BAB I PENDAHULUAN. interaksi antara siswa dan guru dalam konteks persekolahan (Abdul Majid,

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. sumber daya manusia. Tak dapat dibayangkan misalkan tanpa pendidikan,

PELAKSANAAN PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DENGAN KURIKULUM 2013 PADA KELAS X DI SMA NEGERI 1 TERAS NASKAH PUBLIKASI

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

2015 MANFAAT PEMBELAJARAN PRAKARYA DAN KEWIRAUSAHAAN DALAM PENUMBUHAN SIKAP WIRAUSAHA SISWA SMAN 1 CIMAHI

BAB I PENDAHULUAN. melalui berbagai upaya yang berlangsung dalam lingkungan keluarga, sekolah dan

BAB I PENDAHULUAN. Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional diharapkan dapat

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN

INSTRUMEN VERIFIKASI/VALIDASI DOKUMEN KTSP

PEDOMAN PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

PENYUSUNAN KTSP. Sosialisasi KTSP 1

BAB I PENDAHULUAN. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional

BAB I PENDAHULUAN. yang berlaku. Kurikulum merupakan suatu program pendidikan yang direncanakan. diluncurkan kurikulum baru yaitu kurikulum 2013.

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Permendikbud Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan Nasional berakar pada kebudayaan bangsa Indonesia dan. berdasarkan pada Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 yang

BAB I PENDAHULUAN. Sejalan dengan perubahan dan perkembangan Ilmu Pengetahuan dan

BAB I PENDAHULUAN. manusia yang dinamis dan syarat akan perkembangan, oleh karena itu

BAB I PENDAHULUAN. sesuai dengan tujuan pendidikan secara umum. peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. berbagai pihak dan pendekatan. Upaya-upaya tersebut dilandasi suatu kesadaran

BAB I PENDAHULUAN. jawab untuk kepentingan masa depan (Badrudin, 2014:2) tentang Sistem Pendidikan Nasional, bahwa UUD 1945

JPG (Jurnal Pendidikan Geografi) Volume 1, No 1, JULI 2014 Halaman e-issn :

BAB I PENDAHULUAN. dan sesuai pula dengan situasi lingkungan yang tersedia. Sebagaimana yang

BAB I PENDAHULUAN. serta akhlak mulia dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, yang diatur

BAB I PENDAHULUAN. Implementasi Kurukulum 2013 Pada Pembelajaran PAI Dan Budi Pekerti

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan kurikulum berdasarkan muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya manusia mempunyai potensi yang dapat dibina dan

SALINAN LAMPIRAN II PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 81A TAHUN 2013 TENTANG IMPLEMENTASI KURIKULUM

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. pergeseran paradigma pembangunan dari abad ke-20 menuju abad ke-21.

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi lulusan (SKL) pada kriteria kualifikasi sikap, kemampuan, dan

2015 PENGUASAAN KOMPETENSI DASAR MENGHIAS KAIN PADA PESERTA DIDIK PROGRAM KERUMAHTANGGAAN KELAS VII DI SMP NEGERI 3 LEMBANG

Click to edit Master title style KELOMPOK IV : 1. MUJAENI 2. ELLA NURLELAWATI 3. MAIMUNAH 4. HERMANTO

BAB I PENDAHULUAN. dan kognitif yang diperlukan, tetapi menekankan perkembangan karakter.

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 61 TAHUN 2014 TENTANG

I. PENDAHULUAN. Kurikulum Indonesia telah mengalami sepuluh kali perubahan, yaitu Kurikulum

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL HALAMAN 1

1. PENDAHULUAN. generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan menjadi faktor utama

2014 EVALUASI PELAKSANAAN PEMBELAJARAN KETERAMPILAN TATA BUSANA PADA MADRASAH ALIYAH

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. guru dibingungkan dengan keadaan ini. Di Indonesia ada dua kurikulum yang

BAB I PENDAHULUAN. dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menentukan tingkat pencapaian

BAB I PENDAHULUAN. Masalah pendidikan Indonesia ibarat benang kusut yang terus bertambah.

