(Trimailuzi *, Zahrul Harmen **, Henny Yustisia *** ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
HUBUNGAN CARA BELAJAR DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA SISWA KELAS X TEKNIK GAMBAR BANGUNAN SMK NEGERI 1 PARIAMAN

ANALISIS PENERAPAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK GEDUNG DI KABUPATEN BADUNG

SIKAP KERJA SISWA PROGRAM STUDI KONSTRUKSI KAYU JURUSAN BANGUNAN SMK N 1 PADANG SETELAH MELAKSANAKAN PRAKERIN

ANALISIS KEPENTINGAN DAN PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (STUDI KASUS PROYEK GEDUNG P1 DAN P2 UKP)

Scaffolding 4 (1) (2015) Scaffolding.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. sebagaimana adanya secara sistematis, akurat, aktual dan kemudian ditentukan

BAB IV HASIL DAN ANALISA

PERSEPSI MAHASISWA PPLK TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG TERHADAP BIMBINGAN GURU PAMONG

KONTRIBUSI CARA BELAJAR TERHADAP HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA BANGUNAN SISWA KELAS XI TEKNIK BANGUNAN SMK NEGERI 1 TANJUNG RAYA

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN. mengenai identifikasi faktor-faktor penyebab kecelakaan kerja dan penerapan

BAB III METODE PENELITIAN

KONTRIBUSI PENGUASAAN KOMPETENSI GURU MELALUI PLK TERHADAP MINAT MENJADI GURU BAGI MAHASISWA PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK BANGUNAN FT-UNP ABSTRACT

HUBUNGAN CARA BELAJAR SISWA DENGAN HASIL BELAJAR MATA DIKLAT STATIKA SISWA KELAS X KOMPETENSI KEAHLIAN TEKNIK GAMBAR BANGUNAN DI SMKN 5 PADANG

CIVED ISSN Vol. 3, Nomor 1, Maret

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Journal of Sport Sciences and Fitness

BAB III METODE PENELITIAN. Mardalis (2009: 24) mengartikan metode sebagai:

Sulistyono *, Zahrul Harmen **, Henny Yustisia ***. Education Building Techniques FT Universitas Negeri Padang

MANAJEMEN RISIKO KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) PADA PROYEK PEMBANGUNAN RUKO ORLENS FASHION MANADO

PENDAHULUAN. CIVED ISSN Vol. 2, Nomor 2, Juni

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. didik kelas VII di SMP Negeri 2 Pariaman, maka dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

IDENTIFIKASI RESPON TENAGA KERJA TERHADAP PENERAPAN K3 PADA BEBERAPA PROYEK PEMBANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN DAN SEKITARNYA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. dirumuskan, maka jenis penelitian ini adalah menggunakan metode penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Identifikasi variabel penelitian diuraikan berdasarkan hipotesis, yaitu: 1. Variabel terikat (Y): Motivasi Kerja Karyawan

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Narbuko dan Achmadi (2004: 2) metode penelitian adalah :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif

BAB III METODE PENELITIAN. tujuan, gambaran hubungan antar variabel, perumusan hipotesis sampai dengan

HUBUNGAN KEPEMIMPINAN DENGAN MOTIVASI KERJA PEGAWAI DI BAGIAN ASISTEN PEMERINTAHAN KANTOR GUBERNUR SUMATERA BARAT ARTIKEL ILMIAH

BAB III Metodologi Penelitian. Dalam penelitian diperlukan metode penelitian, tujuannya adalah agar

PERBEDAAN PENILAIAN KEPALA SEKOLAH DAN PENILAIAN DIRI SENDIRI TERHADAP KOMPETENSI PEDAGOGIK GURU PRODUKTIF DI SMKN 1 PARIAMAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini merupakan metode

*Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Sam Ratulangi Manado

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

HUBUNGAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI DENGAN HASIL BELAJAR SISWA DI SMK NEGERI 1 BINTAN

Dosen Pascasarjana Program Studi Teknik Sipil Konsentrasi Manajemen Konstruksi ITN Malang

