IV. KONDISI UMUM 4.1 Lokasi Administratif Kecamatan Beji Secara geografis Kecamatan Beji terletak pada koordinat 6 21 13-6 24 00 Lintang Selatan dan 106 47 40-106 50 30 Bujur Timur. Kecamatan Beji memiliki luas 1.509,7 ha, dengan batas-batas wilayah : Sebelah utara : Kecamatan Jagakarsa, Jakarta Selatan Sebelah timur : Sungai Ciliwung, Kecamatan Sukmajaya dan Kecamatan Cimanggis, Kota Depok Sebelah Selatan : Kecamatan Pancoran Mas, Kota Depok Sebelah Barat : Kecamatan Limo, Kota Depok Wilayah administratif Kecamatan Beji dapat dilihat pada Gambar 12. Sumber: Dinas Tata Ruang dan Pemukiman Depok (2010) Gambar 12. Peta Adminstratif Kecamatan Beji, Kota Depok Kecamatan Beji sebagai pusat dari Kota Depok terdiri dari enam kelurahan yaitu Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur, Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan
26 Pondok Cina, Kelurahan Kukusan dan Kelurahan Tanah Baru. Kecamatan Beji terdiri dari 72 rukun warga (RW) dan 371 rukun tetangga (RT). Luas dan persebaran tingkatan administratif pada Kecamatan Beji seperti pada Tabel 4. Tabel 4. Luas Wilayah, Jumlah RT dan RW Tiap Kelurahan di Kecamatan Beji Kelurahan Luas (ha) Jumlah RT Jumlah RW Beji 216,8 102 16 Beji Timur 100,7 29 6 Kemiri Muka 279,5 84 20 Pondok Cina 235,7 35 9 Kukusan 357,0 47 8 Tanah Baru 320,0 74 13 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Depok (2010) 4.2 Sejarah Kecamatan Beji, Kota Depok Pada awalnya wilayah Depok merupakan sebuah dusun terpencil di tengah hutan belantara dan semak belukar. Pada tanggal 18 Mei 1696 pejabat tinggi VOC Cornelis Chastelein membeli tanah wilayah Depok sebagai perkebunan. Depok sendiri merupakan singkatan dari De Eerste Protestante Organisatie Christenen, sebuah lembaga penyebar agama Kristen milik Chastelein. Pada tahun 1871 Pemerintah Belanda mengizinkan daerah Depok membentuk Pemerintahan dan Presiden sendiri setingkat Gemeente (desa otonom). Gementee Depok berakhir pada tahun 1952 setelah terjadi perjanjian pelepasan hak antara Pemerintah RI dengan pimpinan Gemeente Depok. Tidak adanya catatan sejarah tersendiri mengenai Beji pada masa itu, namun terdapat sejarah daerah Pondok Cina yang kini masuk dalam wilayah Kecamatan Beji. Pada masa pemerintahan baru Gementee Depok, para pedagang Cina dari Batavia tertarik datang untuk berdagang. Mereka tidak diperbolehkan untuk bermukim di wilayah Gementee Depok sehingga membangun pondokpondok sederhana didekatnya yaitu di Kampung Bojong yang didominasi hutan belantara. Lambat laun daerah tersebut berkembang menjadi pemukiman kecil komunitas Cina dan para pendatang. Nama Kampung Bojong pun berganti dengan Pondok Cina yang kini menjadi Kelurahan Pondok Cina, Kecamatan Beji. Sejak dimulai Pemerintahan Republik Indonesia, wilayah Depok termasuk dalam pemerintahan Kecamatan Depok dibawah Kawedanaan (Pembantu Bupati)
