BAB I PENDAHULUAN. Kemajuan yang pesat dalam pembangunan nasional dan perkembangan ilmu

dokumen-dokumen yang mirip
BAB I PENDAHULUAN. Memasuki abad ke-20, mulai bermunculan restoran-restoran fast food.

BAB I PENDAHULUAN. yang serba praktis. Hal ini memungkinkan masyarakat modern sulit untuk

BAB I PENDAHULUAN. fast food maupun health food yang popular di Amerika dan Eropa. Budaya makan

BAB 1 PENDAHULUAN. Kebiasaan makan..., Evi Heryanti, FKM UI, Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan dan teknologi maka selera terhadap produk teknologi pangan

BAB I PENDAHULUAN. untuk menghindar dari fast food. Fast food memiliki beberapa kelebihan antara lain

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan aset bangsa untuk terciptanya generasi yang baik

HUBUNGAN PENGETAHUAN GIZI DAN FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD DENGAN STATUS GIZI SISWA SMA NEGERI 4 SURAKARTA

BAB I PENDAHULUAN. higienis. Menurut (Irianto,2007) fast food memiliki beberapa kelebihan yaitu

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. pengetahuan menyebabkan meningkatnya taraf dan kualitas hidup masyarakat, baik

BAB I PENDAHULUAN. Kehadiran fast food dalam industri makanan di Indonesia mempengaruhi

BAB I PENDAHULUAN. pengukuran Indeks Pembangunan Manusia ( IPM ), kesehatan adalah salah

BAB I PENDAHULUAN UNIVERSITAS ESA UNGGUL

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN. A. Gambaran Umum SMP Muhammadiyah 10 Surakarta. SMP Muhammadiyah 10 Surakarta terletak di Jl. Srikoyo No.

BAB 1 : PENDAHULUAN. antara jumlah energi yang masuk dengan yang dibutuhkan oleh tubuh untuk

BAB I PENDAHULUAN. lebih memilih makanan instan yang biasa dikenal dengan istilah fast food. Gaya

BAB I PENDAHULUAN. penambahan bahan-bahan lain. Bahkan fast food (makanan cepat saji) semakin

BAB I PENDAHULUAN. mereka dalam dekade pertama kehidupan. Masa remaja merupakan jembatan

BAB I PENDAHULUAN. prevalensi yang selalu meningkat setiap tahun, baik di negara maju maupun

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI KONSUMSI FAST FOOD PADA ANAK SMP NEGERI 31 BANJARMASIN. Faidatur Rahmi H.*dan Aprianti**

BAB I PENDAHULUAN. maka selera terhadap produk teknologi pangan tidak lagi bersifat lokal, tetapi menjadi

BAB I PENDAHULUAN. buruk, gizi kurang, gizi lebih, masalah pendek, anemia kekurangan zat besi,

BAB I PENDAHULUAN. kesehatan masyarakat. Terciptanya SDM yang berkualitas ditentukan oleh

BAB I PENDAHULUAN. menjadi pilihan yang banyak disukai masyarakat (Anonim, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Indonesia sebagai akibat dari kecenderungan pasar global, telah memberikan

BAB I PENDAHULUAN. dan dewasa, yang berawal dari usia 9 tahun dan berakhir di usia 18

I. PENDAHULUAN. karena berpengaruh terhadap eksistensi dan ketahanan hidup setiap manusia,

BAB I PENDAHULUAN. perubahan kematangan fisiologis sehubungan dengan adanya pubertas

BAB I PENDAHULUAN. memungkinkan manusia bekerja secara maksimal (Moehji, 2009).

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi memiliki istilah lain yaitu silent killer dikarenakan penyakit ini

BAB I PENDAHULUAN. dan orang-orang terdekat,mudah mengikuti alur zaman seperti mode dan trend

Bab I Pendahuluan 1.1 Latar belakang masalah Dewasa ini tingkat kesibukan masyarakat membuat masyarakat menyukai segala sesuatu yang instan dan

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. (SDM) yang berkualitas, sehat, cerdas, dan produktif (Hadi, 2005). bangsa bagi pembangunan yang berkesinambungan (sustainable

BAB I PENDAHULUAN. Hipertensi atau tekanan darah tinggi yang biasa disebut sebagai silent

BAB I PENDAHULUAN. adalah kesejahteraan rakyat yang terus meningkat dan ditunjukan oleh

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. Fase remaja merupakan fase dimana fisik seseorang terus tumbuh dan

BAB I PENDAHULUAN. anak menjadi lemah dan cepat lelah serta berakibat meningkatnya angka absensi serta

