BAB I PENDAHULUAN. Kualitas hasil belajar anak didik yang diperoleh melalui jalur pendidikan

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Permasalahan. Ilmu Pengetahuan Sosial adalah ilmu yang mempelajari tentang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. demi kelangsungan hidup dan kemajuan bangsa tersebut khususnya bagi negara

BAB I PENDAHULUAN. lanjut dan penerapannya di dalam kehidupan sehari-hari. Pembelajaran IPS di

I.PENDAHULUAN. seutuhnya, sangatlah tepat. Konsep Pancasila sebagai pandangan hidup bangsa,

BAB I PENDAHULUAN. yang tangguh, mandiri, berkarakter dan berdaya saing. Sebagai fondasi,

BAB I PENDAHULUAN. keberhasilan tujuan pendidikan. Tujuan pendidikan dapat dicapai dengan

BAB I PENDAHULUAN. Kaling berpenghasilan dari hasil membuat batu bata dan karyawan. anak jadi rendah sehingga prestasi juga rendah pula.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Penerapan Standar Nasional Pendidikan (SNP) telah dilaksanakan sejak

BAB I PENDAHULUAN. peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat

BAB I PENDAHULUAN. meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM). Pendidikan berkembang

BAB I PENDAHULUAN. yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan khusus. Dalam

I. PENDAHULUAN. Pembahasan beberapa hal tersebut secara rinci disajikan sebagai berikut.

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran yang masih bersifat teacher-centered karena tidak memerlukan alat

BAB I PENDAHULUAN. baik itu pelaksana pendidikan, mutu pendidikan, sarana prasarana pendidikan

BAB I PENDAHULUAN. Kualitas pendidikan di Indonesia masih tergolong rendah. Indikator paling nyata

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ai Nunung Muflihah,2013

BAB I PENDAHULUAN. Guru yang secara langsung bertanggung jawab terhadap bagaimana cara

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka. Keberhasilan pendidikan dipengaruhi oleh perubahan dan

BAB I PENDAHULUAN. kajian yang tidak pernah berhenti, dan upaya ke arah pendidikan yang lebih baik

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Komunikasi akan lancar apabila perbendaharaan katanya cukup memadai. Hal ini

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sekolah merupakan lembaga formal yang menyelenggarakan kegiatan

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran, dan sebagainya. Masing-masing faktor yang terlibat dalam. lain, akan tetapi saling berhubungan dan saling mendukung.

BAB I PENDAHULUAN. mutu pendidikan melalui kegiatan pembelajaran. Hal tersebut menjadikan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan suatu hal yang sangat penting bagi seorang

1. PENDAHULUAN. dikarenakan sasaran dari pendidikan adalah peningkatan kualitas sumber daya

I. PENDAHULUAN. Mata pelajaran IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial) Terpadu di SMP terdiri dari studi

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi kehidupan. manusia. Pendidikan manusia dimulai sejak anak masih dalam kandungan,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Salah satu pembelajaran yang ada di sekolah adalah pembelajaran Ilmu

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. siswa melalui pembelajaran dengan metode bermain model Scramble.

BAB I PENDAHULUAN. Permasalahan yang ada dalam dunia pendidikan formal bertambah dari

ANALISIS SITUASI. IPS. Pelajaran IPS bagi sebagian besar siswa adalah pelajaran yang membosankan,

BAB 1 PENDAHULUAN. A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan merupakan suatu usaha sadar dan terencana untuk memanusiakan

BAB I PENDAHULUAN. yang harus ditempuh oleh anak, anak juga dituntut untuk mengalami

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

I. PENDAHULUAN. penelitian, kegunaan penelitian dan diakhiri dengan ruang lingkup penelitian.

BAB I PENDAHULUAN. budaya. Sejalan dengan ungkapan di atas, Nasucha (2009:1) menyatakan

BAB I PENDAHULUAN. penting dalam perkembangan kognitif dan sosial anak. Dengan kata lain, guru memegang peranan yang strategis dalam

