STRATEGI PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN

dokumen-dokumen yang mirip
DAFTAR ISI. Halaman i ii KATA PENGANTAR DAFTAR ISI. I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang B. Tujuan C. Ruang Lingkup

Pembelajaran Remedial

DAFTAR ISI. II. PEMBELAJARAN PENGAYAAN A. Pembelajaran Menurut SNP... B. Hakikat Pembelajaran Pengayaan... C. Jenis Pembelajaran Pengayaan...

MODEL PELAKSANAAN REMEDIAL & PENGAYAAN

BAB I PENDAHULUAN. melalui proses pembelajaran. Guru sangat berperan penting dalam peningkatan mutu

I. PENDAHULUAN. kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Pendidikan berfungsi membantu peserta didik dalam mengembangkan

TEKNIK PENYUSUNAN RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Oleh: Dr. Marzuki UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA

KOMPETENSI PEDAGOGIK PEMANFAATAN DAN PELAPORAN HASIL PENILAIAN

BAB V PEMBAHASAN DAN TEORI HASIL PENELITIAN. 1. Indikator dan tujuan rencana pelaksanaan pembelajaran berbasis

II. TINJAUAN PUSTAKA. perhatian anak didik agar terpusat pada yang akan dipelajari. Sedangkan menutup

BAB I PENDAHULUAN. tanggung jawab terhadap pembentukan sumber daya manusia yang unggul. Dalam

DIAGNOSTIK DAN REMEDIAL TEACHING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah salah satu perwujudan kebudayaan manusia yang dinamis

Universitas Pendidikan Indonesia Fakultas Ilmu Pendidikan Jurusan Kurikulum dan Teknologi Pendidikan. Copyright by Asep Herry Hernawan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

PENGGUNAAN MEDIA BERBASIS TEKS DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INDONESIA

PELAKSANAAN PROGRAM REMEDI PADA PEMBELAJARAN BIOLOGI SMA NEGERI DI KABUPATEN KULON PROGO

JURNAL SKRIPSI. Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan dalam Menyelesaikan Program Sarjana (S1) Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD)

STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN. Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI

PELAKSANAAN REMEDIAL TEACHING DALAM MENCAPAI KETUNTASAN BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN FISIKA DI SMA NEGERI SE-KOTA PEKANBARU

PENGAJARAN REMEDIAL KERJA KELOMPOK DALAM PENGUASAAN KONSEP OPERASI HITUNG BILANGAN BULAT

MENINGKATKAN HASIL BELAJAR BAHASA INGGRIS MELALUI PENERAPAN PENGAJARAN REMEDIAL INCREASE OF LEARNING ENGLISH THROUGH APPLICATION REMEDIAL TEACHING

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan adalah aspek penting dalam perkembangan

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 36 B. TUJUAN 36 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 36 D. UNSUR YANG TERLIBAT 36 E. REFERENSI 37 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 37

BAB 1 PENDAHULUAN. Pendidikan adalah sebuah salah satu upaya dalam mencerdaskan. kehidupan bangsa. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional juga

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

DAFTAR ISI A. LATAR BELAKANG 36 B. TUJUAN 36 C. RUANG LINGKUP KEGIATAN 36 D. UNSUR YANG TERLIBAT 36 E. REFERENSI 37 F. PENGERTIAN DAN KONSEP 37

BAB I PENDAHULUAN. rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa tanggung jawab

BAB II KAJIAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) diajarkan bukan hanya untuk mengetahui dan

I. PENDAHULUAN. watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL REPUBLIK INDONESIA NOMOR 3 TAHUN 2008 TENTANG

PENYUSUNAN RPP PADA KURIKULUM 2013

BAB I PENDAHULUAN. suasana belajar dan proses pembelajaran agar siswa secara aktif. mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

tanya jawab, pemberian tugas, atau diskusi kelompok) dan kemudian siswa merespon/memberi tanggapan terhadap stimulus tersebut. Pembelajaran harus

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

I. PENDAHULUAN. Produktif atau Kejuruan terdiri atas beberapa mata pelajaran yang bertujuan. kemampuan menyesuaikan diri dalam bidang keahliannya.

BAB I PENDAHULUAN. yang dapat mengembangkan semua aspek dan potensi peserta didik sebaikbaiknya

PENGARUH PENGGUNAAN MEDIA PEMBELAJARAN VIDEO ANIMASI TERHADAP HASIL BELAJAR PENDIDIKAN KEWARGANEGARAAN KELAS II SD

KONSEP DASAR PERENCANAAN PEMBELAJARAN. M. Nasir Tamalene (Dosen Universitas Khairun Ternate)

Menjelaskan makna penting sebuah SNP Menjelaskan produk hukum dan peraturan tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP); Menjelaskan Lingkup SNP;

BAB V PENUTUP. diambil beberapa kesimpulan dari penelitian ini sebagai berikut: a. Guru mata pelajaran Seni Rupa di SMA Negeri 1 Godean, SMA Negeri 1

PENGEMBANGAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN PENDIDIKAN (KTSP)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sebuah proses belajar yang tiada henti dalam

Achmad Samsudin, M.Pd. Jurdik Fisika FPMIPA UPI

PENGERTIAN KTSP DAN PENGEMBANGAN SILABUS DALAM KTSP. Oleh Dr. Jumadi

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di Indonesia terus

BAB I PENDAHULUAN. balik dalam arti perbaikan belajar atau perbaikan pribadi. Dalam proses pembelajaran, akan selalu ada siswa-siswi yang

PELAKSANAAN PENGAJARAN REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN MATEMATIKA DI KELAS II SD N 1 SEDAYU

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN TEORI. A. Evaluasi Pembelajaran. 1. Pengertian Evaluasi. Evaluasi perlu dilakukan dalam kegiatan belajar-mengajar untuk dapat

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang STANDAR ISI (SI) Sosialisasi KTSP

BAB I PENDAHULUAN. pada suatu lingkungan belajar. Hal ini tertuang dalam Undang-Undang

MODEL ROPES DALAM PROSES PEMBELAJARAN

PERATURAN AKADEMIS SMA NEGERI 2 MADIUN TAHUN PELAJARAN 2011/2012. C. Landasan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Tiara Dara Lugina, 2013

MATERI PELATIHAN KTSP 2009 DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL

Draft 2010 PANDUAN PELAKSANAAN SKS SMA NEGERI 78 JAKARTA

PERSEPSI DAN STRATEGI GURU DALAM PELAKSANAAN SISTEM BELAJAR TUNTAS PADA MATA PELAJARAN KIMIA DI SMA DI KOTA JAMBI

I. PENDAHULUAN. Pendidikan memegang peranan penting sebagai sarana yang tepat untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. berlandaskan pada kurikulum satuan pendidikan dalam upaya meningkatkan. masyarakat secara mandiri kelak di kemudian hari.

Amrullah SMA Negeri 1 Angsana Kabupaten Tanah Bumbu

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS IV PADA PEMBELAJARAN IPS DENGAN MODEL PROBLEM BASED LEARNING DI SD NEGERI 03 SUAYAN TINGGI

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Sekolah dasar merupakan jenjang tingkat pertama program pendidikan

PERATURAN MENTERI PENDIDIKAN NASIONAL NOMOR 23 TAHUN 2006 Tentang STANDAR KOMPETENSI KELULUSAN (SKL)

BAB IV DESKRIPSI DAN ANALISA DATA

KATA PENGANTAR. Jakarta, 00Juni 2015 Direktur Pembinaan SMA, Harris Iskandar, Ph.D NIP Model Pelaksanaan Remedial dan Pengayaan

BAB V PEMBAHASAN. A. Perencanaan Metode Drill dalam Pembelajaran Al-Qur an Hadits pada. Kelas IV di MI Al-Karim Gondang Nganjuk dan MI Miftahul Jannah

REVIEW DAN REVISI SILABUS-RPP MAPAEL PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (PAI) Oleh: Ajat Sudrajat

PERATURAN AKADEMIK SMA NEGERI 1 PARE

PENERAPAN SUPERVISI AKADEMIK PENGAWAS DALAM UPAYA PENINGKATAN KEMAMPUAN GURU MENERAPKAN MODEL STAD

PENGEMBANGAN KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN SMK

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Gunawan Wibiksana, 2013 Universitas Pendidikan Indonesia Repository.upi.edu Perpustakaan.upi.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang

BAB 1 PENDAHULUAN. SD Negeri Tlahap terletak di Desa Tlahap Kecamatan Kledung Kabupaten

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan mutu pendidikan. Kecenderungan internasional mengisyaratkan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

DIKLAT/BIMTEK KTSP 2009 DEPDIKNAS DIT. PEMBINAAN SMA HALAMAN 1

Volume 7 Nomor 1 Juli 2017 P ISSN : E ISSN :

BAB IV. IMPLEMENTASI KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL (KKM) DI MTs AGUNG ALIM BLADO. A. Kriteria Ketuntasan Minimal di MTs Agung Alim Blado

BAB I PENDAHULUAN. yang diamanatkan dalam Undang-Undang No. 20 tahun 2003 pasal 3, bahwa:

BABI PENDAHULUAN. Kedudukan guru sebagai tenaga profesional bertujuan untuk melaksanakan. sistem pendidikan nasional dan mewujudkan tujuan pendidikan

PELAKSANAAN PROGRAM REMEDIAL PADA MATA PELAJARAN SEJARAH KELAS X SMAN 4 SIJUNJUNG JURNAL DESNALDI PUTRA NIM

BAB I PENDAHULUAN. akan berusaha untuk mengaktualisasi pengetahuannya tersebut di dalam. latihan, bagi pemerannya dimasa yang akan datang.

