BAB I PENDAHULUAN. Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Seiring dengan adanya krisis ekonomi yang menimpa Indonesia sejak

BAB I PENDAHULUAN. Industri perbankan memegang peranan penting bagi pembangunan ekonomi

BAB 1 PENDAHULUAN. ekonomi sebagai financial intermediary atau perantara pihak yang kelebihan dana

BAB I PENDAHULUAN. dikenal dengan istilah di dunia perbankan adalah kegiatan funding (Kasmir, 2008:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Kegiatan bank yang berupa penghimpunan dan penyaluran dana dapat

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. aspek kehidupan di ukur dan ditentukan oleh uang sehingga eksistensi dunia

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Bank merupakan suatu bidang usaha yang bergerak pada jasa keuangan yang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Perbankan memegang peranan penting dalam pertumbuhan dan stabilitas

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank, mencakup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian Pasal 1 Undang- Undang Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 (Merkusiwati, 2007:100)

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB 1 PENDAHULUAN. potensi dapat bermanfaat untuk pertumbuhan ekonomi, perlu disalurkan. kegiatan yang produktif. (AnggrainiPutri,2011)

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. terjadi perkembangan yang sangat pesat dari tahun-tahun sebelumnya. Hal

BAB I PENDAHULUAN. keemasan yang puncaknya ditandai dengan keberhasilan beberapa bank besar

BAB I PENDAHULUAN. perusahaan pada umumnya, bank juga berorientasi untuk mendapatkan laba yang

BAB 1 PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Bank merupakan salah satu lembaga keuangan yang berfungsi sebagai

BAB I PENDAHULUAN. masyarakat atas pengelolaan dana yang dimiliki juga semakin meningkat. Bagi

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. menunjang berjalannya roda perekonomian mengingat fungsinya sebagai

BAB 1 PENDAHULUAN. Universitas Bhayangkara Jaya

BAB I PENDAHULUAN. membutuhkan sistem pengelolaan yang berbeda, walaupun dalam beberapa hal

BAB I PENDAHULUAN. suatu badan usaha terus-menerus memperoleh laba, ini berarti kelangsungan hidup

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB 1 PENDAHULUAN. merupakan sebuah lembaga yang mampu menjalankan fungsi pelantara (financial

BAB I PENDAHULUAN. dan lainnya (Hanafi dan Halim, 2009). Sedangkan kinerja keuangan bank dapat

BAB I PENDAHULUAN. dengan kewenangan untuk menerima simpanan uang dan meminjamkan uang.

BAB 1 PENDAHULUAN. termasuk Indonesia. Sektor perbankan berfungsi sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. Keberhasilan perusahaan pada umumnya ditandai dengan kemampuan

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Bank merupakan suatu lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan

BAB I PENDAHULUAN. satu lembaga keuangan tersebut yakni industri perbankan. untuk menjalankan industri perbankan agar tidak merusak tatanan

BAB I PENDAHULUAN. dalam kegiatan ekonomi. Karena perbankan mempunyai fungsi utama sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS

BAB 1 PENDAHULUAN. lepas dari peran Bank sebagai lembaga keuangan. Menurut Susilo (2000:6) secara

II. TINJAUAN PUSTAKA Pengertian dan Peran Bank

BAB 1 PENDAHULUAN. Di tengah berbagai tantangan yang dihadapi dan perbedaan kecepatan

BAB I PENDAHULUAN. peranan yang penting dalam perekonomian di Indonesia. Aktifitas Bank adalah

BAB I PENDAHULUAN. memiliki fungsi intermediasi yaitu menghimpun dana dari masyarakat yang

Pengaruh Efisiensi Operasi, Kualitas Aktiva, Permodalan Dan Likuiditas Terhadap Profitabilitas Pada Bank Bumd Tahun

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. Perbankan merupakan lembaga keuangan yang berintensitas misal

BAB I PENDAHULUAN. kegiatan operasionalnya dengan cara menghasilkan laba tinggi sehingga. profitabilitasnya terus mengalami peningkatan.

BAB 1 PENDAHULUAN. aman dan percaya untuk menanamkan investasi atau dananya di bank.

PENDAHULUAN. memastikan stabilitas dan pertumbuhan ekonomi (Halling dan Hayden, 2006).