I. PENDAHULUAN. kecerdasan, (2) pengetahuan, (3) kepribadian, (4) akhlak mulia, (5)

PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan adalah suatu hal yang harus dipenuhi dalam upaya meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu mata

BAB I PENDAHULUAN. mengajar, dimana proses belajar mengajar itu adalah suatu proses yang rumit,

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. secara jelas dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003, tentang Sistem

BAB I PENDAHULUAN. terampil, bermartabat, bermoral dan berkualitas. Usaha perbaikan mutu

BAB 1 PENDAHULUAN. Upaya dalam meningkatkan kualitas sumber daya manusia, pada. prinsipnya yang memiliki tanggung jawab besar adalah penyelenggara

I. PENDAHULUAN. baik, menghadapi segala tantangan dan tuntutan perubahan lokal, nasional, dan

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG MASALAH. Tantangan utama bangsa Indonesia dewasa ini dan di masa depan adalah

I. PENDAHULUAN. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan tujuan, isi, dan bahan

I. PENDAHULUAN. Globalisasi seperti saat ini menimbulkan persaingan di berbagai bidang kehidupan

BAB I PENDAHULUAN I.1. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

SANTI BBERLIANA SIMATUPANG,

P N E D N A D H A U H L U U L A U N

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Proses Belajar Mengajar merupakan interaksi edukatif yang dilakukan

BAB I PENDAHULUAN. mengorganisasi, dan menciptakan sistem lingkungan dengan berbagai model. dan efisien serta mendapat hasil optimal.

BAB I PENDAHULUAN. diselenggarakan secara optimal supaya menghasilkan lulusan-lulusan yang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. meliputi latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat

BAB I PENDAHULUAN. dapat dirasakan oleh setiap warga negara. Dengan adanya pendidikan terjadi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dewasa ini peran dan fungsi pendidikan sekolah semakin penting dan

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan di SD adalah memberikan bekal kemampuan dasar kepada siswa

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan Nasional bertujuan: Untuk mengembangkan potensi

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah Suyati, 2013

MENINGKATKAN MOTIVASI DAN HASIL BELAJAR IPS KERAGAMAN SUKU BANGSA DAN BUDAYA DENGAN PERMAINAN TEMBAR PADA SISWA KELAS 4 A SDN SEMBORO 01 JEMBER

BAB I PENDAHULUAN. Dunia pendidikan memegang peranan penting dalam kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Pendidikan pada dasarnya adalah usaha sadar untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga pendidikan formal sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu :

BAB I PENDAHULUAN. manusia, karena pendidikan merupakan gerbang menuju wawasan dan

BAB I PENDAHULUAN 1.1.Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya sistem

BAB I PENDAHULUAN. dengan peserta didik dalam situasi intruksional edukatif. Melalui proses belajar

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendidikan menuntut guru lebih inovatif dalam merancang pembelajaran, artinya

sendiri dari hasil pengalaman belajarnya.

BAB I PENDAHULUAN. Pasal 1 ayat 1 Undang-undang RI No. 20 tahun 2003 dinyatakan bahwa pendidikan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Kepribadiannya berlandaskan dengan nilai-nilai baik di dalam masyarakat maupun

Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dalam Pembelajaran IPA Dengan Metode Demonstrasi di Kelas IV SDN 14 Ampana

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan pendidikan tidak hanya dipengaruhi oleh siswa namun guru juga

BAB I PENDAHULUAN. tugas untuk mendorong, membimbing, dan memberi fasilitas belajar bagi

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah mata

BAB I PENDAHULUAN. prestasi belajar siswa dengan berbagai upaya. Salah satu upaya tersebut

BAB I PENDAHULUAN. dari bangsa itu sendiri. Hal itu sesuai dengan ketentuan umum Undang

BAB I PENDAHULUAN. tingkah laku siswa. Perubahan tingkah laku siswa pada saat proses

