BAB III METODOLOGI PENELITIAN. penelitian ini dilakukan di dinas kesehatan kabupaten pelalawan yang

dokumen-dokumen yang mirip
BAB III METODOLOGI PENELITIAN. 1. Penelitian ini penulis lakukan di Dinas Perikanan Dan Kelautan Provinsi

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer. Data

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. menggunakan angka-angka dan perhitungan statistik untuk menganalisis suatu

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Yaitu data yang diperoleh langsung dari responden. Responden dari. data ini dianalisa. Data tersebut antara lain :

BAB III METODOLOGI PENELITIAN. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh aparat Inspektorat yang ikut dalam

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian ini adalah pada pada PT. Medco E & P yang

BAB III METODE PENELITIAN. Selatpanjang yang terletak di JL.Diponegoro, No. 85 A B Selatpanjang Kab.

BAB III METODE PENELITIAN. obyek penelitian adalah para pengguna software akuntansi pada perusahaanperusahaan

BAB III METODE PENELITIAN. yang berlokasi di Jalan Mustafa Sari No.1, Pekanbaru pada bulan Maret 2014.

Bab III METODELOGI PENELITIAN

BAB 3 METODELOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilaksanakan di Koperasi Balam Jaya Di Desa Balam Merah

BAB III METODELOGI PENELITIAN. Kecamatan Bangkinang Seberang Jalan Lintas Bangkinang-Petapahan Sei Jernih.

BAB III METODE PENELITIAN. Asuransi Jiwa Pendidikan Bumiputera 1912 Pekanbaru Cabang Sukajadi.

BAB III METODE PENELITIAN. BPKAD (Badan Pengelolaan Keuangan Aset Daerah) dan DP2KAD (Dinas

BAB III METODE PENELITIAN. Pelalawan yang terletak di jalan Lintas Timur Ukui Satu. Penelitian ini dimulai pada

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. mendukung pembahasan ini. Adapun data yang diperlukan adalah sebagai

BAB III METODE PENELITIAN. desa Kedabu Rapat Kabupaten Kepulauan Meranti. Sedangkan waktu penelitian di mulai bulan Februari sampai September 2013.

BAB III METODE PENELITIAN. mahasiswa dan mahasiswi Universitas Muhammadiyah Purwokerto.

BAB III METODE PENELITIAN. orang, obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan

BAB III METODE PENELITIAN. yang pernah berkunjung dan membeli motor Yamaha.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada PT. PLN Persero Cabang Pekanbaru

BAB V HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN. Provinsi Riau. Kuesioner dibagikan kepada 38 orang yang terlibat dalam proses

BAB III METODE PENELITIAN. Mitsubishi Colt Diesel FE 74 HD PT. Suka Fajar di Pekanbaru.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian ini dilakukan pada Sekretaris Daerah Bagian Keuangan Jl

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di jalan cipta karya, Pekanbaru, dimulai dari Februari 2014

BAB III METODE PENELITIAN. explanatory research, yaitu tipe penelitian yang bertujuan untuk

BAB III METODE PENELITIAN. adalah PD.BPR Rokan Hilir Cabang Kubu, Kabupaten Rokan Hilir yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. objektif, valid, dan reliabel tentang suatu hal (variabel tertentu). Subjek adalah

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada CV.Bunda Payakumbuh berlokasi di

BAB III METODE PENELITIAN. Universitas Islam Negeri Sultan Syarif Kasim Riau Pekanbaru. Waktu penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. kuantitatif adalah sebagai penelitian yang menekankan pada pengujian teori-teori

BAB III METODE PENELITIAN. yang digunakan dengan menggunakan kuisioner. Kuisioner berisi tentang persepsi

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam hal ini yang menjadi objek penelitian adalah konsumen yang

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian yang digunakan untuk menjelaskan kedudukan-kedudukan dari

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBYEK DAN METODE PENELITIAN. Yang menjadi objek pada penelitian ini adalah tingkat partisipasi dari

BAB III METODELOGI PENELITIAN. 1. Penelitian ini penulis lakukan di PT Anshar Terang Crushindo yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Barat. Penelitian ini dilakukan pada Maret 2016 sampai dengan selesai.

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. yang beralamat di Jl. Petojo VIJ IV No. 28 Jakarta Pusat. Waktu pelaksanaan

BAB III METODE PENELITIAN. Pekanbaru - Riau. Dan yang menjadi objek penelitian yaitu pimpinan dan pegawai dari

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di Universitas Mercu Buana Jakarta, hal tersebut

BAB III METODE PENELITIAN. Utara. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan April sampai dengan Juli 2012.

