KASUS PT. JAMSOSTEK. jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian per 1 Januari 2014,

dokumen-dokumen yang mirip
Jamsostek, ditemukan penyimpangan dengan nilai di atas Rp 7 triliun. empat temuan BPK atas laporan keuangan 2011 Jamsostek yang tidak taat aturan.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan perusahaan dan mempertahankan kelangsungan hidupnya.

BAB 1 PENDAHULUAN. memaksimalkan kekayaan pemegang saham melalui peningkatan kinerja

BAB I PENDAHULUAN. keuangan dan hal ini sangat penting, baik bagi investor maupun bagi

Pedoman Tata Kelola Yang Baik (Good Governance) BPJS Ketenagakerjaan. Good Governance is Commitment and Integrity

PIAGAM KOMITE AUDIT 2015

PT. MALINDO FEEDMILL, Tbk. No. Dokumen = 067/CS/XI/13 PIAGAM KOMITE AUDIT. Halaman = 1 dari 10. PIAGAM Komite Audit. PT Malindo Feedmill Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan ekonomi sebuah negara sudah mampu memberikan gambaran hidup

PT Katarina Utama Tbk ( RINA) merupakan perusahaan yang bergerak dalam. total saham, dengan harga penawaran Rp per lembar saham.

Audit Committee Charter- SSI. PT SURYA SEMESTA INTERNUSA Tbk. PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

Jakarta, Oktober Kepala Pusat Kajian Akuntabilitas Keuangan Negara DRS. HELMIZAR NIP iii

12Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

Kasus Pelanggaran Pajak PT. Indosat Multimedia (IM3) IM3 didugamelakukanpenggelapan pajak dengan cara memanipulasi Surat

BAB I PENDAHULUAN. Pada sistem pemerintahan yang ada di Indonesia, setiap pemerintah daerah

2 PT. Jamsostek (Persero) terus berjalan dalam bentuk Manfaat Layanan Tambahan yang terintegrasi dalam program jaminan sosial bidang ketenagakerjaan.

Pedoman Tata Kelola Perusahaan PT Nusa Raya Cipta Tbk PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN

BAB I PENDAHULUAN. besar pemakai dalam pengambilan keputusan. Namun demikian, laporan

PT MULTI INDOCITRA Tbk PIAGAM KOMITE AUDIT

BAB I PENDAHULUAN. Pemerintah mengeluarkan Undang Undang No.32 tahun 2004 tentang Pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance government). Good governance. yang sejalan dengan prinsip demokrasi dan pasar yang efisien.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

PEDOMAN PERILAKU Code of Conduct KEBIJAKAN

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good governance). Untuk mewujudkan tata. kelola tersebut perlunya sistem pengelolaan keuangan yang lebih

PEDOMAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK (GOOD CORPORATE GOVERNANCE/GCG)

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT PT INDOFARMA (Persero) Tbk

BAB I PENDAHULUAN. Financial distress yang terjadi pada perusahaan property and real estate UKDW

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan dana pensiun dapat dilihat dari tingkat pencapaian tujuan nya.

BAB I PENDAHULUAN. Dalam rangka mewujudkan tata kelola yang baik (good governance),

dalam pelaksanaan kebijakan otonomi daerah. Sejak diberlakukannya otonomi desantralisasi mendorong perlunya perbaikan dalam pengelolaan dan

No peserta harus dapat dipenuhi dari Iuran tersebut. Untuk itu, badan penyelenggara harus dapat mengelola dan mengembangkan secara terarah dan

ANALISA TERHADAP OPINI DISCLAIMER BPK-RI ATAS LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT (LKPP) TAHUN 2007

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah Penelitian. Dengan seringnya pergantian penguasa di negara ini telah memicu

BAB I PENDAHULUAN. situasi kompetisi global seperti ini, Good Corporate Governance (GCG)

BAB 1 PENDAHULUAN. lebih meningkatkan akuntabilitas publik. Akuntabilitas publik merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. dan Inggris pada tahun 1980-an yang terjadi pada perusahaan-perusahaan di

KASUS WASTE MANAGEMENT, INC (WMI)

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB I PENDAHULUAN. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah yang

09Pasca. Kewirausahaan, Etika Profesi dan Hukum Bisnis

PEDOMAN KERJA KOMITE AUDIT

- 2 - PASAL DEMI PASAL Pasal 1 Angka 1 sampai dengan angka 13 Cukup jelas.

