BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III PERANCANGAN SISTEM

STANDALONE AVR PROGRAMMER

STANDALONE AVR PROGRAMMER

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

TEKNIK PEMROGRAMAN MIKROKONTROLER AVR

BAB 4 IMPLEMENTASI. pada jaringan komputer berbasis Windows, oleh karena itu diperlukan spesifikasi

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. dan software. Berikut adalah spesifikasi-spesifikasi yang terdapat di dalam sistem :

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

Programmer. Petunjuk Penggunaan

Trademarks & Copyright

BAB I PENDAHULUAN. minuman, termasuk makanan yang mengandung alkohol. Etanol pada minuman

BAB III METODE PENELITIAN. oleh karenanya akan dibuat seperti pada Gambar 3.1.

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III PERANCANGAN SISTEM

DT-HiQ AVR Bootloader v1.0

BAB IV ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. menerapkan Pengontrolan Dan Monitoring Ruang Kelas Dengan Menggunakan

AT89 USB ISP Trademarks & Copyright

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. ruangan yang menggunakan led matrix dan sensor PING))). Led matrix berfungsi

Programmer. Petunjuk Penggunaan

BAB IV HASIL PENGUKURAN DAN PENGUJIAN ALAT SISTEM PENGONTROL BEBAN DAYA LISTRIK

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV PENGUJIAN DAN ANALISA

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN REALISASI ALAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. (secara hardware).hasil implementasi akan dievaluasi untuk mengetahui apakah

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III PERANCANGAN ALAT

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem minimum dilakukan dengan menguji rangkaian sistem

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

MANUAL PENGGUNAAN SASAKALA M32

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM. tersebut siap diterapkan atau diimplementasikan. Tahap Implementasi Sistem

BAB III PERANCANGAN STAND ALONE RFID READER. Dalam penelitian ini, perancangan sistem meliputi :

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN SISTEM. besar berupa gambar dengan tujuan agar sebuah sistem dapat lebih mudah

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

AVR USB ISP Trademarks & Copyright

RANCANG BANGUN KEAMANAN PEMBUKA DAN PENUTUP PAGAR RUMAH DENGAN MENGGUNAKAN REMOTE KONTROL BERBASIS MIKROKONTROLLER

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. pada sistem pengendali lampu telah dijelaskan pada bab 2. Pada bab ini akan dijelaskan

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. Pengujian sistem minimum dilakukan dengan menguji rangkaian sistem

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT KERAS

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB II DASAR TEORI 2.1. Mikrokontroler AVR ATmega32

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. Proses instalasi aplikasi merupakan tahapan yang harus dilalui sebelum

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dilanjutkan dengan pengujian terhadap aplikasi. Kebutuhan perangkat pendukung dalam sistem ini terdiri dari :

BAB III METODE PENELITIAN DAN PERANCANGAN SISTEM. secara otomatis. Sistem ini dibuat untuk mempermudah user dalam memilih

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM. a. Alarm main controller (kontrol utama sistem alarm)

BAB I PENDAHULUAN. Dalam perancangan dan penulisan tugas akhir ini ditentukan batasan batasan masalah yang meliputi, antara lain :

BAB 3 PERANCANGAN DAN PEMBUATAN SISTEM

AVR-51 USB ISP Trademarks & Copyright

Rancangan Dan Pembuatan Storage Logic Analyzer

BAB III PERANCANGAN SISTEM. 3.1 Pengantar Perancangan Sistem Pengendalian Lampu Pada Lapangan Bulu

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III DESKRIPSI DAN PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

Akses SD Card & FRAM Menggunakan AVR. Oleh: Tim IE

III. METODE PENELITIAN. : Laboratorium Teknik Kendali Jurusan Teknik Elektro. Universitas Lampung

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM. Seperti yang telah disampaikan pada bab sebelumnya, pada penelitian ini

BAB III PERANCANGAN DAN PEMBUATAN ALAT

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Processor Intel Pentium IV 2.41GHz RAM 512 MB DDR. Hard disk 40 GB. Monitor 15 Samsung SyncMaster 551v

BAB III ANALISIS MASALAH DAN RANCANGAN ALAT

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III PERANCANGAN. Perancangan tersebut mulai dari: spesifikasi alat, blok diagram sampai dengan