BAB I PENDAHULUAN. sebagai lembaga yang berperan sebagai perantara keuangan (financial

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Perbankan adalah segala sesuatu yang berkaitan dengan bank,

BAB I PENDAHULUAN. dalam sistem keuangan di Indonesia. Pengertian bank menurut Undang-Undang

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Keberadaan sektor perbankan sebagai subsistem dalam perekonomian suatu

BAB 1 PENDAHULUAN. peranan dunia perbankan semakin dibutuhkan oleh seluruh lapisan masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. perantara keuangan antara pihak-pihak yang memiliki kelebihan dana (surplus unit)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Penelitian. Dengan ditandai adanya krisis global di Amerika Serikat, pada tahun 2008

BAB I PENDAHULUAN. Menurut Taswan (2006:4), bank adalah lembaga keuangan atau

BAB VI KESIMPULAN & SARAN

BAB I PENDAHULUAN. atau nasabah. Sebagai lembaga kepercayaan maka bank dalam operasinya selalu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pertumbuhan tersebut semakin membaik pada akhir 2015 seiring dengan. semakin baik (Laporan Tahunan Perbankan, 2015).

BAB I PENDAHULUAN. (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus unit)

BAB 1 PENDAHULUAN. kualitas aset memburuk, tidak mampu menciptakan earning dan akhirnya modal

BAB I PENDAHULUAN. tumbuh 19,7% tahun 2015, jauh lebih tinggi dari tahun triliun menjadi Rp triliun hingga akhir tahun.

BAB I PENDAHULUAN. Bank merupakan lembaga perantara keuangan ( Financial Intermediales )

BAB I PENDAHULUAN. yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. lembaga keuangan terbesar didunia asal Amerika Lehman Brother, kredit

BAB 1 PENDAHULUAN. bisnis yang berkembang dengan pesat sehingga sangat diperlukan sumber-sumber

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Penelitian (Yuliani, 2007) (Dendawijaya,2006:120).

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. akuntansi. Pengukuran ini perlu diketahui pihak yang berkepentingan untuk

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan perekonomian suatu negara tidak terlepas dari peranan lembaga

BAB 1 PENDAHULUAN. memperbaiki perekonomian Indonesia. Tingginya laju inflasi yang terus

BAB I PENDAHULUAN. Perkembangan dunia perbankan yang sangat pesat disertai dengan tingkat

UKDW BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang Masalah. Sistem keuangan merupakan salah satu hal yang krusial dalam masyarakat

BAB I PENDAHULUAN. besar atau paling tidak sama dengan return (imbalan) yang dikehendaki

BAB I PENDAHULUAN. perekonomian yang berfungsi sebagai perantara (financial intermediary) antara

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah suatu badan usaha yang tugas utamanya sebagai lembaga

BAB I PENDAHULUAN. kebutuhan dua nasabah yang berbeda, satu pihak merupakan nasabah yang

BAB I PENDAHULUAN. Bank adalah lembaga keuangan yang mempunyai peranan penting sebagai

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang


BAB I PENDAHULUAN. Perbankan di Indonesia memiliki peranan penting bagi pertumbuhan

BAB 1 PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN. penyimpan, pemerintah dan masyarakat (Audhya, 2014). Profitabilitas merupakan

BAB I PENDAHULUAN. CAR (Capital Adequacy Ratio) adalah Rasio yang memperlihatkan

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. Krisis ekonomi tahun 1997 yang kemudian berkembang menjadi krisis multi

BAB I PENDAHULUAN. dianggap sebagai penggerak perekonomian dalam suatu negara. Menurut Undang-

BAB I PENDAHULUAN. antara pihak-pihak yang memiliki dana dengan pihak-pihak yang memerlukan. manajemen bank perlu memperhatikan kinerja bank.

BAB 1 PENDAHULUAN. bagian yang tidak dapat dipisahkan dari pembangunan ekonomi. Bank adalah lembaga keuangan yang kegiatan utamanya adalah

BAB 1 PENDAHULUAN. bunga yang sangat tinggi. Hingga saat ini, sistem pengkreditan bank sudah merata

BAB I PENDAHULUAN. Bank dalam fungsinya memiliki peranan yang sangat penting dalam

BAB I PENDAHULUAN. kembali dana tersebut kepada masyarakat dalam bentuk kredit.