UPAYA MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI PENGGUNAAN MEDIA PETA DI KELAS V SDN 002 BAGAN BESAR DUMAI

ARTIKEL PENELITIAN PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA DENGAN MODEL TALKING STICK PADA PEMBELAJARAN MATEMATIKA KELAS IV DI SDN 10 SUNGAI SAPIH PADANG

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

RPP. Pengertian RPP. Komponen RPP

MAKALAH 8 STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN KAPITA SELEKTA

PERATURAN AKADEMIK TAHUN PELAJARAN 2016/2017

UPAYA PENINGKATAN HASIL BELAJAR NOTASI MUSIK MENGGUNAKAN APLIKASI ENCORE DI SMA NEGERI 7 PURWOREJO

I. PENDAHULUAN. bertujuan menghasilkan sumber daya manusia (SDM) Indonesia yang terdidik

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Berdasarkan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun 2013

MODEL-MODEL PEMBELAJARAN Penulis : R. Rosnawati SMA/MA/SMA-LB/SMK

Transkripsi:

Penerapan Aliran Psikologi Humanistik... (Siti Mumun Muniroh) 63 STRATEGI PEMBELAJARAN REMEDIAL DAN IMPLEMENTASINYA DALAM PEMBELAJARAN Umum B. Karyanto* Abstract: Students often gripe about remediation, as if the remedial programs becomes a frightening specter for students. Many contributing factors of why students often do remedial, among others is the lack of prerequisite knowledge, it is difficult to understand the material of Competence Standard / Basic Competence granted. Even, among us, it is also still the lack of understanding about the remedial learning. Before giving remedial learning, at first, educators need to implement the diagnosis of learners with learning difficulties by using test, interviews, observations, and so on. Having in mind the difficulty of learning, learners are given remedial teaching. Many techniques can be used, e.g. are learning with different methods and media, simplification of the material, the use of peer tutors, and so on. To determine the mastery level after taking remedial learners, re-test is needed, while the results must not exceed the minimum score of minimal completeness criteria (KKM). Kata Kunci: strategi pembelajaran, remedial, kriteria ketuntasan minimal (KKM) PENDAHULUAN Remidi, dalam Webster s New Twentieth Century Dictionary dinyatakan berasal dari bahasa latin yang berarti menyembuhkan kembali, * Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Pekalongan, Jl.Kusumabangsa No. 9 Pekalongan, e-mail: umum@ymail.com.

64 FORUM TARBIYAH Vol. 9, No. 1, Juni 2011 dari kata re- kembali dan kata mederi menyembuhkan. Sementara itu, remediasi dalam pendidikan berarti tindakan atau proses penyembuhan/ peremedian atau penanggulangan ketidakmampuan atau masalah-masalah pembelajaran (1982: 1528). Demikian juga MC Ginnis dan Smith (1982: 355) mendefinisikan remidiasi sebagai tindakan melakukan diagnosis dan perawatan. Dari paparan tersebut, dapat disimpulkan bahwa kata atau istilah remidi memiliki pengertian diagnosis, penanggulangan, perawatan, penyembuhan, dan perbaikan. Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, remidi dilakukan manakala ada siswa yang tidak mencapai standar kompetensi sebagaimana yang telah ditetapkan dalam tujuan pembelajaran. Secara garis besar kesulitan dimaksud dapat berupa kurangnya pengetahuan prasyarat, kesulitan memahami materi pembelajaran. Atau kesulitan dalam mengerjakan tugas-tugas latihan dan menyelesaikan soal-soal ulangan. Secara khusus, kesulitan yang dijumpai peserta didik dapat berupa tidak dikuasainya kompetensi dasar mata pelajaran tertentu, misalnya operasi bilangan dalam matematika atau membaca dan menulis dalam pelajaran bahasa. Mariana (dalam Sutikno, 2008: 164) menyatakan bahwa untuk memberikan kesempatan agar siswa yang terlambat mencapai ketuntasan menguasai materi pelajaran tersebut, perlu diadakan remedial. Jadi, pembelajaran remedial itu bersifat menyembuhkan atau membetulkan agar pembelajaran menjadi lebih baik. Dalam hal ini, sudah barang tentu proses pembelajaran bersifat lebih khusus karena disesuaikan dengan jenis dan sifat kesulitan belajar yang dihadapi siswa. Proses bantuan lebih ditekankan pada usaha perbaikan cara-cara belajar, cara mengajar, penyesuaian materi pelajaran, penyembuhan segala hambatan yang dihadapi. Untuk keperluan pemberian pembelajaran remedial perlu dipilih strategi dan langkah-langkah yang tepat setelah terlebih dahulu diadakan diagnosis terhadap kesulitan belajar yang dialami peserta didik. Proses di atas perlu diusahakan agar pelaksanaan pembelajaran menjadi interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang dan memotivasi siswa atau peserta didik untuk berpartisipasi aktif serta memberikan kesempatan yang cukup bagi mereka agar memiliki kreativitas dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologisnya. Sehubungan dengan hal-hal tersebut, satuan pendidikan perlu menyusun rencana sistematis pemberian pembelajaran remidial untuk membantu mengatasi kesulitan belajar peserta didik. Penyusunan panduan ini bertujuan: (1) memberikan pemahaman lebih luas bagaimana menyelenggarakan