27 wilayah Parung dengan wilayah meliputi 21 desa yang salah satunya adalah Desa Beji. Terjadi peningkatan pendatang ke wilayah Depok untuk bermukim dipengaruhi pembangunan proyek perumahan nasional di Depok pada tahun 1976, disusul pembangunan perumahan-perumahan swasta. Pada tahun 1980an, pembangunan Jalan Margonda Raya dan Kampus Universitas Indonesia yang berlokasi di Pondok Cina turut menyebabkan peningkatan pembangunan rumah kos, perumahan dan tempat perbelanjaan di Pondok Cina dan Beji. Pada tahun 1981 dibentuklah Kecamatan Beji bersamaan dengan disahkannya Kota Administratif Depok berdasarkan PP nomor 43 tahun 1981. Kota Administratif Depok terdiri dari tiga kecamatan (Kecamatan Pancoran Mas, Kecamatan Sukmajaya dan Kecamatan Beji) dan 17 desa. Kecamatan Beji terdiri dari lima desa yaitu Desa Beji, Desa Kemiri Muka, Desa Pondok Cina, Desa Tanah Baru dan Desa Kukusan. Karena perkembangan pesat maka pada tahun 1998 terjadi perubahan Desa menjadi Kelurahan dan pemekaran kelurahan. Pada Kecamatan Beji bertambah satu kelurahan yaitu Kelurahan Beji Timur. Pada tahun 1999, Kota Administratif Depok berubah menjadi Kota Madya Depok berdasarkan Undang-Undang Nomor 15 Tahun 1999 tentang pembentukan Kotamadya Daerah Tingkat II Depok yang terdiri dari sebelas kecamatan. Kecamatan-kecamatan tersebut yaitu Kecamatan Beji, Kecamatan Pancoran Mas, Kecamatan Cipayung, Kecamatan Sukmajaya, Kecamatan Cilodong, Kecamatan Limo, Kecamatan Cinere, Kecamatan Cimanggis dan Kecamatan Tapos. Kecamatan Beji menjadi pusat Kota Depok dan terdiri dari enam kelurahan yaitu Kelurahan Beji, Kelurahan Beji Timur, Kelurahan Kemiri Muka, Kelurahan Pondok Cina, Kelurahan Kukusan dan Kelurahan Tanah Baru. 4.3 Aspek Biofisik 4.3.1 Topografi Berdasarkan peta rupabumi tahun 2001, diketahui bahwa Kecamatan Beji terletak di dataran rendah dengan elevasi antara 62 sampai dengan 80 meter di atas permukaan laut. Sebagaian besar wilayah Kecamatan Beji termasuk dalam kemiringan landai dengan kemiringan lereng kurang dari 15%. Bentuk kemiringan wilayah tersebut sangat menentukan jenis penggunaan lahan, intensitas
28 penggunaan lahan dan kepadatan bangunan. Wilayah Beji yang cenderung datar ini digunakan untuk berbagai keperluan seperti pemukiman, perdagangan dan jasa. 4.3.2 Geologi dan Tanah Berdasarkan peta geologi regional oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi Bandung tahun 1992, Lembar Jakarta dan Kepulauan Seribu, skala 1 : 10.000, stratigrafi wilayah Depok sekitarnya dari tua ke muda disusun oleh batuan perselingan, batu pasir dan batu lempung sebagai berikut: Formasi bojongmanik (Tmb): perselingan konglomerat, batu pasir, batu lanau, dan batu lempung; Formasi serpong (Tpss): breksi, lahar, tuf breksi, tuf batu apung; Satuan batuan gunung api muda (Qv): tuf halus berlapis, tuf pasiran berselingan dengan konglomeratan; Satuan batuan kipas alluvium: endapan lempung, pasir, kerikil, kerakal; dan Satuan endapan alluvial (Qa). Menurut Laporan Penelitian Sumberdaya Air Permukaan di Kota Depok, kondisi geologi Kota Depok termasuk dalam sistem geologi cekungan Botabek yang dibentuk oleh endapan kuarter yang berupa rombakan gunung api muda dan endapan sungai. Singkapan batuan tersier yang membatasi cekungan Bogor Tangerang Bekasi terdapat pada bagian barat barat daya dimana dijumpai pada Formasi Serpong, Genteng dan Bojongmanik. Jenis tanah yang terdapat di Kecamatan Beji yaitu tanah latosol coklat kemerahan, tanah yang belum begitu lanjut perkembangannya, terbentuk dari tufa vulkan andesitis basaltis. Jenis tanah ini tingkat kesuburannya rendah cukup, mudah meresapkan air, tahan terhadap erosi dan memiliki tekstur halus (www.depok.go.id, 2010). 