BAB VI PENUTUP Penerapan Good Corporate Governance (GCG) untuk mengelola. Manajemen Risiko Perbankan di PT BSM Cabang Makassar

BAB I PENDAHULUAN. dibuktikan dengan banyak perusahaan-perusahaan baru yang mulai tumbuh

UNIVERSITAS PASUNDAN FAKULTAS EKONOMI JURUSAN AKUNTANSI

SURAT KEPUTUSAN BERSAMA DEWAN KOMISARIS DAN DIREKSI NO.SKB.003/SKB/I/2013

BAB 3 OBJEK PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia merupakan negara kepulauan yang tersebar dari Sabang sampai

BAB 1 PENDAHULUAN. upaya penyelamatan dan penyempurnaan yang meliputi produktifitas, efisiensi

BAB I PENDAHULUAN. Tuntutan masyarakat akan terwujudnya pemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. di Indonesia namun juga di negara-negara lain (Indra Bastian, 2010:5).

LAMPIRAN II SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 15 /SEOJK.05/2016 TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN

Pedoman Kerja Unit Internal Audit (Internal Audit Charter)

PIAGAM KOMITE AUDIT. ( AUDIT COMMITTE CHARTER ) PT FORTUNE MATE INDONESIA Tbk

BAB I PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik atau yang biasa disebut Good Government

PT. BUANA FINANCE, TBK PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER)

SISTEMATIKA PENYUSUNAN PETA JALAN PENYELENGGARAAN JAMINAN SOSIAL BIDANG KESEHATAN

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Penelitian

DANA PENSIUN GEREJA KRISTEN INDONESIA PROGRAM PENSIUN MANFAAT PASTI A S E T N E T O Per 30 Juni 2017

Hubungan Kerja Direksi dan Dewan Pengawas. Good Governance is Commitment and Integrity

BAB I PENDAHULUAN. secara terus-menerus berpartisipasi dalam mewujudkan kepemerintahan yang baik (good

BAB I PENDAHULUAN. Dunia semakin berkembang dalam era globalisasi dengan banyaknya

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR: 5/POJK.05/2013 TENTANG PENGAWASAN BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL OLEH OTORITAS JASA KEUANGAN

No Pembiayaan OJK selain bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara juga berasal dari Pungutan dari Pihak. Sebagai pelaksanaan dari

SURAT EDARAN OTORITAS JASA KEUANGAN /SEOJK.04/20... TENTANG LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA MANAJER INVESTASI

PENGELOLAAN PEMBANGUNAN DAN ASET HASIL PEMBANGUNAN UNTUK PENCAPAIAN OPINI YANG LEBIH BAIK

CA REVIEW PKP Pertemuan 2 Kasus Aplikasi Penerapan KPD2LK

PIAGAM KOMITE AUDIT. CS L3 Rincian Administratif dari Kebijakan. Piagam Komite Audit CS L3. RAHASIA Hal 1/11

BAB I PENDAHULUAN. menjalankan tugas dan fungsi yang sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Dalam

BAB 1 PENDAHULUAN. yang dapat diraih melalui adanya otonomi daerah.indonesia memasuki era otonomi

Analisis Pengungkapan Good Corporate Governance (GCG) pada Perusahaan Indeks Pefindo25 (SME Index) Tahun

BAB 1 PENDAHULUAN. pemerintahan yang baik (good government governance), telah mendorong

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. (2009 : 67) mencoba memberikan definisi dari kinerja, antara lain sebagai

BAB I PENDAHULUAN. Seiring perkembangan Akuntansi Sektor Publik di Indonesia, maka wujud

BAB I PENDAHULUAN. dengan mengimplementasikan Good Corporate Governance (GCG). Penerapan

BAB II LANDASAN TEORI

DAFTAR ISI CHARTER KOMITE AUDIT. I Pendahuluan 1. II Tujuan Pembentukan Komite Audit 1. III Kedudukan 2. IV Keanggotaan 2. V Hak dan Kewenangan 3

SALINAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR 36 /POJK.05/2015 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN MODAL VENTURA

BAB I PENDAHULUAN. pesat dengan adanya era reformasi dalam pelaksanaan kebijakan pemerintah

BAB I PENDAHULUAN. Made 2016). Berdasarkan Financial Accounting Standards Boards (FASB)

Tata Kelola Perusahaan Yang Baik Bagi Perusahaan Pembiayaan Syariah

BAB I PENDAHULUAN. manajemen perusahaan kepada stakeholdersdalam pengambilan keputusan.

