BIOTILIK METODE PEMANTAUAN KESEHATAN SUNGAI PARTISIPATIF Daru Setyo Rini, SSi., MSi.
Selamatkan Sungai Kita Sekarang Selamatkan yang Tersisa
Philosofi SUNGAI Konvensional 3 Sungai adalah sistem drainase alamiah (tidak sepenuhnya benar) Reformasi SDA, Agus Maryono
BENGAWAN SOLO, DILURUSAKAN 50 Km - 35 Km Banjir di hilir 4 Reformasi SDA, Agus Maryono
Pemusatan Banjir dan erosi dasar sungai Big Flood Dangers Bantaran Sungai
CITARUM DISODET-DILURUSKAN tidak perlu 6 Banjir di hilir Citarum Asli Sudetan Citarum Reformasi SDA, Agus Maryono
Ingat...!!! di Jepang Sungai dibelokbelokkan lagi.. 7 Pelurusan Reformasi SDA, Agus Maryono
payakan menciptakan Pemukiman bas Banjir Daerah konservasi banjir dan ekologi untuk ekowisata 8 Reformasi SDA, Agus Maryono
Pengendalian BANJIR dengan TRAP Tampung, Resapkan Alirkan Pelihara GENANGAN /BANJIR DI HILIR DIHINDARI
Wajib direformasi menjadi Eko-Drainase yang Ramah Lingkungan 10 Kolam Konservasi Parit Konservasi areal Pertanian -Perkebunan Reformasi SDA, Agus Maryono
Konsep Eko-hidraulik ramah lingkungan dengan Ring-Sabuk Hijau Danau 11 PERLU DIBUAT DANAU di DESA-DESA dan di KOTA Reformasi SDA, Agus Maryono
Ekologi-Hidraulik 12 Angin tertahan Penguapan rendah Penguapan tinggi Reformasi SDA, Agus Maryono
13 Dr. Agus Maryono, 0811 254 254, agusmaryono@yahoo.com, UGM
Telogo Gunung Kidul Tanaman tepi telaga ini dulu ditanami oleh nenek/kakek kita (seitar 250 telaga di GK) Sekarang tanamannya ditebangi diganti beton..? 14 Reformasi SDA, Agus Maryono
Rainwater Harvesting in Agricultural Areas 15 Dr. Agus Maryono, 0811 254 254, agusmaryono@yahoo.com, UGM
Retarding Basin, Menampung, Hujan di Tengah dan Hulu 16 Gambar : River side-conservation area di dearah hulu dan tengah, mengurangi banjir di hilir, meningkatkan konservasi air sungai musim kemarau dan mutu ekologi Dr. Agus Maryono, 0811 254 254, agusmaryono@yahoo.com, UGM
17 Rainwater Harvesting in RW MEASURES Harvesting PROPOSED for artificial GW recharge/alleviating Water Urban Areas Harvesting the flood problem Rainwater Tank For domestic purposes and also for groundwater recharge Well The application of this technique can also contribute significantly to reduce the problem of flooding. Reserve for Dry Season Dr. Agus Maryono, 0811 254 254, agusmaryono@yahoo.com, UGM Groundwater 17 Prinz, D, Karlsruhe, Jerman
Sumur Resapan Dr. Agus Maryono, 0811 254 254, agusmaryono@yahoo.com, UGM 18
Parit/Kolam Respan/ Busem 19 1-2 m 10-25 m 2 m Gambar 9. Parit resapan pada areal pertanian parit / kolam Gambar 10. Parit resapan di pekarangan. Dr. Agus Maryono, 0811 254 254, agusmaryono@yahoo.com, UGM
Daerah Peresapan Perlindungan Air Tanah 20 Dilarang membangun dan membuang apapun di areal perlindungan air tanah ini Peresapan untuk mengisi air tanah Gambar 21. Daerah perlindungan air tanah (groundwater conservations area). Dr. Agus Maryono, 0811 254 254, agusmaryono@yahoo.com, UGM
21 SUNGAI CODE, YOGYAKARTA Reformasi SDA, Agus Maryono
PEMELIHARAAN DRAINASE- FUNGSI sebagai Saluran dan peningkatan Kulalitas Kesehatan 22 Masyarakat tidak berfikir drainase yg sehat,..perlu pemberdayaan Panumpu, Makasar, Desember, 04 Dr. Agus Maryono, 0811 254 254, agusmaryono@yahoo.com, UGM
SUNGAI ADALAH ASET 23 ASET SUMBER AIR-SEDIMENT ASET MORPHOLOGY ASET LANDSEKAP ASET EKOLOGI ASET SOSIAL-BUDAYA ASET PARIWISATA, dll., SUNGAI BUKAN HANYA ALUR AIR dan SEDIMEN!!!!!!!!!! Reformasi SDA, Agus Maryono
SUNGAI TEMPAT BERMAIN
SUMBER PROTEIN HEWANI
11/9/09
SUMBER PENDAPATAN EKONOMI
11/9/09