ELKAHFI 200 TELEMETRY SYSTEM

DT-COMBO AVR-51 STARTER KIT

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

III. METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan mulai pada November 2011 hingga Mei Adapun tempat

DT-SENSE. UltraSonic Ranger (USR)

BAB IV PENGUJIAN ALAT DAN ANALISA

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Atmel (

BAB IV IMPLEMENTASI PERANGKAT LUNAK. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan sebelum program mobil

BAB IV IMPLEMENTASI DAN PENGUJIAN. dan pengujian merupakan langkah yang dilakukan setelah melakukan

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

BAB III ANALISIS DAN RANCANGAN PROGRAM

BAB III PERENCANAAN DAN PEMBUATAN PERANGKAT LUNAK

Buku Panduan bagi Pengguna MODEM USB Model : BRG-U100 Ver. USB B

BAB 3 PERANCANGAN SISTEM

BAB V IMPLEMENTASI SISTEM

BAB III DESKRIPSI MASALAH

PANDUAN INSTALASI KOMPUTER CLIENT / KOMPUTER OPERATOR

BAB IV PEMBAHASAN Rancangan Mesin Panjang Terpal PUSH BUTTON. ATMega 128 (Kendali Kecepatan Motor Dua Arah)

BAB III PERANCANGAN SISTEM

User s Manual MAESTRO MOVING SIGN

BAB IV PENGUJIAN SISTEM. Pengujian minimum system bertujuan untuk mengetahui apakah minimum

PROSEDUR MENJALANKAN APLIKASI

BAB III PERANCANGAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK. Perangkat keras dari alat ini secara umum terdiri dari rangkaian dibagi

BAB III PERANCANGAN SISTEM

BAB III ANALISA DAN PERANCANGAN

BAB 4 IMPLEMENTASI DAN EVALUASI. Untuk menjalankan alat bantu normalisasi ini dibutuhkan sarana perangkat keras

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN

BAB III PERENCANAAN PERANGKAT KERAS DAN LUNAK

Transkripsi:

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI Pada bab ini akan dijelaskan mengenai implementasi dan evaluasi pada saat melakukan perancangan Standalone AVR Programmer. Berikut ini adalah beberapa cara implementasi dan evaluasi yang akan dilakukan dalam penelitian ini. 4.1. Spesifikasi Sistem dan Kebutuhan Sarana Spesifikasi yang ada pada sistem ini terbagi menjadi dua tahapan, yaitu spesifikasi perangkat keras yang digunakan dan spesifikasi perangkat lunak yang mendukung sistem yang dibuat. Berikut ini adalah spesifikasi-spesifikasi yang ada pada sistem yang dirancang: 4.1.1. Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Keras Spesifikasi minimum perangkat keras yang dibutuhkan untuk mengoperasikan STAND ALONE AVR PROGRAMMER adalah: Komputer / PC dengan spesifikasi sebagai berikut: o Processor : Intel Pentium 3, 1.2 GHZ o Memori : 128 MB o Hard disk : 20GB o VGA Card : 64 MB o Mouse dan Keyboard o Port parallel 68

Kabel STK 200 Adapator dengan supply 9volt Modul Standalone AVR programmer 4.1.2. Spesifikasi Kebutuhan Perangkat Lunak Spesifikasi perangkat lunak yang dibutuhkan untuk sistem Standalone AVR Programmer adalah : Sistem Operasi : Window XP Compiler : Codevision User interface : Visual Basic 6.0 4.2. Daftar Komponen Modul Standalone AVR Programmer Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai spesifikasi komponen yang ada pada modul Standalone AVR Programmer ini. Komponen-komponen yang mendukung modul ini adalah : 69