RANCANGAN PERATURAN OTORITAS JASA KEUANGAN NOMOR /POJK.05/2014 TENTANG TATA KELOLA PERUSAHAAN YANG BAIK BAGI PERUSAHAAN PEMBIAYAAN

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SINAR MAS AGRO RESOURCES & TECHNOLOGY Tbk.

BAB I PENDAHULUAN. dalam satu periode. Pernyataan Standar Akuntansi Pemerintahan (PSAP) No.1

PIAGAM KOMITE AUDIT (AUDIT COMMITTEE CHARTER) PT SUMBERDAYA SEWATAMA

BAB II LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESIS. Teori agensi menjelaskan tentang pemisahan kepentingan atau

KONSEP PENGAWASAN OJK TERHADAP BPJS Disampaikan dalam Workshop Penelitian Kebijakan Kesehatan dan Kebijakan Medik

BAB I PENDAHULUAN. Tekanan akuntabilitas pada organisasi sektor publik baik pemerintah di

BAB I PENDAHULUAN. kapasitas perusahaan menghasilkan arus kas dari sumber daya yang ada pada

Bandung, 14 oktober Kepada Yth, Bapak / Ibu respoden Di tempat

BAB I PENDAHULUAN. untuk menjalankan pemerintahannya. Pemerintah pusat memberikan kewenangan

KASUS MANIPULASI LAPORAN KEUANGAN PT. KAI. kecurangan dalam penyajian laporan keuangan. Ini merupakan suatu bentuk penipuan yang

BAB III HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

RERANGKA KERJA AUDIT SEKTOR PUBLIK

BAB I PENDAHULUAN. Tata kelola pemerintahan yang baik (Good Government Governance)

PEDOMAN PENYUSUNAN RENCANA KERJA DAN ANGGARAN

2017, No (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 179, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5724); 2. Peraturan Presi

UNDANG-UNDANG REPUBLIK INDONESIA NOMOR 24 TAHUN 2011 TENTANG BADAN PENYELENGGARA JAMINAN SOSIAL DENGAN RAHMAT TUHAN YANG MAHA ESA

LEMBARAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA

Transkripsi:

Fanny Ayu Lestari 14.06.1.0079 Akuntansi (C) / VI KASUS PT. JAMSOSTEK Di tengah persiapan PT Jamsostek yang akan bertransdivasi menjadi BPJS ketenagakerjaan yang akan menyelenggarakan program jaminan kecelakaan kerja, jaminan hari tua, jaminan pensiun dan jaminan kematian per 1 Januari 2014, Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) justru menemukan beberapa pelanggaran kepatuhan perusahaan pelat merah tersebut. Berdasarkan audit atas laporan keuangan 2011 PT Jamsostek, ditemukan penyimpangan dengan nilai di atas Rp 7 triliun. Anggota VII BPK RI Bahrullah Akbar dalam makalahnya menjelaskan, ada empat temuan BPK atas laporan keuangan 2011 Jamsostek yang tidak taat aturan. Pelanggaran pertama yang ditemukan adalah Jamsostek membentuk Dana Pengembangan Progran Jaminan Hari Tua (JHT) sebesar Rp 7,24 triliun yang tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.22 tahun 2004. Kedua, Jamsostek kehilangan potensi iuran karena terdapat penerapan tarif program yang tidak sesuai ketentuan. Pada laporan keuangan 2011, potensi penerimaan Jamsostek yang hilang mencapai Rp 36,5 miliar karena tidak menerapkan tarif jaminan kecelakaan kerja sesuai ketentuan. Temuan ketiga, Jamsostek belum menyelesaikan aset eks investasi bermasalah, yakni jaminan medium term notes (MTN). Adapun aset yang belum diselesaikan adalah tanah eks jaminan MTN PT Sapta Prana Jaya senilai Rp 72,25

miliar dan aset eks jaminan MTB PT Volgren Indonesia. Terakhir, BPK melihat masih terdapat beberapa kelemahan dalam pemantauan piutang hasil investasi. Pengendalian dan monitoring PT Jamsostek atas piutang jatuh tempo dan bunga deposito belum sepenuhnya memadai. Selain temuan-temuan tersebut, BPK juga menemukan sejumlah ketidakefektifan dalam kinerja Jamsostek. Jamsostek belum efektif mengevaluasi kebutuhan pegawai dan beban kerja untuk mendukung penyelenggaran program JHT. Jamsostek juga dinilai belum efektif dalam mengelola data peserta JHT. BPK meminta Jamsostek membenahi sistem indivasi dan teknologi indivasi yang mendukung kehandalan data. Jamsostek belum efektif melakukan perluasan dan pembinaan kepesertaan. BPK juga menilai, Jamsostek tidak efektif memberikan perlindungan dengan membayarkan JHT kepada 1,02 juta peserta tenaga kerja usia pensiun dengan total saldo Rp 1,86 triliun.