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif dengan

PEMANFAATAN INTERNET OLEH MAHASISWA JURUSAN TEKNIK SIPIL FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG. Edno Kamelta*

HUBUNGAN MINAT BELAJAR MATA DIKLAT MUATAN LOKAL DENGAN HASIL BELAJAR KEWIRAUSAHAAN SISWA KELAS X PROGRAM KEAHLIAN TEKNIK BANGUNAN SMK NEGERI 5 PADANG

HAMBATAN DALAM MENYELESAIKAN SKRIPSI MAHASISWA D4 FAKULTAS PARIWISATA DAN PERHOTELAN UNIVERSITAS NEGERI PADANG JURNAL

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Suharsimi Arikunto (2010: 3) penelitian deskriptif adalah suatu

PERSEPSI MAHASISWA JURUSAN TEKNIK SIPIL FT-UNP TENTANG PELAKSANAAN PLI PADA DUNIA JASA KONSTRUKSI

KONTRIBUSI MOTIVASI BELAJAR TERHADAPA HASIL BELAJAR MATA PELAJARAN GAMBAR BANGUNAN SISWA SMK NEGERI 2 SOLOK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Kepuasan memiliki bermacam-macam arti, masing-masing bidang

HUBUNGAN KECERDASAN EMOSIONAL DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X JURUSAN TEKNIK BANGUNAN SMK NEGERI 5 PADANG

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dipakai adalah penelitian inferensial. Penelitian inferensial

TINJAUAN PEMANFAATAN BEASISWA BIDIKMISI DALAM KEBERLANGSUNGAN STUDI MAHASISWA DI FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG ABSTRACT

BAB 3 METODE PENELITIAN

CIVED ISSN Vol. 2, Nomor 2, Juni

BAB 1 : PENDAHULUAN. yang menjadi penentu pencapaian dan kinerja suatu perusahaan. Jika dalam proses

DAFTAR ISI PERNYATAAN... ABSTRAK... KATA PENGANTAR... DAFTAR ISI... DAFTAR TABEL... DAFTAR GAMBAR... DAFTAR LAMPIRAN...

PENGARUH BIMBINGAN SOSIAL TERHADAP PENYESUAIAN DIRI SISWA KELAS X MIA 4 SMA NEGERI 7 SURAKARTA TAHUN PELAJARAN 2014/2015

BAB III METODE PENELITIAN

Bab III - Objek dan Metode Penelitian

PENGARUH PENGETAHUAN SANITASI DAN HIGIENE TERHADAP PENGOLAHAN MAKANAN SEHAT KELUARGA LPKK

HEALTH, SAFETY, ENVIRONMENT ( HSE ) DEPARTMENT PT. GRAHAINDO JAYA GENERAL CONTRACTOR

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam suatu penelitian diperlukan suatu metode atau cara penelitian guna

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PENELITIAN

CIVED ISSN Vol. 3, Nomor 1, Maret

BAB III METODE PENELITIAN. A. Identifikasi Variabel. a. Variabel Terikat (Y) : Prestasi Kerja Karyawan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

adalah 70-80% angkatan kerja bergerak disektor informal. Sektor informal memiliki

Seminar Nasional X 2014 Teknik Sipil Its Surabaya Inovasi Struktur dalam Menunjang Konektivitas Pulau di Indonesia

BAB III METODE PENELITIAN. mendeteksi sejauhmana variasi-variasi pada suatu faktor yang berkaitan dengan

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA (K3) YANG MEMPENGARUHI KINERJA PROYEK KONSTRUKSI

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

PENDAHULUAN. yang memiliki peran penting dalam kegiatan perusahaan. dari potensi bahaya yang dihadapinya (Shiddiq, dkk, 2013).