Tabel 4.1 Daftar Komponen Modul Standalone AVR Programmer No. Nama Komponen Ukuran Jumlah Kode 1 IC ATMega 8535L 1 U1 2 IC ATMega 8515L 1 U2 3 AT24C512 1 U3 4 Regulator 7805 2 U4, U5 5 Kapasitor Kramik 22 pf 4 C1, C2, C3, C4 6 Kapasitor Elco 47 µf 3 C5, C6, C7 7 XTAL 8.000 Mhz 2 X1, X2 8 Switch Geser 4 SW1, SW2, SW3, SW4 9 Push Button 3 B1, B2, B3 10 Trimpot 5 KΩ 1 TR1 11 Resistor 330 Ω 5 R1, R2, R3, R4, R5 12 LCD Karakter 16x2 1 LCD1 4.3. Implementasi Sistem Pada bagian ini akan dijelaskan mengenai bagaimana cara mengoperasikan modul Standalone AVR Programmer, baik secara hardware maupun software. 4.3.1. Implementasi Perangkat Keras Berikut ini adalah langkah-langkah implementasi modul Standalone AVR Programmer sebelum sistem bekerja : 1. Masukkan jack adaptor dengan memberi supply 9 volt. 70

2. Aktifkan daya pada modul dengan cara menggeser Switch daya ke kanan. Jika langkah 1 dan 2 dilakukan dengan benar, maka layar LCD akan menyala dengan menampilkan tulisan Standalone AVR Programmer. 3. Untuk memilih menu, gunakan tombol pilih, yaitu tombol pertama. Ada tiga mode yang bisa dipilih, yaitu Programming Mode, PC Mode, dan Erase Mode. 4. Jika sudah menemukan mode yang diinginkan, tekan tombol enter, yaitu tombol kedua. Pada Programming Mode : 1. Gunakan tombol pilih untuk memilih file yang akan diprogramkan ke AVR Socket. 2. Pastikan bahwa ketiga switch untuk jalur MOSI, MISO, dan SCK dalam keadaan tersambung yaitu dengan menggeser switch ke kanan. 3. Setelah menemukan file yang ingin diprogramkan ke AVR Socket, tekan tombol enter. 4. Proses pemrograman ke AVR Socket memerlukan waktu beberapa saat. Jika pemrograman telah selesai, maka pada LCD akan muncul pemberitahuan bahwa Pemrograman Selesai. 71

Pada PC Mode : 1. Untuk mencegah terjadinya kesalahan/ gangguan dalam komunikasi dengan PC, pastikan ketiga switch MOSI, MISO, dan SCK dalam keadaan terbuka (geser switch ke kiri). 2. Pasangkan kabel STK 200 ke pin yang ada pada modul Standalone AVR Programmer. Sedangkan ujung yang satunya lagi dipasangkan ke port parallel pada PC. Pada Erase Mode : 1. Pastikan bahwa Memory Eksternal terpasang pada tempatnya. 2. Gunakan tombol pilih untuk memilih file yang akan diprogramkan ke AVR Socket. 3. Setelah menemukan file yang ingin dihapus, tekan tombol enter. 4. Proses penghapusan file hex memerlukan waktu beberapa saat. Jika penghapusan telah selesai, maka pada LCD akan muncul pemberitahuan bahwa Penghapusan Selesai. 4.3.2. Implementasi Perangkat Lunak Program utama pada AVR Programmer dibuat dengan menggunakan Codevision AVR, yang berbasis bahasa pemrograman C. Sedangkan untuk komunikasi dengan PC diperlukan bantuan program pendukung yang harus dijalankan pada komputer yang bersangkutan. Program pendukung ini dibuat dengan menggunakan bahasa Visual Basic 6.0. Supaya bisa mengakses port parallel pada 72

PC, harus digunakan sebuah file dll khusus, yaitu inpout32.dll. File dll ini harus disimpan ke folder system32 pada direktori dari Sistem Operasi yang digunakan, misalnya di C:\WINDOWS\system32. Setelah file ini sudah disimpan, barulah program VB bisa dijalankan. Gambar 4.1 User Interface 73