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

PENYUSUNAN PENYUSUN KTSP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PEDOMAN PENYUSUNAN DAN PENGELOLAAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan suatu negara. Tanpa pendidikan suatu negara akan tertinggal jauh

2013, No.71 2 Mengingat : 1. Pasal 5 ayat (2) Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945; 2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 T

BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah untuk dilaksanakan secara menyeluruh pada setiap sekolah

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

Landasan Yuridis SI, SKL dan KTSP menurut UU No 20/2003 tentang Sisdiknas

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Eka Asyarullah Saefudin, 2014

BAB I PENDAHULUAN. daya manusia merupakan aspek penting terhadap kemajuan suatu negara.

MENGINTEGRASIKAN MUATAN LOKAL DALAM KURIKULUM 2013 DI SEKOLAH DASAR

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BERITA NEGARA REPUBLIK INDONESIA

BAB I PENDAHULUAN. Saat ini perkembangan teknologi dan informasi memiliki pengaruh besar terhadap

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. kurikulum yang dikembangkan pada tataran satuan pendidikan. Oleh karena itu,

Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) muatan KTSP. Melaksanakan kurikulum berdasarkan 8 (delapan) muatan KTSP.

BAB I PENDAHULUAN. Belajar dan pembelajaran adalah dua konsep yang berbeda, namun

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan tujuan pendidikan nasional tersebut, maka menjadi. pemerintah, masyarakat, maupun keluarga. Namun demikian, pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. potensi yang berbeda-beda. Saat ini sistem pendidikan di Indonesia mengarahkan

BAB I PENDAHULUAN. ini menjadikan motivasi pemerintah untuk selalu memperbaiki sistem

1. Sekolah/Madrasah melaksanakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melaksanakan kurikulum berdasarkan 9 (sembilan) komponen muatan KTSP.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pendidikan menengah kejuruan merupakan pendidikan vokasi yang

IMPLEMENTASI KURIKULUM 2013 MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA KELAS X DI SMAN 2 BUNGO. Irma Suryani, Aripudin dan Zulena Fertika

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-lulusan yang

Bab I Pendahuluan. A. Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. kehidupan lainnya seperti keluarga, sosial kemasyarakatan, pemerintahan,

I. PENDAHULUAN. meningkatkan mutu pendidikan antara lain dengan perbaikan mutu belajarmengajar

BAB I PENDAHULUAN. dirancang dan dilaksanakan selaras dengan kebutuhan pembangunan yang

I. PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting saat ini untuk setiap. insan manusia. Dalam perkembangannya, banyak berbagai

BAB 1 PENDAHULUAN. mengembangkan pola kehidupan bangsa yang lebih baik. berorientasi pada masyarakat Indonesia seutuhnya, menjadikan pembangunan

TJETJEP RONY BUDIMAN

BAB I PENDAHULUAN. Statistik Republik Indonesia (2013), menyatakan tingkat pengangguran

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. berbasis karakter (competency and character based curriculum), yang dirancang

I. PENDAHULUAN. berpengaruh dalam kemajuan suatu bangsa. Pendidikan juga awal dari. terbentuknya karakter bangsa. Salah satu karakteristik bangsa yang

BAB I PENDAHULUAN. yang berkualitas, cerdas, damai, terbuka, demokratis, dan mampu bersaing serta dapat

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan pendidikan, sampai kapanpun dan dimanapun ia berada.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Keberhasilan dalam pembelajaran dipengaruhi oleh faktor-faktor yang

PENGARUH PENGGUNAAN METODE PEMBELAJARAN INQUIRY

BAB I PENDAHULUAN. bangsa yang unggul. Banyak hal yang harus disempurnakan untuk meningkatkan

pendidikan yang berjenjang. Jenjang pendidikan formal terdiri atas pendidikan dasar, pendidikan menengah dan pendidikan tinggi.