Analisis kasus PT. Jamsostek dalam bidang akuntansi yang terkait dengan Good Coorporate Governence yaitu : Dari contoh kasus diatas merupakan kasus penyimpangan laporan keuangan tahun 2011 dan ketidakefektifan dalam kinerja Jamsostek. Oleh karena itu menurut saya kasus seperti ini harus lah segera diselesaikan dan ditindaklanjuti agar penyimpangan laporan keuangannya tidak berkepanjangan. Tentunya dengan cara pembenahan tata kelola perusahaan yang baik sesuai dengan prinsip dari good coorporate governance itu sendiri dimana adanya transparansi, akuntabilitas, responsibilitas dan kewajaran. Dari kasus ini dapat dilihat beberapa penyimpangan yang terjadi jika dikaitkan dengan prnsip GCG diantaranya: 1. Transparansi PT. Jamsostek tidak menyediakan informasi yang material dan relevan dengan cara yang mudah diakses dan dipahami oleh pemangku kepentingan.bpk melihat masih terdapat beberapa kelemahan dalam pemantauan piutang hasil investasi. Pengendalian dan monitoring PT Jamsostek atas piutang jatuh tempo dan bunga deposito belum sepenuhnya memadai. 2. Akuntabilitas PT. Jamsostek tidak dapat mempertanggungjawabkan kinerjanya secara transparan dan wajar. Berdasarkan audit atas laporan keuangan 2011 PT Jamsostek, ditemukan penyimpangan dengan nilai di atas Rp 7 triliun. Pada laporan keuangan 2011, potensi penerimaan Jamsostek yang hilang mencapai Rp

36,5 miliar karena tidak menerapkan tarif jaminan kecelakaan kerja sesuai ketentuan. 3. Responsibility PT. Jamsostek tidak mematuhi peraturan perundang-undangan dan tidak melaksanakan tanggung jawab kepada masyarakat dan lingkungan karena tidak berpegang dengan prinsip kehati-hatian dan memastikan kepatuhannya terhadap peraturan perundang-undangan. Kasusnya Jamsostek membentuk Dana Pengembangan Progran Jaminan Hari Tua (JHT) sebesar Rp 7,24 triliun yang tidak sesuai dengan Peraturan Pemerintah No.22 tahun 2004. 4. Indepensi Khususnya karyawan PT. Jamsostek yang melakukan penyimpangan masih mendahului kepentingan pribadinya. Karena BPK juga menemukan sejumlah ketidakefektifan dalam kinerja Jamsostek. Jamsostek belum efektif mengevaluasi kebutuhan pegawai dan beban kerja untuk mendukung penyelenggaran program JHT. Jamsostek juga dinilai belum efektif dalam mengelola data peserta JHT. Peristiwa ini diakibatkan karena kurang baiknya sistem good corporate governance di PT. Jamsostek serta kurangnya pengawasan dan pengendalian yang dilakukan oleh pihak perusahaan sehingga menyebabkan terjadinya penyimpangan dana yang begitu besar. Melihat kasus seperti ini seharusnya pihak perusahaan lebih bisa menyeleksi karyawan-karyawannya dengan baik, hal ini dapat dilihat dari sikapnya dan kejujurannya ataupun intelektualitasnya agar sedikit banyak dapat menghindari terjadinya penyimpangan seperti ini. Menurut saya, perusahaan yang sehat dan memiliki tata kelola yang baik adalah perusahaan

yang memperkerjakan orang-orang yang memang mau bekerja untuk kemajuan perusahaan dan ditunjang dengan akhlak serta kemampuannya. Dalam hal ini perusahaan harus dapat menerapkan fungsi manajemen yaitu perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengendalian atau pengawasan dengan sebaik mungkin agar dapat tercapainya tujuan dari perusahaan. Oleh karena bukan hanya pihak perusahaan saja yang harus bekerja ekstra tapi Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) juga harus dapat menjaga kestabilan tata kelola perusahaan yang baik (good corporate governance) sehingga tercipta aktivitas pasar modal yang jujur, transparan, aman dan sesuai dengan undang-undang hukum yang berlaku. Agar masalah penyimpangan seperti ini dapat segera teratasi dan tidak dapat terulang kembali.