BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS CERPEN DENGAN METODE PETA PIKIRAN PADA SISWA KELAS IX SMPN 1 PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

PENINGKATAN KUALITAS PEMBELAJARAN MENULIS CERITA PENDEK DENGAN MODEL PEMBELAJARAN MIND MAPPING

keinginan, penyampaian informasi tentang suatu peristiwa, dan lain-lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil dalam berbahasa

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Tarigan dalam Munthe (2013:1), dalam silabus pada KD 13.1 disebutkan, bahwa salah satu kompetensi yang harus

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Sesuai dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Bahasa Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. didik lebih memfokuskan pada teori sastra karena tujuan pembelajaran sastra

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah. Pendidikan merupakan sarana penting untuk meningkatkan kualitas

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ada empat keterampilan berbahasa yang diterima oleh peserta didik secara

BAB I PENDAHULUAN. Pembelajaran merupakan kunci keberhasilan sumber daya manusia untuk

BAB I PENDAHULUAN. pada siswa. Perubahan tingkah tersebut merupakan tujuan dari pembelajaran. dalam meningkatkan kualitas pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan pendidik tentang karakteristik peserta didik tersebut hendaknya

BAB I PENDAHULUAN. Masalah bahasa dalam dunia pendidikan merupakan peranan yang sangat

BAB I PENDAHULUAN. kompetensinya yaitu mengungkapkan keindahan alam dan pengalaman melalui. kreatif puisi berkenaan dengan keindahan alam.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pendidikan di Indonesia menempatkan bahasa Indonesia sebagai salah satu

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Pembelajaran Bahasa Indonesia di dunia pendidikan bertujuan agar

BAB I PENDAHULUAN. berbahasa Indonesia. Bagi siswa sekolah menengah atas pembelajaran tersebut

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pemersatu bangsa Indonesia. Selain itu, Bahasa Indonesia juga merupakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia pada dasarnya merupakan upaya untuk

BAB 1 PENDAHULUAN. Siswa memiliki potensi yang sangat besar untuk menulis. Namun perlu

BAB I PENDAHULUAN. berlangsung saat tulisan tersebut dibaca oleh orang lain.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Keterampilan berbahasa mencakup empat aspek yakni,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pengajaran bahasa Indonesia bertujuan agar siswa terampil berbahasa dan mampu

BAB I PENDAHULUAN A. LATAR BELAKANG

I. PENDAHULUAN. Penguasaan bahasa Indonesia yang baik dan benar dilakukan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. mencakup empat jenis yaitu keterampilan menyimak (listening skill),

BAB I PENDAHULUAN. emosional siswa dan merupakan penunjang keberhasilan dalam mempelajari semua

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. perasaan, atau keinginannya. Keterampilan menulis yang baik sangatlah penting

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. pendekatan scientific akan menyentuh tiga ranah, yaitu: sikap (afektif), pengetahuan (kognitif), dan keterampilan (psikomotor).

BAB I PENDAHULUAN. Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan pengaturan mengenai

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. seorang pendidik yang mempunyai kompetensi, baik kompetensi pedagogik,

I. PENDAHULUAN. diajarkan agar siswa dapat menguasai dan menggunakannya dalam berkomunikasi

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa memiliki peranan penting dalam kehidupan manusia, karena

BAB I PENDAHULUAN. kompetensi menulis dalam KTSP SD yang berbunyi sebagai berikut:

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS NARASI EKSPOSITORIS DENGAN METODE MIND MAPPING

berpikir logis, analitis, sistematis, kritis dan kreatif serta kemampuan bekerja

BAB I PENDAHULUAN. memindahkan informasi pengetahuan ke buku catatan yang telah didapat dari

BAB I PENDAHULUAN Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. karena adanya interaksi antara guru dan siswa. Interaksi yang dilakukan mengharapkan

BAB I PENDAHULUAN. siswa untuk berkomunikasi dalam bahasa Inggris yang baik dan benar secara lisan dan tulis.

BAB I PENDAHULUAN. proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Hal ini dikarenakan dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting bagi manusia. Tanpa

BAB I PENDAHULUAN. yang tepat dan terencana dengan strategi pembelajaran yang efektif.

