Role and Contribution Of Fisheries Sector for Economy at Rokan Hilir Regency Riau Province ABSTRACT

dokumen-dokumen yang mirip
KONTRIBUSI SUB SEKTOR PERIKANAN TERHADAP PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KABUPATEN KEPULAUAN MERANTI PROVINSI RIAU

Kata kunci: Perkembangan, kontribusi, perikanan, PDRB

Peranan Sektor Perikanan dan Kelautan Dalam Perekonomian Wilayah Propinsi Riau

KONTRIBUSI SUBSEKTOR PERIKANAN DALAM PEMBENTUKAN PDRB DAN KESEMPATAN KERJA DI KABUPATEN KAMPAR, PROVINSI RIAU

I. PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan (archipelagic state) terluas di

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN DEMAK

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN PEREKONOMIAN KABUPATEN MANDAILING NATAL PROVINSI SUMATERA UTARA

SUB SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN KABUPATEN TASIKMALAYA SELAMA TAHUN

ANALISIS PERAN SEKTOR PERTANIAN TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH DI KABUPATEN INDRAMAYU. Nurhidayati, Sri Marwanti, Nuning Setyowati

Fishermen's Perceptions About Business Fishing in The Kepenghuluan Parit Aman Bangko Subdistrict Rokan Hilir District Riau province ABSTRACT

III. METODE PENELITIAN. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder rangkai waktu (Time

Keywords : GDRP, learning distribution, work opportunity

IV METODOLOGI 4.1 Metode Penelitian 4.2 Jenis dan Sumber Data

2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Perikanan Tangkap

I. PENDAHULUAN. itu pertumbuhan ekonomi adalah peningkatan pendapatan perkapita serta. yang kuat bagi bangsa Indonesia untuk maju dan berkembang atas

P E RA N A N S E KT OR P ER T A NI AN D A LAM P E NY E R APA N T E N A GA KE RJA D I KAB UP AT E N P A T I

ANALISIS KINERJA SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH DI PROVINSI SULAWESI BARAT

Analisis Sektor Unggulan Kabupaten Tolitoli dan Kabupaten Buol

Identifikasi Potensi Ekonomi di Kabupaten Rokan Hulu Identify of Economic s Potency in Rokan Hulu Regency.

ANALISIS PENGEMBANGAN EKONOMI KABUPATEN SIAK

III. METODOLOGI PENELITIAN. tujuan penelitian. Wilayah yang akan dibandingkan dalam penelitian ini

PERAN SEKTOR PERIKANAN DALAM PEREKONOMIAN DAN PENYERAPAN TENAGA KERJA DI INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT Oleh: Dody Yuli Putra, S.

KINERJA DAN PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI KABUPATEN BLORA

JURIDIKTI, Vol. 6 No. 1, April ISSN LIPI :

JURNAL GAUSSIAN, Volume 2, Nomor 3, Tahun 2013, Halaman Online di:

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS RIAU PEKANBARU

KAJIAN BASIS DAN PRIORITAS DALAM SEKTOR PERTANIAN BAGI PEMBANGUNAN WILAYAH PESISIR BENGKULU

BAB I PENDAHULUAN. yang tinggi agar terus tumbuh dalam mendorong pertumbuhan sektor-sektor

ANALISIS PERANAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN DI KABUPATEN BLITAR TAHUN

ABSTRACT. Keyword : contribution, coal, income

STRUKTUR EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN KABUPATEN JEPARA. M. Zainuri

V. ANALISIS SEKTOR-SEKTOR PEREKONOMIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN KARIMUN

ANALISIS KINERJA SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN BOGOR JAWA BARAT

ANALISIS EKONOMI DAN SEKTOR UNGGULAN UNTUK PENGEMBANGAN HALMAHERA TENGAH

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM STRUKTUR PEREKONOMIAN KABUPATEN LAMONGAN

PERANAN SEKTOR PETERNAKAN DAN PERIKANAN TERHADAP PEREKONOMIAN PROVINSI RIAU: ANALISIS STRUKTUR INPUT-OUTPUT

SEKTOR PERTANIAN UNGGULAN DI KABUPATEN BANDUNG SELAMA TAHUN Nina Herninawati 1)

BAB I PENDAHULUAN. perkembangan teknologi dan serta iklim perekonomian dunia.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. efektif melalui perencanaan yang komprehensif (Miraza, 2005).

