BAB I PENDAHULUAN. masyarakatnya yang hidup di negeri ini. Masing-masing kelompok masyarakat

dokumen-dokumen yang mirip
BAB 1 PENDAHULUAN. Meskipun bangsa Indonesia sudah memiliki tradisi tulis, tidak dapat disangkal

BAB I PENDAHULUAN. Bangsa Indonesia adalah bangsa yang memiliki kekayaan budaya dan

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah salah satu negara yang luas di dunia, karena Indonesia tidak

I. PENDAHULUAN. Belajar bahasa adalah belajar berkomunikasi. Kemampuan mengomunikasikan pikiran dan

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bangsa Indonesia terdiri atas beribu-ribu pulau dan berbagai etnis, kaya

SMP kelas 8 - BAHASA INDONESIA BAB 11. PUISILatihan Soal Himne. Balada. Epigram. Elegi

PROGRAM STUDI SASTRA INDONESIA FAKULTAS ILMU BUDAYA UNIVERSITAS JAMBI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Kelurahan Watulea, Kecamatan Gu, Kabupaten Buton Tengah, Sulawesi

BAB I PENDAHULUAN. Segala aktivitas kehidupan manusia menggunakan bahasa sebagai alat perantaranya.

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. kreatif dalam rupa atau wujud yang indah. Pengertian indah, tidak semata-mata merujuk pada

BAB I PENDAHULUAN. kearifan nenek moyang yang menciptakan folklor (cerita rakyat, puisi rakyat, dll.)

BAB I PENDAHULUAN. dan seloka. Sedangkan novel, cerpen, puisi, dan drama adalah termasuk jenis sastra

2015 RELEVANSI GAYA BAHASA GURIND AM D UA BELAS KARYA RAJA ALI HAJI D ENGAN KRITERIA BAHAN AJAR PEMBELAJARAN BAHASA D AN SASTRA IND ONESIA D I SMA

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. ke dalam tiga kelompok berdasarkan tipenya, yaitu folklor lisan, sebagian

BAB I PENDAHULUAN. yang ada dalam masyarakat. Sastra merupakan salah satu kebutuhan manusia yang penting

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan suatu bagian dari kebudayaan. Bila kita mengkaji kebudayaan

BAB I PENDAHULUAN. Suatu daerah pasti memiliki suatu keunikan masing-masing. Keunikankeunikan

BAB I PENDAHULUAN. Nilai budaya yang dimaksud adalah nilai budaya daerah yang dipandang sebagai suatu

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat. Kebudayaan Indonesia sangat beragam. Pengaruh-pengaruh

BAB 1 PENDAHULUAN. Bahasa yang digunakan terdiri atas bahasa lisan dan bahasa tulis. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN. mengganggu kegiatan sehari-hari. Kesehatan telah menjadi suatu kajian ilmu

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. Dalam bab kelima ini akan disajikan dua hal, yaitu (1) simpulan, dan (2)

BAB I PENDAHULUAN. berkomunikasi oleh masyarakat pemakainya. Menurut Wibowo (2001:3) bahasa

BAB III METODE PENELITIAN

BAB 1 PENDAHULUAN. Sastra lisan sebagai sastra tradisional telah lama ada, yaitu sebelum

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian Budi Utomo, 2014

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian

BAB V PENUTUP. Setelah semua tahap penelitian dilaksanakan, maka peneliti ini dapat

BAB VI SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. khususnya bahasa Indonesia sebagai salah satu mata pelajaran yang penting dan

PENYELENGGARAAN PENGELOLAAN PENGETAHUAN TRADISIONAL & EKSPRESI BUDAYA TRADISIONAL. Dra. Dewi Indrawati MA 1

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN PENELITIAN YANG RELEVAN

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. antara sastra Bali dengan kebudayaan Bali, di antaranya: Sastra Bali sebagai

BAB I PENDAHULUAN. dalam bentuk kata-kata. Manusia mengikuti aturan pembentukan kode verbal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Penelitian Aep Suryana, 2013

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Setiap suku bangsa memiliki adat dan tradisinya yang berbeda-beda sesuai

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN LATAR BELAKANG, RUMUSAN MASALAH, TUJUAN, MANFAAT PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia adalah negara yang kaya kebudayaan. Kebudayaan tersebut