4.4 Evaluasi Hasil Percobaan 4.4.1 Percobaan 1 Komunikasi antara PC dan AVR Programmer Secara SPI Percobaan ini dilakukan untuk menguji keberhasilan komunikasi antara PC dan AVR Programmer dengan menggunakan komunikasi SPI. Komunikasi ini dilakukan dengan memanfaatkan kabel STK 200. Gambar 4.2 Komunikasi antara PC dengan AVR Programmer via SPI Percobaan ini dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut. Pertama adalah dengan menghubungkan PC dengan modul Standalone AVR Programmer dengan menggunakan kabel STK 200. Setelah itu jalankan program pendukung yang sebelumnya telah disimpan di PC yang akan digunakan dalam percobaan ini. Langkah berikutnya adalah memasukkan nama file pada Text box nama file, dan memilih file hex yang akan dikirimkan ke AVR Programmer. Proses pengiriman dimulai dengan menekan tombol Kirim. Penghitungan waktu pengiriman dilakukan dengan membuat sebuah program khusus yang akan menghitung selisih waktu, dimulai dari penekanan tombol Kirim sampai data selesai dikirimkan seluruhnya. Selain itu juga dihitung berapa jumlah byte data keseluruhan yang dikirimkan PC. Sedangkan pada AVR Programmer digunakan sebuah program khusus yang akan melakukan komunikasi SPI dengan PC. AVR Programmer akan menerima dan 74

menyimpan data yang diterimanya dari PC, dan mengirimkan data ini kembali ke PC pada komunikasi berikutnya. Proses ini dilakukan terus oleh AVR Programmer sampai PC selesai mengirimkan seluruh datanya. Pengiriman balik data dari AVR Programmer dilakukan untuk mengetahui apakah AVR Progammer berhasil menerima data dari PC dengan benar atau tidak. Panjang data yang dikirimkan dan waktu yang diperlukan kemudian dicatat dan dimasukkan ke tabel di bawah, dan dari data ini kemudian dihitung berapa kecepatan komunikasi antara PC dengan AVR Programmer (dalam Byte / s). Percobaan ini dilakukan menggunakan file hex dengan panjang yang berbeda-beda. Gambar 4.3 Contoh pengiriman data antara PC dengan AVR Programmer 75

Tabel 4.2 Komunikasi antara PC dengan AVR Programmer Pengiriman Panjang Data Waktu Status Waktu Kecepatan Ke - (Byte) Pengiriman Pengiriman Pengiriman per Pengiriman (s) Byte (ms) (Byte/s) 1 238 Bytes 0,23 Berhasil 0,96 1034,78 2 1076 Bytes 0,72 Berhasil 0,67 1494,4 3 1620 Bytes 1,02 Berhasil 0,63 1588,23 4 2642 Bytes 1,65 Berhasil 0,62 1601,2 5 5124 Bytes 3,34 Berhasil 0,65 1534,13 6 7310 Bytes 4,91 Berhasil 0,67 1488,80 Komunikasi serial dilakukan dengan memanfaatkan serial port pada PC. Sedangkan pada modul Standalone AVR Programmer dilakukan dengan menggunakan IC RS 232. Kecepatan dalam komunikasi serial ditentukan oleh besar baud rate yang digunakan. Secara teoritis, baud rate tertinggi yang bisa digunakan dengan RS-232 adalah sebesar 9600. Artinya kecepatannya adalah 9600 bit/detik. Karena pengiriman data adalah perbyte, atau sebesar 8 bit, dan setiap pengiriman per byte data harus disertai dengan pengiriman start bit dan stop bit, artinya untuk mengirim data per byte diperlukan 10 bit. Artinya kecepatan pengiriman data secara serial dengan RS-232 adalah sebesar 960 Byte/detik, atau 1,04 ms per byte. Jika dibandingkan dengan data hasil percobaan di atas, terlihat bahwa dengan menggunakan komunikasi SPI, kecepatan pengiriman data rata-rata sebesar 1456 Byte/ detik, atau sekitar 0,67 ms per byte. Ini menunjukkan bahwa komunikasi secara SPI yang 76

digunakan dalam percobaan ini memiliki kecepatan yang lebih tinggi dari komunikasi UART. 4.4.2 Percobaan 2 Penulisan File Hex Ke Memory Eksternal : Percobaan ini dilakukan untuk mencari waktu tunda minimum yang bisa digunakan dalam menulis data ke memory eksternal. Memory Eksternal yang digunakan dalam percobaan ini adalah 2-wire serial EEPROM AT24C512. Karena memory ini adalah memory EEPROM, penulisan data ke Memory eksternal agak lambat. Pada memory tipe EEPROM, setiap kali penulisan data harus diikuti dengan waktu tunda (write time delay). Selama EEPROM sedang memasuki waktu tunda penulisan ini, tidak boleh dilakukan proses penulisan data berikutnya. Kalau tidak, data yang tersimpan bisa mengalami kesalahan/ terjadi korupsi data. Sesuai dengan datasheet AT24C512, waktu tunda maksimumnya adalah 10 ms. Tentu saja waktu tunda ini terlalu besar, karena untuk penulisan 100 byte saja berarti diperlukan waktu 1 detik. Gambar 4.4 Komunikasi Antara AVR Programmer dengan Memory Eksternal 77