MEMELIHARA KESEHATAN DAS Memelihara Siklus Air; keseimbangan jumlah air yang berada di bawah tanah (air tanah), permukaan tanah (air permukaan) dan di udara (uap air) Kesinambungan Rantai Makanan; keseimbangan populasi biota yang menyusun rantai makanan ekosistem sungai, produsen, konsumen dan dekomposer. Sungai dan Bantaran Sungai adalah satu kesatuan ekosistem yang penting bagi kehidupan biota sungai Menyesuaikan Daya Tampung Beban Pencemaran; kemampuan alami sungai untuk membersihkan pencemaran limbah yang masuk ke sungai melalui proses penguraian fisik dan biologis
MEMELIHARA SIKLUS AIR Melestarikan hutan dan menanam pohon di pegunungan dan sekitar mata air Menanam dan menyimpan air hujan Melindungi bantaran sungai bervegetasi alami sebagai daerah resapan air luapan air sungai Menghindari Pelurusan Sungai, memelihara lekukan (meander) sungai
KOREKSI: Siklus Hidrologi 33 Air hujan menguap dan turun lagi 50-75% 25 % air hujan menjadi run off dan infiltrasi 25% Reformasi SDA, Agus Maryono
Air merupakan anugerah Allah yang tak ternilai harganya, air mendaur dengan volume yang sudah ditetapkan. Saat hutan masih lebat air terbagi ada yang mengalir, ada yang meresap dan ada yang diserap organisme.
Ketika hutan dibabati sampai gundhul ndhul (plonthos) maka air hujan langsung mengalir sebagai aliran banjir, mengerosi tanah dan langsung menuju ke laut (muspro). Air berubah menjadi bencana.
36 2. Sempadan Sungai wajib dipertahankan u. Mencegah banjir, kekeringan dan longsor Muka air banjir Muka air normal Bantaran banjir Lebar Longsor an Lebar Ekologi Lebar Keaman an Lebar Sempadan Sungai (sisi kanan-kiri identik) Reformasi SDA, Agus Maryono
Sempadan Sungai Sehat 37 Reformasi SDA, Agus Maryono
PEMBANGUNAN TALUD 38 Talud, konstruksi non ekologis-hidraulis Konstruksi ekologihidraulis Reformasi SDA, Agus Maryono
Sungai adalah sebuah aliran berkesinambungan 39 Jika pohon di tepi sungai ditebang, sumber energi untuk seluruh aliran sungai akan hilang Segala yang terjadi di wilayah hulu berdampak pada wilayah hilir
Dasar rantai makanan di sungai adalah GUGURAN DAUN yang masuk ke dalam sungai! Guguran daun masih mengandung zat gula dan nutrisi, mengalami penguraian menjadi makanan alga, jamur, dan bakteri yang menempel di daun disebut Perifiton Daun yang lapuk diuraikan oleh Shredder yang mencerna daun karena memakan PERIFITON yang melapisi permukaan daun 40
Shredders memakan daun supaya bisa makan seluruh perifiton! 41
KELOMPOK PENCERNAAN FUNGSIONAL EKOSISTEM SUNGAI SHREDDERS Mencerna daun COLLECTORS Menyaring partikel organik yang terbawa aliran air GRAZERS Mengikis alga yang menempel di batu PREDATORS Memangsa hewan lain 42
Sumber makanan Dedaunan yang jatuh ke badan air, tertambat di kayu2an dan batuan, yang kemudian menjadi sumber makanan dan habitat bagi serangga air, amphibi dan ikan2 kecil Filter Runoff Air Hujan dan sedimen yang mengalir diperlambat lalu disaring oleh vegetasi riparian, sedimen, nutrient dan pestisida diendapkan sebelum masuk ke badan air. Tanah hutan dapat menyerap runoff 10 15 kali lebih tinggi dari hamparan rumput dan 40 kali lebih besar dari lahan budidaya MANFAAT HUTAN RIPARIAN Keteduhan Kanopi dari vegetasi membuat badan air jadi teduh, mempertahankan Oksigen terlarut dan mendukung pertumbuhan alga maupun serangga aquatik yang bermanfaat. Kanopi juga dapat menjaga kualitas air dengan cara menyaring debu Habitat ikan dan Satwa Riparian forest buffer merupakan habitat bagi ikan dan satwa liar. Kayu2 yang jatuh menjadi tempat ikan berlindung keragaman hayati ini menjadi penting bagi burung dan hewan lainnya Menyerap Nutrient Pupuk yang berasal dari lahan pertanain dapat di ambil oleh sistem perakaran, dan kemudian dimanfaatkan oleh vegetasi tsb