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sering mengalami berbagai kendala, baik dari segi kemampuan dan persiapan guru, media/sarana penunjang pendidikan, dan dari siswa sebagai peserta didik. Disamping itu yang sering menjadi sorotan adalah rendahnya tingkat pencapaian aktivitas dan hasil belajar siswa setelah melalui tahapan evaluasi. Menjadi pertanyaan apa yang menjadi penyebab hal-hal tersebut. Seorang guru yang sudah lama berkiprah dalam bidang pendidikan mengetahui apa yang menjadi penyebab pokok dalam permasalahan tersebut, namun tanpa melakukan penelitian yang prosedural kita tidak dapat menghasilkan jalan keluar terhadap permasalahan tersebut. Kualitas hasil belajar anak didik yang diperoleh melalui jalur pendidikan formal di sekolah merupakan hasil dari suatu proses pendidikan yang melibatkan berbagai komponen yang saling mempengaruhi seperti guru, bahan pengajaran, kurikulum, metode bahkan anak didik itu sendiri. Depdiknas (2000 : 21) menyatakan bahwa keberhasilan pendidikan melalui proses belajar mengajar di sekolah dipengaruhi oleh tiga faktor utama yakni:

2 (1) Faktor input antara lain siswa, kurikulum, tenaga kependidikan, dan sarana prasarana, (2) Proses yakni kegiatan belajar mengajar di kelas yang berlangsung sehari-hari, dan (3) Output yakni hasil lulusan. Mutu pendidikan erat kaitannya dengan prestasi belajar, mutu pendidikan dikatakan baik apabila prestasi belajar tinggi, untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi diperlukan proses belajar yang baik dan bermutu. Oleh karena itu agar mutu pendidikan dapat meningkat sebaiknya setiap sekolah berusaha untuk dapat menyelenggarakan pendidikan yang bermutu. Pendidikan yang bermutu tersebut memerlukan guru yang professional karena guru memegang peranan penting dan guru terlibat langsung dengan peserta didik. Proses pendidikan semula dipandang sebagai proses belajar mengajar untuk menyiapkan peserta didik hidup di masyarakat, kini telah mengalami perubahan menjadi proses pembelajaran, atau perubahan paradigma belajar yang berpusat pada guru yang mana guru bertugas mentransfer ilmunya kepada murid sudah tidak sesuai lagi karena belajar harus berpusat pada siswa, dan guru bukan satu- satunya sumber belajar. Hal ini adalah salah satu upaya dalam rangka memperbaiki mutu pendidikan, dimana guru berperan untuk mengatur, mengelola, memfasilitasi dan membantu siswa, sehingga tercipta kondisi belajar yang kondusif dalam rangka mengembangkan manusia seutuhnya sehingga bisa tercipta keberhasilan dalam pembelajaran yang dilakukan oleh guru. Keberhasilan proses pembelajaran di sekolah, secara lebih khusus lagi keberhasilan proses pembelajaran di dalam kelas, ditentukan oleh

3 kemampuan guru untuk memilih model pembelajaran yang tepat sesuai materi yang diajarkan pada siswa. Memilih model yang dimaksud dalam penulisan ini adalah kemampuan guru menggunakan model pembelajaran yang dapat menciptakan dan mempertahankan kondisi yang optimal bagi terjadinya proses belajar siswa. Keberhasilan pembelajaran menurut Yulaela Wati (2004 : 121), bahwa membaca, mendengar, dan melihat tidak cukup dalam belajar, karena jika pembelajaran melibatkan peserta didik untuk mengalami dan membicarakan langsung bahan tertentu kapada orang lein dapat lebih bermakna dalam belajar. Terlebih lagi peserta didik mempunyai kesempatan untuk mengajarkan pengetahuannya kepada peserta didik lain. Pembelajaran membutuhkan kondisi yang mendukung pelaksanaan, diantaranya adalah alat peraga dan perlengkapan pendidikan, berupa alat bantu dalam pembelajaran, sejalan dengan hal ini guru perlu memilih metode pembelajaran yang tepat. Pada umumnya selama ini model dan metode pembelajaran yang digunakan guru adalah pembelajaran langsung, yaitu guru menjelaskan materi pelajaran dan siswa mendengarkan. Hal ini mengakibatkan siswa hanya sekedar objek statis sehingga siswa tidak berpartisipasi aktif dalam pembelajaran. Padahal menurut teori kontruktivis, siswa tidak hanya sekedar menerima pengetahuan dari guru, namun siswa harus membangun sendiri pengetahuan di dalam benaknya. Guru dapat memberi siswa anak tangga yang membawa siswa kepemahaman yang lebih