Karena itu percobaan ini dilakukan untuk mencari tahu berapa waktu tunda minimum yang bisa digunakan, tanpa terjadinya kesalahan dalam penulisan data. Pada percobaan ini file hex yang digunakan adalah sebesar 3777 Byte. Dari percobaan ini diketahui bahwa jika waktu tunda kurang dari 3 ms, maka proses penulisan ke Memory Eksternal akan mengalami kesalahan. Dengan waktu tunda 3 ms atau lebih penulisan data ke memory eksternal dapat dilakukan dengan benar. Untuk penelitian ini dan percobaan-percobaan berikutnya, waktu tunda yang digunakan dalam penulisan ke Memory Eksternal adalah sebesar 4 ms. Tabel 4.3 Percobaan penulisan file hex ke Memory Eksternal Waktu tunda (ms) Penulisan Data 1 Gagal 2 Gagal 3 Berhasil 4 Berhasil 4.4.3 Percobaan 3 Penyimpanan File Hex dari PC ke Memory Eksternal : Percobaan ke 2 bertujuan untuk mengetahui waktu yang diperlukan untuk menyimpan file hex dari PC ke Memory Eksternal. Percobaan dilakukan dengan menghitung waktu yang diperlukan pada saat pengiriman file hex dari PC ke Memory Eksternal sampai selesai. Pada percobaan ini digunakan file dengan ukuran yang berbedabeda untuk melihat bagaimana kecepatan pengiriman file hex ke Memory Eksternal. 78

Waktu tunda yang digunakan dalam percobaan ini adalah waktu tunda yang didapatkan dari percobaan pertama, yaitu sebesar 4 ms. Gambar 4.5 Penyimpanan file Hex dari PC ke Memory Eksternal Jika hasil percobaan ini dibandingkan dengan hasil dari percobaan 1, terlihat bahwa terjadi penurunan kecepatan yang cukup besar. Ini menunjukkan bahwa waktu tunda penulisan pada Memory Eksternal merupakan faktor yang paling menentukan dalam kecepatan penyimpanan file hex dari PC ke Memory Eksternal. Tabel 4.4 Waktu Penyimpanan file Hex dari PC ke Memory Eksternal Penyimpanan Ke - Panjang Data (Byte) Waktu Penyimpanan (s) Status Kecepatan Penyimpanan (Byte/s) 1 238 Bytes 1,01 Berhasil 235,6 2 1076 Bytes 4,83 Berhasil 222,77 3 1620 Bytes 6,25 Berhasil 259,2 4 2642 Bytes 11,06 Berhasil 238.87 5 5124 Bytes 20,47 Berhasil 250.31 6 7310 Bytes 28,98 Berhasil 252,24 79

Perbandingan kecepatan komunikasi Kecepatan Penyimpanan (Byte/s) 1800 1600 1400 1200 1000 800 600 400 200 0 238 1076 1620 2642 5124 7310 Panjang Data (Byte) Komunikasi antara PC dengan AVR Programmer (tanpa penyimpanan ke Memory Eksternal) Komunikasi antara PC dengan AVR Programmer (Disimpan ke Memory Eksternal) Gambar 4.6 Perbandingan kecepatan komunikasi antara PC dengan AVR Programmer 4.4.4 Percobaan 4 Keberhasilan Penulisan Data ke Memory Eksternal : Percobaan ini dilakukan untuk mengetahui tingkat keberhasilan penulisan data ke Memory Eksternal. Untuk melakukan percobaan ini, mula-mula file hex dikirimkan dari PC ke Memory Eksternal. Setelah itu dilakukan pembacaan kembali oleh PC. Data yang diterima oleh PC ini kemudian dibandingkan dengan file hex yang asli. Pada percobaan ini digunakan file yang sama, yaitu file sebesar 3777 byte, dan percobaan dilakukan sebanyak 10 kali. 80