PERILAKU PEDULI KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA DAN SANITASI HYGIENE SISWA DI LABORATORIUM TPHP SMK NEGERI 1 PANDAK

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

ANALISIS PERSEPSI SISWA UNTUK MENINGKATKAN PROSES PEMBELAJARAN TEKNIK LAS BUSUR MANUAL DI SMKN 1 SEDAYU

Halaman a. Definisi Pengetahuan b. Tingkat Pengetahuan c. Pengukuran Pengetahuan d. Pengetahuan Dasar Pemesinan

BAB III METODE PENELITIAN. apapun tetapi hanya mengungkapkan fakta-fakta yang ada di sekolah.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. suatu bangunan yang membutuhkan sumber daya, baik biaya, tenaga kerja,

`BAB III METODE PENELITIAN. bimbingan kelompok dengan komunikasi antar pribadi siswa kelas VIII di

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KESEJAHTERAAN KELUARGA JURUSAN KESEJAHTERAAN KELUARGA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

BAB III METODE PENELITIAN

III. METODOLOGI PENELITIAN. penelitian (seseorang, lembaga, masyarakat, dan lain-lain) secara sistematis, faktual

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. suatu pendekatan yang tepat, sehingga mendapatkan hasil yang optimal. Yang

BAB III METODE PENELITIAN. Berdasarkan sifat dan tujuannya, penelitian ini merupakan penelitian ex

HUBUNGAN DISIPLIN PERKULIAHAN DENGAN HASIL BELAJAR MAHASISWA MATA KULIAH SURVEY DAN PEMETAAN 1 SEMESTER GANJIL TAHUN AKADEMIK 2013/2014 ABSTRACT

PENERAPAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA PADA PROYEK PEMBANGUNAN BANGUNAN GEDUNG DI KOTA MEDAN TUGAS AKHIR

HUBUNGAN KREATIVITAS MEMBENTUK DAN MERAWAT HAIR PIECE DENGAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X TATA KECANTIKAN RAMBUT SMKN 3 PAYAKUMBUH.

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN TEKNIK ELEKTRONIKA JURUSAN TEKNIK ELEKTRONIKA FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI PADANG

ABSTRAK. Keywords: comprehension, occupational safety and health,wood working.

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang dilakukan berdasarkan hasil perhitungan kuantitatif untuk

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PROSEDUR PENELITIAN

BAB III OBYEK & METODE PENELITIAN. Obyek pada penelitian ini adalah profesionalisme auditor internal dan

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif kuantitatif yang

Transkripsi:

92 PERSEPSI PEKERJA, MANDOR DAN KEPALA TUKANG TENTANG PENTINGNYA PELAKSANAAN SISTEM MANAJEMEN KESELAMATAN, KESEHATAN KERJA DAN LINGKUNGAN PADA PROYEK KONSTRUKSI (Trimailuzi *, Zahrul Harmen **, Henny Yustisia *** Email: trimai_luzi@ymail.com ABSTRACT The objective of this research is to investigate the perception of the workers on the significance of safety management, working and environmental health in construction projects in Padang. This research is descriptive which uses the populations that consist of five major construction companies in Padang. The treatment of the samples uses quota sampling method on 45 respondents that consist of 25 workers, 10 supervisors, and 10 workers chiefs. The technique used in taking and treating the data is distributing the questioner sheets, and interviewing the respondents. This research consists of 3 subvariables for worker respondents as follow: planning, provision of health and safety facilities, and application. Based on the research, the result of data analysis of 3 sub-variables which show the percentage about 82% for workers, 81% for supervisors, and 80% for workers chiefs. It means that the doers in those projects have actually exercised and applied safety management system and working environmental health to reduce the numbers of working accidents and injuries. Key words : proyek konstruksi, SMK3L, persepsi pekerja * ** Alumni Prodi Pend. Teknik Bangunan FT UNP 2013 Dosen Teknik Sipil FT UNP *** Dosen Teknik Sipil FT UNP PENDAHULUAN Perkembangan industri konstruksi di Indonesia cukup pesat, khususnya di Kota Padang Provinsi Sumatera Barat. Apalagi setelah gempa bumi yang terjadi 30 September 2009 lalu yang menghancurkan banyak bangunan, baik bangunan pemerintahan maupun swasta, sehingga awal tahun 2010 sampai saat sekarang pembangunan di Kota Padang masih berjalan. Menurut Abrar (2009: 4) proyek adalah gabungan dari sumber-sumber daya seperti manusia, material, peralatan dan modal/biaya yang dihimpun dalam suatu wadah organisasi sementara untuk mencapai sasaran dan tujuan. Proyek konstruksi merupakan salah satu sektor industri yang menyerap banyak tenaga kerja tetapi di sisi lain juga menyumbang angka kecelakaan kerja tertinggi. Direktur Pelayanan PT Jamsostek (Persero) Djoko Sungkono menyebutkan angka kecelakaan kerja (dikalangan perusahaan peserta Program Jamsostek) cenderung naik selama 5 tahun terakhir, dimana pada 2011 terjadi 99.491 kasus atau rata-rata 414 kasus kecelakaan kerja per hari

