BAB II KAJIAN PUSTAKA. belum diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang.

dokumen-dokumen yang mirip
BAB II KAJIAN PUSTAKA. diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Belajar adalah

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. belajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, tidak ada belajar jika tidak

jadikan sebagai indikator aktivitas belajar siswa adalah:

BAB II KAJIAN PUSTAKA. seperti peningkatan kecakapan, pengetahuan, sikap, kebiasaan, pemahaman,

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum, semua aktivitas yang melibatkan psiko-fisik yang menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. penting dalam pembentukan pribadi dan perilaku individu. Kegiatan yang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Secara umum menurut Gagne dan Briggs (2009:3) yang disebut konstruktivisme

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Metode (method). Secara harafiah berarti cara. metode atau metodik berasal dari

BAB II KAJIAN PUSTAKA. suatu proses terjadinya peristiwa. Menurut Rusminiati (2007: 2) metode

BAB II KAJIAN PUSTAKA. interaksi aktif dilakukan pembelajaran dengan lingkungan, yang menghasilkan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. bertanya, mengajukan pendapat, dan menimbulkan diskusi dengan guru.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN KEPUSTAKAAN. Pembelajaran matematika membutuhkan proses bernalar yang tinggi

TINJAUAN PUSTAKA. Banyak orang belum mengetahui apa itu leaflet dan apa perbedaannya dengan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. perilakunya karena hasil dari pengalaman.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. adalah berbuat, berbuat untuk mengubah tingkah laku, jadi melakukan. dapat menunjang hasil belajar (Sadirman, 1994: 99).

II. TINJAUAN PUSTAKA. perubahan tingkah laku pada diri sendiri berkat pengalaman dan latihan.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran yang mengacu pada

Menurut aliran behavioristik dalam Wina (2009: 114) belajar adalah pembentukan

II. TINJAUAN PUSTAKA. TTW merupakan model pembelajaran kooperatif dimana perencanaan dari

II. TINJAUAN PUSTAKA. Rosenberg (dalam Surjono, 2009: 3), mendefinisikan e-learning sebagai

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. merupakan salah satu aliran filsafat pengetahuan yang menekankan

BAB.II. KAJIAN PUSTAKA. seseorang, sehinga menyebabkan munculnya perubahan prilaku (Wina Sanjaya,

II. TINJAUAN PUSTAKA. sendiri pengetahuannya. Rasa ingin tahu tentan. g alam sekitar di sekelilingnya merupakan kodrat manusia sejak ia lahir ke

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara keseluruhan sebagai

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. memecahkan suatu permasalahan yang diberikan guru.

sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa hipotesis, melakukan observasi, penyusunan teori, pengujian hipotesis, dan

(produk, proses dan sikap ilmiah). Pembelajaran IPA berawal dari rasa ingin tahu,

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. pesan (Sadiman, 2002: 6). Secara umum alat peraga pembelajaran dalam

TINJAUAN PUSTAKA DAN KERANGKA PIKIR. Pembelajaran kooperatif merupakan bentuk pengajaran dimana para siswa bekerja

II. KAJIAN PUSTAKA. dari diri siswa hasil belajar merupakan puncak proses belajar.

BAB II KAJIAN PUSTAKA. pengetahuan dan kecakapan. Menurut Wina Sanjaya (2006:113) belajar. di dalam laboratorium maupun dalam lingkungan alamiah.

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

PENERAPAN METODE OUTDOOR STUDY UNTUK MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 01 TAJI TAHUN AJARAN 2014/2015

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. menuju ke arah yang lebih baik. Menurut Hamalik (2001: 37) belajar

BAB I PENDAHULUAN. bahasa inggris Natural Sains secara singkat sering disebut Science. Natural

I. PENDAHULUAN. syarat untuk mencapai tujuan pembangunan, salah satu wahana untuk

BAB II KAJIAN PUSTAKA. 2000:26). Belajar adalah aktivitas yang menghasilkan perubahan pada diri. waktu yang relatif lama (Sugiyo, 2000:26).