Tabel 4.5 Pengujian Keberhasilan Penulisan Data ke Memory Eksternal Pengujian Ukuran File Status 1 3,77 Kbytes Berhasil 2 3,77 KBytes Berhasil 3 3,77 Kbytes Berhasil 4 3,77 Kbytes Berhasil 5 3,77 Kbytes Berhasil 6 3,77 Kbytes Berhasil 7 3,77 Kbytes Berhasil 8 3,77 Kbytes Berhasil 9 3,77 Kbytes Berhasil 10 3,77 Kbytes Berhasil 4.4.5 Percobaan 5 Penulisan ke AVR Socket: Percobaan ini adalah percobaan pertama yang dilakukan untuk menuliskan data ke AVR Socket. Percobaan ini dilakukan dengan menggunakan file hex yang sama, yang berukuran 200 byte. Program ini adalah program yang sebelumnya telah dikirim oleh PC dan disimpan di Memory Eksternal. Proses penulisan ke AVR Socket dilakukan secara otomatis oleh AVR Programmer. Setelah penulisan selesai, AVR Socket akan melakukan proses verifikasi dengan membandingkan data yang telah dituliskan ke AVR Socket dengan file hex asli yang tersimpan di memory eksternal. 81

Gambar 4.7 Pemrograman AVR Socket Waktu pemrograman ke AVR Socket dihitung secara manual dengan menggunakan stopwatch. Dari percobaan ini terlihat bahwa dengan menggunakan data yang sama mempunyai waktu pemrograman yang berbeda tipis. Perbedaan waktu ini terjadi akibat kesalahan teknis pada saat penghitungan waktu dengan stopwatch yang dilakukan secara manual. Tabel 4.6 Pengujian Penulisan ke AVR Socket Pengiriman Ke - Ukuran File Waktu Pemrograman (s) Status 1 200 Bytes 4,44 Berhasil 2 200 Bytes 4,35 Berhasil 3 200 Bytes 4,53 Berhasil 4 200 Bytes 4,48 Berhasil 5 200 Bytes 4,52 Berhasil 82

4.4.6 Percobaan 6 Perbandingan Pemrograman antara Standalone AVR Programmer dengan Codevision AVR. Percobaan ini dilakukan untuk membandingkan kecepatan pemrograman antara Standalone AVR Programmer dengan Codevision AVR. Pengujian pertama dilakukan dengan menggunakan Standalone AVR Programmer. File hex yang digunakan adalah file hex dengan ukuran yang berbeda-beda, yang telah disimpan ke memory eksternal pada percobaan sebelumnya. Untuk menghitung lamanya pemrograman, digunakan stopwatch secara manual. Sedangkan kecepatan pemrogaman diperoleh dengan membagi ukuran file dengan waktu pemrograman yang diperlukan. Setelah seluruh data untuk Standalone AVR Programmer didapat, berikutnya adalah pengujian pemrograman dengan menggunakan Codevision AVR. Codevision AVR adalah software khusus yang dikembangkan untuk pemrograman AVR. Selain bisa digunakan untuk membuat program untuk AVR berbasis bahasa C (semua program AVR yang digunakan dalam penelitian ini dibuat dengan menggunakan Codevision AVR), Codevision AVR juga bisa digunakan untuk memprogram langsung AVR. Pemrograman bisa dilakukan dengan menggunakan satu modul khusus untuk pemrograman AVR, dan dengan kabel STK 200 untuk menghubungkannya ke PC. File hex yang digunakan dalam percobaan pemrograman ini adalah file hex yang sama dengan yang digunakan dalam percobaan pemrograman dengan menggunakan Standalone AVR Programmer. Perbandingan pemrograman antara Standalone AVR Programmer dan Codevision AVR menggunakan file hex yang sama, sehingga bisa dilakukan pembandingan antara keduanya. 83