BAB I PENDAHULUAN. 1 Universitas Indonesia

BAB I PENDAHULUAN. asupan makanan yang semakin mengarah kepada peningkatan asupan makanan siap saji

PENDAHULUAN Latar Belakang

BAB I PENDAHULUAN. perhatian serius dari pemerintah. Gizi yang baik merupakan pondasi bagi

BAB I PENDAHULUAN. Remaja merupakan masa transisi dari masa anak anak menuju masa

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk melaksanakan pembangunan nasional. Untuk mencapai SDM

KUESIONER PERILAKU MAHASISWA FAKULTAS KEDOKTERAN USU TENTANG KONSUMSI MAKANAN SIAP SAJI (FAST FOOD) MEDAN TAHUN /../..

BAB I PENDAHULUAN. Maraknya bisnis waralaba restoran fast food di daerah Denpasar seperti

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. hidup anak sangat tergantung pada orang tuanya (Sediaoetama, 2008).

I. PENDAHULUAN. suatu bangsa. Untuk mencapai ketahanan pangan diperlukan ketersediaan. terjangkau dan aman dikonsumsi bagi setiap warga untuk menopang

BAB 1 : PENDAHULUAN. kemungkinan diskriminasi dari lingkungan sekitar. Gizi lebih yang terjadi pada remaja,

BAB I PENDAHULUAN. masa atau usia antara anak-anak dan dewasa. Perubahan fisik pada masa

BAB I PENDAHULUAN. Dewasa ini, pola makan remaja telah mengarah ke dunia barat. Pemilihan makanan remaja beralih ke pemilihan makanan cepat saji (fast

BAB I PENDAHULUAN. hari dalam jumlah tertentu sebagai sumber energy dan zat-zat gizi. Kekurangan

BAB I PENDAHULUAN. pacu tumbuh (growth spurt), timbul ciri-ciri seks sekunder, tercapai fertilitas dan

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang

BAB 1 PENDAHULUAN. yang banyak terjadi dan tersebar di seluruh dunia terutama di negara

BAB I PENDAHULUAN. Kebutuhan pangan manusia berasal dari tumbuh-tumbuhan (pertanian primer) serta

BAB I PENDAHULUAN. lebih di Indonesia terjadi di kota-kota besar sebagai akibat adanya

GAMBARAN ASUPAN ZAT GIZI, STATUS GIZI DAN PRODUKTIVITAS KARYAWAN CV. SINAR MATAHARI SEJAHTERA DI KOTA MAKASSAR

BAB I PENDAHULUAN. melakukan berbagai cara untuk mempertahankan dan merebut pasar.

HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI ABSTRACT ABSTRAK KATA PENGANTAR DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR GRAFIK

BAB I PENDAHULUAN. pemberian nutrisi dengan kualitas dan kuantitas yang baik serta benar. Dalam

BAB I PENDAHULUAN. Periode pubertas akan terjadi perubahan dari masa anak-anak menjadi

BAB I PENDAHULUAN. terjadinya berbagai perubahan dalam kehidupan. Salah satu hal yang

I. PENDAHULUAN. manusia yang berkualitas. Remaja merupakan sumber daya manusia bagi

BAB 5 HASIL PENELITIAN

METODE PENELITIAN Desain, Tempat dan Waktu Penelitian Jumlah dan Cara Penarikan Contoh Jenis dan Cara Pengumpulan Data

KUESIONER PENELITIAN

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. seseorang dengan tujuan tertentu pada waktu tertentu. Konsumsi pangan

Lampiran 1. Variabel penelitian beserta kategorinya tahun < Rp 5000,OO Rp 5.000,OO - Rp ,OO. > Persentil ke-95 = Ovenveighr (CDC 2000)

LEMBAR PERSETUJUAN...

BAB I PENDAHULUAN. menjadi fakta bahwa makanan cepat saji sudah membudaya di masyarakat

Hubungan Pengetahuan Gizi Dan Frekuensi Konsumsi Fast Food Dengan Status Gizi Siswa SMA Negeri 4 Surakarta

ejournal Boga, Volume 3 Nomor 3, Yudisium Oktober Tahun 2014 Halaman 47-50

BAB I PENDAHULUAN. Pada kelompok anak usia sekolah, termasuk remaja usia 16-18

BAB 1 PENDAHULUAN. akan menjadikan masyarakat Indonesia untuk dapat hidup dalam lingkungan sehat

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah

BAB IV METODOLOGI PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. sebelum berangkat melakukan aktivitas sehari-hari (Utter dkk, 2007).