PENGARUH EKSPOR TERHADAP PENIGKATAN PRODUK DOMESTIK REGIONAL BRUTO (PDRB) KOTA MEDAN (ANALISIS BASIS EKONOMI) PROVINSI SUMATERA UTARA

I. PENDAHULUAN. nasional yang diarahkan pada pengembangan dan peningkatan laju pertumbuhan

PERKEMBANGAN DAN KONTRIBUSI SUB SEKTOR PERIKANAN TERHADAP EKONOMI DAERAH DAN KESEMPATAN KERJA DI KABUPATEN GUNUNGKIDUL TAHUN

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DALAM PEMBANGUNAN WILAYAH KABUPATEN SERANG DENGAN PENDEKATAN ANALISIS LOCATION QUOTIENT DAN SHIFT SHARE

Kata kunci: Laju Pertumbuhan PDRB, PDRB Per Kapita, Uji Beda Rata-rata (t test equal mean), Indeks Location Quotient (LQ).

BAB I PENDAHULUAN. atau suatu keharusan bagi kelangsungan pembangunan ekonomi dan peningkatan

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DALAM MENINGKATKAN PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN KEEROM TAHUN Chrisnoxal Paulus Rahanra 1

EVALUASI DAMPAK PEMBANGUNAN EKONOMI BAGI KESEJAHTERAAN MASYARAKAT DI WILAYAH KABUPATEN PURBALINGGA TAHUN 2003 Oleh: Irma Suryahani 1) dan Sri Murni 2)

ANALISIS SEKTOR UNGGULAN DENGAN PENDEKATAN LOCATION QUATION KABUPATEN PELALAWAN. Anthoni Mayes, Yusni Maulida dan Toti Indrawati

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN

Analisis Peranan Sektor Pertanian Terhadap Perekonomian Provinsi Jawa TimurTahun (Pendekatan Shift Share Esteban Marquillas)

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang. kebijakan yang bertujuan untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat. Usaha ini

I. PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan suatu proses kenaikan pendapatan

ANALISIS PERTUMBUHAN DAN DAYA SAING SEKTORAL KABUPATEN ROKAN HILIR ANALYSIS OF GROWTH AND SECTORAL COMPETITIVENSES ROKAN HILIR

ANALISIS STRUKTUR EKONOMI EMPAT KABUPATEN WILAYAH BARLINGMASCAKEB Oleh: Ratna Setyawati Gunawan 1) dan Diah Setyorini Gunawan 2)

JIIA, VOLUME 2 No. 3, JUNI 2014

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pembangunan diwilayahnya sendiri memiliki kekuasaan untuk mengtur dan

BAB III METODE PENELITIAN

KINERJA KEUNGGULAN BERSAING KOMODITAS MINAPOLITAN KABUPATEN KONAWE SELATAN

SKRIPSI DAYA SAING PRODUK UNGGULAN DALAM PEMBANGUNAN EKONOMI DI KUTACANE ACEH TENGGARA OLEH SATRIA

ANALISIS KEBIJAKAN PEMBANGUNAN EKONOMI KELAUTAN DI PROVINSI KEPULAUAN BANGKA BELITUNG KASTANA SAPANLI

PENENTUAN KOMODITAS UNGGULAN TANAMAN PANGAN BERDASARKAN NILAI PRODUKSI DI KABUPATEN KOTAWARINGIN BARAT

Fakultas Ekonomi Universitas Baturaja Sumatera Selatan ABSTRACT

ANALISIS SEKTOR-SEKTOR UNGGULAN NON MIGAS PEREKONOMIAN KOTA LHOKSEUMAWE. Keywords : Potential sector, Regional Competitive and Location Quotient (LQ)

VII. ANALISIS POTENSI PEREKONOMIAN LOKAL DI WILAYAH PEMBANGUNAN CIANJUR SELATAN

3 METODOLOGI 3.1 Waktu dan Tempat Penelitian 3.2 Metode Penelitian 3.3 Jenis dan Sumber Data

Analisis Sektor Unggulan Kota Bandar Lampung (Sebuah Pendekatan Sektor Pembentuk PDRB)

Economics Development Analysis Journal

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

Sosio Ekonomika Bisnis ISSN ANALISIS EKONOMI PERKEBUNAN KELAPA DALAM TERHADAP PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN TANJUNG JABUNG TIMUR

I.PENDAHULUAN. Pembangunan ekonomi merupakan sebagai perangkat yang saling berkaitan dalam