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Fendra Pratama, 2014 Perkembangan Musik Campak Darat Dari Masa Ke Masa Di Kota Tanjung Pandan Belitung

BAB 1 PENDAHULUAN. Tujuan pengajaran sastra yang tercantum dalam kurikulum pengajaran

BAB I PENDAHULUAN. dihadirkan mempunyai tujuaan dan manfaat di samping menyampaikan buah

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu kebanggaan nasional (national pride) bangsa Indonesia adalah

BAB I PENDAHULUAN. menarik. Dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan keindahan, manusia

BAB I PENDAHULUAN. A.Latar Belakang Masalah. Negara Indonesia merupakan Negara yang kaya akan kebudayaan dan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran bahasa pada hakikatnya adalah belajar berkomunikasi,

BAB 6 SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN REKOMENDASI

BAB I PENDAHULUAN. yang pada umumnya mempunyai nilai budaya yang tersendiri. Dalam kehidupan

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, SARAN A. Simpulan Berdasarkan hasil analisis gaya bahasa, nilai pendidikan serta relevansi gaya bahasa dan nilai

A. Latar Belakang Kegiatan pembelajaran di sekolah dilaksanakan dalam rangka untuk meningkatkan kemampuan siswa, baik pada aspek pengetahuan, sikap

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

keunggulan daerah, yang materinya tidak dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada (Yamin, 2010:64). Tetapi terkadang dalam

NILAI-NILAI SOSIAL DAN BUDAYA DALAM MITOS KIAI KALADETE TENTANG ANAK BERAMBUT GEMBEL DI DATARAN TINGGI DIENG KABUPATEN WONOSOBO SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN. Manusia adalah makhluk yang berbudaya dan berperadaban. Budaya itu

BAB I PENDAHULUAN. Sastra merupakan cerminan kehidupan dari masyarakat. Secara alami,

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Atik Rahmaniyar, 2015

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Di Indonesia sangat kaya akan berbagai macam budaya baik itu bahasa,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri dari banyak pulau

BAB I PENDAHULUAN. anggota masyarakat yang berkembang sesuai dengan lingkungannya. Karya

BAB I PENDAHULUAN. Moses, 2014 Keraton Ismahayana Landak Universitas Pendidikan Indonesia repository.upi.edu perpustakaan.upi.edu

BAB I PENDAHULUAN. berkembang di tengah-tengah masyarakat. Kehidupan sastra daerah itu dapat. Mitchell (dalam Nurgiyantoro, 2005 : 163) yakni,

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan akar dari kebudayaan nasional. Keberadaan karya sastra dapat

BAB I PENDAHULUAN. sampai merauke, menyebabkan Indonesia memiliki banyak pulau. dijadikan modal bagi pengembang budaya secara keseluruhan.

BAB I PENDAHULUAN. yang objeknya adalah manusia dan kehidupannya dengan menggunakan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

ABSTRAK. Kata Kunci: kritik sosial, bentuk, masalah, syair.

2016 PANDANGAN MASYARAKAT SUNDA TERHADAP ORANG BANGSA ASING

I.PENDAHULUAN. kebiasaan-kebiasaan tersebut adalah berupa folklor yang hidup dalam masyarakat.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sastra lisan merupakan bagian dari kebudayaan yang tumbuh dan

2015 PEWARISAN NILAI-NILAI BUDAYA SUNDA PADA UPACARA ADAT NYANGKU DI KECAMATAN PANJALU KABUPATEN CIAMIS

BAB 1 PENDAHULUAN Latar Belakang. Kesehatan merupakan sesuatu yang sangat kompleks, bila dilihat secara

BAB 5 SIMPULAN DAN SARAN. 1) Pada analisis struktur ditemukan hal-hal antara lain: a) Analisis struktur terdiri atas bentuk dan formula bahasa

I. PENDAHULUAN. Sastra merupakan sebuah karya yang bersifat imajinatif yang mengandung nilai

BAB I PENDAHULUAN. yang unik pula. Selain itu, di setiap daerah tersebut memiliki suatu cerita atau

2014 KONSEP KESEJAHTERAAN HIDUP DALAM MANTRA

BAB I PENDAHULUAN. Sastra sebagai cabang dari seni, yang keduanya unsur integral dari

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. suatu bahasa. Puisi juga merupakan cara penyampaian tidak langsung seseorang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa sangat penting dalam kehidupan manusia, baik komunikasi. kehidupan masyarakat. Manusia membutuhkan bahasa sebagai alat untuk

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan hal yang sangat vital dalam berkomunikasi dengan

BAB I PENDAHULUAN. peranan pariwisata dalam pembangunan ekonomi di berbagai negarad, pariwisata

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Seni adalah karya cipta manusia yang memiliki nilai estetika dan artistik.