CIVED ISSN 2302-3341 Vol. I, Nomor 1, Maret 2013 93 (http://www.jamsostek.co.id). Tenaga kerja merupakan faktor yang sangat menentukan bagi perusahaan. Dalam pelaksanaan pekerjaan, tenaga kerja ini akan menghadapi ancaman bagi keselamatan dan kesehatannya yang datang dari pelaksanaan pekerjaannya. Tenaga kerja memiliki hak atas keselamatan dan kesehatan yang pelaksanaannya dilandasi oleh peraturan perundang-undangan. Pada saat ini sudah banyak aturan dari Undangundang sampai keputusan Menteri tentang K3, diantaranya :Undang-undang No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja dan Undang-undang No. 13 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan. Berdasarkan pra observasi peneliti saat melaksanakan kegiatan Program Lapangan Industri di salah satu perusahaan kelas besar di Kota Padang, ditemukan fenomenafenomena antara lain: a. Masih adanya pekerja yang tidak menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) dengan lengkap. APD ini berupa helm, kacamata las, masker, topeng las, ear plug, pakaian kerja, sarung tangan, sepatu kerja dan safety belt. Alat Pelindung Diri (APD) Pekerja di Lapangan tidak menggunakan APD b. Masih adanya pekerja yang bercanda atau mengobrol disaat sedang bekerja. c. Pekerja tidak mengindahkan aturanaturan keselamatan kerja padahal petunjuk-petunjuk keselamatan kerja, rambu-rambu keselamatan kerja dan poster-poster keselamatan kerja ada di pasang di sekitar lokasi proyek. d. Pekerja yang tidak menggunakan mesin dan alat bantu lain sesuai dengan fungsinya. e. Pekerja yang menggunakan alat

94 Trimailuzi telekomunikasi seperti telpon pada saat bekerja sehingga mengganggu konsentrasi pekerja. f. Tidak adanya perencanaan program lingkungan yang baik, hal ini disebabkan tidak adanya tenaga yang ahli di bidang keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan. Dari beberapa fenomena yang ditemukan, dikhawatirkan kecelakaan kerja baik kecil maupun besar akan dialami oleh tenaga kerja. Diantara kecelakaankecelakaan kerja yang pernah dialami pekerja adalah tertimpa oleh benda-benda atau perkakas-perkakas pekerjaan, iritasi pada mata akibat debu atau tidak menggunakan kacamata safety saat mengelas, terluka karena tidak hati-hati menggunakan benda-benda tajam. Oleh sebab itu manajemen keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan merupakan hal yang sangat penting untuk diketahui dan dipahami oleh pekerja, mandor, kepala tukang dan project manager atau safety manager pada setiap perusahaan. Karena keselamatan kerja menurut Suma mur dalam Nanang (2009:9) adalah keselamatan yang bertalian dengan mesin, pesawat, alat kerja, bahan, dan proses pengolahannya, landasan tempat kerja dan lingkungannya serta cara-cara melakukan pekerjaan. Sehingga pentingnya pemahaman setiap tenaga kerja akan pentingnya memperhatikan keselamatan diri dalam bekerja. Sedangkan tujuan utama dari kesehatan kerja adalah pencegahan dan pemberantasan penyakit-penyakit dan kecelakaan-kecelakaan akibat kerja, pemeliharaan dan peningkatan kesehatan dan gizi tenaga kerja, pemberantas kecelakaan kerja dan melipat gandakan kegairahan serta kenikmatan kerja, perlindungan masyarakat luas demi bahayabahaya yang mungkin ditimbulkan oleh produk industri. Menurut Kepmenaker 50 tahun 2012, Sistem Manajemen Keselamatan dan kesehatan kerja adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan mempunyai siklus dalam pelaksanaannya, yaitu mulai dari perencanaan SMK3-L yang matang, penyediaan sarana K3, pelaksanaan semua strategi yang sudah di rencanakan dengan baik setelah itu dilakukan pengukuran atau penilaian dan pelaporan. Persepsi pekerja, mandor dan kepala tukang tentang pentingnya pelaksanaan sistem manajemen keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan pada proyek