4 tinggi, dengan catatan siswa sendiri yang harus memanjat anak tangga tersebut, menurut Nur (dalam Trianto, 2007 : 13). Oleh sebab itu, seorang guru sebaiknya menggunakan model pembelajaran yang dapat menciptakan kondisi yang menyenangkan yang memungkinkan siswa untuk menemukan sendiri. Apalagi pada usia Sekolah Dasar khususnya kelas 1 SD Negeri 3 Rejosari yang masih dominan bermain. Dengan adanya kondisi pembelajaran yang menyenangkan maka siswa akan lebih berpartisipasi aktif dalam pembelajaran sehingga akan berakibat pada hasil yang semakin baik. Semua hal yang telah dikemukakan diatas merupakan tantangan bagi sekolah, guru, bahkan semua unsur sistem yang terlibat dalam dunia pendidikan dan harus dicarikan solusinya agar proses pembelajaran berjalan baik. Kendala tersebut akhirnya bermuara pada anak didik, karena mereka tidak dapat menyerap ilmu atau materi dengan baik. Cara mengatasi hal tersebut agar pelaksanaan pendidikan dan pembelajaran dapat terlaksana, maka dalam proses pembelajaran guru harus merancang strategi, memilih metode dan memanfaatkan media belajar serta memilih alat peraga yang paling tepat, sehingga siswa dapat mencapai kompetensi yang diharapkan, berarti juga menuntut guru untuk bekerja secara profesional. Dari hal-hal yang dikemukakan di atas maka permasalahan tersebut penting sekali untuk diteliti, sehingga indikator pembelajaran yang akan dicapai siswa akan dapat tercapai, jika tidak diatasi maka siswa tidak akan dapat

5 mencapai indikator tersebut, siswa sulit untuk melanjutkan menerima materi pelajaran secara terus menerus. Untuk itu penulis mecoba melakukan penelitian. Dalam kaitannya dengan belajar matematika maka prestasi belajar matematika dapat diartikan sebagai hasil yang dicapai seseorang setelah melalui proses pembelajaran matematika. Untuk mengetahui seberapa jauh tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai bahan pelajaran matematika yang dipelajarinya, diperlukan suatu alat ukur berupa tes. Hal ini sejalan dengan apa yang dikemukakan oleh Ratumanan (Ahmad, 2006) bahwa tes merupakan bagian dari pengukuran yang dilanjutkandengan kegiatan penilaian. Tes merupakan pengukuran terencana yang digunakanguru untuk memberikan kesempatan bagi siswa untuk memperlihatkan prestasi mereka dalam kaitannya dengan tujuan yang telah ditetapkan. Demikian juga dalam proses pembelajaran IPS hendaknya guru melibatkan siswa untuk berpartisipasi dalam pembelajaran. IPS adalah bidang studi yang mempelajari, menelaah, menganalisis, gejala dan masalah sosial di masyarakat dengan meninjau dari berbagai aspek. Nasution (1975) berpendapat bahwa IPS adalah suatu program pendidikan yang merupakan suatu keseluruhan, yang pada pokoknya mempersoalkan manusia dalam lingkungan fisik maupun lingkungan sosial yang bahannya di ambil dari berbagai ilmu sosial seperti geografi, sejarah, ekonomi, antropologi, sosiologi, ilmu politik, dan psikologi sosial.