BAB II KAJIAN PUSTAKA DAN HIPOTESIS PENELITIAN

BAB V SIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang (Riyadi : 2006) (Kasmir : 2011)

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang. Krisis ekonomi yang melanda Indonesia pada tahun 1997 merupakan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. manfaat diantaranya dividen dan capital gain. Dividend merupakan bagian

Transkripsi:

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Pada tahun 2015, perekonomian global secara umum melemah berdampak pada masih menurunnya harga komoditas internasional. Di sisi lain, pasar keuangan global masih menghadapi risiko yang tinggi terkait dengan ketidakpastian kenaikan suku bunga FFR di AS. Pertumbuhan ekonomi AS mengalami perlambatan dari sisi permintaan maupun penawaran yang belum menunjukkan perbaikan yang solid. Perekonomian Tiongkok masih melemah di tengah tekanan pasar sahamnya yang terus berlanjut. Untuk mempertahankan daya saing produk ekspornya, Bank Sentral Tiongkok melakukan devaluasi Yuan dan merubah mekanisme penentuan nilai tukar Yuan menjadi lebih market-driven, yang juga memberikan dampak tambahan risiko tekanan nilai tukar kepada negara-negara mitra dagang Tiongkok (Machmud et al., 2015). Perekonomian global yang masih melemah dan kondisi negara mitra Indonesia seperti Tiongkok yang masih melesu berdampak pada perekonomian Indonesia. Hal ini membuat Indonesia menghadapi tantangan yang cukup berat pada tahun 2015 mengingat semakin memburuk kualitas pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hal tersebut tercermin oleh terbatasnya kinerja ekspor batubara, manufaktur, mineral, turunnya produksi migas, dan investasi. Berdasarkan pernyataan dari realisasi pertumbuhan ekonomi tahun 2015 untuk sementara diperkirakan mencapai sekitar 4,73 persen, lebih rendah dari target pertumbuhan ekonomi dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 1

B A B I P E N D A H U L U A N 2 2015 yang sebesar 5,7 persen (Kemenkeu, 2016). Merosotnya pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 merupakan kali pertama ekonomi Indonesia berada dibawah 5 persen sejak tahun 2009. Untuk membawa perubahan yang positif bagi perekonomian nasional, pembangunan sektor keuangan sangat perlu diperhatikan, khususnya di bidang perbankan. Perbankan merupakan suatu lembaga keuangan yang memiliki peran yang sangat penting terhadap pergerakan roda perekonomian Indonesia. Hampir semua sektor usaha, yang meliputi sektor industri, perdagangan, pertanian, perkebunan, jasa, dan perumahan sangat membutuhkan bank sebagai mitra dalam melakukan transaksi keuangan (Ismail, 2011:2). Hal ini dikarenakan sektor perbankan mengemban fungsi utama sebagai perantara keuangan (financial intermediary) antara pihak-pihak yang memiliki dana (surplus dana) dengan pihak-pihak yang memerlukan dana (defisit dana) serta sebagai lembaga yang berfungsi memperlancar aliran lalu lintas pembayaran (Veithzal, dkk, 2007:109) dalam Defri (2012). Sebagaimana yang kita ketahui, bank merupakan suatu lembaga keuangan yang kegiatan utamanya menghimpun dana (Funding) dan menyalurkan uang (Lending) dalam berbagai bentuk. Menurut Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 Tanggal 10 November 1998 tentang perbankan, yang dimaksud dengan bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak.

B A B I P E N D A H U L U A N 3 Menurut Kasmir (2014:4-5), maksud dari menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dalam hal ini bank sebagai tempat menyimpan uang atau berinvestasi bagi masyarakat. Tujuan utamanya adalah untuk keamanan uangnya. Sedangkan tujuan kedua adalah untuk melakukan investasi dengan harapan memperoleh bunga dari hasil simpanannya. Tujuan lainnya adalah untuk memudahkan melakukan transaksi pembayaran. Menyalurkan dana kepada masyarakat, maksudnya adalah bank memberikan pinjaman (kredit) kepada masyarakat yang mengajukan permohonan. Selain itu, bank juga memberikan jasa-jasa bank lainnya, seperti pengiriman uang (transfer), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari dalam kota (clearing), penagihan surat-surat berharga yang berasal dari luar kota dan luar negeri (inkaso), letter of credit (L/C), safe deposit box, bank garansi, bank notes, travelers cheque dan jasa lainnya. Undang-undang Negara Republik Indonesia Nomor 10 Tahun 1998 di atas menyatakan bahwa bank merupakan suatu badan usaha. Hal ini berarti bank memiliki tujuan untuk memperoleh keuntungan sebesar-besarnya melalui kegiatan usaha. Karena dengan adanya profitabilitas yang diperoleh maka bank dapat membiayai segala kegiatan operasional dan berkembang lebih luas dan bisa going concern di masa yang akan datang. Namun, secara umum tujuan dari perbankan di Indonesia dijelaskan dalam pasal 4 Undang-undang No.10 Tahun 1998, yaitu: Perbankan Indonesia bertujuan menunjang pelaksanaan pembangunan nasional dalam rangka meningkatkan pemerataan, pertumbuhan ekonomi dan stabilitas nasional kearah peningkatan kesejahteraan rakyat banyak. Mengenai pasal tersebut dapat diketahui bahwa sektor perbankan memegang peranan penting