BAB III METODE PENELITIAN. Dalam Penelitian ini penulis mengambil tempat pada PT.

BAB III METODE PENELITIAN. 3.1 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

BAB III METODE PENELITIAN. Lokasi penelitian adalah Inspektorat Provinsi Gorontalo. Penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. pembahasan penulisan ini, maka penulis mengambil lokasi penetian PT. BPR

C. Definisi dan Operasionalisasi Variabel BAB III METODE PENELITIAN. A. Waktu dan Tempat Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN. Menurut Indriantoro (2009) populasi adalah sekelompok orang, kejadian, atau

BAB IV METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. penelitian ini adalah penelitian survey yang berupa penelitian penjelasan dan

BAB III METODE PENELITIAN. Restoran Adem Ayem dan Restoran Solo Bristo. Sampel dalam penelitian ini

BAB III METODE PENELITIAN. adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) Kabupaten Sleman yang

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. berurutan, yaitu dengan alat-alat dan prosedur apa suatu penelitian dilakukan.

BAB III METODELOGI PENELITIAN

BAB 3. Metode Penelitian. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah asosiatif atau

BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Sumatera Utara dimana penelitian ini dilakukan pada 26 maret 15april 2014.

BAB III METODE PENELITIAN

A. Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel. 1) Variabel bebas ( variabel independen): faktor internal (X 1 ) serta faktor

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. VARIABEL PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

BAB 3. Metode Penelitian

BAB III METODELOGI PENELITIAN. juga terdapat data-data yang berasal dari pihak Solo Grand Mall dan

BAB 3 OBJEK DAN DESAIN PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. fungsi variabel dalam hubungan antar variabel, yaitu: Variabel Independen (Independent Variable)

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan di PT Astra International Tbk Auto2000 Daan

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. sampel auditor internal pada perusahaan perusahaan tersebut. Penelitian

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III OBJEK DAN METODE PENELITIAN. penelitian, objek penelitian ini menjadi sasaran dalam penelitian untuk

BAB III METODE PENELITIAN. Pakning Kabupaten Bengkalis. Penelitian ini dimulai sejak bulan April sampai

BAB III METODE PENELITIAN

BAB III METODE PENELITIAN. dalam kelompok tersebut (Sugiyanto, 2008). Definisi operasional. yang diamati) sehingga menjadi variabel yang dapat diukur.

BAB III METODE PENELITIAN. Penelitian ini dilakukan pada PT. Colombia yang beralamat di Jl. Tuanku

Transkripsi:

34 BAB III METODOLOGI PENELITIAN 3.1 lokasi penelitian penelitian ini dilakukan di dinas kesehatan kabupaten pelalawan yang berlokasikan di komplek perkantoran di jalan lintas pangkalan kerinci. 3.2 Jenis data Penelitian Primer dan Sekunder Untuk mengumpulkan data dan informasi yang diperlukan dalam penelitian ini, peneliti menggunakan data primer adalah jenis data pada penelitian ini adalah data subjek (self report data). Data subjek berarti jenis data penelitian berupa opini, sikap, pengalaman atau karakteristik seseorang atau sekelompok orang yang menjadi subjek penelitian (Nur Indrianto, 2004 :51). Instrumen yang digunakan berupa kuesioner yang berisi tentang pernyataan seputar kejelasan partisipasi anggaran, akuntansi pertanggungjawaban pada pusat pendapatan, dan kinerja manajerial. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh melalui dan mengamati dengan cara mengumpulkan data yang telah disusun dan diterbitkan oleh dinas kesehatan, seperti struktur organisasi daftar jabatan dan jumlah pegawai dinas kesehatan kabupaten pelalawan. 3.3 Populasi dan Sampel Populasi adalah jumlah keseluruhan objek (satuan atau individu) yang karekteristiknya hendak diduga atau Populasi adalah sejumlah orang yang kita jadikan sebagai responden dalam suatu penelitian. Populasi merupakan wilayah generalisasi yang terdiri dari atas objek atau subyek yang mempunyai kualitas dan karekteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian

35 ditarik kesimpulannya (Sugi yono, 2004:59). Populasi dalam penelitian ini adalah pegawai Dinas kesehatan kabupaten pelalawan. Menurut Sugiyono (2004 :64) sampel adalah bagian dari populasi yang menjadi objek penelitian. Metode pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Dengan sampel dari UPTD sampai kepala dinas. Responden yang akan dikirimi kuesioner dalam penelitian ini adalah kepala dinas, sekretaris, kasubag Program, kasubag umum dan kepegawaian, kasubag keuangan, kasubag pelayanan kesehatan, kasubag pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan, kasubag kesehatan keluarga dan promosi kesehatan, kasubag pengembangan sumber daya dan informasi kesehatan, kasi pelayanan kesehatan dan rujukan, kasi surveilans dan kesehatan matra,kasi gizi,kasi informasi dan evaluasi kesehatan, kasi farmasi makanan minuman dan alkes, kasi pemberantasan penyakit bersumber binatang,kasi kesehatan keluarga dan KB, kasi pengembangan tenaga kesehatan,kasi bina sarana kesehatan, kasi penyehatan lingkungan, kasi promosi kesehatan, kasi pengembangan tenaga kesehatan, UPTD bapelkes, UPTD farmasi, UPTD puskesmas 12 kecamatan dan UPTD labkesda. TABEL III.1 : Daftar Jabatan Dan Jumlah Pegawai Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan No Jabatan Jumlah 1. Kepala Dinas 1 2. Sekretaris 1 3. Kasubag Program 1 4. Kasubag Umum dan kepegawaian 1 5. Kasubag keuangan 1 6. kasubag pelayanan kesehatan 1

36 7. kasubag pengendalian penyakit dan penyehatan lingkungan 1 8. Kasubag kesehatan keluarga dan promosi kesehatan 1 9. Kasubag pengembangan sumber daya dan informasi kesehatan 1 10. Kasi pelayanan kesehatan dasar dan rujukan 1 11. Kasi surveilans dan kesehtan matra 1 12. Kasi gizi 1 13. Kasi informasi dan evaluasi kesehatan 1 14. Kasi farmasi,makanan,minuman dan Alkes 1 15. Kasi pemberantasan penyakit bersumber binatang dan menular 1 langsung 16. Kasi kesehatan keluarga dan KB 1 17. Kasi pengembangan tenaga kesehatan 1 18. Kasi bina sarana kesehatan 1 19 Kasi penyehatan lingkungan 1 20 Kasi promosi kesehatan dan PSM 1 21 Kasi pengembangan tenaga kesehatan 1 22 UPTD Bapelkes 1 23 UPTD Farmasi 1 24 UPTD puskesmas 12 kecamatan 12 25 UPTD Labkesda 1 Jumlah 36 Sumber Data: Kasubag Umum dan kepegawaian Dinas Kesehatan Kabupaten Pelalawan. 3.4 Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini merupakan Cross section data, yaitu data yang dikumpulkan dengan metode kuesioner (Mudrajat, 2005:65).

37 Pengumpulan data diakukan dengan menggunakan metode sensus yaitu semua yang memenuhi syarat diambil sebagai data. Pengiriman kuesioner yang dibagikan secara langsung kepada pihak terkait di dinas kesehatan Kabupaten pelalawan. Pengiriman kuesioner tersebut dilakukan sendiri oleh peneliti dengan tujuan agar tingkat pengembalian (responserate) kuesioner dapat lebih tinggi, sedangkan untuk pengambilan kuesioner yaitu dengan penetapan batas akhir tanggal pengambilan kuesioner. 3.5 Definisi Operasional Variabel Definisi opersional variabel adalah bagaimana cara untuk menemukan dan mengukur variabel-variabel tersebut di lapangan dengan merumuskan secara singkat serta jelas, dan tidak menimbulkan berbagai tafsiran. Definisi operasional juga menjelaskan cara tertentu yang digunakan oleh peneliti dalam mengoperasinalisasikan construct, sehingga memungkinkan bagi peneliti yang lain untuk melakukan replikasi pengukuran dengan cara yang sama atau mengambangkan cara pengukuran construct yang sangat baik. Berikut adalah Indikator-indikator Dari Variabel Penelitian. Variabel Indikator Skala Partisipasi Anggaran (X1) Partisipasi anggaran merupakan seberapa jauh keterlibatan dan pengaruh individu didalam menentukan dan menyusun anggaran yang ada dalam divisi atau tiap pusat tanggungjawabnya, baik secara periodik maupun tahunan. Dengan kata lain, kinerja aparat pemerintah daerah akan meningkat apabila ikut berpartisipasi dalam penyusunan anggaran 1. keterlibatan 2. Alasan yang logis 3. menyatakan pendapat 4. mempunyai pengaruh 5. mempunyai kontribusi 6. Memberi usulan Ordinal