Tabel 4.7 Pengujian Pemrograman ke AVR Socket dengan Standalone AVR Programmer Pemrograman Ke - Ukuran File Waktu Pemrograman(s) Status Kecepatan pemrograman(byte/s) 1 238 Bytes 1,9 Berhasil 125,26 2 1076 Bytes 4,08 Berhasil 263,75 3 1620 Bytes 5,00 Berhasil 324 4 2642 Bytes 6,55 Berhasil 403,36 5 5124 Bytes 11,5 Berhasil 445,56 6 7310 Bytes 15,47 Berhasil 472,53 Tabel 4.8 Pengujian Pemrograman ke AVR Socket dengan Codevision AVR Pemrograman Ke Ukuran File Waktu Status Kecepatan - Pemrograman(s) pemrograman(byte/s) 1 238 Bytes 8,57 Berhasil 27,77 2 1076 Bytes 11,54 Berhasil 93,24 3 1620 Bytes 12,52 Berhasil 129,40 4 2642 Bytes 16,02 Berhasil 164,92 5 5124 Bytes 22,51 Berhasil 227,63 6 7310 Bytes 28,19 Berhasil 259,32 84

Perbandingan waktu pemrograman Waktu Pemrograman (s) 30 25 20 15 10 5 0 238 1076 1620 2642 5124 7310 Panjang Data (Byte) Dengan Standalone AVR Programmer Dengan Codevision AVR Gambar 4.8 Grafik perbandingan waktu pemrograman antara Standalone AVR Programmer dengan Codevision AVR Dari grafik di atas terlihat bahwa pemrograman dengan menggunakan Standalone AVR Programmer memiliki waktu yang jauh lebih baik. Dengan ukuran data sebesar 238 byte, perbedaan waktu antara keduanya mencapai 6 detik lebih. Sedangkan dengan ukuran data sebesar 7310 byte, perbedaan waktu mencapai 12 detik lebih. Salah satu faktor yang menyebabkan Codevision AVR lebih lambat adalah perbedaan proses pemrograman. Pada Standalone AVR Programmer ini, proses pemrograman dilakukan dengan mengirimkan perintah Erase Chip, diikuti dengan penulisan file hex yang diinginkan, baru dilakukan verifikasi data. Sedangkan pada Codevision AVR, setelah dilakukan Erase Chip, Codevision AVR akan melakukan Blank Checking, yaitu pemeriksaan apakah memory Flash pada AVR memang sudah kosong. Proses Blank Checking yang dilakukan oleh Codevision AVR ini memerlukan waktu 85

yang sama untuk semua ukuran file hex, mulai dari 238 byte sampai 7310 byte, yaitu sekitar 6 detik. Blank Checking inilah yang menjadi salah satu faktor yang memperlambat Codevision AVR jika dibandingkan dengan Standalone AVR Progammer. Perbandingan kecepatan pemrograman Kecepatan Pemrograman (Byte/s) 500 450 400 350 300 250 200 150 100 50 0 238 1076 1620 2642 5124 7310 Panjang Data (Byte) Dengan Standalone AVR Programmer Dengan Codevision AVR Gambar 4.9 Grafik perbandingan kecepatan pemrograman antara Standalone AVR Programmer dengan Codevision AVR Grafik di atas menunjukkan perbandingan kecepatan pemrograman antara Standalone AVR Programmer dengan Codevision AVR. Pemrograman dengan ukuran data terkecil sampai data terbesar, tetap menunjukkan keunggulan Standalone AVR Programmer. Dengan ukuran data 238 byte, kecepatan penulisan Standalone AVR Progammer hampir lima kali lipat dari Codevision AVR. Sedangkan dengan ukuran data 7310 byte, kecepatan Standalone AVR Programmer sekitar 1,8 kali dari Codevision AVR. 86

