BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah Proses belajar adalah suatu usaha pendewasaan pada siswa yang dilakukan dengan membekali siswa berbagai ilmu pengetahuan, keterampilan sehingga dengan pengetahuan dan keterampilan tersebut, siswa dapat sukses menjalani kehidupannya, baik sekarang maupun yang akan datang. Belajar juga sebagai suatu upaya memperoleh pengetahuan atau keterampilan melalui intruksi. Instruksi yang dimaksud adalah perintah atau arahan dan bimbingan dari seorang pendidik atau guru. Menurut R.Gagne (Susanto A., 2013) belajar dapat didefinisikan sebagai suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya sebagai akibat pengalaman. Salah satu perubahan pada diri seseorang setelah belajar adalah adanya perubahan tingkah laku dalam dirinya. Kegiatan belajar yang sesuai dengan perkembangan dan perubahan dalam pendidikan adalah kegiatan belajar yang mampu memberikan atau membangun ranah kognitif, afektif dan psikomotor. Selanjutnya kegiatan belajar tidak hanya menepatkan siswa sebagai objek yang harus mengikuti seluruh keinginan guru, tetapi kegiatan belajar yang mampu mendukung perubahan adalah kegiatan belajar yang membuka dialog dan komunikasi aktif antara siswa dan guru. Pelajaran IPA di SDN Kumpulrejo 03 masih mendapatkan nilai yang rendah (dibawah KKM 68), salah satu faktor penyebab rendahnya hasil belajar dalam pembelajaran IPA adalah siswa kurang aktif dalam proses belajar dan dengan menggunakan metode ceramah, sehingga siswa tidak memahami konsep yang sebenarnya dan hasil belajar IPA dikelas V SDN Kumpulrejo 03. Pada mata pelajaran IPA juga hasil belajarnya masih kurang baik, dan bantuan dari pemerintahan juga terbatas yaitu berupa buku pelajaran dan alat peraga IPA dan media yang akan digunakan juga terbatas pada mata pelajaran IPA yaitu 1
dengan buku sekolah elektronik (BSE). Dari permasalahan ini dilihat pada saat melakukan observasi dikelas V SDN Kumpulrejo 03. Hal ini dikarenakan metode dan strategi pembelajaran yang digunakan hasilnya belum maksimal, siswa hanya dengan fokus menonton gurunya menjelaskan didepan dan siswanya masih kurang aktif dalam proses pembelajaran, tentunya hasil belajar siswa juga akan rendah. Karena kurangnya pemahaman siswa terhadap konsep pembelajaran IPA, dan dengan belum diterapkannya metode yang sesuai dengan pembelajaran,sehingga dalam proses pembelajaran terdapat beberapa siswa yang masih pasif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran dan siswa juga lebih banyak mendengarkan dan menulis. Aktivitas yang dilakukan siswa biasanya hanya mendengar, siswa juga jarang bertanya atau mengemukakan pendapatnya. Rendahnya kemampuan anak dalam mengenal pembelajran IPA karena selama proses pembelajaran siswa lebih cenderung pasif di dalam kelas. Sebagai acuan indikator rendahnya kemampuan anak dalam mengenal pembelajaran IPA, dapat dilihat dari 22 siswa. Sehingga siswasiswi kelas V ini mendapat nilai di bawah KKM yaitu 68. Terdapat 11 siswa yang tuntas yaitu 50% dan 11 siswa yang tidak tuntas yaitu 50%. Tabel 1.1 Ketuntasan Hasil Belajar IPA Siswa Kelas V SDN Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 Kategori No Frekuensi Persentase % (KKM=68) 1 Tuntas 68 11 50% 2 Tidak Tuntas <68 11 50% Jumlah siswa 22 100% Berdasarkan masalah tersebut peneliti berpendapat perlunya dilakukan perbaikan proses pembelajaran pada siswa kelas V. Hal ini dilakukan dengan tujuan agar siswa dapat berperan aktif selama proses pembelajaran berlangsung. Siswa saling bertukar pendapat dengan guru 2