B A B I P E N D A H U L U A N 4 dalam pertumbuhan ekonomi suatu negara dan meningkatkan taraf hidup rakyat banyak. Mengingat pentingnya peranan sektor perbankan terhadap pertumbuhan ekonomi suatu negara menjadikan permasalahan saat ini adalah apakah kondisi kinerja bank-bank yang ada di Indonesia dapat dikatakan sehat. Bank yang sehat adalah bank yang dapat menjalankan fungsinya sebagai financial intermediary dengan baik, memberikan pelayanan terbaik, menjaga, dan memelihara kepercayaan masyarakat serta bermanfaat bagi perkembangan perekonomian nasional (Fitria, 2008). Semakin baik kinerja suatu bank maka kepercayaan masyarakat terhadap bank yang diinvestasikan semakin meningkat, dan begitu sebaliknya. Profitabilitas merupakan indikator yang paling penting dalam mengukur kinerja suatu bank (Sianturi, 2012). Semakin tinggi profitabilitas suatu bank, maka semakin baik pula kinerja suatu bank dan semakin baik dalam menghasilkan laba secara efektif dan efisien. Untuk mengukur profitabilitas bank, biasanya menggunakan rasio profitabilitas yang terdiri dari ROE (Return on Equity) yaitu rasio yang digunakan untuk mengetahui seberapa jauh keuntungan yang diperoleh dari modal yang ditanam, dan ROA (Return On Assets) yaitu rasio yang menunjukkan seberapa jauh asset perusahaan yang digunakan secara efektif untuk menghasilkan keuntungan. Namun, dalam penentuan tingkat kesehatan suatu bank, Bank Indonesia lebih mementingkan penilaian ROA (Return on Asset) daripada ROE (Return on Equity) karena Bank Indonesia lebih mengutamakan nilai profitabilitas suatu bank yang diukur dengan asset yang dananya sebagian besar berasal dari dana simpanan masyarakat sehingga profitabilitas diukur dengan mengunakan rasio

B A B I P E N D A H U L U A N 5 ROA (Defri, 2012). Semakin besar ROA suatu bank maka semakin baik profitabilitas bank sehingga semakin baik pula kinerja perusahaan perbankan tersebut. Faktor penentu profitabilitas dalam menciptakan dan memelihara perbankan yang sehat diatur dalam pasal 29 ayat 2 Undang-undang Republik Indonesia No.10 tahun 1998, yaitu: Bank wajib memelihara tingkat kesehatan bank sesuai dengan ketentuan kecukupan modal, kualitas aset, kualitas manajemen, likuiditas, rentabilitas, solvabilitas, dan aspek lain yang berhubungan dengan usaha bank (Defri, 2012). Salah satu metode yang paling sering digunakan dalam menilai kesehatan bank adalah metode CAMEL (Capital, Assets, Management, Earning, dan Liquidity) (Kasmir, 2014: 48). Aspek capital (permodalan) dapat dinilai melalui Capital Adequacy Ratio (CAR), aspek assets dinilai dengan Non Performing Loan (NPL), aspek earning meliputi Return on Assets (ROA), Net Interest Margin (NIM), dan BOPO. Sedangkan aspek likuiditas meliputi Loan to Deposit Ratio (LDR) (Sianturi, 2012). Dalam laporan ekonom Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) menyebutkan pertumbuhan laba pada kuartal I 2015 adalah terendah pascakrisis global 2008. Menurutnya, penyebab menurunnya profitabilitas perbankan itu adalah penurunan pada marjin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM). NIM mencerminkan risiko pasar yang timbul akibat berubahnya kondisi pasar, dimana hal tersebut dapat merugikan bank (Hasibuan, 2007 dalam Restiyana & Mahfud, M.K., 2011). Sepanjang kuartal pertama tahun 2015, NIM terus berada di kisaran 4,2%. Angka tersebut di bawah rata-rata 2011-2013 yang tercatat 6% (Yoga, 2015). Pada akhir tahun 2015, margin bunga bersih (Net Interest Margin/NIM) perbankan

