memahami pelajaran matematika pada materi bangun datar sederhana. Hal ini dikarenakan masih banyak siswa yang nilai hasil belajarnya di bawah 68, di bawah KKM. Sedangkan materi bangun datar sederhana dikatakan tuntas jika nilai hasil belajar siswa di atas KKM dan 80 % dari jumlah siswa tuntas belajarnya. Dari 15 siswa kelas III SDN Siwalanrejo Kecamatan Sukodadi Lamongan ternyata hanya ada 4 siswa yang telah mencapai KKM. Hal ini disebabkan karena kelemahan guru dalam memilih metode, model atau media dalam pembelajaran yang sesuai, menyenangkan dan menarik bagi siswa. Sehingga siswa akan bersemangat
3 dalam mengikuti pembelajaran di kelas yang nantinya akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa materi bangun datar sederhana. Sesuai dengan observasi dan diskusi dengan teman sejawat tentang peningkatan hasil belajar bangun datar sederhana pada kelas III SDN Siwalanrejo Kecamatan Sukodadi Lamongan maka akan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw merupakan suatu model pembelajaran kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai enam orang secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri (Hariyanto : 2012). Berkaitan dengan penelitian ini, telah dilakukan penelitian tindakan sebelumnya oleh Syaifudin tahun 2009 menggunakan pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pelajaran IPA kelas IV. Berbeda dengan penelitian ini yaitu menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada pelajaran matematika materi bangun datar sederhana. Oleh karena itu peneliti mengambil judul Peningkatan Hasil Belajar Bangun Datar Sederhana melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw pada Siswa Kelas III SDN Siwalanrejo Kecamatan Sukodadi Lamongan.
4 1.2 Rumusan Masalah Rumusan masalah yang digunakan peneliti dalam penelitian ini adalah: 1.2.1 Bagaimana peningkatan aktifitas siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas III SDN Siwalanrejo Kecamatan Sukodadi Lamongan materi bangun datar sederhana? 1.2.2 Bagaimana peningkatan hasil belajar yang diperoleh setelah mengikuti pembelajaran bangun datar sederhana melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas III SDN Siwalanrejo Kecamatan Sukodadi Lamongan? 1.3. Tujuan Penelitian Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : 1.3.1 Untuk meningkatkan aktifitas siswa dalam penerapan model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas III SDN Siwalanrejo Kecamatan Sukodadi Lamongan materi bangun datar sederhana. 1.3.2 Untuk meningkatkan hasil belajar yang diperoleh siswa setelah mengikuti pembelajaran bangun datar sederhana melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw pada siswa kelas III SDN Siwalanrejo Kecamatan Sukodadi Lamongan. 1.4. Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat yang luas kepada banyak pihak, antara lain :
5 1.4.1 Manfaat bagi Guru Memberikan alternatif dalam menentukan model atau metode dalam pembelajaran yang nantinya akan dapat menumbuhkan pemahaman dan kreatifitas siswa kelas 3 SDN Siwalanrejo Kecamatan Sukodadi Lamongan pada mata pelajaran matematika khususnya materi bangun datar sederhana. 1.4.2 Manfaat bagi Siswa Terciptanya suasana pembelajaran yang menyenangkan, penuh semangat sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika materi bangun datar sederhana. 1.5 Penegasan Istilah Untuk menghindari kesalahpahaman pengertian terhadap istilah-istilah yang ada dalam penelitian ini, perlu adanya penegasan istilah. Istilah-istilah tersebut antara lain sebagai berikut : 1.5.1 Hasil Belajar (Scholastic Achievement) adalah seluruh efisiensi dan hasil yang dicapai melalui proses belajar mengajar di sekolah yang dinyatakan dengan angka-angka atau nilai berdasarkan tes (Briggs dalam Sumarno, 2011). Hasil belajar yang dimaksud adalah nilai yang diperolaeh siswa pada materi bangun datar sederhana melalui model pembelajaran kooperatif tipe jigsaw kelas III SDN Siwalanrejo Kecamatan Sukodadi Lamongan.
6 1.5.2 Bangun Datar adalah bangun yang mempunyai 2 dimensi. Yaitu panjang dan lebar tetapi tidak mempunyai tinggi atau tebal (Julius,Siskandar dan M.Rohmad, dalam Ian: 2010 ). 1.5.3 Model Pembelajaran adalah suatu rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan pembelajaran dan membimbing peserta didik dalam pembelajaran ( Joyce & Weil dalam Arifin : 2011). 1.5.4 Model Pembelajaran Kooperatif adalah suatu model pembelajaran yang mengkondisikan siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil terdiri dari 4 sampai 6 siswa dengan anggota heterogen yang memungkinkan terjadinya interaksi antar mereka (Arifin, 2011: 5). 1.5.5 Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Jigsaw merupakan suatu model pembelajaran kooperatif dengan cara siswa belajar dalam kelompok kecil yang terdiri atas empat sampai enam oranng secara heterogen dan siswa bekerja sama saling ketergantungan positif dan bertanggung jawab secara mandiri (Hariyanto : 2012).