BAB IV PENUTUP 4.1. Kesimpulan Pendidikan etika harus diajarkan dan diterapkan semenjak kecil di dalam keluarga. Inti utama dari etika adalah menjaga sebuah tradisi, agar tercipta keteraturan dalam kehidupan sosial yang berkembang dalam masyarakat pada umumnya. Etika pertama kali diajarkan dalam sebuah keluarga sebagai dasar pembentuk kebudayaan. Keluarga yang sangat menjunjung etika adalah keluarga Jawa di Indonesia dan keluarga di Korea. Penyebab terjadinya etika dalam keluarga di Jawa karena adanya pengaruh falsafah hidup Kejawen, sedangkan keluarga di Korea dipengaruhi oleh Konfusianisme. Kejawen (Jawa) dan Konfusianisme (Korea) merupakan falsafah hidup yang sama-sama mengajarkan kepada penganutnya untuk bertingkah laku yang baik sesuai dengan kebiasaan dan etika, supaya hidup menjadi selaras dan lebih harmoni. Etika mucul pertama kali dalam keluarga, diajarkan oleh orang tua untuk digunakan anak-anak dan generasi selanjutnya supaya memiliki pandangan dalam kehidupan keluarga. Keluarga di Jawa maupun Korea sama-sama menjunjung tinggi nilai-nilai estetika dalam berhubungan dengan anggota keluarganya Etika antara suami dan istri dapat dilihat dari tugas dan tanggung jawab masing-masing. Persamaan dari etikanya adalah suami sebagai pemimpin dalam keluarga dan harus dihormati oleh istri dan anaknya. Perbedaannya yang muncul, 71
72 istri harus fokus pada mengurus dan mendidik anaknya. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya etika adalah faktor letak geografis dan sistem budaya yang berlaku dalam masyarakat. Letak geografis pulau Jawa dan Korea sama-sama terletak di Asia yang umumnya peran laki-laku lebih ditonjolkan daripada kaum perempuan. Sistem yang berlaku dalam masyarakatnya sesuai dengan kepribadian masingmasing, seperti Jawa yang menganut Kejawen dan Korea yang menganut Konfusianisme sama-sama lebih mengutamakan laki-laki karena perempuan dianggap sebagai penanggungjawab urusan rumah tangga. Etika menghormati orang tua di Jawa dan Korea dapat dilihat dari etika perilaku dalam kehidupan sehari-hari maupun pada hari besar. Persamaan etikanya adalah orang tua harus selalu dihormati, dipatuhi dan dikenang jasa-jasanya ketika sudah meninggal. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya etika adalah faktor sistem budaya yang berlaku dalam masyarakat. Sistem yang berlaku dalam masyarakat Jawa yang menganut Kejawen dan Korea yang menganut Konfusianisme sama-sama menghormati orang tua karena orang tua yang memberikan kehidupan untuk anak-anaknya. Etika dengan keluarga besar dapat dilihat dari perilaku yang ditunjukkan antaranggota keluarga dalam kehidupan sehari-hari. Persamaan etikanya adalah antaranggota keluarga besar harus saling menghormati dan membantu apabila ada keperluan tertentu. Adapun hal yang berbeda antara Jawa dan Korea yaitu panggilan yang digunakan untuk memanggil saudara anggota keluarga besar dan cara memandang umur. Bentuk panggilan di Korea kepada saudara anggota keluarga besar dengan panggilan dibedakan antara keluarga dalam (keluarga dari pihak laki-
73 laki) dan keluarga luar (keluarga dari pihak perempuan) yang menggunakan sebutan 외 (oe) artinya luar namun, di Jawa bentuk panggilan untuk saudara dari anggota keluarga besar adalah sama dan tidak membedakan saudara dari pihak laki-laki maupun dari pihak perempuan. Perbedaan yang muncul selanjutnya adalah cara memandang umur, di Korea akan lebih menghormati memanggil dengan panggilan kepada orang yang lahir terlebih dahulu, sedangkan di Jawa anak dari saudara yang lebih tua daripada ayah atau ibu, walaupun umurnya masih kecil harus dihormati dengan panggilan yang tepat. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya etika adalah faktor sistem budaya yang berlaku dalam masyarakat. Sistem yang berlaku dalam masyarakat Jawa yang menganut Kejawen dan Korea yang menganut Konfusianisme sama-sama menggunakan prinsip menghormati orang yang lebih tua dalam kehidupan seharihari. Etika kakak dan adik dapat dilihat dari perilaku yang ditunjukkan perilaku sehari-hari adik kepada kakaknya. Persamaan etikanya adalah adik harus menghormati seorang kakak. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya etika adalah faktor sistem budaya yang berlaku dalam masyarakat. Sistem yang berlaku dalam masyarakat Jawa yang menganut Kejawen dan Korea yang menganut Konfusianisme sama-sama menggunakan prinsip menghormati orang yang lebih tua dalam kehidupan sehari-hari. Etika berbicara dapat dilihat dari perilaku yang ditunjukkan ketika berkomunikasi antaranggota keluarga dalam kehidupan sehari-hari. Persamaan
74 etikanya adalah berbicara menggunakan bahasa yang baik dan sopan, juga memperhatikan dan menjaga pandangan kepada lawan bicara. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya etika adalah faktor sistem budaya yang berlaku dalam masyarakat. Sistem yang berlaku dalam masyarakat Jawa yang menganut Kejawen dan Korea yang menganut Konfusianisme sama-sama menggunakan prinsip menghormati orang yang lebih tua dalam kehidupan sehari-hari dalam hal apapun termasuk berbicara. Etika makan dapat dilihat dari perilaku yang ditunjukkan di kehidupan seharihari ketika makan bersama dengan keluarga. Persamaan dari etika makan budaya Jawa dan Korea adalah menghormati orang tua dengan mendahulukan mengambil hidangan dan makan dengan tenang. Adapun hal yang berbeda antara Jawa dan Korea yaitu peralatan yang digunakan dan etika mengambil hidangan. Budaya Jawa ketika makan boleh menggunakan tangan langsung atau sendok, sedangkan di Korea makan tidak boleh langsung menggunakan tangan melainkan harus menggunakan peralatan seperti sendok dan sumpit. Selain itu, perbedaan yang muncul adalah etika mengambil hidangan. Faktor yang mempengaruhi terbentuknya etika makan adalah faktor letak geografis dan sistem budaya yang berlaku dalam masyarakat. Letak geografis pulau Jawa dan Korea sama-sama terletak di Asia. Etika dan peralatan makan di Jawa dipengaruhi oleh latar belakang zaman dahulu seperti peralatan sendok dan garpu yang dibawa oleh Belanda yang datang ke Indonesia. Etika dan peralatan makan yang digunakan di Korea merupakan pengaruh dari China yang menggunakan peralatan makan seperti sumpit. Selain letak geografis, sistem yang berlaku dalam
75 masyarakat juga mempengaruhi etika yang muncul, seperti Jawa yang menganut Kejawen memperbolehkan makan menggunakan tangan karena percaya nenek moyangnya dahulu makan dengan tangan langsung, sedangkan Korea yang menganut Konfusianisme yang mengutamakan keindahan dan taat pada aturan terlebih etika makan. 4.2. Saran Tugas Akhir yang membandingkan budaya seperti Kejawen dan Konfusianisme menarik untuk diteliti. Penelitian yang dilakukan harus fokus pada pokok permasalahan yang akan diangkat dan dikembangkan. Sumber, referensi dan informasi menjadi dasar yang paling penting dalam penelitian. Selain itu, banyakbanyak mencari informasi tugas akhir yang merujuk tema tersebut. Maka melalui penelitian ini penulis menyarankan, tema yang menarik untuk dibahas dalam penelitian seperti membahas perbandingan falsafah hidup Kejawen dan Konfusianisme dalam bentuk hubungan yang lain di dalam masyarakat misalnya di sekolah, dalam masyarakat dan lain-lain. Selain itu, dapat melakukan penelitian secara fokus pada satu etika saja dan dicari pengaruh yang berkembang. Tema-tema tersebut akan sangat menarik untuk dibahas, ditambah lagi dengan menggunakan metode penelitian dengan teori yang lebih mendetail.