B A B I P E N D A H U L U A N 6 meningkat mencapai 5,39 persen namun tidak ada perubahan perbaikan pertumbuhan laba yang justru anjlok (Marta, 2016). Kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) merupakan faktor yang penting bagi bank dalam rangka pengembangan usaha dan menampung kerugian (Pasaribu & Rosa, 2011). Sesuai dengan peraturan Bank Indonesia No. 10/15/PBI/2008, permodalan minimum yang harus dimiliki bank adalah 8%. Semakin tinggi modal yang diinvestasikan dibank maka semakin tinggi profitabilitas bank. Bank Indonesia menyebutkan rasio kecukupan modal (Capital Adequacy Ratio) mengalami peningkatan menjadi sebesar 20,84% pada tahun 2015 atau berada jauh di atas ketentuan minimum 8%. (Wiyanto, 2015). Selain itu, terjadi kenaikan pada biaya kredit yang tercermin dari kenaikan Non Performing Loan (NPL). NPL merupakan salah satu rasio risiko kredit yang mencerminkan kesulitan dalam pelunasan kredit atau disebut dengan kredit bermasalah. Besarnya NPL yang diperbolehkan Bank Indonesia adalah maksimal 5% (Dewi, Mulyadi & Abdurrakhman, 2015). NPL gross walaupun meningkat menjadi sekitar 2,5% pada akhir tahun 2015, masih jauh berada di bawah batas maksimum 5% (www.bi.go.id). Hal ini menandakan kemampuan suatu bank dalam mengendalikan kredit bermasalah masih kurang baik. Dalam memberikan kredit kepada masyarakat bank seharusnya memperhatikan pemenuhan kriteria-kriteria yang layak bagi seorang calon pelanggan untuk dapat diberikan kredit. Semakin tinggi tingkat NPL menunjukkan bahwa bank tidak professional dalam pengelolaan kreditnya sehingga bank mengalami kredit macet yang akhirnya akan berdampak pada kerugian bank (Rahim dan Irpa, 2008 dalam Agustiningrum, 2013)

B A B I P E N D A H U L U A N 7 Perlambatan ekonomi di Indonesia dan pelemahan nilai tukar rupiah memberi dampak negatif pada dan pertumbuhan kredit Perbankan di Indonesia. Pertumbuhan kredit Indonesia melambat dari tahun ke tahun dan masih berlanjut hingga 2015. Pertumbuhan kredit perbankan pada akhir tahun 2015 melambat sebesar 10,45 persen (yoy) dibandingkan pada akhir tahun 2014 (www.bi.go.id). Disisi lain, Pertumbuhan Dana Pihak Ketiga (DPK) pada akhir tahun 2015 mengalami peningkatan sebesar 7,2% (yoy) (www.bi.go.id). Peningkatan dana pihak ketiga menunjukkan bahwa masyarakat masih memiliki kepercayaan terhadap prospek perekonomian dan kekuatan sektor perbankan di Indonesia yang berakibat pada peningkatan profitabilitas perbankan karena adanya peningkatan pertumbuhan kredit nasabah. Namun demikian, ada pertumbuhan DPK di beberapa bank lainnya jatuh dalam pada September 2015. Pertumbuhan DPK Bank Mega yang pada akhir 2014 minus 2,55%, per September menjadi minus 6,17%. Merosotnya pertumbuhan DPK juga dialami PaninBank. Jika pada akhir 2014 hanya tumbuh tipis 3,10%, per September menjadi minus 0,55% (Wibawanti, 2015:38). Padahal menurut catatan Biro Riset Infobank, sejak 2009 DPK Paninbank tumbuh sangat kencang. Dalam mengukur efisiensi operasional, rasio BOPO merupakan rasio yang salah satunya mempengaruhi ROA (Defri, 2012). Rasio BOPO merupakan rasio yang mencerminkan sejauh mana efisiensi manajemen bank dalam mengelola kegiatan operasionalnya. Jika rasio BOPO mengalami peningkatan maka profitabilitas mengalami penurunan karena biaya operasional yang lebih tinggi. Rasio BOPO pada akhir 2015 mengalami peningkatan sebesar 6,82% dibandingkan akhir 2014, sehingga dapat disimpulkan bahwa kinerja manajemen