6 Tujuan Pendidikan IPS di SD adalah : 1. Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis, menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi di masyarakat. 2. Membekali anak didik dengan pengalaman sosial yang berguna dalam kehidupan kelak di masyarakat. 3. Membekali anak didik, kesadaran, sikap mental yang positif dan ketrampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup. 4. Membekali anak didik dengan kemampuan mengembangkan pengetahuan dan keilmuan IPS sesuai dengan perkembangan kehidupan masyarakat ilmu pengetahuan dan teknologi. A.K. Ellis (1991) Solusi praktis dapat dilakukan guru melalui usahanya menciptakan kondisi belajar yang bermakna dan bertujuan sehingga apapun keadaan siswa terbawa pada suasana belajar yang mengarah pada pencapaian tujuan belajar yang telah dirumuskan guru melalui perangkat pembelajarannya. Permasalahan pada hasil belajar yang kurang memuaskan dialami oleh siswa kelas I SD Negeri 3 Rejosari Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu. Pada saat proses belajar mengajar siswa terlihat diam dan tidak memperhatikan pelajaran. Berdasarkan evaluasi belajar pada ulangan harian kenyataannya pada saat proses pembelajaran yang dilakukan pada mata pelajaran IPS dan Matematika Kelas I di SD Negeri 3 Rejosari menunjukan

7 hasil yang belum maksimal. Selain itu banyak siswa yang belum berhasil mancapai nilai diatas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM). Berikut data pencapaian nilai evaluasi belajar siswa : Tabel 1 : Data Pencapaian hasil belajar ulangan harian siswa kelas I mata pelajaran IPS NO KKM RENTANG JUMLAH NILAI SISWA PROSENTASE KET 1. 60 40-50 16 53,33% Belum Tuntas 2. 60 51-59 6 20,00% Belum Tuntas 3. 60 60-84 6 20,00% Tuntas 4. 60 85-100 2 6,67% Tuntas Jumlah 30 100% Tabel 2 : Data Pencapaian hasil belajar ulangan harian siswa kelas I mata pelajaran Matematika NO KKM RENTANG JUMLAH NILAI SISWA PROSENTASE KET 1. 59 40-58 24 80,00% Belum Tuntas 2. 59 59-70 3 10,00% Tuntas 3. 59 71-80 3 10,00% Tuntas 4. 59 81-100 0 0% Tuntas Jumlah 30 100% Alternatif pemecahan masalah yang dipilih untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar siswa adalah melalui model pembelajaran Scramble. Alasan pemilihan model pembelajaran Scramble adalah dalam pembelajaran ini memungkinkan siswa untuk saling berkomunikasi dan berlomba dengan metode bermain untuk mendapatkan penghargaan secara kelompok maupun individu. Model pembelajaran Scramble yaitu model pembelajaran yang mengajak siswa mencari jawaban terhadap suatu pertanyaan atau pasangan dari suatu konsep secara kreatif dengan cara menyusun huruf-huruf/angkaangka yang disusun secara acak sehingga membentuk suatu jawaban atau pasangan konsep yang dimaksud (Komalasari, 2010 : 84).

8 Dari uraian tersebut maka yang dimaksud dengan adanya penelitian ini diharapkan siswa bisa mencapai prestasi belajar dengan kata lain tingkat keberhasilan siswa dalam menguasai bahan pelajaran Matematika dan IPS setelah mengikuti kegiatan belajar dalam kurun waktu tertentu yang diukur dengan tes prestasi belajar melalui model pembelajaran Scramble. 1.2. Identifikasi Masalah Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas maka identifikasi masalah sebagai berikut : 1. Hasil belajar siswa kelas I SD Negeri 3 Rejosari Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu masih rendah yang dibuktikan dengan pencapaian nilai pada saat ulangan harian banyak siswa yang mendapat nilai dibawah KKM. 2. Metode yang digunakan metode ceramah, dimana informasi/konsepkonsep yang dipelajari diberitahukan atau disajikan dengan ceramah saja sehingga siswa cenderung pasif pada saat pembelajaran berlangsung. 3. Kegiatan pembelajaran yang digunakan dalam menyampaikan materi pelajaran di kelas I SD Negeri 3 Rejosari Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu kurang menarik sehingga siswa banyak yang kurang antusias dalam mengikuti pembelajaran tersebut. 4. Model pembelajaran Scramble diharapkan bisa meningkatkan aktivitas dan hasil belajar di kelas I SD Negeri 3 Rejosari Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.