maupun teman sekelas pada saat proses belajar IPA berlangsung didalam kelas. Pada nilai ketuntasa hasil belajar IPA Siswa kelas V SDN Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo ini adalah terdapat 11 siswa yang belum tuntas dan 11 siswa yang tuntas. Dari jumlah 22 siswa ini terdapat 1 siswa yang lebih diperhatikan, dapat dilihat dari hasil belajarnya. Maka perlukan model pembelajaran yang dapat mengupayakan hasil belajar yang optimal, serta mengharapkan peserta didik mendapatkan langkah pertama dalam pengalaman belajar melalui model coperative learning Tipe Make a Match ini dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA. IPA merupakan salah satu mata pelajaran pokok dalam kurikulum pendidikan di Indonesia, termasuk pada jenjang sekolah dasar. Mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang selama ini dianggap sulit oleh sebagian besar peserta didik, mulai dari jenjang sekolah dasar sampai menengah, menurut (Susanto.A, 2013:165). Hasil belajar siswa dapat meningkat jika pada cara penyajian materi pembelajaran, dengan menggunakan media pembelajaran dan metode yang maksimal pada proses pembelajaran dilakukan didalam kelas. Karena itu, penulis mencoba mengangkat suatu model Cooperative Learning Tipe Make a Match yang di dalamnya terdapat suatu pembelajaran yang sangat berpengaruh terhadap proses belajar mengajar di dalam kelas. Slavin,1995 (Isjoni, 2013) mengemukakan cooperative learning adalah suatu model pembelajaran dimana sistem belajar dan bekerja dalam kelompok-kelompok kecil yang berjumlahkan 4-6 orang secara berkaloboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar. Sedangkan menurut Johnson dan Johnson,1994 (Isjoni, 2013) coopertaive learning adalah mengelompokkan siswa di dalam kelas ke dalam suatu kelompok kecil agar siswa dapat bekerja sama dengan kemampuan maksimal yang mereka miliki dan mempelajari satu sama lain dalam kelompok tersebut. Peserta didik terlibat aktif pada proses 3
pembelajaran sehingga memberikan dampak positif terhadap kualitas interaksi dan komunikasi yang berkualitas, dapat motivasi peserta didik untuk meningkatkan prestasi belajar Isjoni,2010:18 (Sumarna.D, 2013). Sedangkan menurut (Suprijono, 2009), match a match adalah kartu-kartu. Kartu-kartu tersebut terdiri dari kartu berisikan pertanyaan-pertanyaan dan kartu-kartu lainnya berisikan jawaban dari pertanyaan-pertanyaan tersebut. Sesuai dengan uraian diatas maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul Upaya Meningkatkan Hasil Belajar Melalui Model Cooperatie Learning Tipe Make a Match pada Siswa Kelas V SDN Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apakah pembelajaran memalui Model Cooperatie Learning Tipe Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar pada siswa kelas V SD. 1.2. Identifikasi Masalah Identifikasi masalah dari penelitian ini adalah: 1. Hasil belajar pada mata pelajaran IPA peserta didik kurang baik. 2. Bantuan pemerintah mengenai media pembelajaran mata pelajaran IPA terbatas yaitu berupa buku pelajaran dan alat peraga IPA. 3. Media yang digunakan masih terbatas yaitu dengan media buku elektronik (BSE). 1.3.Pembatasan Masalah Luasnya masalah pada identifikasi masalah, peneliti membatasi masalah pada media yang digunakan masih terbatas yaitu dengan media cetak buku pelajaran dan prestasi belajar IPA peserta didik kurang baik. 1.4.Rumusan Masalah Dari masalah di atas diambil rumusan masalah sebagai berikut: Apakah penerapan model Cooperative Learning Tipe Make a Match dapat meningkatkan hasil belajar IPA siswa pada kelas V SDN Kumpulrejo 03 Kecamatan Argomulyo Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016? 1.5.Tujuan Penelitian 4
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian tindakan kelas ini adalah: Meningkatkan hasil belajar IPA dikelas V SDN KUMPULREJO 03 Kecamatan Argomulyo Semester II Tahun Pelajaran 2015/2016 melalui model Cooperative Learning Tipe Make a Match. 1.6.Manfaat Penelitian Penelitian diharapkan dapat bermanfaat,adapun manfaat dari penelitian ini adalah : 1. Bagi siswa Dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA pada materi sifat-sifat cahaya. 2. Bagi guru Sebagai bahan masukan untuk guru yang mengajar di kelas agar dapat memilih metode yang tepat. 3. Bagi sekolah Untuk sekolah, hasil penelitian dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan untuk meningkatkan pembinaan profesional terhadap guru-guru secara lebih efektif dan efisien. 4. Bagi Peneliti Untuk dapat dijadikan rujukan dalam penelitian selanjutnya. 5