B A B I P E N D A H U L U A N 8 bank belum cukup efisien. Dari berbagai tekanan yang dihadapi oleh industri perbankan akan menurunkan pertumbuhan profitabilitas perbankan. Namun kendati demikian Return On Asset (ROA) masih cukup tinggi sebesar 2,5% pada bulan Mei 2015 (Yoga, 2015) dan menurun menjadi 2,3% pada akhir tahun 2015 (Maskur, 2016). Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat pengaruh rasio keuangan perbankan terhadap Profitabilitas suatu bank, diantaranya adalah, Sianturi (2012) yang menganalisis Pengaruh CAR, NPL, LDR, NIM, dan BOPO terhadap Profitabilitas Perbankan pada Bank Umum yang listed di Bursa Efek Indonesia untuk periode 2007-2011. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pengaruh CAR dan LDR berpengaruh positif dan tidak signifikan terhadap profitabilitas perbankan (ROA), NPL berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap profitabilitas perbankan (ROA), NIM berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas perbankan (ROA), sedangkan BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas Perbankan (ROA). Sukma (2013) melakukan analisis mengenai Pengaruh Dana Pihak Ketiga, Kecukupan Modal, dan Risiko Kredit Terhadap Profitablitas pada Perusahaan Perbankan yang Terdaftar di BEI. Variabel yang digunakan yaitu Dana Pihak Ketiga (DPK), Kecukupan Modal (CAR), Risiko Kredit (NPL), dan Profitabilitas (ROA). Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa DPK tidak berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan, kecukupan modal yang diukur dengan CAR tidak berpengaruh terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan, dan risiko kredit yang diukur dengan Non Performing Loan berpengaruh signifikan

B A B I P E N D A H U L U A N 9 negatif terhadap profitabilitas pada perusahaan perbankan, yang berarti semakin tinggi Non performing Loan maka profitabilitas akan semakin rendah. Penelitian yang dilakukan oleh Zulfikar (2013) mengenai Pengaruh CAR, LDR, NPL, BOPO, dan NIM Terhadap Kinerja Profitabilitas (ROA) Bank Perkreditan Rakyat Di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa secara simultan semua variabel terbukti mempunyai pengaruh terhadap ROA. Secara parsial, variabel CAR, NPL, dan LDR secara statistik tidak berpengaruh secara signifikan terhadap ROA. Variabel BOPO berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap ROA. Hal ini menunjukkan bahwa BPR belum mengeluarkan biaya operasional seperti biaya tenaga kerja, dan biaya marketing yang signifikan untuk menghasilkan laba. Sementara variabel NIM berpengaruh negatif dan signifikan terhadap ROA. Hal ini berarti BPR selama masa penelitian dalam menyalurkan kredit menerapkan suku bunga kredit yang tinggi. Banyuaji (2015) melakukan penelitian mengenai Pengaruh Capital, Liquidity, Efficiency, dan Risk Ratio terhadap Profitabilitas Sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Hasil penelitiannya menunjukkan bahwa Capital yang diproksikan menggunakan CAR menunjukkan bahwa CAR berpengaruh positif dan signifikan terhadap profitabilitas. Liquidity yang diproksikan menggunakan LDR dan Dana Pihak Ketiga, menunjukkan bahwa LDR berpengaruh negatif tetapi tidak signifikan terhadap profitabilitas, sedangkan Dana Pihak Ketiga berpengaruh positif dan signifikan terhadap Profitabiltias. Efficiency yang diproksikan menggunakan BOPO menunjukkan bahwa BOPO berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Credit Risk berpengaruh negatif dan signifikan terhadap profitabilitas. Secara simultan, CAR,