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. menyimak (listening skills), keterampilan berbicara (speaking skill), keterampilan

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bahasa adalah sarana yang digunakan untuk berkomunikasi dengan

PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI BEBAS DENGAN STRATEGI MIND MAPPING PADA SISWA KELAS VIII SMP NEGERI I PURWOSARI TAHUN PELAJARAN

BAB I PENDAHULUAN. Tujuan nasional yang ingin dicapai dicantumkan dalam UUD 45 yaitu. mencapai tujuan tersebut adalah melalui pendidikan.

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan yang lainnya. Selain itu, pembelajar juga harus aktif dalam

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pelaksanaan pembelajaran Bahasa Indonesia masih sering dilaksanakan dengan

PENDAHULUAN. Oleh Rexona Purba Trisnawati Hutagalung, S.Pd., M.Pd

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Penelitian

BAB I PENDAHULUAN. Interaksi pendidikan berfungsi membantu pengembangan seluruh potensi, kecakapan

BAB I PENDAHULUAN. bahan yang harus diajarkan kepada siswa selain keterampilan berbahasa lainnya.

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB V SIMPULAN IMPLIKASI DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. yang beragam. Selain bahasa Inggris di SMA, SMK dan MA, peserta didik juga

BAB 1. Pembelajaran Bahasa Indonesia adalah pembelajaran yang memiliki. beberapa aspek keterampilan berbahasa yang harus dicapai oleh siswa.

BAB 1 PENDAHULUAN. sekali bagi kita semua untuk mempelajarinya. Setiap orang sering berbahasa, baik

BAB I PENDAHULUAN. global. Salah satu komponen penting dari sistem pendidikan tersebut adalah kurikulum,

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Menulis. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa dan merupakan

BAB I PENDAHULUAN. Pada dasarnya belajar berbahasa adalah belajar berkomunikasi. Oleh karena itu,

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. komunikasi ini disebut dengan bahasa. Bahasa memegang peranan penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. pembelajaran bahasa Indonesia adalah menyimak, berbicara, membaca, dan. kesatuan dari aspek bahasa itu sendiri (Tarigan, 2008: 1).

berkonotasi. Kemampuan menulis puisi merupakan salah satu materi pembelajaran sastra yang diajarkan dikelas. Ketrampilan menulis puisi wajib dikuasai

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI DENGAN MEDIA GAMBAR PADA SISWA KELAS V SDN SAWOJAJAR V KOTA MALANG

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bahasa merupakan dasar bagi pengetahuan manusia. Bahasa juga dikatakan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Pembelajaran bahasa dan sastra Indonesia tidak terlepas dari karya sastra,

BAB I PENDAHULUAN. merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam seluruh proses pembelajaran.

BAB I PENDAHULUAN. karya sastra secara sungguh-sungguh. Salah satu karya sastra adalah puisi.

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS KARANGAN DESKRIPSI DENGAN METODE FIELD TRIP PADA SISWA KELAS VB SD NEGERI GEMOLONG 1 TAHUN AJARAN 2009/2010

BAB I Pendahuluan 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kesadaran tentang pentingnya pendidikan yang dapat memberikan harapan

BAB I PENDAHULUAN. manusia dapat mengungkapkan apa yang dipikirkanya, dinalar dan dirasakannya.

Oleh: Liana Sulistiana Program Studi Pendidikan Bahasa dan sastra Indonesia Universitas Muhammadiyah Purworejo

BAB I PENDAHULUAN. didik disekolah melalui proses pembelajaran. Namun, mengupayakan

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS PUISI MELALUI METODE PETA PIKIRAN (MIND MAPPING) PADA SISWA KELAS VII E SMP NEGERI 16 SURAKARTA

Secara umum, pembelajaran bahasaindonesia terbagi menjadi empat. aspek keterampilan yang harus dikuasai siswa. Keempat keterampilan tersebut

2013 PENGARUH METODE MIND MAPPING DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS PUISI

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Ekonomi sebagai salah satu disiplin ilmu merupakan pengetahuan yang