BAB I PENDAHULUAN. Salah satu tujuan pembangunan nasional adalah membentuk sumberdaya

BAB I PENDAHULUAN. 1.1 Latar Belakang. Pertumbuhan dan perkembangan fisik erat hubungannya dengan status

BAB I PENDAHULUAN. jantung dimana otot jantung kekurangan suplai darah yang disebabkan

BAB I PENDAHULUAN. diperlukan untuk fungsi tubuh yang normal (Soetjiningsih, 2016). Umumnya

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

BAB I PENDAHULUAN. bidang lainnya yang telah memberikan kemudahan dan perubahan pada pola

BAB I PENDAHULUAN. depan yang ingin dicapai melalui pembangunan kesehatan adalah masyarakat, bangsa

BAB I PENDAHULUAN. dewasa ini sangat sulit ditebak. Ini disebabkan oleh terjadinya perubahan di

KUESIONER GAMBARAN TAYANGAN IKLAN FAST FOOD

BAB I PENDAHULUAN. usia dini sangat berdampak pada kehidupan anak di masa mendatang. Mengingat

BAB I PENDAHULUAN. sering disebut sebagai masa strom and stress karena banyaknya. goncangan-goncangan dan perubahan yang cukup radikal dari masa

BAB I PENDAHULUAN. Meningkatnya kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat. bagi setiap orang agar peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang

BAB I PENDAHULUAN. Survei Antar Sensus BPS 2005 jumlah remaja di Indonesia adalah 41 juta jiwa,

BAB I PENDAHULUAN. keseimbangan masukan dan pengeluaran asupan zat gizi. Asupan. ketiga zat gizi tersebut merupakan zat gizi makro yang diperlukan

BAB I PENDAHULUAN. Masalah kesehatan anak merupakan salah satu masalah utama

BAB V HASIL PENELITIAN

BAB I PENDAHULUAN. melekat kecintaanya terhadap cabang olahraga ini. Sepuluh tahun terakhir ini

tersebut dibanding produk lainnya (BPOM, 2005).

Transkripsi:

1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Kemajuan yang pesat dalam pembangunan nasional dan perkembangan ilmu pengetahuan menyebabkan meningkatnya taraf dan kualitas hidup masyarakat, baik yang tinggal di wilayah perkotaan dan pedesaan yang menimbulkan perubahan perilaku kehidupan modern, antara lain konsumsi makanan tinggi kalori, tinggi lemak, tinggi kolesterol, tinggi garam, rendah serat, merokok, minum alkohol dan lain sebagainya (Baliwati dkk, 2004). Status gizi pada kelompok dewasa di atas 18 tahun didominasi dengan masalah obesitas, walaupun masalah kurus juga masih cukup tinggi. Angka obesitas pada perempuan cenderung lebih tinggi dibanding laki-laki. Berdasarkan karakteristik masalah obesitas cenderung lebih tinggi pada penduduk yang tinggal di perkotaan, berpendidikan lebih tinggi dan pada kelompok status ekonomi yang tertinggi pula (Balitbang Depkes RI, 2010). Menurut Sediaoetama (2002), tingkat pengetahuan gizi seseorang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku memilih makanan, yang menentukan mudah

2 tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi. Makanan dikatakan bergizi jika mengandung zat makanan yang cukup dalam jumlah dan kualitasnya sesuai dengan kebutuhan tubuh. Makanan yang kita konsumsi setiap hari dapat dibagi dalam beberapa golongan, yaitu protein, lemak, karbohidrat, vitamin, mineral, air dan oksigen dan makanan berserat. Sumber energi dalam bahan makanan dapat diperoleh dari zat gizi makro yaitu karbohidrat, lemak dan protein (Irianto, 2010). Fast food dapat diartikan sebagai makanan yang dapat dihidangkan dan dikonsumsi dalam waktu seminimal mungkin atau juga dapat diartikan sebagai makanan yang dikonsumsi secara cepat. Pada umumnya komposisi fast food mengandung lebih tinggi energi, garam dan lemak termasuk kolesterol dan hanya sedikit mengandung serat (Bowman, 2004). Individu dan keluarga memiliki banyak alasan mencari makanan cepat saji terutama karena waktu dan biaya makanan cepat saji yang murah, cepat, mudah untuk mendapatkannya, dan lezat (Sharkey JR et al., 2011). Pesatnya perdagangan dan industri pengolahan pangan, jasa dan informasi akan mengubah gaya hidup dan pola konsumsi makan masyarakat, terutama di perkotaan (Khomsan, 2004). Seperti yang terjadi di Indonesia, industri waralaba di bidang pangan yang berasal dari luar negeri berkembang sangat pesat seperti KFC, CFC dan sebagainya. Makanan tersebut tersedia dengan berbagai rasa, variasi harga dan kenyamanan serta telah dengan