BAB I PENDAHULUAN. Kemampuan ini dapat diperoleh dengan latihan yang intensif dan bimbingan yang

NUR ENDAH APRILIYANI,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian

PENYUSU S NA N N KTSP

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan individu dan perkembangan masyarakat, selain itu pendidikan

BAB VI PENUTUP Praktek Kurikulum 2013 untuk mata pelajaran pendidikan agama Islam di SMA Negeri 1 Matauli Pandan mampu membangun interaksi komunikasi

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan aspek penting bagi perkembangan sumber daya manusia, sebab pendidikan merupakan wadah untuk membebaskan manusia dari keterbelakangan, melainkan juga dari kebodohan dan kemiskinan. Dalam proses pendidikan, kurikulum merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan. Tanpa kurikulum yang sesuai dan tepat akan sulit untuk mencapai tujuan dan sasaran pendidikan yang diinginkan. Kurikulum tidak akan memberi arti (menjadi kenyataan) jika tidak diimplementasikan, dalam arti digunakan secara aktual di madrasah dan di kelas. Menurut Saylor dan Alexander implementasi kurikulum merupakan proses menerapkan kurikulum (program) kedalam bentuk pembelajaran yang melibatkan interaksi antara siswa dan guru dalam konteks persekolahan (Abdul Majid, 2014:6). Menurut Abdul Majid implementasi kurikulum adalah operasionalisasi konsep kurikulum yang masih bersifat tertulis menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran. Wujud nyata kegiatan pembelajaran yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, dan penilaian pembelajaran (Abdul Majid, 2014:7). Kurikulum telah mengalami perubahan berkali-kali secara berturut-turut yaitu pada tahun 1947, tahun 1952, tahun 1964, tahun 1968, tahun 1975, tahun 1984, tahun 1994, tahun 2004, dan terbaru pada tahun 2006. Pada saat ini telah dan sedang dilaksanakan uji publik kurikulum 2013 sebagai pengembangan dari

kurikulum 2006 atau KTSP. Dinamika tersebut merupakan konsekuensi logis dari terjadinya perubahan sistem politik, sosial budaya, ekonomi dan iptek dalam masyarakat (Sholeh Hidayat, 2013:112). Kurikulum 2013 memberikan perubahan pada sektor mata pelajaran. Salah satunya adalah adanya mata pelajaran baru bagi siswa, yaitu mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan. Mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan, yaitu : Dapat digolongkan ke dalam pengetahuan transcience knowledge. Mengembangkan pengetahuan dan melatih keterampilan kecakapan hidup berbasis seni dan teknologi berbasis ekonomis. Pembelajaran itu berawal dengan melatih kemampuan ekspresi-kreatif untuk menuangkan ide dan gagasan agar menyenangkan orang lain, dan dirasionalisasikan secara teknologis sehingga keterampilan tersebut bermuara apresiasi teknologi terbarukan, hasil ergonomis dan aplikatif dalam memanfaatkan lingkungan sekitar dengan memperhatikan dampak ekosistem, manajemen dan ekonomis (Yandria, 2013:1). Tujuan dari adanya mata pelajaran prakata dan kewirausahaan ini adalah untuk memberikan gambaran kepada para siswa siswi di madrasah tentang pentingnya berwirausaha. Semakin berkembangnya zaman, semakin dituntut juga jumlah tenaga kerja yang baik. Namun ketersediaan pekerjaan yang sangat sedikit membuat banyak sekali pengangguran di Indonesia. Maka dari itu, diharapkan dengan adanya mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan di madrasah akan menghasilkan jiwa-jiwa wirausaha dikalangan para pelajar. Sehingga kemungkinan munculnya bibit-bibit usahawan akan bertambah banyak dan dapat menciptakan lapangan pekerjaan baru di masa mendatang yang berdampak pada berkurangnya angka pengangguran (dikutip dari Jurnal Cahyo Pamungkas, 2014:3). Madrasah Aliyah merupakan jenjang pendidikan menengah pada pendidikan formal di Indonesia, setara dengan sekolah menengah atas (SMA), 2