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

I. PENDAHULUAN. Pembangunan daerah merupakan bagian dari pembangunan nasional dalam rangka

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB 4 ANALISIS PENENTUAN SEKTOR EKONOMI UNGGULAN KABUPATEN KUNINGAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN ALAT ANALISIS

ANALISIS PERANAN SUBSEKTOR PERIKANAN TANGKAP TERHADAP PEMBANGUNAN DAERAH DAN PENENTUAN KOMODITAS HASIL TANGKAPAN UNGGULAN DI KOTA SIBOLGA

PERAN SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN KABUPATEN INDRAGIRI HILIR PROPINSI RIAU

II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pembangunan Regional 2.2 Teori Basis Ekonomi

BAB I PENDAHULUAN. satu tujuan nasional yaitu memajukan kesejahteraan umum, seperti yang

ANALISIS POTENSI PERTUMBUHAN EKONOMI KABUPATEN MINAHASA (PENDEKATAN MODEL BASIS EKONOMI DAN DAYA SAING EKONOMI)

BAB I PENGANTAR. 1.1 Latar Belakang

PEREKONOMIAN DAERAH KOTA BATAM

I. PENDAHULUAN , , ,99. Total PDRB , , ,92

PENDAHULUAN A. Latar Belakang

PERANAN SUBSEKTOR PERIKANAN TANGKAP TERHADAP PEMBANGUNAN WILAYAH DI KABUPATEN PATI MENGGUNAKAN ANALISIS LOCATION QUOTIENT DAN MULTIPLIER EFFECT

BAB I PENDAHULUAN. pembangunan nasional, terlebih dahulu kita harus menganalisa potensi pada

BAB II TEORI DAN PERUMUSAN HIPOTESIS

PERAN PERTUMBUHAN NILAI EKSPOR MINYAK SAWIT MENTAH DALAM PERTUMBUHAN EKONOMI SULAWESI TENGAH

PEREKONOMIAN WILAYAH KOTA SAMARINDA PADA SUB SEKTOR PERIKANAN TAHUN

SIKAP NELAYAN TERHADAP PROGRAM UNGGULAN DINAS PERIKANAN DAN KELAUTAN KABUPATEN DELI SERDANG

BAB I PENDAHULUAN. bukan lagi terbatas pada aspek perdagangan dan keuangan, tetapi meluas keaspek

BAB II KERANGKA TEORI DAN KONSEP. pendapatan perkapita riil penduduk suatu masyarakat meningkat dalam jangka

1. PENDAHULUAN. Indonesia memiliki sektor pertanian yang terus dituntut berperan dalam

Teori Pertumbuhan dan Pembangunan Daerah. Saat ini tidak ada satu teori pun yang mampu menjelaskan pembangunan ekonomi daerah secara komprehensif.

ANALISIS STRUKTUR PEREKONOMIAN DAN PERTUMBUHAN EKONOMI DI KOTA TERNATE

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. sarana pembangunan, transportasi dan komunikasi, komposisi industri, teknologi,

Perkembangan Perikanan Budidaya dan Kontribusinya di sektor Pertanian Dalam Perekonomian Kabupaten Lima Puluh Kota Sumatera Barat

KONTRIBUSI SEKTOR PERTANIAN DALAM PEREKONOMIAN WILAYAH KABUPATEN PATI. Eka Dewi Nurjayanti Staf Pengajar Fakultas Pertanian Universitas Wahid Hasyim

Transkripsi:

Role and Contribution Of Fisheries Sector for Economy at Rokan Hilir Regency Riau Province By Dwi Wulan Madona 1) M. Ramli 2) and Firman Nugroho 3) ABSTRACT The research was conducted in the Rokan hilir Regency during the period of 05 th to 19 th May 2012. The aims of this research are to (1) Determine the contribution of the fisheries sector to GDRP and work opportunity of Rokan Hilir Regency, (2) Knowing the base or non-base fisheries sector in regional development Rokan Hilir, (3) Knowing the multiplier effect fishery sector to GDRP and work opportunity of Rokan Hilir Regency. The method used in this research is a method of secondary data, which is then analyzed by the data analysis (1) contribution, (2) Location Quotient (LQ), (3) Multiplier Effect. The results of this research show that in 2006-2010, the fisheries sector contribution to GDRP ranges from 22.18% - 21.62%, while the contribution the fisheries sector to work opportunity about 2.19% - 2.91%. LQ value of fisheries indicators of GDRP ranged from 5.98-6.10 means that the fisheries sector is a sector basis. According to the work opportunity indicator in 2006, the fisheries sector by sector basis classified LQ value of 1.14, while in 2007 and 2008 fisheries sector classified basis with LQ values 0.96 and 0.86. But in 2009 and 2010 the fisheries sector has increased the value of LQ is equal to 1.07 and 1.22 so classified in the sector basis. Multiplier values between 4.72-5.38 in 2006-2010, GDRP indicator, while the work opportunity indicator values ranged multiplier effect (-40.30) 402,93. Keyword : fishery sector, Rokan Hilir regency, contribution, analyse Location Quotient, analyse Multiplier Effect. 1) Student of the Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau 2) Lecturer of the Faculty of Fisheries and Marine Science, University of Riau Peranan dan Kontribusi Sektor Perikanan Terhadap Perekonomian Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau PENDAHULUAN Pembangunan ekonomi adalah suatu proses kenaikan pendapatan total dan pendapatan perkapita dengan memperhitungkan adanya pertambahan penduduk dan disertai dengan perubahan fundamental dalam struktur ekonomi suatu negara dan pemerataan pendapatan bagi penduduk suatu negara. Pembangunan dalam bidang perikanan pada dasarnya merupakan salah satu proses upaya manusia untuk memanfaatkan sumberdaya hayati perikanan dan sumberdaya perairan melalui kegiatan penangkapan. Kegiatan lain yang juga berkaitan dengan devisa negara, disertai

upaya pemeliharaan kelestarian sumberdaya hayati lingkungan secara alami juga merupakan hal yang penting dalam pembangunan perikanan dimasa yang akan datang. Menurut Daryanto (2007), sumber daya pada sektor perikanan merupakan salah satu sumber daya yang penting bagi hajat hidup masyarakat dan memiliki potensi dijadikan sebagai penggerak utama (prime mover) ekonomi nasional. Hal ini didasari pada kenyataan bahwa pertama, Indonesia memiliki sumber daya perikanan yang besar baik ditinjau dari kuantitas maupun diversitas. Kedua, industri di sektor perikanan memiliki keterkaitan dengan sektor-sektor lainnya. Ketiga, industri perikanan berbasis sumber daya nasional atau dikenal dengan istilah national resources based industries, dan keempat Indonesia memiliki keunggulan (comparative advantage) yang tinggi di sektor perikanan sebagimana dicerminkan dari potensi sumber daya yang ada. Menurut Kurniawan dalam Putra (2011), pembangunan di sektor kelautan dan perikanan, tidak boleh dipandang sebagai hanya sebagai cara untuk menghilangkan kemiskinan dan pengangguran. Namun, lebih dari itu, karena sektor kelautan dan perikanan merupakan basis perekonomian nasional, maka sudah sewajarnya jika sektor perikanan dan kelautan ini dikembangkan menjadi sektor unggulan dalam kancah perdagangan internasional. Dengan demikian, dukungan sektor industri terhadap pembangunan di sektor perikanan dan kelautan menjadi suatu hal yang bersifat keharusan. Karena itu, pembangunan perikanan dan kelautan dan industri bukanlah alternatif yang dipilih, namun adalah komplementer dan saling mendukung baik bagi input maupun output. Ditinjau dari perekonomian daerah, kondisi perekonomian Kabupaten Rokan Hilir pada tahun 2010 lebih baik dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Membaiknya kondisi perekonomian ini terlihat dari meningkatnya nilai PDRB Kabupaten Rokan Hilir, baik atas dasar harga berlaku maupun atas dasar harga konstan 2000. Pada tahun 2009 hingga tahun 2010 secara nominal terjadi kenaikan PDRB atas dasar harga berlaku dari 14.684.919,00 juta rupiah pada tahun 2009 menjadi 16.928.077,38 juta rupiah pada tahun 2010, atau terjadi peningkatan sebesar 2.243.158,38 juta rupiah. Sedangkan PDRB atas dasar harga konstan 2000 pada tahun 2009 tercatat sebesar 3.825.664,71 juta rupiah meningkat menjadi sebesar 4.115.430,35 juta rupiah pada tahun 2010 (BPS Kabupaten Rokan Hilir, 2010). Kabupaten Rokan Hilir merupakan daerah yang memiliki potensi berkembangnya produksi dan pemasaran hasil perikanan, selain itu secara historis kabupaten ini merupakan penghasil ikan terbesar khususnya kecamatan Pasir Limau Kapas dan kecamatan Kubu. Hasil ekspor komoditi ikan yang berasal dari wilayah perairan yang cukup luas, memegang peranan penting dalam meningkatkan pendapatan daerah (Dinas Perikanan dan Kelautan Kabupaten Rokan Hilir, 2010). Tujuan penelitian ini adalah; (1) Mengetahui besarnya kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB dan kesempatan kerja Kabupaten Rokan Hilir; (2) Mengetahui basis atau non basis sektor perikanan dalam pembangunan wilayah Kabupaten Rokan Hilir; (3) Mengetahui efek pengganda (multiplier effect) sektor perikanan terhadap PDRB dan kesempatan kerja Kabupaten Rokan Hilir. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Kabupaten Rokan Hilir pada tanggal 05 sampai dengan 19 Mei 2012. Penentuan