Sekilas terlihat dari grafik ini bahwa kecepatan pemrograman dengan Standalone AVR Programmer maupun Codevision AVR tidak stabil, karena idealnya pemrograman dengan ukuran file hex berapapun memiliki kecepatan yang tetap. Perbedaan kecepatan ini sebenarnya bisa terjadi karena adanya bagian tertentu dalam proses pemrograman yang bersifat tetap, yang tidak tergantung pada ukuran file hex yang akan diprogram. Misalnya pada Codevision AVR, ada proses Blank Checking, yaitu pemeriksaan apakah memory pada AVR memang sudah terhapus semuanya. Proses Blank Checking ini memerlukan waktu yang tetap, yaitu sekitar 6 detik. Proses inilah yang menyebabkan seolah-olah kecepatan pemrograman dengan file 238 byte lebih lambat daripada pemrograman dengan ukuran file 7310 byte. Sedangkan pada Standalone AVR Programmer, salah satu penyebabnya adalah pengaruh dari proses debouncing. Pada saat terjadi penekanan tombol enter, pertama-tama AVR Programmer akan melakukan proses delay sebesar 2000 ms, baru memulai proses pemrograman. Sehingga untuk pemrograman AVR Socket, baik sebesar 238 byte maupun 7310, selalu akan ada delay akibat proses debouncing. Selain itu faktor yang juga menentukan adalah faktor kesalahan teknis pada saat penghitungan secara manual, apalagi pada saat penghitungan kecepatan pemrograman file hex sebesar 238 byte dengan menggunakan Standalone AVR Programmer, yang memiliki kecepatan relatif tinggi. 4.4.7 Total waktu pemrograman AVR Socket dengan Standalone AVR Programmer Total waktu yang diperlukan untuk melakukan pemrograman dengan Standalone AVR Programmer besarnya berbeda beda, tergantung berapa kali proses pemrograman 87

dilakukan. Untuk melakukan pemrograman diperlukan dua proses, yaitu penyimpanan file hex ke memory eksternal, dan pemrograman AVR socket dengan menggunakan file hex yang telah disimpan ke memory eksternal. Waktu yang diperlukan untuk melakukan penyimpanan file hex ke memory eksternal relatif lebih lambat daripada waktu yang diperlukan untuk melakukan pemrograman AVR Socket. Tetapi penyimpanan file hex ke memory eksternal hanya dilakukan sekali saja. Jadi efisiensi kecepatan pada pemrograman dengan Standalone AVR Programmer ditentukan dari berapa kali pemrograman AVR Socket dilakukan. Untuk perhitungan berikut ini, nilai yang digunakan adalah nilai yang didapat dari percobaan-percobaan yang telah dilakukan di atas. Untuk ukuran file hex yang terkecil, misalnya 238 byte yang digunakan dalam percobaan ini, jika pemrograman AVR Socket hanya dilakukan satu kali, maka total waktu yang diperlukan adalah: Waktu total = waktu penyimpanan + waktu pemrograman Waktu total = 1,01 + 1,9 Waktu total = 2,91 detik Jadi dengan ukuran data 238 byte, cukup dengan 1 kali pemrograman saja efisiensi waktunya sudah lebih besar daripada Codevision AVR yang memerlukan waktu 8,57 detik. Untuk ukuran file hex sebesar 7310 byte: Dengan Standalone AVR Programmer: Waktu penyimpanan file hex ke memory eksternal : 28,98 detik Waktu pemrograman AVR Socket : 15,47 detik 88

Dengan Codevision AVR: Waktu pemrograman : 28,19 detik Dengan data ini, dibuat tabel perhitungan waktu total pemrograman yang diperlukan, mulai dari 1 kali pemrograman sampai 5 kali pemrograman. Tabel 4.9 Perbandingan total waktu pemrograman antara Standalone AVR Programmer dan Codevision AVR Banyak pemrograman Total waktu pemrograman (dengan Standalone AVR Programmer) Total Waktu pemrograman (dengan Codevision AVR) 1 44,45 detik 28,19 detik 2 59,92 detik 56,38 detik 3 75,39 detik 84,57 detik 4 90,86 detik 112,76 detik 5 106,33 detik 140,95 detik Dari tabel hasil perhitungan di atas terlihat, setelah dilakukan pemrograman sebanyak tiga kali atau lebih, total waktu pemrograman dengan Standalone AVR Progammer lebih cepat daripada dengan Codevision AVR. Hasil perhitungan ini menunjukkan efisiensi waktu yang didapat dalam pemrograman dengan Standalone AVR Programmer akan terus meningkat seiring dengan semakin banyaknya proses pemrograman yang dilakukan. 89

Total waktu pemrograman (detik) Perbandingan total waktu pemrograman dengan ukuran file sebesar 7310 Byte 160 140 120 100 80 60 40 20 0 1 2 3 4 5 Banyak Pemrograman Dengan Standalone AVR Programmer Dengan Codevision AVR Gambar 4.10 Grafik perbandingan total waktu pemrograman 90