BAB II KAJIAN PUSTAKA. lingkungan tersebut mengalami perubahan, sehingga fungsi intelektual semakin

II. TINJAUAN PUSTAKA. mampu merangsang peserta didik untuk menggali potensi diri yang sebenarnya

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dengan siswa pada saat proses pembelajaran berlangsung. Dalam Kamus

BAB II KAJIAN PUSTAKA

2.2 Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Media Diskusi. Aktivitas belajar menggunakan media gambar merupakan kegiatan, kesibukan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Efektivitas pembelajaran yaitu terlaksana tidaknya suatu perencanaan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif merupakan pemanfaatan kelompok kecil dua hingga

BAB II KAJIAN PUSTAKA. tepat untuk diterapkan guna mencapai apa yang diharapkan yaitu menciptakan manusia

BAB II KAJIAN PUSTAKA

KAJIAN PUSTAKA. makna tersebut dapat dilakukan oleh siswa itu sendiri atau bersama orang

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kata media berasal dari bahasa latin medius yang secara harfiah berarti

II. TINJAUAN PUSTAKA. kemempuan belajar sendiri atau melakukan aktivitas seluas-luasnya kepada

BAB II KAJIAN TEORI 2.1. Kajian Teori Hakikat Ilmu Pengetahuan Alam Ruang Lingkup IPA SD/MI

I. PENDAHULUAN. seseorang dengan lingkungan. Oleh karena itu belajar dapat terjadi kapan saja

1.1 LATAR BELAKANG MASALAH

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran inkuiri terbimbing merupakan salah metode yang sering

BAB II KAJIAN TEORI. usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah

2.2 Aktivitas Belajar dengan Menggunakan Media Gambar. Aktivitas belajar menggunakan media gambar merupakan kegiatan, kesibukan,

II. TINJAUAN PUSTAKA. Pembelajaran kooperatif tipe Jigsaw mengajarkan siswa untuk bekerjasama

BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Masalah. terbuka, artinya setiap orang akan lebih mudah dalam mengakses informasi

BAB II KAJIAN PUSTAKA. A. Model Pembelajaran Contextual Teaching And Learning (CTL) 1. Pengertian Contextual Teaching And Learning (CTL)

II. TINJAUAN PUSTAKA. Kreativitas menurut para ahli psikologi penjelasannya masih berbeda-beda

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah

BAB. II KAJIAN PUSTAKA

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Aktivitas siswa dalam proses belajar mengajar tidak hanya sekedar

II. TINJAUAN PUSTAKA. belajar anggota lainnya dalam kelompok tersebut. Sehubungan dengan pengertian

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. dapat membentuk persamaan dan kemauan siswa, metode ini juga melibatkan

BAB II PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN INTERAKTIF BERBASIS KONSEP UNTUK MENINGKATKAN PENGUASAAN KONSEP DAN ORAL ACTIVITIES SISWA

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KERANGKA TEORITIS. Perubahan tersebut mencakup aspek tingkah laku, keterampilan dan

BAB I PENDAHULUAN. memiliki peran yang sangat penting dalam rangka meningkatkan serta

BAB I PENDAHULUAN. Amri (2010:51) mengatakan Pendidikan tidak mengharapkan muncul

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Dede Sofiatun,2013

II. KERANGKA TEORETIS. kebiasaan yang rutin dilakukan. Oleh karena itu diperlukan adanya sesuatu

BAB II KAJIAN PUSTAKA. aktivitas merupakan prinsip yang sangat penting di dalam interaksi belajar. aktivitas tersebut. Beberapa diantaranya ialah:

II. TINJAUAN PUSTAKA. Huda (2014) mengatakan bahwa tidak semua belajar kelompok bisa dianggap

BAB II KAJIAN PUSTAKA

cara kerja suatu alat kepada kelompok siswa.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran kooperatif merupakan suatu model pembelajaran yang

BAB I PENDAHULUAN. yang digunakan oleh para ahli dalam mendeteksi keberhasilan dan tujuan. mengasuh peserta didik ke ranah kedewasaan.