Penerapan Aliran Psikologi Humanistik... (Siti Mumun Muniroh) 65 pembelajaran remedial; (2) memberikan alternatif penyelenggaraan pembelajaran remedial yang diselenggarakan oleh satuan pendidikan atau pendidik; dan (3) memberikan layanan optimal melalui proses pembelajaran remedial. Ruang lingkup panduan ini meliputi pembelajaran remedial, hakikat pembelajaran remedial, dan pelaksanaan pembelajaran remedial. PEMBELAJARAN MENURUT STANDAR NASIONAL PENDIDIKAN Standar nasional pendidikan bertujuan menjamin mutu pendidikan nasional dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat. Dalam rangka mencapai tujuan tersebut, Peraturan Pemerintah nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendiidkan (PP No. 19/2005) menetapkan 8 standar yang harus dipenuhi dalam melakasanakan pendidikan. Kedelapan standar dimaksud meliputi standar isi, standar proses, standar kompentensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Secara khusus, dalam rangka mencapai tujuan pendidikan nasional tersebut, kompetensi yang harus dikuasai oleh peserta didik setelah melaksanakan kegiatan pembelajaran ditetapkan dalam standar isi dan standar kompetensi kelulusan. Standar isi memuat standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik dalam mempelajari suatu mata pelajaran. Standar kompetensi lulusan (SKL) berisikan kompetensi yang harus dikuasai peserta didik pada setiap satuan pendidikan. Berkenaan dengan materi yang harus dipelajari, diatur dalam silabus dan RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran) yang dikembangkan oleh pendidik. Menurut pasal 6 PP No. 19 Tahun 2005, terdapat 5 kelompok mata pelajaran yang harus dipelajari peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah untuk jenis pendidikan umum, kejuruan, dan khusus. Kelima kelompok mata pelajaran tersebut meliputi kelompok mata pelajaran (1) agama dan akhlak mulia; (2) kewarganegaraan dan kepribadian; (3) ilmu pengetahuan dan teknologi; (4) estetika; dan (5) jasmani, olah raga, dan kesehatan. Dalam rangka membantu peserta didik mencapai standar isi dan standar kompetensi lulusan, pelaksanaan atau proses pembelajaran perlu diusahakan adanya kunci dalam rangka menentukan tujuan pembelajaran, yakni kebutuhan siswa, mata ajaran, dan guru itu sendiri. Berdasarkan kebutuhan siswa dapat

66 FORUM TARBIYAH Vol. 9, No. 1, Juni 2011 ditetapkan apa yang hendak dicapai, dikembangkan, dan diapresiasikan. Berdasarkan mata ajaran yang ada dalam petunjuk kurikulum dapat ditentukan hasil-hasil pendidikan yang diinginkan. Guru sendiri adalah sumber utama tujuan bagi para siswa dan dia harus mampu menulis dan memilih tujuantujuan pendidikan yang bermakna dan dapat terukur (Hamalik, 2009: 76). Tidak dapat dipungkiri bahwa untuk mencapai tujuan dan prinsip-prinsip pembelajaran tersebut pasti dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan atau masalah belajar. Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut, setiap satuan pendidikan perlu menyelenggarakan program pembelajaran remedial atau perbaikan. HAKIKAT PEMBELAJARAN REMEDIAL Belajar pada hakikatnya adalah suatu aktivitas yang mengharapkan perubahan tingkah laku (behavioral change) pada individu. Perubahan tingkah laku tersebut terjadi karena usaha individu yang bersangkutan. Belajar dipengaruhi oleh berbagai faktor, seperti bahan yang dipelajari, instrument, lingkungan, dan kondisi individu si pelajar. Sedangkan mengajar pada hakikatnya adalah membantu peserta didik memperoleh informasi, ide, keterampilan, nilai, cara berpikir, sarana untuk mengekspresikan dirinya sendiri, dan cara-cara belajar bagaimana belajar. Tidak bisa dipungkiri bahwa tujuan utama dari kegiatan belajar-mengajar di dalam kelas adalah agar peserta didik dapat menguasai bahan-bahan belajar sesuai dengan tujuan-tujuan yang sudah ditetapkan. Untuk itu, guru melakukan bebagai upaya mulai dari penyusunan rencana pelajaran, penggunaan strategi belajar-mengajar yang relevan, sampai dengan pelaksanaan penilaian umpan balik. Namun, pada kenyataannya menunjukkan bahwa setelah kegiatan belajar-mengajar berakhir, masih saja ada siswa yang tidak menguasai materi pelajaran dengan baik sebagaimana tercermin dalam nilai atau hasil belajar yang menunjukkan lebih rendah dari siswa lainnya. Untuk mengatasi hal ini, perlu diadakan program pembelajaran remedial. Pembelajaran remedial merupakan layanan pendidikan yang diberikan kepada peserta didik untuk memperbaiki prestasi belajar sehingga mencapai kriteria ketuntasan yang ditetapkan. Untuk memahami konsep penyelenggaraan model pembelajaran remedial, terlebih dahulu perlu diperhatikan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang diberlakukan