yang pengelolaannya dilakukan oleh Kementerian Agama. Terdapat banyak sekali 3 madarasah aliyah yang memiliki keungggulan dan keunikan masing-masing, salah satunya Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung. Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung mendapat predikat sebagai MAN Keterampilan sekitar tahun 2000. Oleh karena di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung memiliki program keterampilan. Maka daya tarik masyarakat yang ada di daerah Bandung dan sekitarnya lebih banyak menyekolahkan putra putrinya di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung (MAN Model dan Keterampilan). Berdasarkan hasil studi pendahuluan pada tanggal 29 November 2016, Ibu Hj. Ella Komariah, S.Pd selaku Guru Prakarya dan Kewirausahaan pada kelas XI bahwa Pertama, Kurikulum Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung menggunakan kurikulum 2006 untuk kelas XII dan kurikulum 2013 untuk kelas X dan XI. Untuk mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan masuk pada kurikulum 2013 mata pelajaran kelompok B (wajib). Kedua, mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan baru berjalan 1tahun dan menginjak tahun kedua. Dalam merumuskan pembelajaran prakarya dan kewirausahaan yaitu dilakukan pada saat rapat kerja bulan juni (rapat tahunan). Dalam wawancara lanjutan pada Tanggal 13 Desember 2016, Ibu Hj. Ella Komariah, S.Pd selaku Guru Prakarya dan Kewirausahaan kelas XI bahwa pada pembelajaran prakarya dan kewirausahaan seluruh siswa memperoleh 2 jam pelajaran perminggu. Tahun ajaran 2016-2017 pada semester ganjil lingkup mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan belum maksimal. Yang sudah terlaksana

4 yakni lingkup rekayasa, budidaya, dan kerajinan. Metode yang digunakan disesuaikan pada lingkup materi prakarya dan kewirausahaan. Penilaian yang dilakukan pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan yaitu pada hasil test dan hasil produk. Dari fenomena di atas terdapat beberapa masalah mendasar diantaranya: Bagaimana karakteristik implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan? Apa yang menjadi dasar mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan? Bagaimana proses pembelajaran yang dilakukan pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan? Metode apa yang digunakan dalam mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan? Apa saja yang menjadi faktor penunjang dan apa saja yang menjadi hambatan dalam mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan? Berdasarkan fenomena di atas dan untuk mempelajari beberapa permasalahan di atas, penulis bermaksud melakukan studi kualitatif dengan judul Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (Penelitian di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung). B. Rumusan Masalah Berdasarkan masalah tersebut, maka dapat dirinci dalam rumusan pertanyaan yang lebih rinci di bawah ini, sebagai berikut: 1. Bagaimana Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung? 2. Bagaimana Hasil Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung?

5 3. Apa Faktor Penunjang dan Penghambat Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung? C. Tujuan dan Kegunaan Penelitian 1. Tujuan Penelitian Dalam melakukan penelitian, setiap peneliti memliki tujuan yang telah ditentukan. Adapun yang menjadi tujuan dalam penelitian ini, sebagai berikut: a. Untuk Mengetahui Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung. b. Untuk Mengetahui Hasil Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung. c. Untuk Mengetahui Faktor Penunjang dan Penghambat Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung. 2. Kegunaan Penelitian Dari hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi kegunaan baik secara teoritis maupun praktis. a. Secara teoritis hasil penelitian ini dapat memberikan kegunaan sebagai khasanah ilmu pengetahuan tentang implementasi kurikulum 2013 mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan.

6 b. Secara praktis hasil penelitian ini mampu mengaplikasikan teori atau ilmu yang sudah dipelajari didalam perkuliahan Manajemen Pendidikan Islam kepada Guru Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan melalui sharing dan berbagi saran. D. Kerangka Pemikiran Penelitian kualitatif adalah penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk meneliti pada kondisi obyek alamiah, dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, pengambilan sample sumber data dilakukan secara purposive dan snowbal, teknik pengumpulan dengan triangulasi, analisi data bersifat induktif, dan hasil penelitian lebih menekankan makna dari pada generalisasi (Sugiyono, 2015:15). Kurikulum secara etimologi yaitu sebuah rencana untuk kegiatan pembelajaran yang terdiri dari dua dimensi pokok yaitu visi dan struktur. Visi dalam kurikulum adalah menghasilkan asumsi tentang manusia dan dunia yang luas. Kurikulum berisi sebuah struktur untuk menjabarkan aspek tujuan, dari rencana menjadi sebuah pengalaman nyata bagi peserta didik (Rusman, 2012:3). Menurut Peter F. Olivia kurikulum merupakan sebuah rencana atau program untuk seluruh pengalaman yang dialami oleh siswa dalam arahan sekolah (Jaja Jahari, 2013:55). Kurikulum tidak akan memberi arti (menjadi kenyataan) jika tidak diimplementasikan, dalam arti digunakan secara aktual di madrasah dan di kelas. Menurut Saylor dan Alexander implementasi kurikulum merupakan proses menerapkan kurikulum (program) kedalam bentuk pembelajaran yang melibatkan