I. PENDAHULUAN. sekolah. Proses pembelajaran yang terjadi selama ini kurang mampu. mengembangkan kemampuan berfikir anak, karena keberhasilan proses

II. TINJAUAN PUSTAKA. satunya adalah metode diskusi. Hasibuan dan Moedjiono (2004:20) mengatakan

BAB I PENDAHULUAN. kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsipprinsip

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

I. PENDAHULUAN. mampu berkompetensi baik secara akademik maupun non akademik. Memenuhi kebutuhan pendidikan yang mampu mengembangkan akademik

BAB II TINJAUAN PUSTAKA. Seorang guru SD yang akan mengajarkan matematika kepada siswanya,

II. TINJAUAN PUSTAKA. juga mengalami sehingga akan menyebabkan proses perubahan tingkah laku pada

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB I PENDAHULUAN. belajar dan proses pembelajaran agar siswa aktif dalam upaya mengembangkan

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model dimaknakan sebagai objek atau konsep yang digunakan untuk

BAB II LANDASAN TEORI. A. Kajian Teori. pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik agar dapat belajar

II. TINJAUAN PUSTAKA. Model pembelajaran mempunyai andil yang cukup besar dalam kegiatan

BAB II KAJIAN PUSTAKA

BAB II KAJIAN PUSTAKA. dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi pada fisik maupun non-fisik, merupakan

II. TINJAUAN PUSTAKA. interaksi antara seseorang dengan lingkungan. Menurut Sugandi, (2004:10), dirinya dengan lingkungan dan pengalaman.

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

BAB II KAJIAN PUSTAKA. Menurut Sanjaya W (2006:152) metode demonstrasi Metode penyajian pelajaran

I. PENDAHULUAN. pendidikan di sekolah. Menurut Arsyad (2007:1), belajar adalah suatu proses

Transkripsi:

1 BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Teori Belajar Belajar adalah suatu kegiatan memahami dan menemukan sesuatu yang belum diketahui serta memaksimalkan potensi yang dimiliki seseorang. Belajar adalah proses perubahan perilaku sebagai akibat dari pengalaman dan latihan Sanjaya (2006:112). Pada teori belajar yaitu aliran behavioristikelementeristik dan aliran kognitif holistik. Menurut aliran behavioristik, belajar adalah pembentukan asosiasi antara kesan yang ditangkap pancaindra dengan kecenderungan untuk bertindak atau berhubungan antara Stimulus dan Respon (S-R). tokoh-tokoh dalam kelompok teori belajar behavioristik diantaranya Thorndike, Pavlop, Skiner, Hull dan Guthrie dalam Sanjaya (2006:114). Teori-teori yang termasuk ke dalam kelompok kognitif holistik, diantaranya teori gestalt (Kofka, Kohler dan Wertheinmer), teori Organismik (Wheeler), teori Humanistik (Maslow dan Rogers) dan teori Konstruktivistik, Jean Piaget dalam Sanjaya (2006:115). Menurut teori Gestalt dalam Sanjaya (2006:120) belajar adalah proses mengembangkan insight. Menurut Nasution dalam Sanjaya (2006:121) prinsip penerapan teori gestalt antara lain : (a) Belajar berdasarkan keseluruhan : Teori gestalt menganggap bahwa keseluruhan itu lebih memiliki makna dibandingkan dari

2 yang membentuk bagian-bagian. Bagian-bagian hanya berarti apabila ada dalam keseluruhan. Sebuah kata akan bermakna manakala ada dalam sebuah kalimat. Demikian juga kalimat akan memiliki makna apabila ada dalam suatu rangkaian karangan; (b) Anak yang belajar merupakan keseluruhan dan; (c) Belajar berdasarkan pengalaman. 2.2 Aktivitas Belajar Aktivitas belajar merupakan proses interaksi kegiatan jasmani dan rohani, dibantu oleh faktor-faktor lain untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan. Sardiman (2003:100) menggolongkan jenis-jenis aktivitas belajar siswa antara lain : (a) Visual Activities yaitu suatu kegiatan belajar yang melibatkan penglihatan sebagai aktivitasnya; (b) Oral Activities yaitu suatu kegiatan belajar yang melibatkan suara atau ucapan sebagai aktivitasnya; (c) Listening Activities yaitu suatu kegiatan belajar yang melibatkan pendengaran sebagai aktivitasnya; (d) Writing Activities yaitu suatu kegiatan menulis sebagai aktivitasnya; (e) Drawing Acvtivities yaitu suatu kegiatan menggambar sebagai aktivitasnya; (f) Motor Activities yaitu suatu kegiatan belajar yang melibatkan keterampilan sebagai aktivitasnya; (g) Mental Activities yaitu suatu kegiatan belajar yang melibatkan sikap sebagai aktivitasnya; (h) Emotional Activities yaitu suatu kegiatan belajar yang melibatkan emosi sebagai aktivitasnya. Menurut Arikunto (2006:17) kriteria aktivitas belajar dapat digolongkan seperti tabel di bawah ini : Tabel 2.1 Kriteria Aktivitas Belajar Siswa No KRITERIA (%) TINGKATAN 1 >75 BAIK 2 56 75 CUKUP BAIK 3 40 55 KURANG BAIK 4 < 40 TIDAK BAIK