CIVED ISSN 2302-3341 Vol. I, Nomor 1, Maret 2013 95 konstruksi sangat diperlukan apakah program sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja berjalan dengan baik atau tidak. Menurut Kepmenaker 50 tahun 2012, Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja adalah bagian dari sistem manajemen perusahaan secara keseluruhan dalam rangka pengendalian risiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan produktif. Selain disyaratkan, keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan seharusnya juga merupakan kebutuhan yang sangat penting untuk dilaksanakan di lapangan, karena pada hakekatnya tiap orang terutama tenaga kerja yang bekerja pada bidang konstruksi ingin kesehatan dan keselamatannya terjamin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi pekerja, mandor dan kepala tukang tentang pentingnya pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan pada proyek konstruksi di Kota Padang. Karena Rakhmat dalam Fransiska (2008:9) mengungkapkan bahwa persepsi adalah pengalaman tentang objek, peristiwa atau hubungan-hubungan yang diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafsirkan pesan. Oleh sebab itu setiap individu memiliki penafsiran yang berbedabeda dalam menyimpulkan sesuatu hal. Dalam penelitian ini yang diminta adalah gambaran tingkat kepentingan pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan pada proyek konstruksi di kota Padang berdasarkan persepsi pekerja, mandor dan kepala tukang. METODE PENELITIAN Penelitian ini digolongkan kepada penelitian deskriptif. Tujuan dari penelitian deskriptif ini adalah untuk membuat deskripsi, gambaran atau lukisan secara sistematis, faktual, dan akurat mengenai fakta-fakta, sifat serta hubungan antar fenomena yang diselidiki. Adapun yang menjadi populasi dalam penelitian ini adalah kontraktor kelas besar (grade 6 dan 7) yang sedang bekerja di Kota Padang. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 45 responden dan teknik pengambilan sampel pada penelitian ini adalah Sampel Berjatah (Quota Sampling). Instrumen penelitian disusun berdasarkan indikator-indikator. Penyusunan kuesioner tetap mempertimbangkan kemudahan pengisian oleh responden.

96 Trimailuzi Tabel 1. Kisi-kisi Instrumen Uji Coba Penelitian Variabel Sub Variabel Indikator Jumlah Item Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan 1. Perencanaan 1. Program Asuransi 1 2. Penyediaan sarana keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan 1. Alat Pemadam Api Ringan (APAR) 2. Alat kebersihan 3. P3K 1 5 1 3. Pelaksanaan 1. Alat Pelindung Diri (APD) 2. Promosi 3. Pengendalian 4. Sosialisasi 3 5 3 4 Analisis hasil uji coba instrumen dilakukan menggunakan program SPSS versi 16. Pengujian validitas instrumen (kesahihan) dilakukan untuk menunjukan tingkat keandalan atau kesahihan suatu alat ukur. Uji validitas penelitian menggunakan rumus koefesien korelasi Pearson Product Moment, dengan kriteria pengujiannya adalah item dinyatakan gugur apabila r xy hitung < dari r tabel. Setelah itu dilakukan pengujian reliabilitas instrumen. Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui kehandalan (reliability) dari suatu pengukuran. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis deskriptif, yang berfungsi untuk memberikan gambaran terhadap datadata pada variabel penelitian. Analisis deskriptif meliputi rata-rata (mean), nilai tengah (median), angka yang sering muncul (mode), simpangan baku (standart deviation) dan derajat pencapaian. Untuk menjawab permasalahan menggunakan analisis persentase. Persentase adalah nilai kumulatif item dibagi dengan nilai frekuensinya dikalikan 100%. Nilai kumulatif didapat dari jumlah nilai dari setiap pertanyaan yang merupakan jawaban dari 45 orang responden. PEMBAHASAN Deskripsi Data Dari penelitian mengenai persepsi pekerja, mandor dan kepala tukang tentang pentingnya lingkungan dikumpulkan melalui angket yang terdiri dari 22 butir pertanyaan yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya. Selanjutnya angket disebarkan kepada 45 responden untuk diisi. Dari data penelitian diketahui bahwa distribusi skor jawaban