Penerapan Aliran Psikologi Humanistik... (Siti Mumun Muniroh) 67 berdasarkan Permendiknas 22, 23, 24 Tahun 2006 dan Permendiknas No. 6 Tahun 2007 menerapkan sistem pembelajaran berbasis kompetensi, sistem belajar tuntas, dan sistem pembelajaran yang memperhatikan perbedaan individual peserta didik. Sistem dimaksud ditandai dengan dirumuskannya secara jelas standar kompetensi (SK) dan kompetensi dasar (KD) yang harus dikuasai peserta didik. penguasaan SK dan KD setiap peserta didik diukur menggunakan sistem penilaian acuan kriteria. Jika seorang peserta didik mencapai standar tertentu maka peserta didik dinyatakan telah mencapai ketuntasan. Pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, dimulai dari pinilaian kemampuan awal peserta didik terhadap kompetensi atau materi yang akan dipelajari. Kemudian dilaksanakan pembelajaran menggunakan berbagai metode seperti ceramah, demonstrasi, pembelajaran kolaboratif/kooperatif, inkuiri, diskoveri, dan sebagainya Melengkapi metode pembelajaran digunakan juga berbagai media seperti media audio, video, dan audiovisual dalam berbagai format, mulai dari kaset audio, slide, video, komputer, multimedia, dan sebagainya. Di tengah pelaksanaan pembelajaran atau pada saat kegiatan pembelajaran sedang berlangsung, diadakan penilaian proses menggunakan berbagai teknik dan instrumen dengan tujuan untuk mengetahui kemajuan belajar serta seberapa jauh penguasaan peserta didik terhadap kompetensi yang telah atau sedang dipelajari. Pada akhir program pembelajaran, diadakan penilaian yang lebih formal berupa ulangan harian. Ulangan harian dimaksudkan untuk menentukan tingkat pencapaian belajar peserta didik, apakah seorang peserta didik gagal atau berhasil mencapai tingkat penugasan tertentu yang telah dirumuskan pada saat pembelajaran direncanakan. Apabila dijumpai adanya peserta didik yang tidak mencapai penguasaan kompetensi yang telah ditentukan, maka muncul permasalahan mengenai apa yang harus dilakukan oleh pendidik. Salah satu tindakan yang diperlukan adalah pemberian program pembelajaran remedial atau perbaikan. Dengan kata lain, remedial diperlukan bagi peserta didik yang belum mencapai kemampuan minimal yang ditetapkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran. Pemberian program pembelajaran remedial didasarkan atas latar belakang bahwa pendidik perlu memperhatikan perbedaan individual peserta didik. Dengan diberikannya pembelajaran remedial bagi peserta didik yang belum mencapai tingkat ketuntasan belajar, maka peserta didik ini memerlukan

68 FORUM TARBIYAH Vol. 9, No. 1, Juni 2011 waktu lebih lama daripada mereka yang telah mencapai tingkat penguasaan. Mereka juga perlu menempuh penilaian kembali setelah mendapatkan program pembelajaraan remedial. PRINSIP PEMBELAJARAN REMEDIAL Pembelajaran remedial atau pengajaran perbaikan merupan bentuk khusus dari pengajaran yang diberikan kepada seseorang atau beberapa orang murid yang mengalami kesulitan belajar. Kekhususan dari pengajaran ini terletak pada peserta didik yang dilayani, bahan pelajaran, metode, dan media penyampaiannya. Kesulitan-kesulitan itu bisa dapat berupa bahan pelajaran yang tidak dikuasai, kesalahan-kesalahan memahami konsep, dan dapat berupa kurangnya pengetahuan dan keterampilan prasyarat atau lambat dalam mencapai kompetensi. Menurut Mukhtar dan Rusmini (2008: 35) ada beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pembelajaran remedial sesuai dengan sifatnya sebagai pelayanan khusus, antara lain: 1. Adaptif Setiap peserta didik memiliki keunikan sendiri-sendiri. Oleh karena itu, program pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk belajar sesuai dengan kecepatan, kesempatan, dan gaya belajar masing-masing. Dengan kata lain, pembelajaran remedial harus mengakomodasi perbedaan individual peserta didik. 2. Interaktif Pembelajaran remedial hendaknya memungkinkan peserta didik untuk secara intensif berinteraksi dengan pendidik dan sumber belajar yang tersedia. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa kegiatan belajar peserta didik yang bersifat perbaikan perlu selalu mendapatkan monitoring dan pengawasan agar diketahui kemajuan belajarnya. Jika dijumpai adanya peserta didik yang mengalami kesulitan segera diberikan bantuan. 3. Fleksibilitas dalam Metode Pembelajaran dan Penilaian Sejalan dengan sifat keunikan dan kesulitan belajar peserta didik yang berbeda-beda, maka dalam pembelajaran remedial perlu digunakan berbagai metode mengajar dan metode penilaian yang sesuai dengan karakteristik peserta didik.