3 Adapun yang menjadi indikator aktivitas belajar siswa menurut Wardhani, (2005:12) adalah : (a) Aktif yaitu aktif bertanya, mengemukakan pendapat; (b) Kreatif yaitu merancang/membuat melalui karya; (c) Efektif yaitu memanfaatkan kesempatan belajar yang ada; (d) Berani yaitu berani mencoba, berbuat dan bereksperimen. Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi aktivitas belajar siswa menurut Sardiman (2003:102) dibedakan atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Kedua faktor tersebut saling mempengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar. (a) Faktor Internal meliputi : (1) Faktor Fisiologis yaitu faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu; (2) Faktor Psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat mempengaruhi aktivitas belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama mempengaruhi aktivitas belajar adalah: Kecerdasan/Intelegensia Siswa merupakan faktor psikologis yang paling penting dalam aktivitas belajar siswa, karena itu menentukan kualitas belajar siswa dan motivasi Siswa. Motivasi adalah salah satu faktor yang mempengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa. Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong, memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat. Motivasi juga diartikan sebagai pengaruh dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsik dan motivasi ekstrinsik, Minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, Sikap individu dapat mempengaruhi keberhasilan aktivitas belajarnya. Sikap adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau merespons dengan cara yang relative tetap terhadap obyek, Bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satu komponen yang diperlukan dalam aktivitas belajar seseorang. (b) Faktor-faktor Eksternal mempengaruhi belajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu : Lingkungan Sosial yang meliputi : Lingkungan sosial sekolah, Lingkungan sosial masyarakat, Lingkungan sosial keluarga. Dan Lingkungan non sosial meliputi Lingkungan alamiah, Faktor instrumental, Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Dengan demikian yang dimaksud dengan aktivitas siswa dalam penelitian ini adalah proses interaksi yang melibatkan aktivitas melihat, mengucapkan, mendengarkan, menulis, menggambar, keterampilan, sikap dan emosi siswa untuk mencapai tujuan belajar yang diharapkan.

4 2.3 Ilmu Pengetahuan Alam di Sekolah Dasar Ilmu Pengetahuan Alam sendiri berasal dari kata sains yang berarti alam. Sains menurut Suyoso (1998:23) merupakan pengetahuan hasil kegiatan manusia yang bersifat aktif dan dinamis tiada henti-hentinya serta diperoleh melalui metode tertentu yaitu teratur, sistematis, berobjek, bermetode dan berlaku secara universal. Menurut Abdullah (1998:18), Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan teoritis yang diperoleh atau disusun dengan cara yang khas atau khusus, yaitu dengan melakukan observasi, eksperimentasi, penyimpulan, penyusunan teori, eksperimentasi, observasi dan demikian seterusnya kait mengkait antara cara yang satu dengan yang lain. Dari pendapat di atas maka dapat disimpulkan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam merupakan pengetahuan dari hasil kegiatan manusia yang diperoleh dengan menggunakan langkah-langkah ilmiah yang berupa metode ilmiah dan dididapatkan dari hasil eksperimen atau observasi yang bersifat umum sehingga akan terus disempurnakan. Dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam mencakup semua materi yang terkait dengan objek alam serta persoalannya. Ruang lingkup Ilmu Pengetahuan Alam yaitu makhluk hidup, energi dan perubahannya, bumi dan alam semesta serta proses materi dan sifatnya. Ilmu Pengetahuan Alam terdiri dari tiga aspek yaitu Fisika, Biologi dan Kimia.