lokasi ditentukan dengan pertimbangan Kabupaten Rokan Hilir memiliki potensi perikanan yang cukup besar sehingga diperkirakan memberikan kontribusi yang berarti bagi pendapatan dan pembangunan daerah. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode data sekunder. Data sekunder merupakan data yang telah tersedia dalam berbagai bentuk. Biasanya sumber data ini lebih banyak sebagai data statistik atau data yang sudah diolah sedemikian rupa sehingga siap digunakan (Daniel, 2002). keuntungan dari pemanfaatan data yang tersedia adalah data yang diperlukan relatif kecil, tidak terlibat lagi dalam merekrut dan melatih pewawancara, menentukan sampel dan mengumpulkan data di lapangan yang banyak memakan energi dan waktu (Singarimbun, 1989). Analisis Data 1). Analisis Kontribusi Analisis ini, digunakan untuk mengetahui seberapa besar konstribusi yang diberikan sektor perikanan terhadap PDRB dan tenaga kerja Kabupaten Rokan Hilir (Azwar, 2005) dengan model matematik sebagai berikut : Dimana : Pn = QXn x 100% QYn Pn : Besarnya kontribusi sektor perikanan dalam tahun n QXn : PDRB sektor perikanan pada tahun n atau jumlah tenaga kerja sektor perikanan pada tahun n QYn : Total PDRB tahun n atau total tenaga kerja seluruh sektor pada tahun n 2). Analisis Location Quotient (LQ) Analisis ini bertujuan untuk mengetahui tingkat basis sektor perikanan dalam pembangunan wilayah berdasarkan indikator PDRB atau tenaga kerja (Tarigan, 2005), dengan model matematik : Dimana : LQ = LQ : Location Quotient vi : Pendapatan sektor perikanan atau jumlah tenaga kerja sektor perikanan di Kabupaten Rokan Hilir Vi : Total pendapatan atau total tenaga kerja seluruh sektor di Kabupaten Rokan Hilir vt : Pendapatan atau jumlah tenaga sektor perikanan di Provinsi Riau Vt : Total pendapatan atau total tenaga kerja seluruh sektor di Provinsi Riau. Kriteria penentuan sektor basis yaitu LQ < 1, maka sektor perikanan merupakan sektor nonbasis, jika LQ > 1, maka sektor perikanan merupakan sektor basis, sedangkan jika LQ = 1, maka tingkat spesialisasinya kabupaten sama dengan tingkat provinsi. 3). Analisis Multiplier Effect Analisis ini digunakan untuk mengetahui keterkaitan antara sub sektor perikanan dengan sektor lainnya atau dengan kata lain untuk melihat dampak sektor perikanan terhadap pembangunan wilayah berdasarkan indikator pendapatan wilayah/tenaga kerja (Glasson, 1990), dengan model matematik sebagai berikut: M = Dimana : M : Nilai pengganda jangka pendek