BAB I PENDAHULUAN. objeknya manusia dan kehidupannya dengan menggunakan bahasa sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Oleh karena itu, setiap pendidik dituntut harus memiliki berbagai macam cara

BAB I PENDAHULUAN. keberagaman suku, agama, ras, budaya dan bahasa daerah. Indonesia memiliki

BAB I PENDAHULUAN. dalamnya tumbuh berbagai Suku, Agama, dan bahasa daerah berbeda sehingga

BAB I PENDAHULUAN. berkembang mengiringi kebudayaan dari zaman ke zaman.akibat perkembangan itu

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Yanti Wulan Sari, 2013

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Kurikulum Nasional merupakan pengembangan dari Kurikulum 2013 yang

2015 PENGAKUAN KEESAAN TUHAN DALAM MANTRA SAHADAT SUNDA DI KECAMATAN CIKARANG TIMUR KABUPATEN BEKASI

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dibuat dengan bahan alami secara tradisional (Agoes, Azwar H:

BAB I PENDAHULUAN. dipergunakan dalam kehidupan sehari-hari untuk mengkomunikasikan segala

BAB I PENDAHULUAN. akan dapat diterima orang lain, sehingga tercipta interaksi sosial sesama

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Indonesia merupakan sebuah negara yang memiliki keanekaragaman budaya. Keanekaragaman ini merupakan kebudayaan bangsa Indonesia yang tidak ternilai harganya. Keanekaragaman tercermin dari keberagaman masyarakatnya yang hidup di negeri ini. Masing-masing kelompok masyarakat tersebut mempunyai corak kebudayaan tersendiri sebagai pencerminan identitas kelompok. Satu diantara bentuk kebudayaan tersebut adalah sastra daerah. Sastra daerah, khususnya sastra lisan, banyak dimiliki oleh masyarakat Indonesia. Sastra lisan merupakan produk masyarakat tradisional sehingga dapat disebut sebagai sastra tradisional. Sastra lisan adalah bagian dari suatu kebudayaan yang tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat dan diwariskan secara turun-temurun secara lisan. Fungsi sastra lisan meliputi alat penghiburan, pengisi waktu luang, penyalur perasaan bagi penutur dan pendengarnya. Sastra lisan juga memiliki fungsi sebagai cerminan sikap pandang dan angan-angan kelompok, alat pendidikan anak, dan kebudayaan, serta alat pemeliharaan norma-norma masyarakat. Ragam fungsi sastra lisan tersebut juga terdapat pada sastra daerah yaitu mantra yang dimiliki oleh masyarakat Sabing, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas.

Mantra merupakan susunan kata atau kalimat yang mengandung kekuatan gaib. Mantra hanya dapat diucapkan pada waktu tertentu saja. Mantra diucapkan oleh seorang dukun yang sudah berpengalaman dan mengerti tentang mantra. Selain itu, mereka (dukun) juga dipercayai masyarakat setempat sebagai orang yang mampu berhubungan dengan makhluk gaib. Proses penyebarannya melalui tuturan yang disampaikan dari mulut ke mulut. Mantra dalam kehidupan masyarakat Melayu Desa Sabing, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat merupakan suatu mantra yang suci (sakral), dapat membuat sesuatu yang mustahil dapat terjadi di dunia nyata. Mantra juga dapat mengakibatkan malapetaka bagi orang atau sebaliknya dapat menyembuhkan orang dari penyakit. Mantra yang memiliki kekuatan gaib ini masih dipercaya dan diyakini, bahkan masih digunakan oleh masyarakat Melayu. Penulis tertarik meneliti mantra karena pertama, pada kata-kata mantra terdapat kekuatan megic saat seorang penutur/dukun membacakan isi mantra yang mengundang sugesti yang relatif sulit dipahami oleh orang biasa. Kedua mantra mempunyai kelebihan yaitu tidak boleh dibacakan oleh sembarang orang tidak seperti puisi, syair, pantun atau karya sastra lisan yang lainnya.ketiga mantra merupakan sesuatu karya sastra yang unik yang memang benar ada pada masyarakat yang tradisional masih tergolong kental. Mantra yang merupakan bagian dari sastra lisan tidak dapat dibaca sembarang orang. Begitu juga halnya dengan mantra pengobatan yang merupakan sastra lisan masyarakat Melayu Sambas yang bertempat tinggal di