5 2.4 Metode Demonstrasi 2.4.1 Pengertian Metode Pembelajaran Metode berasal dari Bahasa Yunani Methodos yang berarti cara atau jalan yang ditempuh. Sehubungan dengan upaya ilmiah, maka metode menyangkut masalah cara kerja untuk dapat memahami objek yang menjadi sasaran ilmu yang bersangkutan. Fungsi metode berarti sebagai alat untuk mencapai tujuan Hamalik (2001:6). 2.4.2 Macam-macam metode yang bisa digunakan : Macam-macam metode yang biasa digunakan dalam pembelajaran menurut Almatsir (1986:7) yaitu : (a) Metode ceramah yaitu teknik penyampaian informasi kepada siswa yang hanya satu arah; (b) Metode tanya jawab yaitu teknik keterampilan bertanya dan menjawab sehingga terjadi umpan balik dalam pembelajaran; (c) Metode pemberian tugas yaitu teknik yang biasanya diberikan secara individual atau kelompok yang bertujuan agar siswa lebih aktif dalam mendalami keterampilan tertentu; (d) Metode inkuiri yaitu teknik belajar dengan cara menemukan dan mencari jawaban sendiri melalui pengamatan sehingga siswa dapat membuat kesimpulan; (e) Metode simulasi yaitu teknik bermain peran yang bertujuan agar siswa menghayati kejadian atau peran seseorang dalam hubungan sosialnya; (f) Metode demonstrasi yaitu teknik penyampaian materi dengan memperagakan situasi atau benda tertentu baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. 2.4.3 Metode Demonstrasi Metode demonstrasi menurut Abimanyu dalam Hidayati (2008:38) adalah metode penyajian pelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan kepada siswa dengan suatu proses, situasi atau benda tertentu, baik sebenarnya atau hanya sekedar tiruan. Sebagai metode penyajian, demonstrasi tidak terlepas dari penjelasan secara lisan oleh guru. Walaupun dalam proses demonstrasi peran siswa hanya sekedar memperhatikan, akan tetapi demonstrasi dapat menyajikan bahan pelajaran lebih konkret. Dalam strategi pembelajaran, demonstrasi dapat digunakan untuk mendukung keberhasilan strategi pembelajaran ekspositori dan inkuiri. 2.4.4 Kelebihan Metode Demonstrasi Metode demonstrasi memiliki kelebihan menurut Mujinem (2008:42) sebagai berikut: (a) Aktivitas demonstrasi menyenangkan siswa, sehingga siswa terdorong untuk ikut berpartisipasi; (b) Memungkinkan eksperiman berlangsung

6 tanpa memerlukan lingkungan yang sebenarnya; (c) Mengurangi hal hal yang terlalu abstrak, sebab walaupun mengenai abstraksi tetapi dikerjakan dalam bentuk aktivitas; (d) Strategi ini menimbulkan respon yang positif dari siswa yang lamban, kurang cakap dan kurang motivasinya; (e) Demonstrasi menimbulkan berpikir kritis siswa, sebab mereka terlibat dalam analisis atau proses kemajuan demonstrasi: (f) Dengan cara mengamati secara langsung siswa akan memiliki kesempatan untuk membandingkan antara teori dan kenyataan. 2.4.5 Kekurangan Metode Demonstrasi Seperti metode-metode yang lainnya, menurut Mujinem (2008:42) metode demonstrasi memiliki kekurangan yaitu, sebagai berikut : (a) Demonstrasi menghendaki banyak imaginasi dari guru sehingga memerlukan kemampuan dan keterampilan guru yang khusus serta professional; (b) Menghendaki pengelompokkan siswa yang fleksibel, begitu juga ruang kelas atau gedung yang memadai; (c) Sering mendapatkan kritikan dari orang tua siswa, karena aktivitasnya melibatkan permainan; (d) Demonstrasi memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa persiapan yang memadai demonstrasi bisa gagal. 2.4.6 Tujuan Metode Demonstrasi Adapun tujuan metode demonstrasi menurut Sunaryo dalam Hidayati (2008:39) adalah : (a) Untuk melatih keterampilan tertentu, baik yang bersifat professional maupun bagi kehidupan sehari-hari; (b) Untuk memperoleh pemahaman tentang suatu konsep/prinsip; (c) Untuk memecahkan masalah. 2.4.7 Manfaat Metode Demonstrasi Metode demonstrasi menurut Mujinem (2008:39) memiliki manfaat jika diselenggarakan dengan baik dan dapat merangsang timbulnya berbagai alurpikiran yang dapat diteruskan dengan pengkajian-pengkajian lebih lanjut. Sehubungan dengan hal itu, maka keterampilan dan pengetahuan siswa yang dapat dikembangkan melalui demonstrasi antara lain : (a) Belajar tentang persiapan yaitu siswa dapat belajar tentang bagaimana cara mempersiapkan suatu kegiatan; (b) Belajar kerjasama yaitu siswa dilatih untuk dapat belajar cara kerja sama yang baik; (c) Belajar empati yaitu siswa dilatih belajar meraskan perasaan orang lain atau peduli terhadao orang lain; (d) Belajar tentang sistem sosial yaitu siswa dilatih untuk bersosialisasi di lingkungan masyarakat; (e) Belajar konsep yaitu siswa dilatih untuk dapat memahami suatu konsep; (f) Belajar berpikir kritis yaitu siswa dilatih untuk dapat mengemukakan pendapat secara logika.