Penerapan Aliran Psikologi Humanistik... (Siti Mumun Muniroh) 69 4. Pemberian Umpan Balik Sesegera Mungkin Umpan balik berupa informasi yang diberikan kepada peserta didik mengenai kemajuan belajarnya perlu diberikan sesegera mungkin. Umpan balik dapat bersifat korektif maupun konfirmatif. Dengan sesegera mungkin memberikan umpan balik dapat dihindari kekeliruan belajar yang berlarut-larut yang dialami peserta didik. 5. Kesinambungan dan Ketersediaan dalam Pemberian Pelayanan. Program pembelajaran regular dengan pembelajaran remedial merupakan satu kesatuan, dengan demikian program pembelajaran regular dengan remedial harus berkesinambungan dan programnya selalu tersedia agar setiap saat peserta didik dapat mengakses sesuai kesempatan masingmasing. BENTUK KEGIATAN REMEDIAL Dengan memperhatikan pengertian dan prinsip pembelajaran remedial tersebut, menurut Majid (2008: 237) pembelajaran remedial dapat diselnggarakan dengan berbagai kegiatan, antara lain: 1. Memberikan tambahan penjelasan atau contoh. Peserta didik kadang-kadang mengalami kesulitan memahami penyampaian materi pembelajaran untuk mencapai kompetensi yang disajikan hanya sekali, apalagi kurang ilustrasi dan contoh. Pemberian tambahan ilustrasi, contoh dan bukan contoh untuk pembelajaran konsep, misalnya akan membantu pembentukan konsep pada diri peserta didik. 2. Menggunakan strategi pembelajaran yang berbeda dengan sebelumnya. Penggunaan alternatif berbagai strategi pembelajaran akan memungkinkan peserta didik dapat mengatasi masalah pembelajaran yang dihadapi. 3. Mengkaji ulang pembelajaran yang lalu. Penerapan prinsip pengulangan dalam pembelajaran akan membantu peserta didik menangkap pesan pembelajaran. Pengulangan dapat dilakukan dengan menggunakan metode dan media yang sama atau metode dan media yang berbeda.

70 FORUM TARBIYAH Vol. 9, No. 1, Juni 2011 4. Menggunakan berbagai jenis media. Penggunaan berbagai jenis media dapat menarik perhatian peserta didik. perhatian memegang peranan penting dalam proses pembelajaran. Semakin memperhatikan, hasil belajar akan lebih baik. Namun peserta didik seringkali mengalami kesulitan untuk memperhatikan atau berkonsentrasi dalam waktu yang lama. Agar perhatian peserta didik terkonsentrasi pada materi pelajaran perlu digunakan berbagai media untuk mengendalikan perhatian peserta didik. PELAKSANAAN PEMBELAJARAN REMEDIAL Pembelajaran remedial pada hakikatnya adalah pemberian bantuan bagi peserta didik yang mengalami kesulitan atau kelemahan belajar. Sehubungan dengan itu, langkah-langkah yang perlu dikerjakan dalam pemberian pembelajaran meliputi dua langkah pokok, yaitu pertama mendiagnosis kesulitan belajar, dan kedua memberikan perlakuan (treatment) pembelajaran remedial. 1. Diagnosis Kesulitan Belajar Diagnosis kesulitan belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat kesulitan belajar peserta didik. kesulitan belajar dapat dibedakan menjadi kesulitan ringan, sedang, dan berat. a. Kesulitan belajar ringan biasanya dijumpai pada peserta didik yang kurang perhatian di saat mengikuti pembelajaran. b. Kesulitan belajar sedang dijumpai pada peserta didik yang mengalami gangguan belajar yang berasal dari luar diri peserta didik, misalnya faktor keluarga, lingkungan tempat tinggal, pergaulan dan sebagainya. c. Kesulitan belajar berat dijumpai pada peserta didik yang mengalami ketunaan pada diri mereka, misalnya tunarungu, tunanetra, dan tunadaksa. 2. Teknik Teknik yang dapat digunakan untuk mendiagnosis kesulitan belajar, antara lain: tes prasyarat (prasyarat pengetahuan, prasyarat keterampilan), tes diagnostik, wawancara, dan pengamatan. a. Tes Prasyarat adalah tes yang digunakan untuk mengetahui apakah prasyarat yang diperlukan untuk mencapai penguasaan kompetensi