38 sistem pengukuran kinerja ( X2 ) adalah frekuensi pengukuran kinerja pada manajer dalam unit organisasi yang dipimpin mengenai kualitas dalam aktivitas operasional Akuntansi pertanggungjawaban (X3) merupakan suatu sistem yang disusun sedemikian rupa sesuai dengan sifat dan kegiatan perusahaan dengan tujuan agar masing-masing unit organisasi dapat mempertanggungjawabkan hasil kegiatan unit yang berada dibawah pengawasannya Kinerja Manerial ( Y ) adalah gambaran suatu pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun suatu kebijaksanaan dalam mewujudkan suatu sasaran, tujuan, misi serta untuk mencapai visi suatu organisasi 1. Mengukur 2. Pelayanan 3. Kepuasan 4. Kualitas 5. Dampak dari hasil yang dicapai 1. Batas wewenang dan Tanggungjawab 2. Laporan sesuai sub bidang 3. Pencapaian target 4. Sesuai prosedur 5. Penganalisisan 6. Informasi 1. Target kinerja 2. Ketepatan dan kesesuaian 3. Inovasi/ide baru 4. Reputasi kerja 5. Keefisienan 6. Taat Norma-Norma Ordinal Ordinal Ordinal 1. Partisipasi Anggaran Partisipasi Anggaran Partisipasi anggaran merupakan seberapa jauh keterlibatan dan pengaruh individu didalam menentukan dan menyusun anggaran yang ada dalam divisi atau tiap pusat tanggungjawabnya, baik secara periodik maupun tahunan. Dengan kata lain, kinerja aparat pemerintah daerah akan meningkat apabila ikut berpartisipasi dalam penyusunan anggaran.

39 Untuk mengukur keterlibatan dan pengaruh individu dalam penyusunan anggaran, seperti yang telah digunakan oleh Novi Rahmawati (2013) dan Hafit Fahdani (2010). Responden diminta untuk menjawab enam butir pertanyaan yang mengukur tingkat partisipasi responden, pengaruh yang dirasakan dan kontribusi responden dalam penyusunan anggaran. Variabel partisipasi anggaran digunakan menggunakan skala likert 1 sampai 5, dimana skor (1) menunju kkan rendahnya partisipasi anggaran dan skor (5) menunjukkan tingginya partisipasi anggaran (skor 1: sangat tidak setuju, skor 2: tidak setuju, skor 3: netral, skor 4: setuju, skor 5: sangat setuju). 2.Sistem pengukuran kinerja sistem pengukuran kinerja adalah frekuensi pengukuran kinerja pada manajer dalam unit organisasi yang dipimpin mengenai kualitas dalam aktivitas operasional. Di dalam manajemen kinerja terdapat penetapan sasaran-sasaran strategik sebagai awal dari proses pengendalian manajemen. perusahaan Dengan adanya penetapan sasaran-sasaran strategik ini maka dapat dilakukan pengukuran kinerja untuk menilai sejauh mana kinerja sektor publik. Pengukuran kinerja diartikan sebagai suatu proses penilaian kemajuan pekerjaan terhadap tujuan dan sasaran yang telah ditentukan sebelumnya, termasuk di dalamnya informasi atas efisiensi penggunaan sumber daya dalam menghasilkan barang dan jasa; kualitas barang dan jasa hasil kegiatan dibandingkan dengan maksud yang diinginkan dan efektivitas tindakan dalam mencapai suatu tujuan. Dwiyanto (2009 :98) mengemukakan 3 konsep yang dapat dijadikan sebagai acuan untuk mengukur kinerja