CIVED ISSN 2302-3341 Vol. I, Nomor 1, Maret 2013 97 menyebar dari skor terendah 52 dan tertinggi 85. Berdasarkan distribusi skor tersebut didapat rata-rata (mean) sebesar 66,82, skor tengah (median) 66, skor yang sering muncul (mode) 56, dan simpangan baku (standar deviasi) 9,951. Diperoleh gambaran persepsi pekerja, mandor dan kepala tukang tentang lingkungan adalah (76%) atau baik. Hasil Penelitian Skor rata-rata presentase persepsi pekerja, mandor dan kepala tukang terhadap sub-variabel perencanaan, dapat dilihat dari (gambar 1). Berdasarkan gambar diatas dapat disimpulkan bahwa kepala tukang sangat merespon positif tentang perencanaan sistem manajemen keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan dengann baik. Hal ini terbukti dengan adanya perencanaan organisasi K3 yang baik. Skor rata-rata presentase persepsi pekerja, mandor dan kepala tukang terhadap sub-variabel penyediaan dilihat dari (gambar 2) Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa persepsi mandor mempunyai persentase tertinggi terhadap penyedian keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan yaitu sebesar 81% sedangkan pekerja 80% dan kepala tukang hanya 75%. Persepsi pekerja, mandor dan kepala tukang termasuk dalam kategori baik. Penyediaan sarana K3L ini pada proyek konstruksi sangat diperlukan seperti kotak P3K, alat pemadam api ringan, dan alat-alat kebersihan. Skor rata-rata presentase persepsi pekerja, mandor dan kepala tukang terhadap sub-variabel pelaksanaann SMK3L, dapat dilihat dari (gambar 3). sarana K3L, dapat sarana Gambar 1. Diagram Persepsi Pekerja, Mandor dan Kepala Tukang Terhadap Sub- Variabel perencanaan SMK3L

98 Trimailuzi Dari gambar diatas dapat dilihat bahwa persepsi pekerja mempunyai persentase tertinggi terhadap pelaksanaan sistem lingkungan yaitu sebesar 75%. Hal ini berarti pekerja mempunyai persepsi yang baik terhadap pelaksanaan semua program sistem manajemen keselamatan, kesehatan kerja dan lingkung yang sudah ditetapkan perusahaan. Jika dilihat persentase tertinggi dari item pertanyaan, tentang persepsi pekerja, mandor dan kepala tukang terhadap keselamatan, lingkungan Gambar 2. Diagram Persepsi Pekerja, Mandor dan Kepala Tukang Terhadap Sub- Variabel Penyedian Sarana K3L Gambar 3. Diagram Persepsi Pekerja, Mandor dan Kepala Tukang Terhadap Sub- Variabel Pelaksanaan SMK3L kesehatan kerja dan terdapat pada pernyataan selalu memakai helm dan sepatu keselamatan kerja saat bekerja Hal ini berarti persepsi pekerja, mandor dan kepala tukang terhadap pelaksanaan sistem manajemen keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan, penggunaan alat pelindung diri saat bekerja di lapangan temasuk baik. Alat pelindung diri ini sangat penting disediakan pada setiap terutama dalam pekerjaan konstruksi, karena berguna untuk melindungi pekerja dari sumber bahaya.