3 mudah dijumpai tidak hanya di ibukota propinsi tetapi juga di berbagai kota. Dampak dari keterbukaan ekonomi dan komunikasi di era globalisasi ini juga yang berdampak pada perubahan gaya hidup masyarakat (Martianto dan Ariani, 2004). Dari data survey AC Nielsen online customer tahun 2007 mendapatkan hasil bahwa 28% masyarakat Indonesia mengonsumsi fast food minimal satu minggu sekali 33% diantaranya mengonsumsi saat makan siang. Tidak mengherankan jika Indonesia menjadi negara ke 10 yang paling banyak masyarakatnya mengonsumsi makanan fast food (Damapolii dkk, 2013). Menurut penelitian yang dilakukan oleh Adawiyah (2008) di Lampung, sebagian besar frekuensi remaja dalam mengonsumsi makanan cepat saji di restoran waralaba berkisar antara 1-10 kali dalam sebulan. Di kota besar banyak ditemukan konsumen yang memilih menu makanan cepat saji, karena keterbatasan waktu maupun fasilitas untuk menyiapkan makanannya sendiri. Selain itu pada kalangan tertentu mengonsumsi makanan cepat saji juga menjadi bagian dari gaya hidup. Penilitian yang dilakukan Rizal (2007) yang dilakukan di program studi pendidikan dokter Unila mendapatkan hasil bahwa frekuensi konsumsi makanan cepat saji pada mahasiswa yakni seminggu sekali. Dimana jenis makanan yang sering dikonsumsi adalah fried chicken dan kentang goreng.

4 B. RUMUSAN MASALAH Pada era kemajuan yang pesat dalam pembangunan nasional dan perkembangan ilmu pengetahuan menyebabkan meningkatnya taraf dan kualitas hidup masyarakat dimana ini dapat menimbulkan perubahan perilaku kehidupan modern, antara lain konsumsi makanan tinggi kalori, tinggi lemak, tinggi kolesterol, tinggi garam, rendah serat yang biasanya terdapat pada jenis makanan cepat saji (fast food). Hal ini tentu berdampak pada status gizi dimana angka kejadian gizi lebih cenderung lebih tinggi di wilayah perkotaan, berpendidikan lebih tinggi dan pada kelompok status ekonomi yang tertinggi pula. Tingkat pengetahuan gizi seseorang juga berpengaruh terhadap sikap dan perilaku memilih makanan, yang menentukan mudah tidaknya seseorang memahami manfaat kandungan gizi dari makanan yang dikonsumsi. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Adawiyah (2008) di Lampung sebagian besar frekuensi remaja dalam mengonsumsi makanan cepat saji di restoran waralaba berkisar antara 1-10 kali dalam sebulan. Penilitian yang dilakukan Rizal (2007) di program studi pendidikan dokter Unila mendapatkan hasil bahwa frekuensi konsumsi makanan cepat saji yakni seminggu sekali. Dimana jenis makanan yang sering dikonsumsi adalah fried chicken dan kentang goreng.

5 Berdasarkan hal yang telah diuraikan diatas maka yang menjadi rumusan masalah penelitian ini adalah mengenai hubungan kebiasaan makan makanan cepat saji (fast food), aktivitas fisik dan pengetahuan gizi dengan status gizi pada mahasiswa FK Unila angkatan 2013. C. TUJUAN PENELITIAN 1. Tujuan Umum Mengetahui hubungan kebiasaan makan makanan cepat saji (fast food), aktivitas fisik dan pengetahuan gizi dengan status gizi mahasiswa FK Unila angkatan 2013. 2. Tujuan Khusus a. Diketahuinya gambaran kebiasaan makan makanan cepat saji (fast food ) mahasiswa FK Unila angkatan 2013. b. Diketahuinya gambaran aktivitas fisik mahasiswa FK Unila angkatan 2013. c. Diketahuinya gambaran pengetahuan gizi mahasiswa FK Unila angkatan 2013. d. Diketahuinya gambaran status gizi mahasiswa FK Unila angkatan 2013. e. Diketahuinya hubungan antara kebiasaan makan makanan cepat saji (fast food) dengan status gizi mahasiswa FK Unila angkatan 2013.