40 organisasi publik, yakni responsivitas ( responsiveness), responsibilitas (responsibility), dan akuntabilitas accountability). Untuk mengukur pengaruh sistem pengukuran kinerja seperti yang telah digunakan oleh Agripa Fernando Tarigan (2011) dan Syaiful Rahman (2007) Responden diminta untuk menjawab lima butir pertanyaan yang mengukur tingkat partisipasi responden, pengaruh yang dirasakan dan kontribusi responden dalam sistem pengukuran kinerja. Variabel sistem pengukuran kinerja digunakan menggunakan skala likert 1 sampai 5, dimana skor (1) menunju kkan rendahnya partisipasi anggaran dan skor (5) menunjukkan tingginya partisipasi anggaran (skor 1: sangat tidak setuju, skor 2: tidak setuju, skor 3: netral, skor 4: setuju, skor 5: sangat setuju). 3. Akuntansi Pertanggungjawaban Akuntansi pertanggungjawaban merupakan suatu sistem yang disusun sedemikian rupa sesuai dengan sifat dan kegiatan perusahaan dengan tujuan agar masing-masing unit organisasi dapat mempertanggungjawabkan hasil kegiatan unit yang berada dibawah pengawasannya. Menurut sistem ini, unit-unit yang ada dalam organisasi di bagi menjadi pusat-pusat pertanggungjawaban, dan keseluruhan pusat pertanggungiawaban ini membentuk jenjang hirarki dalam organisasi. Setiap individu melaporan tentang perbandingan anggaran dan realisasi yang merupakan alat bantu pengendalian. Oleh karena itu biaya ini harus dapat dikendalikan pengeluarannya, karena tanpa adanya pengendalian maka jika terjadi penyimpangan terhadap biaya dalam organisasi akan mengakibatkan buruknya layanan terhadap publik.

41 Responden diminta untuk menjawab enam butir pertanyaan yang mengukur akuntansi pertanggungjawaban. Variabel akuntansi pertanggungjawaban digunakan menggunakan skala likert 1 sampai 5, dimana skor (1) menunjukkan rendahnya penerapan akuntansi pertanggungjawaban dan skor (5) menunjukkan tingginya penerapan akuntansi pertanggungjawaban (skor 1: sangat tidak setuju, skor 2: tidak setuju, skor 3: netral, skor 4: setuju, skor 5: sangat setuju). 3. Kinerja Manajerial Kinerja adalah gambaran suatu pencapaian pelaksanaan suatu kegiatan atau program ataupun suatu kebijaksanaan dalam mewujudkan suatu sasaran, tujuan, misi serta untuk mencapai visi suatu organisasi (Bastian,2006 :131). Mengukur kinerja sektor publik merupakan aspek penting untuk menilai pencapaian tujuan. Ukuran kinerja harus dapat mencakup secara menyeluruh seperti visi, misi, sasaran, tujuan, dapat dipercaya, memberikan tanggung jawab yang jelas, memperhatikan prioritas dan berguna untuk pelanggan eksternal maupun internal serta pembuat kebijakan. Kinerja manajerial diukur dengan menggunakan kuesioner yang dikembangkan oleh Angripa Fernando Tarigan (2011). Variabel kinerja manajerial digunakan menggunakan skala likert 1 sampai 5, dimana skor (1) menunjukkan rendahnya kinerja manajerial dan skor (5) menunjukkan tingginya kinerja manajerial (skor 1: Sangat Rendah, skor 2: Rendah, skor 3 : Ragu-Ragu, skor 4 : Tinggi, skor 5: Sangat Tinggi). 3.6 Analisis Data Alat analisis yang digunakan adalah regresi linier berganda. Adapun alasan penggunaan regresi linier berganda adalah karena penelitian ini akan membahas hubungan dua variabel independent yaitu : partisipasi anggaran dan akuntansi

42 pertanggungawaban pada pusat pendapatan dan satu variabel dependen yaitu kinerja manajerial. Untuk menganalisis jawaban kuesioner dari responden, diberi nilai dengan menggunakan ketentuan skala Likert (Sugiyono, 2004:67) sebagai berikut: A = Bobot Nilai = 5 (Sangat Setuju ) B = Bobot Nilai = 4 (Setuju) C = Bobot Nilai = 3 (Netral) D = Bobot Nilai = 2 (Tidak Setuju) E = Bobot Nilai = 1 (Sangat Tidak Setuju) Instrument penelitian yang menggunakan skala Likert dapat dibuat dalam bentuk checklist atau cross pada pilihan yang telah diberikan. Keuntungan skala Likert adalah: 1. Mudah dibuat dan diterapkan. 2. Terdapat kebebasan dalam memasukkan pertanyaan-pertanyaan, asalkan masih sesuai dengan konteks permasalahan. 3. Jawaban suatu item dapat berupa alternatif, sehingga informasi mengenai item tersebut diperjelas. 4. Reliabilitas pengukuran bisa diperoleh dengan jumlah item tersebut diperjelas. 3.7 Pengujian Kualitas Data Dalam penelitian ini, jawaban dari responden pada koesioner merupakan ukuran yang akan diuji. Agar data yang didapatkan dari para responden dapat