CIVED ISSN 2302-3341 Vol. I, Nomor 1, Maret 2013 99 Alat pelindung diri ini juga diberikan kepada para pekerja kontraktor dan tamu, serta APD yang disediakan harus sesuai standar yang berlaku. Dengan demikian dari keseluruhan subvariabel yang diteliti diperoleh nilai persentase rata-rata 82% untuk responden pekerja, 81% untuk responden mandor dan 80% untuk responden kepala tukang. Tabel 3. Kesimpulan Nilai Persentase Masing-Masing Sub-Variabel Persepsi Pekerja, Mandor dan Kepala Tukang Tentang Pelaksanaan SMK3L Persentase No Sub- Variabel Pekerja Mandor Kepala Tukang 1. Perencanaan 91% 88% 95% 2. Penyediaan sarana K3-L 80% 81% 75% 3. Pelaksanaan SMK3L 75% 74% 71% Rata-rata 82% 81% 80% Pembahasan Hasil Penelitian Berdasarkan olahan data primer dari perusahaan konstruksi yang sedang bekerja di Kota Padang yang diperoleh dari penyebaran angket/kuesioner yang terdiri dari 22 item pertanyaan untuk 25 pekerja peneliti memperoleh hasil pada setiap subvariabel yang diteliti adalah sebesar 91% untuk sub-variabel perencanaan yang terdiri dari satu pernyataan, 80% untuk subvariabel penyediaan sarana keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan yang terdiri dari enam pernyataan dan 75% untuk subvariabel lingkungan yang terdiri dari lima belas pernyataan. Dari hasil olahan data setiap subvariabel tersebut diperoleh kesimpulan bahwa persepsi pekerja terntang pentingnya lingkungan pada proyek konstruksi berada pada kategori cukup positif dengan nilai rata-ratanya sebesar 82% sehingga termasuk dalam kategori sangat baik. Artinya persepsi pekerja sangat baik terhadap pentingnya pelaksanaan SMK3L pada pekerjaan proyek konstruksi untuk mengurangi angka kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja. Hasil pengolahan data primer dari perusahaan konstruksi yang sedang bekerja di Kota Padang yang diperoleh dari penyebaran angket/kuesioner yang terdiri dari 22 item pertanyaan untuk 10 orang mandor diperoleh hasil pada setiap subvariabel yang diteliti adalah sebesar 88% untuk sub-variabel perencanaan yang terdiri dari satu pernyataan, 81% untuk subvariabel penyediaan sarana keselamatan,

100 kesehatan kerja dan lingkungan yang terdiri dari enam pernyataan dan 74% untuk subvariabel lingkungan yang terdiri dari lima belas pernyataan. Jadi dapat disimpulkan bahwa persepsi mandor tentang pentingnya pelaksanaan sistem manajemen keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan pada pekerjaan konstruksi di Kota Padang rata-rata berada dalam kategori baik yaitu sebesar 81%. Ini dapat dilihat dari persepsi mandor terhadap setiap sub-variabel yang diteliti yang menunjukkan bahwa pentinnya pelaksanaan SMK3-L pada pekerjaan konstruksi. Mandor juga harus memperhatikan keselamtan setiap pekerja dan tukang yang bekerja agar terhindar dari kecelakaan kerja. Berdasarkan olahan data yang diperoleh dari penyebaran angket/kuesioner yang terdiri dari 22 item pertanyaan untuk 10 orang kepala tukang. peneliti memperoleh hasil pada setiap sub-variabel yang diteliti adalah sebesar 95% termasuk dalam kategori sangat baik untuk sub-variabel perencanaan yang terdiri dari satu pernyataan, 75% termasuk dalam kategori baik untuk sub-variabel penyediaan sarana lingkungan yang terdiri dari enam pernyataan dan 71% termasuk dalam kategori baik untuk sub-variabel lingkungan yang terdiri dari lima belas pernyataan. Dari hasil olahan data setiap subvariabel maka diperoleh kesimpulan bahwa persepsi kepala tukang tentang pentingnya lingkungan pada pekerjaan proyek konstruksi di Kota Padang rata-rata berada dalam kategori baik yaitu sebesar 80%. Setiap proses pelaksanaan Sistem Manajemen Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (SMK3L) pada proyek konstruksi perlu diawasi dengan baik oleh setiap anggota yang ikut serta dalam pekerjaan. Undang-undang No. 50 tahun 2012 tentang penerapan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Pasal 2 penerapan SMK3 bertujuan untuk : meningkatkan efektifitas perlindungan keselamatan dan kesehatan kerja yang terencana, terukur, terstruktur, dan terintegrasi. SMK3L ini sudah direncanakan dari awal. Mulai dari struktur organisasi yang didalamnya terdapat staf-staf yang ahli dalam K3. Semua anggota K3 melakukan identifikasi bahaya yang mungkin ada di lapangan nantinya. Setelah itu baru disediakan sarana keselamatan kerja dengan lengkap untuk mengatasi bahaya yang ada akibat kecelakaan kerja, mulai dari