PEMANTAUAN KESEHATAN SUNGAI Komponen Pemantauan 1. HABITAT (Struktur Fisik), 2. KUALITAS AIR, 3. KOMUNITAS BIOTIK Kualitas Habitat+ Kualitas Air = Komunitas Biota Sungai
11/9/09
(Crowx, 1994)
BIOTILIK = BIOMONITORING Biomonitoring adalah pemeriksaan kondisi badan air melalui pengamatan langsung pada biota yang menghuni perairan Makroinvertebrata Bentik = BIOTILIK; adalah biota tidak bertulang belakang yang hidup di substrat dasar perairan selama sebagian atau seluruh fase hidupnya, yang tertahan oleh jaring berukuran 500µm
KELEBIHAN BIOTILIK Tersebar luas di segala habitat Jumlah jenis species banyak (memberikan spektrum respon luas) Siklus hidup cukup panjang (dapat melihat perubahan musiman) Biaya sampling dan analisis relatif murah Taksonomi sudah berkembang luas (kunci identifikasi tersedia) Metode analisis data mudah dilakukan (%EPT, indeks biotik / indeks keragaman) Respon dari beberapa species telah banyak diketahui
KELEMAHAN BIOTILIK Kondisi alami, arus dan substrat mempengaruhi distribusi dan kelimpahan Variasi musiman dalam keanekaragaman dan kelimpahan dapat menimbulkan masalah (perbandingan data) Perlu inventarisasi jenis BIOTILIK di masingmasing DAS untuk penerapan biomoniotoring secara massal
PEMANTAUAN BIOTILIK Penilaian kondisi biologis sungai berdasarkan informasi yang didapatkan dengan pengambilan sampel komunitas biota penghuni perairan Proses Penilaian : 1. Pengambilan sampel BIOTILIK 2. Membuat kesimpulan berdasarkan indeks biotilik 3. Menginventaris lokasi sungai kontrol (reference stream) yang kondisinya masih baik dan lokasi sungai yang mengalami gangguan lingkungan
Tujuan Biomonitoring Makroinvertebrata Pemantauan sebelum dan setelah kegiatan di sekitar sungai Mengetahui dampak Pembangunan Proyek Pengairan Mengetahui dampak terlepasnya bahan pencemar sungai
BIOMONITORING SUNGAI Survei skala nasional makroinvertebrata di Jepang melibatkan 800,000 peserta sukarelawan 30 spesies makroinvertebrata digunakan sebagai indikator di seluruh negeri Sensus nasional Kondisi Sungai (109 sungai) meliputi makroinvertebrata, ikan dan tanaman riparian Komponen Sukarelawan 23% LSM dan 74% sekolah negeri berpartisipasi dalam sensus nasional
KUNCI SUKSES BIOMONITORING SUNGAI Pelatihan sukarelawan dan Sertifikasi sukarelawan Memberikan penghargaan kepada sukarelawan Memastikan kualitas data dan memastikan data dapat diterima serta digunakan oleh berbagai institusi Mendorong munculnya peserta baru Membuat kegiatan pemantauan menyenangkan Melatih pemimpin sukarelawan untuk mengambil tanggungjawab untuk kualitas kebenaran data Memiliki dokumentasi data yang menguatkan kualitas kebenaran data Melakukan evaluasi reguler untuk mendapatkan umpan balik dari sukarelawan
PARAMETER KESEHATAN SUNGAI HABITAT (Struktur Fisik), KUALITAS AIR, dan KOMUNITAS BIOTIK Kualitas Habitat+ Kualitas Air = Komunitas Biotik
BIOTILIK UNTUK MEMANTAU KESEHATAN SUNGAI 57 BIOTILIK adalah kelompok makroinvertebrata yang hidup di dasar sungai Makroinvertebrata memiliki rentang toleransi terhadap pencemaran air: Sangat Sensitif pada pencemaran Sensitif terhadap pencemaran Toleran terhadap pencemaran Sangat toleran terhadap pencemaran Hewan yang sangat sensitif atau sensitif hanya ditemukan pada sungai yang bebas pencemaran Species Toleran terdapat di semua kondisi sungai
Everyone s Doing It!