BAB I PENDAHULUAN. Bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat tepat bagi individu. Dengan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. 1..1Latar Belakang Masalah. Kehidupan manusia tidak terlepas dari kegiatan berbahasa. Bahasa adalah

2013 PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS KARANGAN NARASI MELALUI METODE MIND MAPPING DALAM PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR

Transkripsi:

digilib.uns.ac.id BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bahasa Indonesia merupakan salah satu mata pelajaran yang wajib diajarkan di sekolah. Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan agar siswa terampil berkomunikasi baik lisan maupun tulisan sesuai dengan fungsi bahasa sebagai alat komunikasi. Selain itu, pembelajaran bahasa juga bertujuan agar siswa menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar serta menghargai bahasa dan bangga menggunakan bahasa Indonesia. Pembelajaran bahasa Indonesia memiliki empat keterampilan berbahasa yaitu mendengarkan, berbicara, membaca dan menulis. Menurut Tarigan (2008:1), keterampilan berbahasa dalam kurikulum di sekolah mencakup empat segi, yaitu: 1. keterampilan menyimak/mendengarkan (listening skills), 2. keterampilan berbicara (speaking skills), 3. Keterampilan membaca (reading skills), 4. keterampilan menulis (writting skills). Setiap keterampilan berbahasa berhubungan erat dengan keterampilan yang lain. Keempat keterampilan tersebut pada dasarnya merupakan satu kesatuan, dan dapat disebut dengan istilah caturtunggal. Sehingga dapat dikatakan bahwa dalam pelaksanaan pembelajaran yang terjadi di sekolah, keterampilan menyimak, berbicara, membaca, dan menulis merupakan satu kesatuan yang saling berhubungan dan bersinergi membentuk satu kemampuan berbahasa secara utuh. Keterampilan menulis perlu ditanamkan kepada siswa di sekolah sehingga meraka mampu menuangkan ide, gagasan, pikiran dan pendapat dengan baik. Keterampilan menulis tidak dapat diperoleh secara alamiah, tetapi harus melalui proses pembelajaran. Kemampuan menulis dapat dimiliki dengan cara berlatih terus-menerus. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SMP, salah satu standar kompetensi yang harus dicapai oleh siswa SMP kelas VII adalah menulis kreatif puisi. Proses kreatif diperlukan dalam menulis puisi. Proses kreatif dapat dilakukan dengan cara banyak berlatih, karena semakin sering berlatih menulis, maka akan semakin terampil, ide to dan user gagasanpun semakin banyak. 1

digilib.uns.ac.id 2 Menurut Ulya & Suryanto (2009 :46) menulis, sebagai salah satu keterampilan berbahasa memiliki tingkat kesulitan yang lebih tinggi dibandingkan dengan keterampilan lainnya. Menulis dalam pembelajaran sastra tidak mudah terutama menulis puisi. Keterampilan menulis puisi menuntut kemampuan siswa untuk menuangkan segala ide, gagasan, pikiran dan perasaan agar menghasilkan sebuah karya yang dapat dipahami orang lain. Menulis puisi dianggap sulit oleh siswa karena untuk mendapatkan puisi yang indah harus melalui belajar dan berlatih. Mengekspresikan puisi bukan hanya ditunjukkan untuk penghayatan dan pemahaman puisi, tetapi berpengaruh terhadap kepekaan perasaan dan kepekaan siswa terhadap lingkungan sekitar. Kemampuan tersebut dipengaruhi beberapa faktor dalam proses pembelajaran. Selain penerapan model, metode dan strategi yang tepat, peran guru juga sangat berpengaruh dalam proses pembelajaran. Berdasarkan observasi yang dilakukan peneliti di kelas VII E SMP Negeri 16 Surakarta, peneliti menemukan beberapa permasalahan dalam proses pembelajaran salah satunya keterampilan menulis puisi siswa yang rendah. Keterampilan menulis puisi siswa yang rendah dipengaruhi oleh dua faktor yaitu kinerja guru dan kinerja siswa itu sendiri. Faktor penyebab yang berasal dari kinerja guru meliputi (1) guru kurang mengembangkan model atau metode pembelajaran, (2) media yang digunakan guru kurang menarik, (3) pembelajaran didominasi dengan ceramah. Terlihat bahwa pembelajaran yang dilakukan guru menyebabkan siswa jenuh dan bosan sehingga siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran. Selain itu, faktor penyebab yang berasal dari siswa itu sendiri meliputi (1) siswa merasa sulit berkonsentrasi, (2) sulit merangkai kata-kata yang indah, (3) sulit menentukan disksi, majas, dan sebagainya, (4) siswa kurang berminat atau kurang motivasi untuk mempelajari puisi. Dalam pembelajaran menulis puisi guru menyiapkan beberapa contoh puisi. Guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk membaca dan memahami contoh puisi tersebut kemudian menyuruh siswa untuk menulis puisi. Puisi yang dihasilkan siswa hampir sama atau meniru contoh puisi yang diberikan guru tanpa ada pengubahan. Hal ini menunjukkan bahwa to user siswa kurang kreatif dalam menulis