B A B I P E N D A H U L U A N 10 LDR, DPK, BOPO, dan Credit Risk berpengaruh terhadap Profitabilitas sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia. Berdasarkan latar belakang dan beberapa hasil penelitian sebelumnya ternyata terdapat perbedaan hasil. Adapun perbedaan tersebut mendorong penulis untuk melakukan penelitian dengan judul Pengaruh Kecukupan modal (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Risiko Kredit (NPL), Risiko Pasar (NIM), dan Efisiensi Operasional (BOPO) Terhadap Profitabilitas Perbankan (Studi Kasus pada Bank Umum yang Listed di Bursa Efek Indonesia Tahun 2013-2015). 1.2 Rumusan Masalah Dalam penyusunan penelitian ini, dirumuskan masalah sebagai dasar kajian penelitian yang dilakukan seperti : 1. Apakah Kecukupan Modal (CAR) berpengaruh positif terhadap Profitabilitas (ROA)? 2. Apakah Dana Pihak Ketiga (DPK) berpengaruh positif terhadap Profitabilitas (ROA)? 3. Apakah Risiko Kredit (NPL) berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas (ROA)? 4. Apakah Risiko Pasar (NIM) berpengaruh positif terhadap Profitabilitas (ROA)? 5. Apakah Efisiensi Operasional (BOPO) berpengaruh negatif terhadap Profitabilitas (ROA)? 6. Apakah Kecukupan Modal (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Risiko Kredit (NPL), Risiko Pasar (NIM), dan Efisiensi Operasional (BOPO) berpengaruh secara simultan terhadap Profitabilitas (ROA)?

B A B I P E N D A H U L U A N 11 7. Seberapa besar Pengaruh Kecukupan Modal (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Risiko Kredit (NPL), Risiko Pasar (NIM), dan Efisiensi Operasional (BOPO) secara parsial terhadap Profitabilitas (ROA)? 8. Seberapa besar Pengaruh Kecukupan Modal (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Risiko Kredit (NPL), Risiko Pasar (NIM), dan Efisiensi Operasional (BOPO) secara simultan terhadap Profitabilitas (ROA)? 1.3 Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dari penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui Pengaruh Kecukupan Modal (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Risiko Kredit (NPL), Risiko Pasar (NIM), dan Efisiensi Operasional (BOPO) secara parsial terhadap Profitabilitas (ROA). 2. Untuk mengetahui Pengaruh Kecukupan Modal (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Risiko Kredit (NPL), Risiko Pasar (NIM), dan Efisiensi Operasional (BOPO) secara simultan terhadap Profitabilitas (ROA). 3. Untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Kecukupan Modal (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Risiko Kredit (NPL), Risiko Pasar (NIM), dan Efisiensi Operasional (BOPO) secara parsial terhadap Profitabilitas (ROA). 4. Untuk mengetahui seberapa besar Pengaruh Kecukupan Modal (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), Risiko Kredit (NPL), Risiko Pasar (NIM), dan Efisiensi Operasional (BOPO) secara simultan terhadap Profitabilitas (ROA). 1.4 Manfaat Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kegunaan:

B A B I P E N D A H U L U A N 12 1. Bagi akademisi Dengan adanya penelitian ini dapat menjadi bukti empiris mengenai pengaruh kecukupan modal (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), risiko kredit (NPL), risiko pasar (NIM), efisiensi operasional (BOPO) terhadap profitabilitas perusahaan perbankan, sehingga dapat menambah wawasan dan pengetahuan mengenai rasio keuangan yang mempengaruhi profitabilitas perbankan. 2. Bagi Pihak Perbankan Bagi manajemen perusahaan sektor perbankan dapat menjadikan salah satu bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan dalam bidang keuangan untuk meningkatkan kinerja perusahaan dengan memaksimumkan profitabilitas bank. 3. Bagi Investor Dapat digunakan sebagai sumber informasi dalam pengambilan keputusan investasi di perusahaan perbankan 4. Bagi Penulis Dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang bagaimana pengaruh kecukupan modal (CAR), Dana Pihak Ketiga (DPK), risiko kredit (NPL), risiko pasar (NIM), efisiensi operasional (BOPO) terhadap profitabilitas perusahaan perbankan. 5. Bagi Peneliti Selanjutnya Dapat dijadikan pedoman, acuan, inspirasi, dan referensi yang akan mengadakan kajian yang lebih luas dengan mengantikan variabel independen baru selain variabel CAR, DPK, NPL, NIM, dan BOPO untuk penelitian selanjutnya.