9 1.3. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah : Masih rendahnya aktivitas dan hasil belajar Matematika dan IPS kelas I SD Negeri 3 Rejosari Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2012. Atas dasar rumusan masalah tersebut permasalahan yang akan diteliti adalah : (1) Bagaimanakah peningkatan aktivitas belajar Matematika dan IPS dengan model pembelajaran Scramble pada siswa kelas I Semester Genap SD Negeri 3 Rejosari Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2012? (2) Bagaimanakah peningkatan hasil belajar Matematika dan IPS dengan model pembelajaran Scramble pada siswa kelas I Semester Genap SD Negeri 3 Rejosari Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2012? Dengan demikian judul penelitian ini adalah Upaya Meningkatkan Aktivitas dan Hasil Belajar Siswa Melalui Model Pembelajaran Scramble Dengan Pendekatan Tematik Kelas I Semester Genap SD Negeri 3 Rejosari Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2012. 1.4. Tujuan Penelitian Tujuan yang diharapkan dari penelitian ini adalah : 1) Untuk meningkatkan Aktivitas Belajar Matematika dan IPS pada siswa Kelas I Semester Genap SD Negeri 3 Rejosari Kecamatan Pringsewu

10 Kabupaten Pringsewu Tahun 2012 dengan menggunakan Model pembelajaran Scramble. 2) Untuk meningkatkan Hasil Belajar Matematika dan IPS pada siswa Kelas I Semester Genap SD Negeri 3 Rejosari Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu Tahun 2012 dengan menggunakan Model Pembelajaran Scramble. 1.5. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini adalah : 1) Bagi Siswa a. Dapat memudahkan dalam memusatkan perhatian pada suatu tema tertentu dalam belajar. b. Dapat lebih bergairah belajar karena dapat berkomunikasi dalam situasi yang nyata, untuk mengembangkan suatu kemampuan dalam satu pelajaran sekaligus mempelajari mempelajari mata pelajaran lain. c. Dapat memberikan pemahaman terhadap materi pelajaran lebih mendalam dan berkesan sehingga motivasi dan hasil belajar dapat bertahan lama. d. Dapat memberikan suasana baru dalam pembelajaran yang dapat mendorong peningkatan aktivitas dan hasil belajar siswa kelas I SD Negeri 3 Rejosari Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu.

11 2) Bagi Guru a. Untuk memperbaiki perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran dan melakukan penilaian dalam proses belajar mengajar secara benar. b. Untuk menambah wawasan guru dalam memecahkan masalah yang timbul dalam kegiatan pembelajaran di kelas. c. Untuk mengembangkan konsep-konsep desain pembelajaran Matematika dan IPS SD khususnya di kelas 1 SD Negeri 3 Rejosari Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu agar dapat melaksanakan pembelajaran aktif, inovativ, kreatif, efektif dan menyenangkan. d. Untuk memberikan wawasan baru bagi guru dalam penerapan metode belajar sambil bermain yaitu dengan menggunakan model pembelajaran Scramble di kelas I karena melihat secara langsung dalam pembelajaran. 3) Bagi Sekolah a. Untuk meningkatkan mutu hasil belajar siswa, khususnya pada mata pelajaran Matematika dan IPS SD Negeri 3 Rejosari Kecamatan Pringsewu Kabupaten Pringsewu. b. Untuk memberikan sumbangan pemikiran bagi sekolah dalam upaya peningkatan kualitas siswa dan guru.