Y P : Perubahan Nilai tambah PDRB atau tenaga kerja seluruh sektor di wilayah Kabupaten Rokan Hilir (PDRB tahun i dikurangi PDRB tahun sebelumnya atau jumlah tenaga kerja tahun i dikurangi jumlah tenaga kerja tahun sebelumnya). : Perubahan nilai tambah PDRB sektor perikanan atau jumlah tenaga kerja PDRB tahun sebelumnya atau jumlah tenaga kerja tahun i dikurangi jumlah tenaga kerja tahun sebelumnya). Kriteria nilai Multiplier effect yaitu jika nilai M = X, berarti setiap nilai tambah yang dihasilkan pada sektor perikanan sebesar Rp. 1,00 maka akan terjadi peningkatan terhadap nilai tambah wilayah sebesar Rp X dan kriteria multiplier effect terhadap tenaga kerja yaitu jika nilai M = X, berarti setiap penigkatan angkatan kerja yang dihasilkan pada sektor perikanan sebesar 1 orang maka akan terjadi peningkatan angkatan kerja wilayah sebesar X orang. HASIL DAN PEMBAHASAN Pembangunan suatu daerah tidak terlepas dari peranan sektor-sektor yang menyusun perekonomian daerah tersebut. Sektor perikanan merupakan salah satu sektor penyumbang kontribusi terhadap perekonomian suatu daerah, baik diukur dari segi pendapatan maupun dari segi tenaga kerja. Berikut akan dibahas peranan sektor perikanan dalam pembangunan daerah Kabupaten Rokan Hilir berdasarkan pendapatan wilayah dan indikator tenaga kerja. Kontribusi yang diberikan oleh sektor perikanan dalam pembangunan wilayah Kabupaten Rokan Hilir dari tahun 2006 hingga tahun 2010 mengalami penurunan. Pada tahun 2006 kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB Kabupaten Rokan Hilir yaitu 22,18% dan terus mengalami penurunan menjadi 21,62% pada tahun 2010. Hal ini disebabkan meningkatnya kontribusi dari sektor lainnya seperti sektor pertambangan dan penggalian, sektor industri pengolahan, sektor kontruksi/bangunan, serta sektor pengangkutan dan komunikasi sehingga mengakibatkan penurunan terhadap kontribusi sektor perikanan terhadap PDRB. Akan tetapi bila ditinjau dari segi perkembangan produksinya sektor perikanan mengalami peningkatan hanya saja perkembangan kontribusinya lebih lambat bila dibandingkan dengan sektor lainnya. Walaupun demikian, sektor perikanan tetap berpeluang meningkatkan kontribusi dan menjadi sektor basis dimasa mendatang. Seperti yang disampaikan Sjafrizal dalam Ramadhona (2009) Pengelompokan sektor basis menggunakan Locatient Quotient adalah bersifat dinamis tergantung pada perkembangan kegiatan produksi (dihitung dengan nilai tambah) dari sektor-sektor yang bersangkutan. Karena itu sektor-sektor yang nilai LQ nya sudah mendekati angka 1 dalam satu atau dua tahun dapat saja berubah menjadi sektor basis dengan nilai (LQ>1). Sedangkan sektor-sektor yang nilainya jauh dari satu dalam waktu dekat diperkirakan tidak akan mengalami perubahan yang berarti. Oleh sebab itu, sektor ini perlu terus dikembangkan dengan potensi yang ada serta perlu adanya antisipasi setiap permasalahan seperti kurangnya modal untuk membenahi alat tangkap, armada, keramba serta terbatasnya pakan dan benih ikan dalam mengembangkan sektor perikanan di daerah ini, dengan demikian pada masa mendatang sektor ini diharapkan menjadi sektor yang penting dalam pertumbuhan dan perekonomian daerah. Kontribusi sektor perikanan terhadap tenaga kerja tahun 2006 hingga tahun 2009 mengalami penurunan dari 2,88% menjadi 2,19%, namun pada tahun 2010 mengalami peningkatan menjadi 2,91%. Bisa