Penerapan Aliran Psikologi Humanistik... (Siti Mumun Muniroh) 71 tertentu terpenuhi atau belum. Prasyarat ini meliputi prasyarat pengetahuan dan prasyarat keterampilan. b. Tes diagnostik digunakan untuk mengetahui kesulitan peserta didik dalam menguasai kompetensi tertentu. Misalnya dalam mempelajari operasi bilangan, apakah peserta didik mengalami kesulitan pada kompetensi penambahan, pengurangan, pembagian atau perkalian. c. Wawancara dilakukan dengan mengadakan interaksi lisan dengan peserta didik untuk menggali lebih dalam mengenai kesulitan belajar yang dijumpai peserta didik. d. Pengamatan (observasi) dilakukan dengan jalan melihat secara cermat perilaku peserta didik. dari pengamatan tersebut diharapkan dapat diketahui jenis maupun penyebab kesulitan belajar peserta didik. 3. Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remidial Setelah diketahui kesulitan belajar yang dihadapi peserta didik, langkah berikutnya adalah memberikan perlakuan berupa pembelajaran remedial. Bentuk-bentuk pelaksanaan pembelajaran remedial antara lain: a. Pemberian pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda. Pembelajaran ulang dapat disampaikan dengan cara penyederhanaan materi, variasi cara penyajian, penyederhanaan tes/pertanyaan. Pembelajaran ulang dilakukan bilamana sebagian besar atau semua peserta didik belum mencapai ketuntasan belajar atau mengalami kesulitan belajar. Pendidik perlu memberikan penjelasan kembali dengan menggunakan metode dan/atau media yang lebih tepat. b. Pemberian bimbingan secara khusus, misalnya bimbingan perorangan. Dalam hal pembelajaran klasikal peserta didik mengalami kesulitan, perlu dipilih alternatif tindak lanjut berupa pemberian bimbingan secara individual. Pemberian bimbingan perorangan merupakan implikasi peran pendidik sebagai tutor. Sistem tutorial dilaksanakan bilamana terdapat satu atau beberapa peserta didik yang belum berhasil mencapai ketuntasan. c. Pemberian tugas-tugas latihan secara khusus. Dalam rangka menerapkan prinsip pengulangan, tugas-tugas latihan perlu diperbanyak agar peserta didik tidak mengalami kesulitan dalam mengerjakan tes akhir. Peserta didik perlu diberi latihan intensif (drill) untuk membantu mengatasi kompetensi yang ditetapkan.

72 FORUM TARBIYAH Vol. 9, No. 1, Juni 2011 d. Pemanfaatan tutor sebaya. Tutor sebaya adalah teman sekelas yang memiliki kecepatan belajar lebih. Mereka perlu dimanfaatkan untuk memberikan tutorial kepada rekannya yang mengalami kelambatan belajar. Dengan teman sebaya diharapkan peserta didik yang mengalami kesulitan belajar akan lebih terbuka dan akrab. Hasil belajar yang menunjukkan tingkat pencapaian kompetensi melalui penilaian diperoleh dari penilaian proses dan penilaian hasil. Penilaian proses diperoleh melalui posttest, tes kinerja, observasi dan lain-lain, sedangkan penilaian hasil diperoleh melalui ulangan harian, ulangan tengah semester, dan ulangan akhir semester. Jika peserta didik tidak lulus karena penilaian hasil maka sebaiknya hanya mengulang tes tersebut dengan pembelajaran ulangan jika diperlukan. Namun, apabila ketidaklulusan akibat penilaian proses yang tidak diikuti (misalnya kinerja praktik, diskusi/presentasi kelompok) maka sebaiknya peserta didik mengulang semua proses yang harus diikuti. 4. Waktu Pelaksanaan Pembelajaran Remedial Terdapat beberapa alternatif berkenaan dengan waktu atau kapan pembelajaran remedial dilaksanakan. Pertanyaan yang timbul, apakah pembelajaran remedial diberikan pada setiap akhir ulangan harian, mingguan, akhir bulan, tengah semester, akhir semester atau pembelajaran remedial itu diberikan setelah peserta didik mempelajari SK atau KD tertentu. Pembelajaran remedial dapat diberikan setelah peserta didik mempelajari KD tertentu. Namun, karena dalam setiap SK terdapat beberapa KD, maka terlalu sulit bagi pendidik untuk melaksanakan pembelajaran remedial setiap selesai mempelajari KD tertentu. Mengingat indikator keberhasilan belajar peserta didik adalah tingkat ketuntasan dalam mempelajari SK yang terdiri dari beberapa KD, maka pembelajaran remedial dapat juga diberikan setelah peserta didik menempuh tes SK yang terdiri dari beberapa KD. Hal ini didasarkan atas pertimbangan bahwa SK merupakan satu kebulatan kemampuan yang terdiri dari beberapa KD. Mereka yang belum mencapai penguasaan SK tertentu perlu mengikuti program pembelajaran remedial (Susandi, 2010). Majid (2008: 238) juga menyatakan bahwa program perbaikan atau remidi dapat dilaksanakan, antara lain: a) setelah mengikuti tes/ujian kompetensi