43 menggambarkan secara tepat konsep yang diukur, maka dilakukan tiga macam tes yaitu uji normalitas, uji validitas, dan uji realibilitas. 1. Uji Normalitas Uji normalitas data ini digunakan untuk mengetahui apakah populasi data berdistribusi normal atau tidak. Pada penelitian ini untuk menguji normalitas data menggunakan uji Kolmogrov-Smirnov, kriteria yang digunakan adalah jika masing-masing variabel menghasilkan nilai K-S-Z dengan P > 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa masing-masing data pada variabel yang diteliti terdistribusi secara normal. 2. Uji Validitas Pengujian validitas dilakukan untuk menetukan taraf sejauh mana suatu alat pengukur dapat mengukur apa yang seharusnya diukur ( Indriantoro dan Supomo, 2004:28). Validitas menunjukkan tingkat kemampuan suatu instrument untuk mengungkapkan sesuatu menjadi sasaran pokok pengukuran yang dilakukan dengan instrument tersebut. Suatu instrument dinyatakan valid jika instrumen tersebut mampu mengukur apa saja yang hendak diukurnya. Data yang valid tergantung dari: 1. Ketepatan penelitian dalam memilih responden sebagai sampel penelitian 2. Kepatuhan para responden dalam mengikuti petunjuk yang ditetapkan dalam kuesioner 3. Keadaan para responden pada saat mengisi kuesioner Uji validitas untuk penelitian ini menggunakan korelasi Pearson. Alasan digunakan teknik ini karena statistik ini sudah sangat luas dan interprestasinya tidak terlalu rumit, selain itu model tersebut dapat digunakan untuk

44 mengkorelasikan skor per item dengan skor totalnya. Cara penentuan validitas data adalah dengan membandingkan jawaban pertanyaan dan total jawaban pada setiap variabel penelitian saling dikorelasikan. Hasil dari korelasi tersebut dibandingkan dengan r tabel pada tingkat signifikan 0,05. Apabila r hitung lebih besar dari pada r tabel, maka instrument tersebut adalah valid, sebaliknya jika r hitung lebih kecil dari pada r tabel maka instrument tersebut tidak valid. 3. Uji Reliabilitas Istilah reliabilitas disamakan dengan konsisten, stabil atau dapat dipercaya, yang pada prinsipnya menunjukkan sejauh mana pengukuran itu dapat memperoleh hasil yang relatif tidak berbeda jika dilakukan pengukuran kembali terhadap subjek yang sama. Meskipun demikian reliabilitas alat ukur tidak harus selalu diuji dengan melakukan tes ulang, karena berbagai teknik telah memungkinkan pengujian reliabilitas yang tidak memerlukan lebih dari satu kali pengukuran. Untuk melihat reliabilitas dari instrumen-instrumen yang digunakan dalam penelitian ini, akan dihitung Croncbach Alpha masing-masing instrumen. Variabel tersebut akan dikatakan reliabel jika Croncbach Alpha memiliki nilai lebih besar dari 0,6. Sebaliknya jika koefisien alpha instrumen lebih rendah dari 0,6 maka instrumen tersebut tidak reliabel untuk digunakan dalam penelitian ini (Indrianto dan Supomo, 2004:30). 3.8 Uji Asumsi Klasik Untuk mendukung kebenaran model regresi berganda, maka perlu dilaksanakan pengujian terhadap asumsi-asumsi persamaan regresi. Menurut Mudrajad (2005:86), beberapa asumsi yang termasuk kedalam asumsi klasik terdiri dari:

45 1. Autokorelasi Autokorelasi adalah hubungan yang terjadi diantara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam rangkaian waktu ( cross section). Penyimpangan asumsi ini biasanya muncul pada observasi yang menggunakan time saries data. Konsekuensi dari adanya autokorelasi dalam suatu model regresi adalah varians sampel tidak dapat menggambarkan varians populasinya. Lebih lanjut lagi, model regresi yang dihasilkan tidak dapat digunakan untuk menaksir nalia variabel dependen pada nilai variabel independen tertentu. Untuk menentukan ada tidaknya autokorelasi, dapat dilakukan dengan mendeteksi besaran Durbin-Watson dengan menggunakan aplikasi SPSS dimana: Jika angka D-W di bawah -2, berarti terdapat autokorelasi positif. Jika angka D-W di bawah -2 sampai +2, berarti tidak ada autokorelasi. Jika angka D-W di atas +2, berarti ada autokorelasi negatif. 2. Multikolinearitas Tujuan utama pengujian ini adalah untuk menguji apakah variabel independen yang ada memang benar-benar mempunyai hubungan erat dengan variabel dependen. Sehingga variabel independen yang ada benar-benar dapat menjelaskan dengan pasti untuk variabel dependen. Dengan bantuan software SPSS deteksi multikolinearitas menggunakan Variance Inflance Factor (VIF) yang merupakan kebalikan dari toleransi. Bila toleransi kecil bearti menunjukkan nilai VIF akan besar, untuk itu bila VIF > 5 maka dianggap ada multikorelasi dengan variabel lainnya, sebaliknya jika nilai VIF < 5 dianggap tidak terdapat multikolineritas, (Singgih, 2004:43).

46 3. Heteroskedastisitas Tujuan dari pengujian ini adalah untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi terjadi ketidaksamaan varians dari residual satu pengamatan ke pengamatan lainnya. Jika varians dari residual suatu pengamatan yang lain tetap maka disebut heteroskedastistas, dengan kata lain bila terjadi heterokedastisitas dapat dideteksi dengan melihat scatterplot dari hasil pengolahan data dari paket statistik dalam komputer yaitu dengan melihat pola scatterplot. 3.9 Pengujian Hipotesis 1. Uji Persial (uji t) Pengolahan data penelitian ini menggunakan regresi linier berganda (multiple regression) yaitu banyak faktor dipengaruhi lebih dari satu variabel yang dapat digunakan untuk mengetahui pengaruh dari beberapa variabel bebas atau independent variabel terhadap variabel tidak bebas atau dependent variabel (Purwanto, 2004:12) dengan bantuan SPSS (Statistical Product Service Solution) version 17. Bentuk umum persamaan regresi dirumuskan sebagai berikut (Purwanto, 2004:17) : Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 +b 3 X 3 + e Keterangan : Y a b 1 - b 2 X 1 X 2 X 3 e : Kinerja manajerial : Konstanta : Koefisien Regresi : Partisipasi anggaran : Sistem pengukuran kinerja : Akuntansi pertanggungjawaban : Error

47 Pengujian hipotesis yang digunakan dalam penelitian ini adalah untuk melihat pengaruh masing-masing variabel independen dengan membandingkan t hitung dengan t tabel. Pengujian dilakukan dengan dua arah dengan keyakinan 95% dan dilakukan uji tingkat signifikan pengaruh hubungan variabel independen secara individual terhadap variabel dependen, dimana tingkat signifikan (a) ditentukan sebesar 5% dan degree of freedom (df) = n-1. Apabila t hitung > t tabel maka H a diterima dan H o ditolak, dengan kata lain variabel independen secara individual memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. Sebaliknya jika t hitung < t tabel maka H o tidak bisa ditolak dan H a ditolak, artinya variabel independen secara individual tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap variabel dependen. 2. Uji Simultan (uji f) Uji F dilakukan untuk menguji apakah variabel dependent secara simultan berpengaruh terhadap variabel independent (S inggih, 2004:65). Uji F dilakukan dengan membandingkan nilai F hitung dengan F tabel. Level of significance yang digunakan adalah 5% dan dasar mengambil keputusan apakah H a diterima atau ditolak adalah dengan membandingkan nilai F hitung dan F tabel, apabila: a) F hitung > F tabel H a diterima karena terdapat pengaruh yang besar. b) F hitung < F tabel H a ditolak karena tidak terdapat pengaruh yang besar.

48 3. Koefisien Determinasi Untuk melihat koefesien determinasi dan korelasi ( R 2 ) berapa proporsi variasi dan variabel independen bersama-sama dalam mempengaruhi variabel dependennya. Uji Koefisien Determinasi R 2 dalam regresi linier berganda digunakan untuk mengetahui persentase sumbangan pengaruh variabel independen (X) secara serentak terhadap variabel dependen (Y). Persentase tersebut menunjukan seberapa besar variabel independen dapat menjelaskan variabel dependen. Semakin besar koefisien determinasinya, maka semakin baik variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen (Ghozali,2006:46)