disimpulkan bahwa Sektor perikanan memberikan peranan yang berarti terhadap lapangan kerja di Kabupaten Rokan Hilir, dimana terjadi perluasan kesempatan kerja dalam wilayah yang terjadi akibat adanya perubahan tenaga kerja yang bekerja di sektor perikanan khususnya budidaya kolam. Analisis basis ekonomi pada sektor perikanan berdasarkan indikator PDRB nilai LQ dapat diperoleh dari perbandingan relatif kemampuan sektor perikanan di Kabupaten Rokan hilir dengan di tingkat Provinsi Riau. Nilai LQ tersebut menggambarkan tingkat basis sektor perikanan Kabupaten Rokan Hilir berdasarkan indikator pendapatan wilayah. Pada penelitian ini nilai PDRB yang digunakan adalah PDRB yang tidak memasukkan unsur migas. Hal ini dilakukan karena migas merupakan sumberdaya alam yang tidak dapat diperbaharui sehingga suatu saat bisa habis. Sektor perikanan dari tahun 2006 hingga tahun 2010 merupakan sektor basis ekonomi di Kabupaten Rokan Hilir ditunjukkan dengan jumlah nilai LQ yang lebih besar dari satu (LQ>1). Nilai LQ tertinggi terjadi pada tahun 2009 dan tahun 2010 yaitu 6,10. Hal ini berarti bahwa peranan sektor perikanan telah menghasilkan surplus dan memiliki prospek untuk diekspor ke daerah lain. Menurut Adisasmita (2005) aktivitas basis memeiliki peran sebagai penggerak utama (primer mover) dalam pertumbuhan suatu wilayah. Semakin besar ekspor suatu wilayah ke wilayah lain maka akan semakin maju pertumbuhan wilayah tersebut. Disamping menggunakan ukuran pendapatan, juga dilakukan analisis penggolongan sektor perikanan kedalam sektor basis dan non basis dengan indikator tenaga kerja. Hal ini dimaksudkan sekaligus untuk melihat dampak perluasan kesempatan kerja dalam wilayah yang terjadi akibat adanya perubahan tenaga kerja yang bekerja di sektor perikanan. sektor perikanan berdasarkan indikator tenaga kerja pada tahun 2006 sebesar 1,14 (LQ>1) yang artinya merupakan sektor basis sedangkan nilai LQ pada tahun 2007 dan tahun 2008 sektor perikanan merupakan sektor non basis nilai LQ sektor perikanan lebih kecil dari satu yaitu 0,96 pada tahun 2007 dan 0,86 pada tahun 2008. Penurunan nilai LQ ini terjadi karena berkurangnya kegiatan penangkapan di perairan Kabupaten Rokan Hilir yang dihubungkan juga dengan makin sedikitnya hasil tangkapan nelayan, terjadinya over fishing, kerusakan lingkungan serta adanya nelayan yang beralih profesi dengan pekerjaan lain dan pada tahun 2009 dan tahun 2010 tergolong sektor basis, hal ini dapat dilihat dari jumlah Location Quotient lebih besar dari satu (LQ>1). Hal ini disebabkan oleh terjadinya peningkatan jumlah tenaga kerja yang cukup berarti dalam bidang budidaya khususnya budidaya kolam. Nilai Multiplier Effect di Kabupaten Rokan Hilir pada tahun 2010 yaitu 5,38 yang berarti bahwa setiap peningkatan nilai tambah yang dihasilkan pada sektor perikanan sebesar RP 1,00 maka akan terjadi peningkatan terhadap nilai tambah wilayah Kabupaten Rokan Hilir sebesar 5,38 rupiah. Pada tahun 2009 nilai efek pengganda sektor perikanan berdasarkan indikator PDRB sebesar 5,29, periode 2008 sebesar 4,26 sedangkan tahun 2007 sebesar 4,72. Dari nilai multiplier effect yang diperoleh terlihat adanya fluktuasi. Hal ini terjadi karena peningkatan yang terjadi pada pendapatan seluruh sektor wilayah Kabupaten Rokan Hilir. Sehingga menyebabkan nilai multiplier effect mengalami perubahan dari tahun ke tahun. Disamping menggunakan indikator PDRB juga dilakukan dengan indikator tenaga kerja. Multiplier effect berdasarkan indikator tenaga kerja merupakan rasio atau perbandingan antara total tenaga kerja