Desa Sabing, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas juga hanya boleh dilakukan atau dibacakan oleh dukun saja karena pembacaan mantra pengobatan memiliki efek untuk memberikan kesembuhan kepada seseorang yang sedang sakit. Mantra pengobatan biasanya dilakukan apabila seseorang menderita sakit yang parah dan tak kunjung sembuh. Mantra yang ada pada masyarakat Melayu desa Sabing yaitu mantra pengasih, bersiyak, sihir, dan pelaris. Mantra tersebut merupakan mantra yang jahat. Sedangkan peneliti meneliti mantra pengobatan, adapun mantra yang akan dianalisis peneliti yaitu mantra meroyan, mantra tawar angin, doa buangbuang nyatukan bangsa, mantra untuk penyakit yang muntah darah, tawar penyakit, merasok, meroyan, kesurupan, kakau, tungkal, Sajok angat, hujan panas, dan ketulangan ikan. Mantra tersebut termasuk mantra yang suci atau mantra putih. Alasan penulis memilih mantrapengobatan sebagai objek penelitian karena menurut dukun desa setempat mantra pengobatan merupakan suatu kepercayaan pada masyarakat setempat untuk membantu menyembuhkan berbagai penyakit. Mantra pengobatan perlu dilestarikan karena satu diantara sastra lisan yang termasuk ke dalam puisi lama agar tidak terlupakan oleh generasi muda. Mantra pengobatan dipercaya oleh masyarakat sebagai mantra yang suci sedangkan mantra-mantra yang lainnya termasuk mantra yang jahat sehingga jarang dipakai dalam masyarakat Sabing. Selain itu mantra tersebut juga memiliki manfaat. Pertama, mantra pengobatan merupakan satu diantara bentuk sastra lisan masyarakat Melayu

Sambas yang mempunyai makna mendalam sehingga relatif sulit untuk dipahami. Kedua, mantra pengobatan hanya dikuasai oleh sebagian kecil orang tua yang pandai. Ketiga, semakin hari mantra pengobatan sudah mulai tenggelam karena semakin pesat perkembangan zaman pada era modern ini. Pengobatan dari dukun jarang dipakai masyarakat berhubung adanya penanganan kesehatan dibidang kedokteran. Mantra pengobatan yang menjadi objek penelitian ini perlu digali dan diungkap kebenarannya. Oleh karena itu, sudah sewajarnya jika mantra pengobatan diteliti. Sastra lisan yang berupa mantra tersebut masih terdapat pada masyarakat pemiliknya dan masih tetap dipertahankan meskipun pada kenyataannya dunia pendidikan dan kedokteran sudah semakin canggih. Hal ini disebabkan masih kuatnya kepercayaan masyarakat Melayu Sambas terhadap hal-hal yang bersifat gaib. Mantra pengobatan ini semakin ditinggalkan sehingga perlu didokumenkan agar sastra ini tidak hilang begitu saja, seiring dengan perkembangan zaman yang pada akhirnya juga menghilangkan nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Misalnya, pada saat sekarang ini semakin pesat perkembangan dibidang kedokteran. Sebagian dari masyarakat setempat lebih memilih berobat ke dokter hal ini dikarenakan masyarakat sudah jarang menggunakan dukun. Peneliti memilih desa Sabing sebagai objek yang ditelitipertama karena masyarakat tersebut masih menggunakan pengobatan dengan dukun. Kedua, letak desa yang jauh dari keramaian sehingga pengobatan dibidang kedokteran