HASIL BIOTILIK BRANTAS Wonosalam Perlidae (4), Baetidae (3), Hydropsychidae (3) Habitat Sehat Bantaran bervegetasi alami > 15m, Sedikit aktivitas manusia Kualitas Air Tercemar Ringan Rekomendasi: Perlindungan bantaran sungai, pengolahan sampah, limbah peternakan dan pertanian BENGAWAN SOLO Boyolali Palaemonidae (2), Thiaridae(2) Habitat Kurang Sehat Bantaran bervegetasi alami 6-15m, Laju erosi tinggi, Sangat banyak aktivitas manusia Kualitas Air Tercemar Ringan Sedang Rekomendasi: Pembebasan bantaran sungai dari bangunan, pemulihan bantaran sungai bervegetasi alami 15m, pengolahan sampah, pengendalian pencemaran domestik CITARUM Manteos Bandung Hydropsychidae(3), Baetidae(3), Chironomidae (1) Habitat Kurang Sehat Bantaran bervegetasi alami <6m, Banyak aktivitas manusia Kualitas Air Tercemar Ringan Sedang Rekomendasi: Pembebasan bantaran sungai dari bangunan, pemulihan bantaran sungai bervegetasi alami 15m, pengolahan sampah, pengendalian pencemaran domestik
Volunteer groups and school environmental organizations can monitor with benthic invertebrates
Penentuan Tujuan dan Lokasi Pemantauan Sungai SAFETY FIRST Utamakan Keselamatan
1. PEMERIKSAAN HABITAT Parameter pemeriksaan habitat meliputi kondisi substrat dasar sungai, vegetasi bantaran sungai, tingkat sedimentasi, adanya modifikasi sungai, dan aktivitas manusia di sekitar sungai. Pengamatan habitat dilakukan dalam jarak pandang 100 meter dan meliputi gambaran umum dalam radius lapang pandang habitat yang diamati, kemudian menetapkan memberi skor untuk setiap parameter habitat.
1. PEMERIKSAAN HABITAT No PARAMETER 1. Komposisi substrat di tepi sungai 2. Substrat tepi sungai yang terpendam lumpur sedimentasi SKOR 3 2 1 Lebih dari 50% substrat terdiri dari kombinasi pasir dan batuan beragam ukuran, sesuai untuk koloni invertebrata dan diatom; terdapat potongan kayu yang lapuk di dalam air dengan campuran substrat batuan stabil <25% batuan terpendam atau tertutupi lumpur halus; batuan dapat diangkat dengan mudah dari dasar sungai 3. Fluktuasi debit air sungai? Di bagian hulu tidak ada bendungan atau penyudetan aliran sungai, kalaupun ada skalanya kecil; perbedaan lebar penampang sungai teraliri air dan ketinggian muka air sungai saat musim hujan dan kemarau < 25% 10-50% substrat terdiri dari kombinasi batu dan batu beragam ukuran; beberapa bagian substrat terganggu, tergerus atau dipindahkan dari sungai 25-75% substrat terpendam dalam lumpur halus; batuan harus ditarik untuk mengangkatnya dari dasar sungai perbedaan lebar penampang sungai teraliri air dan ketinggian muka air sungai saat musim hujan dan kemarau > 25%-75 >90% substrat didominasi oleh padas, pasir, atau lumpur; sebagian besar substrat tergerus atau dipindahkan dari sungai, habitat untuk koloni invertebrata dan diatom sangat sedikit lebih dari 75% substrat terpendam dalam lumpur halus; batuan harus dicongkel untuk mengangkatnya dari dasar sungai perbedaan lebar penampang sungai teraliri air dan ketinggian muka air sungai saat musim hujan dan kemarau >75%, saat musim kemarau sungai mengering meninggalkan cekungan genangan air di beberapa bagian