7 2.4.8 Prinsip-prinsip Demonstrasi Menurut Mujinem (2008:40) agar demonstrasi dapat mencapai hasil yang diinginkan secara maksimal maka hendaknya memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini : (a) Demonstrasi itu dilakukan oleh sekelompok siswa; (b) Semua siswa harus terlibat langsung menurut peran masing-masing; (c) Petunjuk demonstrasi dapat disiapkan lebih dahulu secara terperinci; (d) Dalam demonstrasi hendaknya dapat dicapai tujuan yang menyangkut aspek kognitif, afektif, dan psikomotor; (e) Dalam demonstrasi hendaknya dapat diusahakan terintegrasinya beberapa ilmu, serta terjadinya beberapa proses seperti akibat-akibat, problem solving. 2.4.9 Langkah-langkah menggunakan metode demonstrasi Menurut Mujinem (2008:41) kegiatan demonstrasi dapat dilakukan dalam empat tahap yaitu: (a) Orientasi yaitu tahap awal sebelum pelaksanaan metode demonstrasi dengan cara pengenalan metode kepada siswa; (b) Latihan peserta yaitu tahap kedua melatih siswa untuk melaksanakan metode demonstrasi; (c) Pelaksanaan demonstrasi yaitu tahap melaksanakan pembelajaran dengan metode demonstrasi; (d) Debriefing/diskusi yaitu tahap mendiskusikan atau membuat kesimpulan dari pelaksanaan metode demonstrasi. Dengan demikian metode demonstrasi adalah metode yang menyajikan pembelajaran dengan memperagakan dan mempertunjukkan untuk melatih keterampilan tertentu. 2.5 Kerangka Pikir Penelitian Penerapan metode konvensional dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam membuat siswa merasa bosan dan enggan dalam belajar Ilmu Pengetahuan Alam sehingga aktivitas pembelajaran cenderung rendah. Penggunaan metode demonstrasi dapat menjadi alternatif dalam peningkatan aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada pokok bahasan kedudukan matahari di kelas II.

8 Tahap perkembangan anak usia SD yang masih dalam tahap operasional konkret, menuntut guru untuk aktif dalam mengkombinasikan metode pembelajaran di kelas. Metode demonstrasi dapat menjadi salah satu alternatif dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Aktivitas siswa Aktivitas siswa pada Pembelajaran IPA Rendah METODE DEMONSTRASI pada Pembelajaran IPA Meningkat Gambar 2.2 Kerangka Pikir Penelitian 2.6 Hipotesis Berdasarkan kajian teoritis dan kerangka pikir di atas, maka hipotesis penelitian ini adalah jika aktivitas belajar siswa pada pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada pokok bahasan kedudukan matahari dengan menggunakan metode demonstrasi kelas II SDN 2 Pesawahan Teluk Betung Selatan Kota Bandar Lampung dengan tahap yang benar, maka aktivitas pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam Pada pokok bahasan kedudukan matahari menggunakan metode demonstrasi akan meningkat.