itu jarang digunakan kalau pun hujan juga menjadi kendala untuk bertransfortasi berhubung jalan masih tanah dan pasti becek jadi masyarakat lebih memilih pengobatan dengan dukun yang dipercaya. Ketiga desa sabing secara geografis sangat jauh dan tergolong masih plosok masyarakatnya pun sangat tradisional dengan adat istiadat. Peneliti tertarik mengkaji tentang penelitian stilistika, karena didalam kajian stilistika terdapat majas/gaya bahasa, rima, diksi/pilihan kata yang dapat dijabarkan satu persatu isi dan maknanya. Alasan peneliti memilih fokus masalah tentang rima, irama dan diksi karena pada mantra pengobatan yang akan diteliti penulis yang pertama pada kata-kata saat penuturan mantra berlangsung terdapat perulangan bunyi yang berfungsi menambah daya sugesti megic yang ditimbulkan dari pembacaan mantra tersebut. Kedua pada kutipan mantra banyak sekali pilihan kata/diksi yang terkandung dari segi bahasanya relatif sulit untuk dipahami secara sekilas jadi pembaca harus membaca berkali-kali baru bisa menemukan diksi. Ketiga pada mantra pengobatan terdapat irama yang indah saat pembacaan mantra berlangsung yang terkandung mantranya. Penelitian tentang mantra sudah pernah diteliti oleh peneliti lain yaitu oleh Fransisko (2016) dengan judul penelitian Analisis Struktur Mantera pengobatan masyarakat dayak Pawatn Dusun Tumbang Pauh Desa Sandai Kanan Kecamatan Sandai Kabupaten Ketapang hasil penelitiannya menyatakan mantra tersebut didominasi oleh 1. rima menurut bunyinya atau suaranya dalam mantra meliputi rima sempurna, rima tak sempurna, rima

mutlak, rima terbuka, rima tertutup, rima aliterasi, rima asonasi dan rima desonasi. 2. Rima menurut letak kata dalam baris atau kalimat meliputi rima awal, rima tengah, rima akhir, rima tegak, rima datar, rima sejajar, rima berpeluk, rima bersilang, rima rangkai, rima kembar, dan rima patah. 3. Rima berdasarkan rupa tidak ditemukan dalam mantra pengobatan masyarakat Dayak Pawatn dusun Tumbang Pauh, hal ini diketahui setelah peneliti melakukan penganalisisannya. Irama yang dianalisis pertentangan suara tinggi rendah, keras lemah, panjang pendek yang diulang secara teratur. Kedua Willy Bordus Irwan (2016) dengan judul penelitian Analisis Struktur dan Makna pada Mantra Perapi dalam Adat Perkawinan Sub suku Dayak Mualang desa Merbang Kecamatan Belitang Hilir Kabupaten Sekadau. Peneliti menganalisi rima, fungsi dan makna. Penelitian yang peneliti teliti berbeda dengan penelitian sebelumnya, perbedaan pertama terdapat pada mantra yang diucapkan oleh dukun, karena mantra yang akan diteliti peneliti berbeda dengan mantra-mantra yang telah diteliti oleh peneliti sebelumnya. Kedua kajian yang penulis gunakan adalah kajian Stilistika. Perbedaan yang ketiga adalah lokasi penelitian, pada penulis yang lain meneliti di desa dan Kabupaten yang berbeda secara otomatis sudah pasti mantra-mantra yang dibacakan dukun pun berbeda juga, sedangkan peneliti meneliti di Desa Sabing, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas. Penelitian mantra pengobatan ini diharapkan dapat menambah bahan referensi bagi pembaca, juga dapat menambah pembendaharaan materi guru