1. PEMERIKSAAN HABITAT No PARAMETER 4. Apakah ada perubahan aliran karena pengerukan atau pelurusan? 5. Bagaimana stabilitas tebing sungai sebelah KIRI? 6. Bagaimana stabilitas tebing sungai sebelah KANAN? SKOR 3 2 1 Tidak ada pelurusan atau pengerukan batu dan pasir dari dasar sungai Tebing sungai stabil; tidak ada atau terdapat sedikit bekas erosi atau tebing longsor di tepi sungai; kurang dari 30% tebing sungai mengalami erosi Pelurusan cukup luas, 20-50% sungai diplengseng; atau pengerukan material dasar sungai mengganggu 10% habitat dasar sungai Kurang stabil; terdapat 30-60% bagian tebing sungai mengalami erosi, kemungkinan terjadi erosi tinggi pada musim hujan Lihat no.5 Lihat no.5 Lihat no.5 Tebing sungai dibatasi plengsengan beton, lebih dari 50% bagian sungai diplengseng; atau pengerukan material dasar sungai mengganggu lebih dari 10% habitat dasar sungai Tidak stabil; banyak bagian tebing sungai mengalami erosi, tebing yang terkikis terlihat pada bagian sungai yang lurus dan berkelok, bekas gerusan membentuk cekungan pada tebing, > 60% tebing sungai memiliki bekas erosi
1. PEMERIKSAAN HABITAT No PARAMETER KATEGORI dan SKOR Baik ( 3 ) Cukup ( 2 ) Buruk ( 1 ) 7. Berapa lebar vegetasi sempadan sungai sebelah KIRI lebar sempadan sungai >15 meter; aktivitas manusia tidak berdampak nyata pada sempadan sungai alami lebar sempadan sungai 6-15 meter; aktivitas manusia berdampak pada sempadan sungai lebar sempadan sungai < 6 meter, tidak ada atau sedikit sekali tumbuhan alami di sempadan sungai karena tingginya aktivitas manusia 8. Berapa lebar vegetasi sempadan sungai sebelah KANAN Lihat no.7 Lihat no.7 Lihat no.7
1. PEMERIKSAAN HABITAT No PARAMETER Apa saja aktivitas manusia di sekitar sungai dan berapa besar dampaknya? Apakah ada aktivitas manusia pada radius 2-10 km di bagian hulu lokasi pengamatan? KATEGORI dan SKOR Baik ( 3 ) Cukup ( 2 ) Buruk ( 1 ) Sangat sedikit aktivitas di sekitar sungai dan sempadan sungai; tidak ada atau sedikit aktivitas pertanian, penggembalaan ternak, pengambilan vegetasi untuk pakan ternak, penambangan pasir dan batu, pembuangan limbah cair, pembuangan sampah, aktivitas perkapalan, dll Sedikit aktivitas manusia yang menimbulkan gangguan di wilayah hulu; kurang dari 5% bantaran sungai di kawasan hulu memiliki aktivitas penambangan pasir dan batu skala besar, aktivitas pembuangan limbah industri, permukiman, penebangan hutan, pembuangan sampah, dll. Cukup banyak aktivitas manusia di sungai dan sempadan sungai; <5% sungai dan bantaran sungai rusak karena dampak aktivitas pertanian, peternakan, pembuangan limbah, penambangan pasir dan batu, pembuangan sampah, perkapalan, dll Cukup banyak aktivitas manusia yang menimbulkan gangguan di wilayah hulu; 5-20% bantaran sungai kawasan hulu memiliki aktivitas penambangan pasir dan batu skala besar, aktivitas pembuangan limbah industri, permukiman, penebangan hutan, pembuangan sampah, dll. Sangat banyak aktivitas manusia di sungai dan sempadan sungai; >5% sungai dan bantaran sungai rusak karena dampak aktivitas pertanian, peternakan, pembuangan limbah, penambangan pasir dan batu, pembuangan sampah, perkapalan, dll Sangat banyak aktivitas manusia yang menimbulkan gangguan di wilayah hulu; lebih dari 20% bantaran sungai kawasan hulu memiliki aktivitas penambangan pasir dan batu skala besar, aktivitas pembuangan limbah industri, permukiman, penebangan hutan, pembuangan sampah, dll.