4.3.3 Klimatologi Wilayah Kecamatan Beji, Kota Depok termasuk daerah iklim tropis yang dipengaruhi oleh iklim muson, dimana musim kemarau berlangsung pada bulan April September dan musim penghujan antara bulan Oktober Maret. Kondisi iklim di Depok relatif sama, ditandai perbedaan curah hujan yang cukup kecil. Berdasarkan data hasil pemeriksaan hujan tahun 2009 di Stasiun Pancoran Mas
29 (Tabel 5) diketahui curah hujan bulanan berkisar antara 1 330 mm dan banyaknya hari hujan antara 12 27 hari. Puncak hari hujan terjadi pada bulan Desember sedangkan hari hujan terendah pada bulan April. Curah hujan rata-rata bulanan Kecamatan Beji adalah 270,8 mm. Tabel 5. Jumlah Hari Hujan dan Curah Hujan di Kecamatan Beji Bulan Hari Hujan Curah Hujan (mm) Januari 24 260 Februari 18 250 Maret 15 240 April 12 220 Mei 19 260 Juni 17 250 Juli 15 240 Agustus 19 270 September 20 300 Oktober 22 300 Nopember 25 330 Desember 27 330 Sumber: BPS (2009) Dari hasil pengukuran stastiun BMG Jakarta Observatory tahun 2009, diperoleh suhu udara (T) rata-rata bagi DKI dan sekitarnya yaitu 28,6 C, dengan rata-rata T minimum 25,3 C pada bulan April dan T maksimum 32,4 C pada bulan September. Kelembaban udara (RH) rata-rata Kecamatan Beji pada tahun 2009 adalah 87,1%. Dengan RH maksimum pada bulan Data iklim bulanan di Kecamatan Beji, Kota Depok tahun 2009 seperti pada Tabel 6. Tabel 6. Data Iklim Rata-Rata Bulanan Kota Depok Bulan Tmean ( C) Tmax ( C) Tmin ( C) RH (%) Januari 27,0 30,2 24,5 90,6 Februari 27,1 30,3 24,4 91,0 Maret 28,4 32,6 25,0 88,2 April 28,9 32,0 23,9 88,7 Mei 28,9 32,6 25,6 88,6 Juni 29,1 33,0 25,5 87,5 Juli 29,3 32,8 25,6 81,5 Agustus 29,5 33,1 25,6 83,5 September 29,5 33,8 25,7 83,3 Oktober 28,5 33,7 25,7 84,7 November 28,6 32,7 25,2 88,2 Desember 28,7 31,9 25,5 89,4 Sumber: BMG (2009)
30 4.4 Aspek Sosial Jumlah penduduk Kecamatan Beji meningkat 10.348 jiwa dari tahun 2005 hingga tahun 2010. Pada tahun 2010 tercatat terdapat 39.302 rumah tangga dengan jumlah penduduk 117.972 jiwa dan kepadatan penduduk 83 jiwa/ha. Jumlah penduduk terbesar berada di Kelurahan Beji yang didominasi pemukiman, dimana terdapat 14.910 rumah tangga dengan kepadatan penduduk 180 jiwa/ha. Kepadatan penduduk terendah berada di Kelurahan Pondok Cina yaitu sebesar 35 jiwa/ha dengan jumlah rumah tangga sebesar 3.414. Hal tersebut dikarenakan Kelurahan Pondok Cina diominasi penggunaan lahan kawasan perguruan tinggi. Sebaran penduduk pada tiap kelurahan di Kecamatan Beji seperti pada Tabel 7. Tabel 7. Jumlah dan Kepadatan Penduduk Tiap Kelurahan di Kecamatan Beji Kelurahan Rumah Tangga Jumlah Penduduk Luas (ha) Kepadatan (Jiwa/ha) (Jiwa) Beji 14.910 34.090 190 180 Beji Timur 1.925 7.992 75 107 Kemiri Muka 8.553 29.682 183 163 Pondok Cina 3.414 10.815 308 35 Kukusan 4.695 14.463 347 42 Tanah Baru 5.805 20.930 327 64 Sumber: Badan Pusat Statistik Kota Depok (2010)