7 interaksi antara siswa dan guru dalam konteks persekolahan (Abdul Majid, 2014:6). Menurut Abdul Majid implementasi kurikulum adalah operasionalisasi konsep kurikulum yang masih bersifat tertulis menjadi aktual dalam bentuk kegiatan pembelajaran, dengan demikian merupakan hasil terjemahan guru terhadap kurikulum yang dijabarkan dalam silabus dan RPP sebagai rencana tertulis (Abdul Majid, 2014:7). Wujud nyata implementasi kurikulum yaitu perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,dan penilaian pembelajaran. Tahap pertama dalam pembelajaran menurut Permendikbud No 22 tahun 2016 standar proses yaitu perencanaan pembelajaran yang diwujudkan dengan kegiatan penyusunan silabus dan rencana pelaksanaan pembelajaraan (RPP). Silabus merupakan acuan penyusun kerangka pembelajaran untuk setiap bahan kajian mata pelajaran. Kemudian tahap kedua dalam pelaksanaan pembelajaran menurut standar proses yaitu pelaksanaan pembelajaran yang meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti, dan kegiatan penutup. Persyaratan pelaksanaan proses pembelajaran yaitu alokasi waktu, rombongan belajar, buku teks pembelajaran, serta pengelolaan kelas dan laboratorium. Dan tahap ketiga merupakan penilaian proses pembelajaran menggunakan pendekatan penilaian otentik (authentic assesment) yang menilai kesiapan peserta didik, proses, dan hasil belajar secara utuh. Pengembangan kurikulum 2006 menjadi kurikulum 2013 mengakibatkan terjadinya perubahan pada struktur kurikulum. Oleh karena struktur kurikulum merupakan gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seseorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang

8 pendidikan. Struktur kurikulum pendidikan menengah terdiri atas sejumlah mata pelajaran, beban belajar, dan kalender pendidikan. Mata pelajaran terdiri atas: 1. Mata pelajaran wajib diikuti oleh seluruh siswa di satu satuan pendidikan pada setiap satuan atau jenjang pendidikan; 2. Mata pelajaran pilihan yang diikuti oleh siswa sesuai pilihan mereka (Abdul Majid, 2014:58). Struktur kurikulum SMA/MA terdiri atas mata pelajaran wajib, mata pelajaran peminatan, mata pelajaran lintas minat, mata pelajaran pendalaman, mata pelajaran pilihan lintas minat, mata pelajaran pendalaman, mata pelajaran pilihan lintas minat dan pendalaman. Kelompok mata pelajaran wajib yaitu kelompok A dan kelompok B. Kelompok A adalah mata pelajaran yang memeberikan orientasi kompetensi lebih kepada aspek kognitif dan afektif sedangkan kelompok B adalah mata pelajaran yang lebih menekankan pada aspek afektif dan psikomotorik. Pada mata pelajaran pilihan lintas minat yaitu mata pelajaran yang diambil oleh peserta didik diluar kelompok mata pelajaran peminatan yang dipilihnya tetapi masih dalam kelompok peminatan lainnya (Abdul Majid, 2014:58). Tujuan Kurikulum 2013 dalam Permendikbud No 69 tahun 2013 menjanjikan lahirnya generasi penerus bangsa yang memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Untuk mewujudkan hal tersebut, guru sebagai pelaksana dituntut untuk secara profesional merancang pembelajaran yang efektif