6 f. Diketahuinya hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi mahasiswa FK Unila angkatan 2013. g. Diketahuinya hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi mahasiswa FK Unila angkatan 2013 D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Peneliti Untuk meningkatkan pengetahuan dan wawasan penulis serta dapat menjadi pengalaman yang bermanfaat dalam menerapkan ilmu yang didapat selama perkuliahan. 2. Bagi Institusi Pendidikan Diharapkan dapat menambah bahan bacaan dan bisa sebagai data untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi Pemerintah Penelitian ini diharapkan dapat menjadi informasi yang bermaanfaat sehingga dapat dijadikan sebagai masukan dalam membuat program kesehatan termasuk program gizi. 4. Bagi Subyek Dapat memberikan gambaran tentang status gizi masing-masing responden dan menambah wawasan mereka tentang hal-hal yang bisa mempengaruhi status gizi. E. Kerangka Penelitian 1. Kerangka Teori Status gizi secara tidak langsung dipengaruhi oleh kebiasaan perilaku

7 makan. Menurut Krummel (1996), pola dan perilaku makan remaja dipengaruhi oleh banyak faktor, termasuk pengaruh teman sebaya, pengaruh keluarga, ketersediaan pangan, kesukaan akan makanan tertentu, pengeluaran, kepercayaan, budaya, media dan body image. Seperti terlihat pada gambar 1, menunjukkan faktor yang memengaruhi perilaku makan, yaitu individu, lingkungan dan makrosistem. Ketiga faktor tersebut saling memengaruhi perilaku makan. Faktor individu/personal yang memengaruhi perilaku makan yaitu termasuk sikap, kepercayaan, kesukaan akan makanan tertentu, dan perubahan biologi. Faktor lingkungan termasuk lingkungan sosial misalnya keluarga, teman sebaya, dan makanan di sekolah, fast food, norma sosial, dan budaya. Faktor makrosistem termasuk ketersediaan makanan, sistem produksi dan distribusi makanan, media massa terutama iklan tentang makanan yang secara tidak langsung banyak memengaruhi perilaku makan. Untuk memperbaiki pola makan ini, maka harus dilakukan intervensi gizi pada masing-masing level dari personal/individu, lingkungan dan makrosistem tersebut. Kebiasaan makan pada remaja tidak statis, berubah-ubah sesuai dengan perkembangan kognitif dan psikososial. Aktivitas remaja umumnya banyak dilakukan di luar rumah sehingga sering dipengaruhi oleh teman sebaya. Pemilihan makanan tidak lagi didasarkan pada kandungan gizi tetapi sekadar bersosialisasi, untuk kesenangan, dan supaya tidak kehilangan status. Selain itu, yang sering dilakukan remaja adalah ngemil dan melewatkan waktu makan (snacking and meal skipping).

8 MAKROSISTEM 1. Sosio-Ekonomi-Sistem Politik 2. Produksi Pangan dan Sistem Distribusi 3. Ketersediaan Bahan Pangan 4. Media Massa Lingkungan Lingkungan mikro 1. Kelompok budaya 2. Norma dan nilai sosial/budaya 3. Trend dan mode makanan 4. Fast food 5. Makanan sekolah Lingkungan sosisal terdekat 1. Jumlah dan karakteristik keluarga 2. Peran orang tua 3. Lingkungan tempat tinggal 4. Pola makan keluarga 5. Teman sebaya Individu Kognitif-afektif 1. Nilai dan kepercayaan individu 2. Pengetahuan Gizi 3. Body image 4. Konsep diri Perilaku 1. Prefensi makanan 2. Self- efficacy 3. Makanan dan keahlian 4. Praktek makan Biologi 1. Status pubertas 2. Pertumbuhan 3. Kebutuhan biologis 4. Genetik 5. Status kesehatan Gaya hidup Perilaku makan individu Status gizi Sumber : Brown (2008) Gambar 1. Diagram Kerangka Teori

9 2. Kerangka Konsep Kebiasaan Konsumsi Makan Cepat Saji (Fast Food) Pengetahuan Gizi Status Gizi Aktivitas Fisik Gambar 2. Kerangka Konsep Penelitian E. Hipotesis Penelitian Berdasarkan kerangka konsep yang telah diuraikan di atas maka hipotesa penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Ada hubungan antara kebiasaan makan cepat saji (fast food) dengan status gizi mahasiswa FK Unila angkatan 2013 2. Ada hubungan antara aktivitas fisik dengan status gizi mahasiswa FK Unila angkatan 2013. 3. Ada hubungan antara pengetahuan gizi dengan status gizi mahasiswa FK Unila angkatan 2013.