Kabupaten Rokan Hilir dengan tenaga kerja sektor perikanan. Nilai Multiplier effect akan menggambarkan dampak yang ditimbulkan oleh pertumbuhan tenaga kerja sektor perikanan terhadap pertumbuhan tenaga kerja di Kabupaten Rokan Hilir. Nilai multiplier effect berdasarkan indikator tenaga kerja sektor perikanan berkisar antara -40,30-402,93. Pada tahun 2009 nilai multiplier effect Kabupaten Rokan Hilir yaitu 100,43 yang berati bahwa dengan pertambahan satu orang tenaga kerja maka akan menciptakan kesempatan kerja di Kabupaten Rokan Hilir sebesar 100 jiwa. Nilai multiplier effect berdasarkan indikator tenaga kerja terjadi perubahan yang fluktuatif dari tahun ke tahun yaitu 218,49 pada tahun 2007 kemudian meningkat menjadi 402,93 di tahun 2008 kemudian menurun menjadi 100,43 tahun 2009 lalu Penurunan nilai multiplier effect yang sangat drastis terjadi pada tahun 2010 yaitu -40,30. Hal ini diakibatkan oleh terjadinya penurunan jumlah tenaga kerja seluruh sektor di wilayah Kabupaten Rokan Hilir sementara tenaga kerja sektor perikanan meningkat. Pada tahun 2010 diperoleh nilai multiplier effect sebesar -40,30 yang berarti pada setiap penurunan satu orang tenaga kerja pada sektor perikanan maka akan mengakibatkan penurunan kesempatan kerja sebesar 40 orang tenaga kerja pada seluruh sektor lainnya. Terjadinya penurunan tenaga kerja di Kabupaten Rokan Hilir salah satunya juga disebabkan oleh krisis ekonomi nasional yang menyebabkan terjadinya Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) dan pengurangan jumlah lapangan kerja. KESIMPULAN DAN SARAN Kontribusi sektor perikanan Kabupaten Rokan Hilir pada tahun 2006 sampai 2010 terhadap PDRB mengalami penurunan sebesar 0,56% dengan nilai kontribusi berkisar pada 22,18% - 21,62%. Sedangkan kontribusi sektor perikanan Kabupaten Rokan Hilir terhadap tenaga kerja tahun 2006 hingga tahun 2009 mengalami penurunan dengan nilai sebesar 2,88% pada tahun 2006, 2,64% tahun 2007, 2,33% pada tahun 2008 dan 2,19% pada tahun 2009 namun ditahun 2010 mengalami peningkatan dengan nilai kontribusi 2,91%. Selama periode tahun 2006 hingga tahun 2010, sektor perikanan merupakan sektor basis dalam perekonomian wilayah Kabupaten Rokan Hilir dengan nilai Location Quotient (LQ) berkisar antara 5,98-6,10. Berdasarkan indikator tenaga kerja pada tahun 2006 sektor perikanan tergolong sektor basis dengan nilai LQ 1,14, sedangkan pada tahun 2007 dan 2008 sektor perikanan tergolong sektor non basis dengan nilai LQ 0,96 dan 0,86. Namun pada tahun 2009 hingga 2010 sektor perikanan mengalami peningkatan nilai LQ yaitu sebesar 1,07 dan 1,22 sehingga tergolong dalam sektor basis. Pada tahun 2006 sampai tahun 2010 sektor perikanan memberikan efek pengganda yang cukup berarti bagi pertumbuhan ekonomi wilayah Kabupaten Rokan Hilir, dengan nilai multiplier effect antara 4,72-5,38 pada indikator PDRB, sedangkan pada indikator tenaga kerja nilai efek penggandanya berkisar antara (-40,30)- 402,93. Saran yang direkomendasikan dari penelitian yang telah dilaksanakan ini adalah: 1. Untuk lebih meningkatkan peran sektor perikanan, pemerintah harus lebih memperhatikan sektor perikanan mengingat besarnya potensi sektor perikanan di Kabupaten Rokan Hilir, maka dibutuhkan upaya dari pemerintah untuk memberikan peranan yang besar kepada sektor perikanan melalui kebijakan-kebijakan dan peraturan yang mendukung kemajuan sektor, seperti pemberian bantuan permodalan kepada

nelayan dan petani ikan yang mengalami kesulitan modal, peraturan daerah yang tidak membebani nelayan sehingga memungkinkan sektor perikanan meningkat. dan Ilmu Kelautan, Jurusan Sosial Ekonomi Perikanan. Sjafrizal. 2008. Ekonomi Regional Teori dan Aplikasi. Padang. 329 hal. 2. Perlu diadakan penyuluhan secara bertahap dan berbagai pelatihan dalam rangka pembinaan yang tujuan utamanya adalah untuk mengoptimalkan produksi yang dihasilkan oleh sektor perikanan, mengenai teknik dan manajemen khususnya bidang budidaya. DAFTAR PUSTAKA Adisasmita, H. Rahardjo, 2005. Dasar-Dasar Ekonomi Wilayah. Graha ilmu. Yogyakarta Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hilir 2010. Rohil Dalam Angka 2010. Badan Pusat Statistik Kabupaten Rokan Hilir. 264 hal Daryanto, Arief. 2007. Dari Klaster Menuju Peningkatan Daya Saing Industri Perikanan. Buletin Craby & Starky, Edisi Januari 2007. Dinas Perikanan Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau. 2010. Laporan akhir Tahun Dinas Perikanan Kabupaten Rokan Hilir Provinsi Riau (Tidak Dipublikasikan). Kurniawan, Tony F. 2010. Analisis dan Reformasi Kebijakan Pembangunan Kelautan dan Perikanan Di Indonesia. Ramadona, Tomi. 2009. Analisis Ekonomi Basis Sektor Perikanan Di Kabupaten Lima Puluh Kota Propinsi Sumatera Barat. Skripsi (tidak dipublikasikan). Pekanbaru : Universitas Riau, Fakultas Perikanan