digilib.uns.ac.id 3 puisi. Siswa masih kurang berekspresi dan belum mampu menentukan makna yang tepat dari sebuah puisi. Selain itu, siswa terlihat kurang berminat untuk mempelajari puisi. Pembelajaran sastra terutama keterampilan menulis puisi masih kurang menarik bagi siswa. Penyebab kurang menariknya antara lain guru kurang mengembangkan model atau metode pembelajaran, siswa merasa kesulitan untuk memilih kata yang tepat, siswa tidak dapat menemukan ide sehingga siswa kurang antusias dalam menulis puisi, dan sebagainya. Buku-buku sastra yang minim sebagai sumber belajar dan alokasi waktu pembelajaran yang terbatas menjadi salah satu penyebab pembelajaran sastra yang kurang optimal khususnya menulis puisi. Selain itu, penyebab terbesar dalam pembelajaran sastra adalah kesempatan bagi siswa untuk diajak berlatih menulis karya sastra yang kurang. Kesulitan siswa dalam menulis puisi disebabkan oleh siswa kurang mampu dalam menampilkan ide yang kreatif dan memilih kata yang tepat. Beberapa siswa menyatakan bahwa mereka tidak tahu apa yang mesti mereka tulis. Beberapa siswa yang lain mengungkapkan bahwa mereka sudah memiliki ide tetapi tidak tahu cara menuangkannya dalam sebuah puisi. Di tengah kegiatan menulis siswa sering kehabisan ide. Di samping itu, mereka merasa tidak bebas untuk menulis karena terbatasnya waktu menulis yang diberikan. Lebih lanjut, keterampilan menulis puisi siswa kurang terkembang dengan baik. Hal ini tercermin dari perolehan nilai menulis siswa. Dari 29 siswa, 8 siswa yang mencapai ketuntasan belajar (72) sedangkan 21 lainnya belum mencapai ketuntasan belajar. Menulis puisi yang dilakukan pada survey awal diketahui bahawa banyak siswa yang kesulitan dalam mementukan diksi dan majas. Dari segi proses, pembelajaran pada survei awal masih dilakukan secara konvensional. Guru mendominasi pembelajaran dengan lebih banyak menerangkan materi di depan kelas. Hal ini mempengaruhi keaktifan siswa. Meskipun guru memberikan kesempatan pada siswa untuk bertanya atau memberikan tanggapan, siswa tidak ada yang menggunakan kesempatan tersebut. Pembelajaran lebih menekankan hasil daripada proses. Pembelajaran demikian membuat siswa menjadi bosan. Pembelajaran to user yang membosankan itulah yang