PENILAIAN HABITAT Rata-rata Skor 2,4 3,0 1,7 2,3 1,0 1,6 Tingkat Kesehatan Habitat Sehat, menyediakan kondisi habitat yang beragam dan stabil untuk mendukung kehidupan biota Kurang Sehat, menyediakan habitat kurang bervariasi dan kurang stabil untuk mendukung kehidupan biota Tidak Sehat, menyediakan habitat tidak bervariasi dan tidak stabil untuk mendukung kehidupan biota
2. PEMERIKSAAN BIOTILIK Parameter pemantauan makroinverterbrata adalah keragaman jenis famili, keragaman jenis EPT, Persentase kelimpahan EPT, Indeks Pencemaran BIOTILIK. Tentukan lokasi sungai yang akan diperiksa, hindari bagian sungai yang curam, berarus sangat deras dan berbatu besar
2. PEMERIKSAAN BIOTILIK Parameter pemantauan makroinverterbrata adalah keragaman jenis famili, keragaman jenis EPT, Persentase kelimpahan EPT, Indeks Pencemaran BIOTILIK. Tentukan lokasi sungai yang akan diperiksa, hindari bagian sungai yang curam, berarus sangat deras dan berbatu besar (Lihat Gambar) Pengambilan sampel dimulai dari titik 1 (paling hilir) selama 1 menit, kemudian lanjutkan ke titik 2 dan 3 ke arah hulu sungai.
Pengambilan Sampel KICKING = MENENDANG SUBSTRAT
JABBING = MENYODOK SUBSTRAT
Sortasi/Pemilahan
Identifikasi
SPESIMEN EPHEMEROPTERA
SPESIMEN PLECOPTERA
SPESIMEN TRICHOPTERA
Analisis Data Keragaman Jenis Taksa (Taxa Richness) = Jumlah jenis yang ditemukan Keragaman EPT = = Jumlah jenis EPT yang ditemukan % Kelimpahan EPT = Jumlah individu EPT Jumlah selurun individu dalam sampel (min.100 ekor) Indeks Biotilik= ekor) Total jumlah individu x skor biotilik Jumlah individu yang ditemukan (min.100
Analisis Data Parameter Skor 4 3 2 1 SKOR Penilaian 1. Keragaman Jenis Famili >13 10-13 7-9 <7 2. Keragaman Jenis EPT >7 3-7 1-2 0 3. % Kelimpahan EPT >40% >15 40 % >0 15 % 0 % 4. Indeks BIOTILIK 3,3 4,0 2,6 3,2 1,8 2,5 1,0 1,7 Total Skor Skor Rata-Rata (Total Skor / 4) Kriteria Kualitas Air Tidak Tercemar Tercemar Ringan Tercemar Sedang Tercemar Berat SKOR Rata-rata 3,3 4,0 2,6 3,2 1,8 2,5 1,0 1,7
PENGENDALIAN KUALITAS HASIL PEMANTAUAN BIOTILIK 1. Variasi Kondisi Alami (Tidak bisa dikendalikan) 2. Diagnosa Kurang Akurat (Dapat dikendalikan) PASTIKAN Penilaian Habitat berdasarkan rata-rata kondisi dalam radius pandang 100 meter Penilaian BIOTILIK : a. 3 titik pengambilan sampel, masing-masing selama 1 menit atau 5 meter, kombinasi kicking dan jabbing b. Jumlah individu dalam sampel min.100 ekor c. Identifikasi jenis dengan tepat dan catat semua jenis yang ditemukan d. Tidak ada kesalahan penghitungan e. Check dan Recheck
TIPS IDENTIFIKASI BIOTILIK Pilih spesimen yang utuh dengan bagian tubuh yang lengkap dan berukuran paling besar Amati ciri khusus yang dimiliki : JUMLAH segmen tubuh, kaki, antena, kepala, rambut ekor BENTUK tubuh, kepala, mulut, kaki, bentuk mata, capit, ekor Ambil foto spesimen yang ditemukan, konsultasikan dengan ECOTON jika ragu dengan hasil identifikasi Like Facebook Ecoton, laporkan hasil diagnosis sungai di wall Ecoton atau kegiatan lingkungan sekolah yang dilakukan
SPESIMEN ODONATA
SPESIMEN EPHEMEROPTERA
Selamatkan Sungai Kita Sekarang