CIVED ISSN 2302-3341 Vol. I, Nomor 1, Maret 2013 101 penyediaan APD, rambu-rambu K3L, poster-poster K3L, fogging pada tempat kerja, kotak P3K dan alat pemadam api ringan pada pekerjaan proyek konstruksi. Pemantauan di lapangan juga harus dilaksanakan oleh anggota K3, setiap hari ada laporan bagaimana pelaksanaan SMK3L di lapangan, setelah itu melakukan riview apakah sudah berjalan dengan baik atau tidak. Jika terjadi kecelakaan atau penyakit akibat kerja anggota K3 langsung melakukan analisa kecelakaan dan melakukan tindakan koreksi agar kecelakaan atau penyakit akibat kerja tidak terjadi lagi. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat diambil kesimpulan bahwa persepsi pekerja, mandor dan kepala tukang tentang pentingnya pelaksanaan sistem manajemen keselamatan, kesehatan kerja dan lingkungan pada proyek konstruksi di Kota Padang termasuk dalam kategori baik. Hal ini terbukti dari hasil analisis data terhadap 3 sub variabel yang menunjukkan nilai persentasenya sebesar 82% untuk pekerja, 81% untuk mandor dan 80% untuk kepala tukang. Saran Diharapkan kepada pihak perusahaan konstruksi agar lebih mensosialisasikan mengenai pentingnya pelaksanaan sistem manajemen keselamatan dan kesehatan kerja. Dan kepada peneliti selanjutnya untuk lebih dapat mengembangkan penelitian ini lebih mendalam terutama mengenai lingkungan di lapangan. Dengan jumlah responden yang lebih banyak dan jenis konstruksi yang lebih beragam. Catatan : Artikel ini disusun berdasarkan skripsi penulis dengan Pembimbing I Drs. Zahrul Harmen, ST.,MM dan Pembimbing II Henny Yustisia, ST.,MT. DAFTARA PUSTAKA Abrar, Husen. 2009. Manajemen Proyek Perencanaan, Penjadwalan, dan Pengendalian Proyek. Yogyakarta : CV. Andi. Boedi, Rijanto. 2010. Pedoman Praktis Keselamatan, Kesehatan Kerja dan Lingkungan (K3L). Jakarta: Mitra Wacana Media. Muri, Yusuf. 2007. Metodologi Penelitian. Padang: UNP Press. Riduwan dan Sunarto. 2010. Pengantar Statistika untuk Penelitian Pendidikan, Sosial, Ekonomi, Komunikasi, dan Bisnis. Bandung : Alfabeta. Soehatman, Ramli. 2010. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakarta: Dian Rakyat. Suma mur P.K. 1993. Hygene Perusahaan dan Kesehatan Kerja. Jakarta: Gunung Agung. Veithzal dan Deddy. Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada.

102 Wulfram, Evrianto. 2005. Sistem Manajemen Proyek Konstruksi. Yogyakarta: CV. Andi.