Penerapan Aliran Psikologi Humanistik... (Siti Mumun Muniroh) 73 dasar tertentu; b) setelah mengikuti tes/ujian blok atau sejumlah kompetensi dasar dalam satu kesatuan; c) setelah mengikuti tes/ujian kompetensi dasar atau blok terakhir. Khusus untuk perbaikan terakhir ini hanya diberlakukan untuk kompetensi dasar atau blok terakhir dari kompetensi dasar atau blokblok yang ada pada semester tertentu. 5. Perbedaan Pembelajaran Biasa dengan Pembelajaran Remedial Pembelajaran remedial memiliki titik perbedaan jika dibandingkan dengan pembelajaran biasa ditinjau dari sudut peserta, tujuan, metode, pelaksanaan, alat, pendekatan, dan evaluasi (Sutikno, 2008: 167-168). Bagan di bawah ini menunjukkan perbedaan tersebut. FAKTOR PEMBEDA PEMBELAJARAN BIASA PEMBELAJARAN REMEDIAL Peserta Seluruh siswa Siswa yang mengalami kesulitan belajar Tujuan Mengacu tujuan dalam Disesuaikan dengan kesulitan kurikulum (semua siswa siswa sama) Metode Sama untuk semua siswa Disesuaikan dengan sifat, jenis dan latar belakang kesulitan Pelaksana Guru Tim Alat Sama untuk semua siswa Lebih bervariasi (disesuaikan kesulitan siswa) Pendekatan Umum Pendektan individu Evaluasi Umum Disesuaikan dengan kesulitan belajar yang dialami siswa 6. Tes Ulang Tes ulang diberikan kepada peserta didik yang telah mengikuti program pembelajaran remedial agar dapat diketahui apakah peserta didik telah mencapai ketuntasan dalam penguasaan kompetensi yang telah ditentukan. Nilai hasil remedial tidak melebihi nilai KKM.

74 FORUM TARBIYAH Vol. 9, No. 1, Juni 2011 SIMPULAN Peserta didik memiliki kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda. Dengan kemampuan dan karakteristik yang berbeda-beda tersebut maka permasalahan yang dihadapi berbeda-beda pula. Dalam melaksanakan pembelajaran, pendidik perlu tanggap terhadap kesulitan yang dihadapi peserta didik. Dalam rangka pelaksanaan pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, peserta didik yang gagal mencapai tingkat pencapaian kompetensi yang telah ditentukan perlu diberikan pembelajaran remedial (perbaikan). Beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pemberian pembelajaran remedial antara lain adaptif, interaktif, fleksibel, pemberian umpan balik, dan ketersediaan program sepanjang waktu. Sebelum memberikan pembelajaran remedial, terlebih dahulu pendidik perlu melaksanakan diagnosis terhadap kesulitan belajar peserta didik. Banyak teknik yang dapat digunakan, antara lain menggunakan tes, wawancara, pengamatan, dan sebagainya. Setelah diketahui kesulitan belajarnya, peserta didik diberikan pembelajaran remedial. Banyak teknik dapat digunakan, misalnya pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda, penyederhanaan materi, pemanfaatan tutor sebaya, dan sebagainya. Dalam memberikan pembelajaran remedial perlu dipertimbangkan kapan pembelajaran tersebut diberikan. Sesuai dengan prinsip pembelajaran berbasis kompetensi dan pembelajaran tuntas, maka pembelajaran remedial dapat diberikan setelah peserta didik satu atau beberapa kompetensi dasar. Untuk mengetahui tingkat penguasaan peserta didik setelah menempuh remedial, perlu diberikan tes ulang. DAFTAR PUSTAKA Hamalik, Oemar. 2009. Kurikulum dan Pembelajaran. Cetakan IX. Jakarta: PT. Bumi Aksara Jihad, Asep dan Abdul Haris. 2009. Evaluasi Pembelajaran. Yogyakarta: Multi Pressindo. Lembaga Kajian Pendidikan Keislaman dan Sosial (LeKDiS). 2005. Standar Nasional Pendidikan. PP. RI No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Jakarta: Han s Print

Penerapan Aliran Psikologi Humanistik... (Siti Mumun Muniroh) 75 Mc Ginnis, Dorothy J. & Dorothy E. Smith. 1982. Analysing and Treating Reading Problems. New York: Macmillan Publishing Co., Inc Majid, Abdul. 2008. Perencanaan Remedial: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Cet. V. Bandung: P Remaja Rosdakarya Offset Mukhtar dan Rusmini. 2008. Pengajaran Remedial: Teori dan Penerapannya dalam Pembelajaran. Jakarta: PT Nimas Multima Sutikno, M. Sobry. 2008. Belajar dan Pembelajaran : Upaya Kreatif dalam Mewujudkan Pembelajaran yang Berhasil. Bandung : Prospect Webster New Twentieth Century Dictionary Unabridged. Second Edition Deluxe Color. 1982. New York : Simon an Schuster Susandi, Deddy Wara. 2010. Pembelajaran Remedial. http:// w w w. s m k n 2 p a n d e g l a n g. n e t / index.php?option=com_content&view=article&id=48:pembelajaranremedial&catid=34:pendidikan&itemid=59. Diakses, 25 Desember.