digilib.uns.ac.id 4 membuat siswa tidak merasa nyaman sehingga tidak bisa menghasilkan ide-ide kreatif. Hasil wawancara yang dilakukan pada guru pengampu pelajaran bahasa Indonesia diketahui bahwa pembelajaran menulis puisi seolah menjadi pembelajaran yang paling sulit. Guru berasumsi, siswa mengalami kesulitan karena saat duduk di bangku Sekolah Dasar siswa diajarkan sebatas pengetahuan guru saja sedangkan materi yang dianggap sulit dilewati begitu saja. Melihat hal tersebut, kegiatan menulis belum terlaksana seperti yang diharapkan. Untuk keterampilan berbahasa Indonesia, terutama keterampilan menulis, perlu dihadirkan sebuah strategi dengan menggunakan sebuah metode yang dapat meningkatkan keterampilan menulis siswa. Diharapkan dengan peningkatan kualitas proses pembelajaran, hasil pembelajaran berupa keterampilan menulis puisi siswa pun meningkat. Peta pikiran atau biasa dikenal dengan istilah mind mapping adalah metode yang tepat untuk mengatasi permasalahan tersebut. Berakar dari kesulitan siswa dalam memahami dan mengembangkan ide, dipilihlah metode peta pikiran (mind mapping). Metode yang dipopulerkan oleh Tony Buzan merupakan metode yang efektif untuk meningkatkan kemampuan menulis. Dalam praktiknya siswa akan diminta mengikuti beberapa tahap. Tahap pertama guru akan mementukan sebuah tema yang nantinya akan dikembangkan menjadi sebuah puisi. Siswa menuliskan satu kata kunci dari tema yang ditentukan di tengah kertas. Tema tersebut kemudian dijabarkan dalam rantingranting yang bercabang dengan dilengkapi gambar berwarna yang dipetakan. Simbol dan gambar-gambar berwarna dapat memacu kerja otak untuk berimajinasi sehingga siswa diharapkan tidak kehabisan ide dalam menulis puisi. Peta pikiran tersebut dapat dikembangkan sesuai keinginan penulis. Dengan demikian, siswa dapat bebas dalam menulis apa pun sesuai keiinginan serta kreativitasnya. Berdasarkan masalah yang dijumpai pada pembelajaran menulis puisi siswa kelas VII E SMP Negeri 16 Surakarta tersebut, maka peneliti merasa perlu mengadakan penelitian tindakan kelas dengan to user judul Peningkatan Keterampilan

digilib.uns.ac.id 5 Menulis Puisi melalui Metode Peta Pikiran (Mind Mapping) pada Siswa Kelas VII E SMP Negeri 16 Surakarta. B. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang dikemukakan adalah. 1. Apakah penerapan metode peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan kualitas proses keterampilan menulis puisi pada siswa kelas VII E SMP Negeri 16 Surakarta? 2. Apakah penerapan metode peta pikiran (mind mapping) dapat meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas VII E SMP Negeri 16 Surakarta? C. Tujuan Penelitian Penelitian tindakan kelas ini bertujuan untuk. 1. Meningkatkan kualitas proses pembelajaran keterampilan menulis puisi dengan penerapan metode peta pikiran (mind mapping) pada siswa kelas VII E SMP Negeri 16 Surakarta. 2. Meningkatkan keterampilan menulis puisi pada siswa kelas VII E SMP Negeri 16 Surakarta. D. Manfaat Penelitian Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah. 1. Manfaat Teoretis a. Penelitian ini diharapkan dapat menambah khasanah keilmuan yang berkaitan dengan penggunaan teknik yang tepat untuk pembelajaran menulis puisi. b. Sebagai bahan rujuan untuk penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan hal senada. to user

digilib.uns.ac.id 6 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Memotivasi siswa untuk meningkatkan kamampuan mereka dalam menulis puisi agar mencapai hasil yang maksimal. 2) Memotivasi siswa untuk mengatasi kesulitan belajar menulis puisi sehingga keterampilan menulis puisi mereka meningkat. 3) Melatih siswa untuk lebih berpikir kreatif dan imajinatif. b. Bagi Guru 1) Mengembangkan kompetensi profesional guru sebagai tenaga pendidik. 2) Memberi masukan kepada guru untuk mengatasai masalah pembelajaran menulis puisi. 3) Mendorong guru untuk melaksanakan pembelajaran yang kreatif dan inovatif. c. Bagi Sekolah 1) Memberikan sumbanagan pemikiran dan tambahan pengetahuan untuk pengembangan proses pengajaran Bahasa Indonesia dalam meningkatkan ketarampilan menulis puisi siswa kelas VII SMP Negeri 16 Surakarta. 2) Meningkatkan kerja sama santara pihak-pihak sekolah seperti guru, siswa, sekolah dan kolaborator. to user