dalam pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di sekolah. Hal ini, dikarenakan mantra merupakan bagian dari puisi lama yang mempunyai keindahan baik dari segi kata maupun bunyinya. Kurikulum Tingkat Satuan Pembelajaran (KTSP) juga menitikberatkan pada pengajaran sastra disamping pembelajaran bahasa. Hal ini bertujuan untuk memotivasi dan meningkatkan minat serta kecintaan siswa terhadap pengajaran tentang pelajaran apresiasi sastra. Pengajaran karya sastra sebagai penghalus budi, peningkatan rasa kemanusiaan, kepedulian sosial dan penyalur gagasan yang bersifat imajinatif dan ekspresif. Penelitian tentang mantra berkaitan dengan pengajaran bahasa dan sastra Indonesia di tingkat SMA pada kelas X semester ganjil yang terdapat pada keterampilan menulis Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Standar Kompetensi Dasarnya: 8.1 menulis puisi lama dengan memperhatikan bait, rima, dan irama. Indikatornya adalah: (1) mengidentifikasi puisi lama (mantera dan syair) berdasarkan bait, irama, rima. (2) membedakan bentuk makna dan syair. (3) menulis mantera atau syair dengan memperhatikan bait, irama, dan rima. (4) menyunting puisi lama (mantera atau syair) yang dibuat teman. Berdasarkan Standar Kompetensi, Kompetensi Dasar, dan Indikator di atas, maka penelitian tentang mantra ini menjadi bahan pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia ditingkat SMA pada siswa kelas X semester I. Penelitian ini juga membantu guru dan siswa dalam memahami makna yang tersirat dalam mantra dan yang paling penting yaitu dapat melestarikan sastra lisan berupa

Mantra Pengobatan Masyarakat Melayu Desa Sabing Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas (Kajian Stilistika). B. Fokus Penelitian Berdasarkan latar belakang di atas, masalah umum penelitian ini adalah BagaimanakahMantra Pengobatan Masyarakat Melayu Desa Sabing, Kecamatan Teluk keramat, Kabupaten Sambas (Kajian Stilistika)?. Secara khusus, penelitian ini ditekankan pada tiga aspek, yaitu. 1. Bagaimanakah rima dalam mantra pengobatan Masyarakat Melayu Desa Sabing Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas? 2. Bagaimanakah irama dalam mantra pengobatan Masyarakat Melayu Desa Sabing Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas? 3. Bagaimanakah diksi yang terkandung dalam mantra pengobatan masyarakat Melayu Desa Sabing Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas? C. Tujuan Penelitian Berdasarkan masalah yang telah dikemukakan di atas, adapun tujuan umum dari penelitian ini adalah mendeskripsikan Analisis Mantra Pengobatan Masyarakat Melayu Desa Sabing, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas (Kajian Stilistika). Berdasarkan tujuan umum diatas, maka dapat dirumuskan tujuan khusus dari penelitian ini yakni menganalisis dan mendeskripsikan.

1. Rima mantra pengobatan masyarakat Melayu Desa Sabing, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas. 2. Irama mantra pengobatan masyarakat Melayu Desa Sabing, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas. 3. Diksi yang terkandung dalam mantra pengobatan masyarakat Melayu Desa Sabing, Kecamatan Teluk Keramat, Kabupaten Sambas. D. Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan bermanfaat baik, secara teoretis dan praktis. Adapun manfaat yang dapat diambil dalam penelitian ini sebagai berikut. 1. Manfaat Teoretis Secara teoretis, penelitian ini akan memperkaya pengetahuan tentang mantra di tengah masyarakat Indonesia dan diharapkan dapat memperkaya khasanah pengembangan ilmu sastra, khususnya dalam menganalisis dengan menggunakan pendekatan stilistika. 2. Manfaat Praktis Secara praktis penelitian ini memberikan beberapa manfaat, yakni sebagai berikut. a. Peneliti lain Bagi peneliti lain penelitian ini diharapkan dapat memberikan tambahan referensi serta dapat dijadikan acuan, bekal atau sumbangan informasi untuk melakukan penelitian yang sama. Memberikan

masukkan atau saran kepada peneliti selanjutnya, khususnya dibidang sastra lisan yang berbentuk mantra. b. Pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia Bagi pengajaran Bahasa dan Sastra Indonesia penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan kepada guru Bahasa dan Sastra Indonesia untuk menambah wawasan guru, khususnya puisi lama (mantra) dan menjadikan materi pelengkap dalam apresiasi sastra Indonesia dan materi pembelajaran Bahasa Indonesia. c. Pembaca Bagi pembaca penelitian ini diharapkan dapat dijadikan bahan bacaan untuk menambah ilmu dan meningkatkan minat serta kreatifitas tentang puisi lama khususnya tentang mantra. d. Peneliti Sendiri Bagi peneliti, sebagai informasi yang menambah pengetahuan dan kesastraan khususnya mantra. Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung perkembangan sastra Indonesia, khususnya bidang sastra lisan yang berbentuk mantra. E. Ruang Lingkup Penelitian 1. Variabel Penelitian Dalam penelitian ini, variabelnya tunggal yakni mantra yang diteliti adalah mantra pengobatan pada Masyarakat Melayu Desa Sabing Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas. Mantra ini digunakan untuk