dan bermakna, mengorganisasikan pembelajaran, memilih pendekatan pembelajaran yang tepat, menetukan prosedur, menentukan prosedur pembelajaran dan pembentukan kompetensi secara efektif, serta menetapkan kriteria keberhasilan (Mulyasa, 2013:99). Kurikulum 2013 memberikan perubahan pada sektor mata pelajaran. Salah satunya adalah adanya mata pelajaran baru bagi siswa, yaitu mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan. Mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan yaitu: Dapat digolongkan ke dalam pengetahuan transcience knowledge. Mengembangkan pengetahuan dan melatih keterampilan kecakapan hidup berbasis seni dan teknologi berbasis ekonomis. Pembelajaran ini berawal dengan melatih kemampuan ekspresi-kreatif untuk menuangkan ide dan gagasan agar menyenangkan orang lain, dan dirasionalisasikan secara teknologis sehingga keterampilan tersebut bermuara apresiasi teknologi terbarukan, hasil ergonomis dan aplikatif dalam memanfaatkan lingkungan sekitar dengan memperhatikan dampak ekosistem, manajemen dan ekonomis (Yandria, 2013:1). Lingkup materi pembelajaran Prakarya dan kewirausahaan di Madrasah Aliyah sederajat disesuaikan dengan potensi sekolah, daerah setempat, karena sifat mata pelajaran ini menyesuaikan dengan kondisi dan potensi yang ada di daerah tersebut. Oleh karenanya bisa merupakan pilihan alternatif, dengan minimal 2 materi atau bahan ajar yang disediakan. Namun demikian sedapat mungkin dilaksanakan berdasarkan kebutuhan utama daerah tersebut, agar membekali secara keteknikan maupun wawasan ide yang berasal dari teknologi kearifan lokal. Pada dasarnya peneliti mengindikasi bahwa segala sesuatu yang dilakukan di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung berasal dari latar alamiahnya. Kemudian latar alamiah tersebut dijadikan atau membuahkan konsep/ide/gagasan baik melalui individu maupun melalui para guru. Tentunya pada pelaksanaan akan 9

10 ada pengaruh atau faktor pendukung dan penghambat. Namun pada akhirnya tetap akan menjadi suatu hasil dari implementasi kurikulum 2013 pada mata pelajaran prakarya dan kewirausahaan secara efektif dan efesien. Untuk lebih jelasnya kerangka pemikiran dapat digambarkan dalam bentuk skema kerangka pemikiran di bawah ini. INPUT PROSES OUTPUT Permendikbud No. 69 tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum. Permendikbud No. 20, 21, 22, 23 tahun 2016 tentang standar SKL, Isi, Proses, dan Penilaian. 1. Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan di MAN 1 Kota Bandung. 2. Hasil Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan. 3. Faktor Penunjang dan Penghambat Implementasi Kurikulum Mata Pelajaran Prakarya dan 1. Standar Kompete nsi Lulusan 2. Standar Isi 3. Standar Proses Keunggulan Keterampila n OUTCOME Madrasah yang menerapkan Program Keterampilan Kewirausahaan. Gambar 1 Implementasi Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Prakarya dan Kewirausahaan (Penelitian di Madrasah Aliyah Negeri 1 Kota Bandung)

11 E. Kajian Pustaka dan Hasil Penelitian yang Relevan 1. Jurnal Pendidikan Ekonomi dan Akuntasi, Cahyo Pamungkas dengan judul Pelaksanaan Pembelajaran Prakarya dan Kewirausahaan dengan kurikulum 2013 (Penelitian di SMAN 1 Teras). Isi pokonya mengenai Teori Prakarya dan Kewirausahaan, implementasi kurikulum meliputi pengertian, Teori-teori. 2. Jurnal Ilmu Pendidikan, Deitje Adolfien Katuuk dengan judul Manajemen Implementasi Kurikulum: Strategi Penguatan Implementasi Kurikulum 2013. Isi pokonya yaitu mengenai Manajemen implementasi kurikulum meliputi pengertian, teori-teori. 3. Skripsi Manajemen Pendidikan Islam, Samsuloh tahun 2010 dengan judul Pelaksanaan Kurikulum pada Mata Pelajaran Aqidah Akhlak (di MAN Surade). Isi pokonya yaitu mengenai pelaksanaan kurikulum dan aqidah akhlak. Penulis menggunakan pelaksanaan kurikulum meliputi Teori, Pengertian. 4. Buku Abdul Majid. 2014. implementasi kurikulum 2013. Bandung:Interes Media. Digunakan sebagai acuan dasar penelitian.