pengobatan menyembuhkan suatu penyakit.adapun hal-hal yang terkait dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Pembahasan rima dalam mantra Pengobatan Masyarakat Melayu desa Sabing Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas. b. Pembahasan irama mantra Pengobatan Masyarakat Melayu desa Sabing Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas. c. Pembahasan diksi yang terkandung dalam mantra Pengobatan Masyarakat Melayu desa Sabing Kecamatan Teluk Keramat Kabupaten Sambas. Variabel Aspek Aspek Materi Mantra pengobatan 1. Rima 1. Menurut bunyinya atau suaranya. a. Rima sempurna b. Rima tak sempurna c. Rima mutlak d. Rima terbuka e. Rima tertutup f. Rima Aliterasi

2. Irama a. Irama dengan nada rendah b. Irama dengan nada tinggi c. Irama dengan nada panjang d. Irama dengan jeda sebentar e. Irama dengan jeda lama 3. Diksi Pemilihan kata yang terdapat dalam mantra pengobatan. a. Pemilihan kata khusus b. Pemilihan kata umum 2. Definisi Operasional Definisi operasional ini dimaksudkan untuk menghindari salah penafsiran terhadap beberapa istilah yang digunakan agar tetap tercipta suatu persepsi yang sama. Definisi operasional adalah penjabaran aspekaspek tentang definisi yang diangkat oleh penulis dengan merujuk pada argumentasi dan indikator yang dikemukakan dilandasan teori. Adapun

definisi operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut. a. Mantra Mantra adalah perkataan atau ucapan yang dipercaya memiliki kekuatan gaib yang mengandung unsur puisi seperti rima, irama yang dibacakan oleh dukun atau pawang untuk mendidingi kekuatan gaib yang lain. b. Mantra Pengobatan Mantra pengobatan adalah mantra yang digunakan sebagai alat atau media pengobatan dengan cara dibacakan mantranya. Mantra pengobatan bermacam-macam disesuaikan dengan jenis penyakitnya. Misalnya: penyakit panas, kena gangguan makhluk halus, susah buang air kecil, luka senjata tajam, dan lain sebagainya. Jika masyarakat sakit maka untuk mengobatinya adalah sesuai dengan yang dideritanya. c. Sastra Lisan Sastra lisan merupakan suatu karya sastra yang penyebarannya disampaikan secara turun temurun dari mulut ke mulut, yang mengandung nilai budaya tersendiri. d. Kajian Stilistika Pendekatan stilistika bertolak dari asumsi bahwa bahasa mempunyai tugas dan peranan yang penting dalam kehadiran karya sastra. Bahasa tidak dilepaskan dari sastra. Tidak ada bahasa tidak ada sastra. Keindahan sebuah karya sastra sebagian besar disebabkan

kemampuan penulis mengeksploitasi kelenturan bahasa sehingga menimbulkan kekuatan dan keindahan. e. Rima Rima merupakan perulangan bunyi atau persajakan dalam puisi, pada penelitian ini penulis meneliti rima menurut bunyinya atau suaranya. Rima yang dianalisis, meliputi: rima sempurna, rima tak sempurna, rima mutlak, rima terbuka, rima tertutup. f. Irama Irama merupakan sama dengan ritme. Irama diartikan sebagai alunan yang terjadi karena pengulangan dan pergantian kesatuan bunyi dalam arus panjang pendek bunyi. g. Diksi Diksi yaitu pemilihan kata-kata yang dilakukan oleh penyair dalam mantra. Karena mantra adalah bentuk karya sastra yang dapat mengungkapkan banyak hal, maka kata-katanya harus dipilih secermat mungkin. Pemilihan kata dalam mantra erat kaitannya dengan makna, keselarasan bunyi dan urutan kata.